Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. DEFINISI
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa
Menurut Braunwaid (2004) gagal jantung merupakan sindrom klinik karena kelainan
muhaj (2009) berpendapat bahwa gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung
II. ETIOLOGI
Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan :
a. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
Ketidakmampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna
menurun kembali
d. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang
sirkulasi tubuh.
e. Gangguan pengisian (hambatan input).
Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk
I. KLASIFIKASI PENYAKIT
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan,gagal jantung
terbagi atas gagal jantung kiri,gagal jantung kanan dan gagal jantung kongestif.
Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.
New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas :
1. Kelas 1 : Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan.
2. Kelas 2 : Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari
keluhan.
4. Kelas 4 : Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivits apapun dan
II. PATOFISIOLOGI
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokard yang khas pada gagal jantung akibat
meningkatkan volume residu ventrikel. Sebagai respon terhadap gagal jantung, ada tiga
jantung.
Kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak
pada keadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan
menjadi semakin kurang efektif. Menurunnya curah sekuncup pada gagal jantung akan
simpatik merangsang pengeluaran katekolamin dari saraf saraf adrenergic jantung dan
tekanan arteria dan redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ
organ yang rendah metabolismenya seperti kulit dan ginjal, agar perfusi ke jantung dan
otak dapat dipertahankan.Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai
serangkaian peristiwa :
a. Penurunan aliran darah ginjal dan akhirnya laju filtrasi glomerulus,
b. Pelepasan rennin dari apparatus junkta glomerulus
c. Interaksi rennin dengan angiotensinogen dalam darah untuk menghasilkan
angiotensin I
d. Konversi angiotensin I menjadi angiotensin II
e. Perangsangan sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal
f. Retensi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus pengumpul
Respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung adalah hipertrofi miokardium
III. PATHWAY
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A. EKG
Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan axis, iscemia dan kerusakan pola
ST/T persiten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukan adanya
jantung kanan dan kiri, serta stenosis katup atau insufisiensi, juga mengkaji
diuretik dosis tinggi maka serum creatinin yang meningkat menunjukkan adanya
Hiperkalemia timbul pada gagal jantung berat dengan penurunan fungsi ginjal,
V. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan sasaran :
TIRAH BARING
Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung dan
menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume intra vaskuler melalui induksi
diuresis berbaring.
OKSIGEN
DIURETIK
Diuretik memiliki efek antihipertensi dengan meningkatkan pelepasan air dan garam
DIGITALIS
peningkatan efisiensi jantung. Saat curah jantung meningkat, volume cairan lebih besar
dikirim ke ginjal untuk filtrasi dan ekskresi dan volume intravascular menurun.
INOTROPIK POSITIF
Dobutamin adalah obat simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik. Efek beta 1
SEDATIF
DIET
Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal. Selain itu
VI. KOMPLIKASI
A. Oedema paru
B. Gagal/infark paru
C. Cardiogenik syok
1. Aktivitas/istirahat
b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah pad
aktivitas.
2. Sirkulasi
bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada kaki, telapak
kaki, abdomen.
b. Tanda :
3. Integritas ego
mudah tersinggung.
4. Eliminasi
Gejala: Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam hari (nokturia),
diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta
6. Higiene
7. Neurosensori
tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan sakit
pada otot.
9. Pernapasan
a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
b. Tanda :
10. Keamanan
12. Pembelajaran/pengajaran
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas
EKG
Tujuan
Klien akan : Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia
terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung , Melaporkan penurunan
epiode dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja
jantung.
Intervensi
Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah kesermbi yang disteni.
popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak
d. Pantau TD
Rasional : Pada GJK dini, sedng atu kronis tekanan drah dapat meningkat. Pada
HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi danhipotensi tidak dapat
norml lagi.
tidak dekutnya curh jantung; vasokontriksi dan anemia. Sianosis dapt terjadi
sebagai refrakstori GJK. Area yang sakit sering berwarna biru atu belang karena
f. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai indikasi
(kolaborasi)
kongesti.
sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oelh
Intervensi
a. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien
Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat
kelebihan aktivitas.
masukan danpengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang
dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema., Menyatakan pemahaman
Intervensi :
a. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.
c. Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut.
e. Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan
konstipasi.
Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat mengganggu fungsi
gaster/intestinal.
Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhi
kapiler-alveolus.
ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distress
kemampuan/situasi.
Intervensi :
5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
Tujuan/kriteria evaluasi
Intervensi
Rasional : Kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilisasi fisik dan
c. Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak pasif/aktif.
Rasional : Memperbaiki sirkulasi waktu satu area yang mengganggu aliran darah.
Tujuan/kriteria evaluasi
Klien akan :
mencegah komplikasi.
menangani.
Intervensi
bila merasa baik dan bebas gejala atau merasa lebih sehat yang dapat
Rasional : Memberikan waktu adequate untuk efek obat sebelum waktu tidur
sendiri/penatalaksanaan dirumah.