Você está na página 1de 12

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahhirabbilalamin dipanjatkan puji dan syukur atas kehadirat


Allah SWT. Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan Tugas Teknik Eksplorasi mengenai Aplikasi Foto Udara,
Geokimia, dan Geosisika Dalam Eksplorasi.
Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya yang telah
membantu saya dalam segala hal, terutama dalam mendoakan saya hingga
menjadikan saya seperti sekarang ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran akan sangat membantu saya dalam memperbaiki laporan
selanjutnya menjadi lebih baik dan benar. Sekian terima kasih.

Wassalammualaikum Wr.Wb

Bandung, Mei 2017


Penulis,

Fiki Auliandi

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................2
2.1 Aplikasi Foto Udara dan Citra Satelit...............................................2
2.1.1 Foto Udara............................................................................2
2.1.2 Citra Satelit............................................................................2
2.1.3 Pemanfaatan Citra dan Foto Udara.......................................3
2.2 Aplikasi Geofisika............................................................................4
2.2.1 Metode-metode Geofisika......................................................4
2.2.2 Pemanfaaatan Geofisika.......................................................5
2.3 Aplikasi Geokimia............................................................................5
2.3.1 Prinsip Dasar Prospeksi/Eksplorasi Geokimia.......................5
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan
mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu;
misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak
bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam, batubara. Jadi Ekspolorasi tambang
adalah suatu kegiatan untuk mencari titik-titik lokasi dimana suatu daerah bisa
ditambang serta daerah tersebut masih bernilai ekonomis,untuk ditambang.
`Kegiatan eksplorasi biasanya banyak dilakukan oleh banyak perusahaan-
perusahaan atau instansi milik pemerintah yang bergerak di bidang
pertambangan seperti batubara, minyak bumi, nikel, emas dan lainnya.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui metode-metode dalam eksplorasi.
2. Mengetahui aplikasi dari metode eksplorasi.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Aplikasi Foto Udara dan Citra Satelit


2.1.1 Foto Udara
Adalah hasil pemotretan suatu daerah dari ketinggian tertentu, dalam
ruang lingkup atmosfer menggunakan kamera. Misalnya pemotretan
menggunakan pesawat terbang, heikopter, balon udara, drone/UAV, dan wahana
lainnnya. Keuntungannya, penggunaan foto udara menghasilkan gambar/citra
yang lebih detail (resolusi sekitar 15cm), tidak terkendala awan, karena
pengoperasiaannya pada ketinggian di bawah awan. Kelemahannya, foto udara
terdiri dari kumpulan scene kecil yang banyak, terlebih lagi untuk pemotretan
dengan area yang sangat luas.
Pengoperasian foto udara juga sangat tergantung dari cuaca, seperti
faktor angin. Misalnya untuk penggunaan UAV, hasil foto udara kurang bagus jika
tiupan angin terlalu kencang, karena hasil pemotretan kurang stabil. Kelemahan
yang lain, foto udara harus dibarengi dengan pengambilan GCP (Ground Control
Point di Lapangan) untuk melakukan korekasi geometrik (orthorectification),
karena kalau tidak, bisa dipastikan keakuratan geometrik akan sangat rendah.
Dari segi biaya, foto udara jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan citra
satelit, karena banyak hal yang diperlukan, seperti biaya operasional pesawat,
izin penerbangan (misal untuk pesawat terbang, helikopter), biaya personil ke
lapangan (pengambilan titik koordiant GCP ataupun pengoperasion pesawat),
dan lain-lain.
2.1.2 Citra Satelit
Merupakan pemotretan suatu daerah menggunakan wahana satelit yang
dioperasikan dari ruang angkasa. Saat, ini citra satelit resolusi tinggi memiliki
resolusi spasial 50 cm (hasil resampling), seperti citra GeoEye-1, WordView-2,
WorldView-1, dan Pleiades. Hasil foto satelit tidak sedetail jika dibandingkan
dengan foto udara. Keuntungan dari citra satelit, biaya secara umum jauh lebih
murah dibandingkan dengan foto udara, tingkat akurasi geometrik lebih baik,
meskipun tanpa menggunakan titik ikat dari lapangan (GCP). Untuk area yang

