Você está na página 1de 6

Tugas Individu

Mata Kuliah : Epidemiologi Kontemporer


Dosen : Dr. Ida Leida Maria, SKM., M.KM., M.Sc.Ph

K A N K E R P AY U D A R A
(Frekuensi dan Kelayakan Biologis)

ANDI HARDIANTI
P1804216024

KONSENTRASI EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
1. Topik : Kejadian Kanker Payudara
2. Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita
setelah kanker mulut rahim dan merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada wanita
(Kemenkes, 2010). Kanker payudara yang termasuk penyakit tidak menular, saat ini
menjadi masalah kesehatan utama baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut WHO
(2012) kejadian kanker payudara sebanyak 1.677.000 kasus. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (2013), 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang mengidap
kanker.
3. Angka frekuensi kanker payudara dalam jurnal

4. JURNAL I
5. Faktor Risiko Kanker Payudara Wanita, Lindra Anggorowati
6. Frekuensi penyakit:
7. Survey who 8-9% wanita mengalami kanker payudara. Penelitian jakarta breast cancer
pada april 2001 sampai april 2003 menunjukkan dari 2.834 orang memeriksakan benjolan di
payudaranya, 2.229 diantaranya (78%) merupakan tumor jinak, 368 orang (13%) terdiagnosis
kanker payudara dan sisanya merupakan infeksi dan kelainan bawaan payudara. Prevalensi
kasus kanker payudara di provinsi jawa tengah mengalami peningkatan dari 0.02% pada
tahun 2005 menjadi 0.04% pada tahun 2006 dan pada tahun 2007 tetap sebesar 0.04 %.
Kasus penyakit kanker tahun 2007 yang ditemukan di provinsi jawa te-ngah sebesar 22.167
kasus, terdiri dari kanker servik 7.715 kasus (34,61%), kanker payudara 11.310 kasus
(51,04%), kanker hati 2.130 kasus (9,61%), dan kanker paru-paru 1.006 kasus (4,54%).
Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008, wilayah di jawa te-ngah
dengan angka kejadian tertinggi berada di Semarang sebanyak 4215 kasus, diikuti Surakarta
sebanyak 3829 kasus, Sukoharjo sebanyak 771 kasus, dan Kudus sebanyak 456 kasus.
8. JURNAL II
9. Alcohol And Breast Cancer Tumor Subtypes In A Spanish Cohort, Manuela
Gago-Dominguez , J. Esteban Castelao, Francisco Gude, Maite Pea Fernandez, Miguel E.
Aguado-Barrera, Sara Miranda Ponte, Carmen M. Redondo, Manuel Enguix Castelo,
Alejandro Novo Dominguez, Vctor Muoz Garzn, Angel Carracedo And Mara Elena
Martnez
10.
11. Frekuensi Penyakit :
12. Meta analisis oleh Suzuki tahun 2008 mengemukakan peningkatan risiko 27% dari
konsumsi alkohol. Menurut the Asociacin Espaola Contra el Cncer (AECC, Spanish

1
Cancer Society), ada 26.000 kasus baru kanker payudara setiap tahunnya di Spanyol.
Sementara di Catalonia angka insidensinya adala 83,9 kasus per 100,000, sedangkan secara
nasional angka insidensinya adalah 50,9 kasus per 100,000.
13. JURNAL III
14. Breast Cancer Diagnosis From Screening In Trinidad And Tobago: Opportunities For
Cancer Prevention, Marlon D. Joseph, Lorna Thorpe, Carey Annandsingh, George Laquis,
Joycelyn Lee Young, Jamie Kwasniewski, Roy Lee, Emanuela Taioli
15. Frekuensi Penyakit :
16. The Cancer Registry memperkirakan selama 2000-2002 ada 30% kasus baru dan 24%
dari kasus kanker payudara menyebabkan kematian. Sementara di Trinidad dan Tobago
angka insidensi relative rendah dibanding negara dengan risiko tinggi lainnya. Angka
insidensi Trinidad dan Tobago 40,0 per 100,000 wanita dan pada wanita Afrika-Amerika
121,0 per 100,000 wanita tahun 2002. Angka kematian kanker payudara 36,2 per 100,000
wanita.
17. Kelayakan biologis kanker payudara secara klinis, mekanisme kaitan penyakit yang dipilih
dengan faktor risiko.
18. Folkman mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor tergantung pada
angiogenesis dimana tumor akan mengaktifkan endothelial sel dalam kondisi dorman untuk
berproliferasi dengan mengeluarkan isyarat kimia. Hipotesis Folkman ini memperlihatkan
bahwa tumor sangat memerlukan angiogenesis untuk dapat tumbuh di atas ukuran 1-2
milimeter. Angiogenesis ini diatur secara ketat, melalui proses tahapan yang rumit dan hanya
pada keadaan tertentu seperti proses penyembuhan luka serta proliferasi sel kanker.
Penghambatan angiogenesis menjadi target terapi yang mempunyai harapan dimasa depan.
Pembelahan sel tumor yang dipacu oleh angiogenic stimulatory peptides akan menyebabkan
tumor menjadi cepat tumbuh serta akan mudah invasi ke jaringan sekitar, dan metastase.
Sebaliknya, pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors angiogenesis akan menghambat
pertumbuhan tumnor, invasi dan mencegah metastase. Beberapa penelitian melaporkan
bahawa terdapat hubungan terbalik antara expresi gen VEGF dan overall survival. Sel tumor
dengan overexpresi VEGF akan mempunyai prognose yang buruk, serta semakin pendek
overall survivalnya. Expresi VEGF juga berhubungan dengan respon yang kurang baik
terhadap terapi hormonal maupun kemoterapi (Darwito, 2009).
19. Stadium 1 Pada stadium ini, benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan
tidak menyebar keluar dari payudara. Perawatan sistematis akan diberikan pada kanker