2
luas, citra satelit tidak memerlukan scene yang banyak, karena ukuran scene
pada

3
4

citra satelit sangat luas, sehingga tidak perlu melakukan mosaicking yang ribet.
Band yang dihasilkan dari foto satelit sangat bervariasi. Sebagai contoh
WorldView-2 memiliki 8 band. Hal ini sangat memudahkan pemakaian untuk
interpretasi lebih lanjut, seperti membedakan vegetasi, palm counting, dan lain-
lain. Kekurangan dari penggunaan citra satelit adalah penggunaannya sangat
tergantung cuaca, seperti hujan, awan, dan kabut. Karena pengoperasian dari
luar angkasa, pemotretan masih belum bisa menembus awan. Senhingga, untuk
daerah yang intensitas hujannya tinggi, atau selalu diliputi kabut, akan susah
untuk mendapatkan data citra satelitnya.
2.1.3 Pemanfaatan Citra dan Foto Udara
Citra dan foto-foto yang dihasilkan oleh satelit dan pemotretan udara
dapat digunakan untuk melakukan inventarisasi sumber daya alam, memonitor
kondisi lingkungan, dan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di
permukaan bumi. Perubahan-perubahan oleh gejala alam (seperti hasil letusan
gunung berapi) dan hasil budidaya manusia (seperti pembangunan kota-kota
baru, pembukaan daerah-daerah pemukiman transmigrasi, dan penebangan
hutan).
Para pakar dari berbagai disiplin ilmu dapat memanfaatkan foto udara atau citra
satelit bagi kajian di bidangnya masing-masing antara lain sbb :
1. Di bidang pertanian dan kehutanan, foto satelit Landsat dapat digunakan
untuk identifikasi hutan raw, hutan laha rendah, hutan mangrove,
inventarisasi alang-alang, daerah pertanian lahan kering, lahan
berpindah, dsb.
2. Di bidang geografi, dari kenampakan wilayah (sungai, danau, jalan raya,
desa, kota) dapat digunakan untuk kepentingan peta tematik, dan
perencanaan penggunaan tanah.
3. Di bidang geologi, kenampakan kelurusan, patahan, dataran, perbukitan,
pegunungan, konndisi fisiografi yang berbeda dapat dilacak dari foto
udara dan citra.
4. Di bidang oceanografi, daerah yang terkena tumpahan minyak dilaut dan
arah aliran air laut yang mengandung endapan dari sungai dapat pula
diidentifikasi melalui foto satelit.
5. Di bidang arkeologi, penentuan situs purbakala bagi kajian arkeologi
modern memerukan data satelit dan data pengindraan jauh yang lain.
5

Kegunaan penginderaan jauh antaralain :


1. Sebagai alat bantu dalam menyusun teori
2. Sebagai alat untuk menemukan fakta
3. Sabagai alat penelitian
4. Sebagai dasar penjelasan
5. Sebagai penjelasan sebagai alat prediksi dan pengendalian
Beberapa bidang disiplin ilmu tersebut menggunakan citra satelit sumber
daya. Data satelit sangat beragam tergantung pada jenis satelitnya, misalnya,
satelit sumber daya ditujukan untuk memperleh data sumber daya alam. Contoh
satelit SDA yang lain adalah :
1. Landsat (Land recources Satellite) diluncurkan dan dimiliki oleh Amerika
Serikat.
2. SPOT (System Probotaire de Observation de la Terra) diluncurkan dan
dimiliki oleh Perancis.
3. MOS (Marine Observation Stellite) diluncurkan dan dimiliki oleh Jepang.
4. Seasat (Sea Satellite) diluncurkan oleh Amerika Serikat.
5. ERS (Earth Recources Satellite) diluncurkan dan dimiliki oleh Eropa.
6. Luna diluncurkan dan dimiliki oleh R

2.2 Aplikasi Geofisika


Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga
meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer.
Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi
melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika
yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara
vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara
global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi
mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu
untuk aplikasi geoteknik.
6

2.2.1 Metode-metode Geofisika


Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu
metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami
yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan
gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami
yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi
bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta
radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit,
pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain
sebagainya.
2.2.2 Pemanfaaatan Geofisika
Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri
yang ada. Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang
kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke dalam bagian dari Geologi. Saat
ini, baik geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu kesatuan yang tak
terpisahkan Ilmu bumi.Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara),
geofisika bumi padat dan oseanografi(laut).
Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya seismologi
yang mempelajari gempabumi, ilmu tentang gunungapi (Gunung Berapi) atau
volcanology, geodinamika yang mempelajari dinamika pergerakan lempeng-
lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik yang digunakan dalam pencarian
hidrokarbon.

2.3 Aplikasi Geokimia


Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran
kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang
berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam
pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara
sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif,
vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi
abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya (background
geokimia).
7

2.3.1 Prinsip Dasar Prospeksi/Eksplorasi Geokimia


1. Dispersi
Adalah sebaran unsur-unsur kimia dialam ditentukan oleh proses
pengurain dan pengangkutan, baik secara mekanis maupun kimia serta bersifat
penguapan dan larutan. Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang
transpor dan atau fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis
(contohnya pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya disolusi, difusi
dan pengendapan dalam larutan). Tipe dispersi ini mempengaruhi pemilihan
metode pengambilan contoh, pemilihan lokasi contoh, pemilihan fraksi ukuran
dsb.
Contohnya dalam survey drainage pertanyaan muncul apakah contoh
diambil dari air atau sedimen ; jika sedimen yang dipilih, harus diketahui apakah
pengendapan unsur yang dicari sensitif terhadap variasi pH (contohnya adsorpsi
Cu oleh lempung) atau kecepatan aliran sungai (contohnya dispersi Sn sebagai
butiran detrital dari kasiterit). Jika adsorpsi dari ion-ion yang ikut diendapkan
dicari dalam tanah atau sedimen, maka fraksi yang halus yang diutamakan; jika
unsur yang dicari hadir dalam mineral yang resisten, maka fraksi yang kasar
kemungkinan mengandung unsur yang dicari.
2. Pola dispersi dan assosiasi dengan cebakan bijih mencakup :
a) Tubuh bijih memotong bidang permukaan dan tererosi sehingga dapat
diobservasi secara langsung. Pola dispersi geokimia berasosiasi dengan
tubuh bijih primer
b) Tubuh bijih tidak tersingkap dipermukaan tetapi terletak didaerah
pelapukan. Dispersi unsur akan terdapat pada sedimen maupun pada soil
c) Tubuh bijih persis tidak berada di bawah daerah pelapukan . Dalam
keadaan ini jika konsentrasi mineral-mineral stabil dan mobil tidak banyak
maka deteksi terhadap tubuh bijih sangat sulit
d) Tempat tubuh bijih terdapat di bawah daerah pelapukan. Penyelidikan
geokimia akan memberi hasil nihil, deteksi harus dilakukan dengan
metode geofisika .
3. Prospeksi/eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode :
a) Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada
mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas,
platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di
daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.
8

b) Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini
dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak
tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini kurang terlihat
seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang
membentuk pola dispersi bisa :
a) Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya:
serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)
b) Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam air tanah berasal dari
endapan kalkopirit)
c) Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan
lempung yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
d) Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsorbsi pada lempung atau material
organik pada aliran sungai isa dipasok oleh air tanah yang melewati
endapan kalkopirit)
e) Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam tumbuhan
atau hewan)
BAB III
KESIMPULAN

Dalam berbagai macam metode eksplorasi memiliki cara dan kegunaan


atau aplikasi yang berbeda sesuai dengan metode eksplorasi yang akan
digunakan. Penggunaan metode eksplorasi berkaitan dengan tahapan dalam
eksplorasi yang akan dilakukan seperti saat akan melakukan foto udara pada
tahap eksplorasi pendahuluan, eksplorasi geokimia dan geofisika pada tahap
eksplorasi lanjutan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Danutirta, M Afandi. 2017 Eksplorasi Bahan Galian


http://tpbaknl.blogspot.co.id /2015/11/eksplorasi-bahan-galian.html

Manullang, Sahala. 2017 Aplikasi Geofika Eksplorasi http:// sahalageologist


.blogspot.co.id/2014/05/aplikasi-geokimia-dalam-eksplorasi.html

Você também pode gostar