2
stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjutan.
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 70%.
20. Stadium 2 Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 hingga 5 cm
dan tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah kelenjar getah bening ketiak. Atau juga
belum menyebar kemana-mana. Dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada
pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan
tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total
untuk pasien adalah sebanyak 30-40%
21. Stadium 3A Berdasarkan data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan
pada stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke
kelenjar limfa disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur lainya.
22. Stadium 3B Kanker sudah menyusup keluar dari bagian payudara, yaitu ke
kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Penatalaksanaan yang dilakukan pada stadium
ini adalah pengangkatan payudara.
23. Stadium 4 Sel-sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya, seperti
tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan
yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara (Ronald, 2008).
24. Mekanisme penyebab kanker payudara secara spesifik masih belum diketahui,.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering
untuk berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan yang tidak memiliki beberapa
faktor risiko tersebut. Beberapa faktor risiko tersebut :
1) Umur : Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring
bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-rata pada
wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelum menopause. Kanker
dapat didiagnosis pada wanita premenopause atau sebelum usia 35 tahun, tetapi
kankernya cenderung lebih agresif, derajat tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya
lebih lanjut, sehingga survival rates-nya lebih rendah.
2) Riwayat Keluarga : Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang
ibunya atau saudara perempuan kandungnya memiliki kanker payudara. Risiko lebih
tinggi jika anggota keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40 tahun.
Risiko juga meningkat bila terdapat kerabat/saudara (baik dari keluarga ayah atau
ibu) yang menderita kanker payudara.

3
3) Perubahan Genetik : Beberapa perubahan gen-gen tertentu akan meningkatkan
risiko terjadinya kanker payudara, antara lain BRCA1, BRCA2, dan beberapa gen
lainnya. BRCA1 and BRCA2 termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen
BRCA-1 beruhubungan dengan invasive ductal carcinoma,poorly differentiated, dan
tidak mempunyai reseptor hormon. Sedangkan BRCA-2 berhubungan dengan
invasive ductal carcinoma yang lebih well differentiated dan mengekspresikan
reseptor hormon.Wanita yang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2 akan mempunyai
risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan gen BRCA1 yang abnormal
cenderung untuk berkembang menjadi kanker payudara pada usia yang lebih dini.
4) Riwayat reproduksi dan menstruasi : Meningkatnya paparan estrogen
berhubungan dengan peningkatan risiko untuk berkembangnya kanker payudara,
sedangkan berkurangnya paparan justru memberikan efek protektif. Beberapa faktor
yang meningkatkan jumlah siklus menstruasi seperti menarche dini (sebelum usia 12
tahun), nuliparitas, dan menopause yang terlambat (di atas 55 tahun) berhubungan
juga dengan peningkatan risiko kanker. Diferensiasi akhir dari epitel payudara yang
terjadi pada akhir kehamilan akan memberi efek protektif, sehingga semakin tua
umur seorang wanita melahirkan anak pertamanya, risiko kanker meningkat. Wanita
yang mendapatkan menopausal hormone therapymemakai estrogen, atau
mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah menopause juga meningkatkan
risiko kanker.
5) Ras : Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada wanita kulit putih,
dibandingkan wanita Latin Amerika, Asia, or Afrika. Insidensi lebih tinggi pada
wanita yang tinggal di daerah industrialisasi.
6) Wanita yang mendapat terapi radiasi pada daerah dada : Wanita yang mendapat
terapi radiasi di daerah dada (termasuk payudara) sebelum usia 30 tahun, risiko untuk
berkembangnya kanker payudara akan meningkat di kemudian hari.
7) Kepadatan jaringan payudara : Jaringan payudara dapat padat ataupun
berlemak.Wanita yang pemeriksaan mammogramnya menunjukkan jaringan
payudara yang lebih padat, risiko untuk menjadi kanker payudaranya meningkat.
8) Overweight atau Obese setelah menopause: Kemungkinan untuk mendapatkan
kanker payudara setelah menopause meningkat pada wanita yang overweight atau
obese, karena sumber estrogen utama pada wanita postmenopause berasal dari

4
konversi androstenedione menjadi estrone yang berasal dari jaringan lemak, dengan
kata lain obesitas berhubungan dengan peningkatan paparan estrogen jangka panjang.
9) Kurangnya aktivitas fisik : Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnyakurang,
risiko untuk menjadi kanker payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik akan
membantu mengurangi peningkatan berat badan dan obesitas.
10) Alkohol : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum
alkohol mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alkohol akan
meningkatkan kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak makan berlemak
dalam jangka panjang akan meningkatkan kadar estrogen serum, sehingga akan
meningkatkan risiko kanker.
25.
26. REFERENSI
27. Anggorowati, L. (2013). Faktor Risiko Kanker Payudara Wanita. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 8(2).
28. Gago-Dominguez, M., Castelao, J. E., Gude, F., Fernandez, M. P., Aguado-Barrera, M. E.,
Ponte, S. M., ... & Carracedo, A. (2016). Alcohol and breast cancer tumor subtypes in a
Spanish Cohort. SpringerPlus, 5(1), 1-9.
29. Joseph, M. D., Thorpe, L., Annandsingh, C., Laquis, G., Young, J. L., Kwasniewski, J., ...
& Taioli, E. (2014). Breast cancer diagnosis from screening in Trinidad and Tobago:
opportunities for cancer prevention. Journal of Immigrant and Minority Health, 16(3),
409-415.
30. Folkman, J. (1994). Angiogenesis and breast cancer. Journal of clinical oncology, 12(3),
441-443.
31.

Você também pode gostar