Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BABAK 1:
PANGGUNG KOSONG TERLIHAT DEKORASI DENGAN NUANSA
PEDESAAN. TERDENGAR MUSIK ILIR-ILIR.
Narator 1 : Di sebuah desa yang tentram, adem ayem, dan gemah ripah loh
jinawi, ada seorang Ibu yang mempunyai anak cantik-cantik,
menawan, dan idaman para laki-laki di desa itu. Di suatu hari, sang
Ibu pulang dari Pasar membawa belanjaan.
K.Kuning : Permisipermisikolonuwunspada
K.Kuning : Please saya mohon saya mau disuruh apa saja deh
please
Mbok Menah : Plis? Plis iku opo to nduk? (MBOK MENAH BERTANYA PADA
ANAK-ANAKNYA)
Mbok Menah: Sudah-sudah, jangan ribut! Nduk Cah Ayu Simbok ijinkan
kamu tinggal di sini .Tapi kamu harus bantu-bantu disini ya?
BABAK 2
PANGGUNG KOSONG, KLENTING KUNING MASUK SAMBIL MENYAPU.
Mbok Menah : NdukCah Ayu! Baru saja disiarkan di TV, bahwa Ustadz
Sanusi mencarikan jodoh untuk Si Ande-ande Lumuten, eh
salah.Ande-ande Lumut yang gagah perkasa. Ini peluang untuk
kalian! Ayo cepat berangkat! Nanti pendaftarannya keburu tutup!
Narator : Mereka pun langsung mengikuti tes privat agar pintar dan dapat
memenuhi persyaratan. Sampailah mereka di tempat les privat.
Pak guru : Selamat pagi anak-anak?
Semua Klenting : Pagi paaaak.
Pak Guru : Hari ini Pak Guru akan menguji kalian tentang antonym. Kalau
pak guru sebutkan perkataan, kalian harus jawab lawan
katanya..mengerti ?
Semua Klenting : mengerti paaaak
Pak guru : Pandai?
Klenting : bodoh !
Pak Guru : Pandai?
Klenting : Rendah!
Pak Guru : Jauh?
Klenting : dekat!
Pak guru : Berjaya?
Klenting : menang !
Pak Guru : salah itu!
Klenting : Betul Itu!
Pak Guru : bodoh!
Klenting : Pandai!
Guru : Bukan itu!
Klenting : iya itu!
Guru : Oh Tuhan!
Klenting : Oh Hamba!
Guru : Diam!
Klenting : ribut!
Guru : itu bukan pertanyaan..Bodoh!
Klenting : itu bukan Jawaban pinter!
Guru : Mati Aku
Klenting :Hidup Kami!
Guru : Kalian gila semua
Klenting : Kalian waras sebagian!
Guru : OK pelajaran sudah habis!
Klenting : KO, pelajaran belum mulai!
Adegan III
YUYU KANGKANG MASUK PANGGUNG SAMBIL BERJOGET-JOGET,DIIRINGI
MUSIK CAMPUR SARI PERAHU LAYAR.
Yuyu K : Kok sepi ya? dari pagi sampai siang belum ada penglarais!
(LOGAT MADURA, YUYU KANGKANG DUDUK DI PINGGIR PANGGUNG
SAMBIL CELINGAK-CELINGUK)
K.Ijo : Wahkebetulan ada yuyu kangkang. Yuyu kangkang yang baik dan
cakep, tolong dong Kami disebrangkan ke desa sebrang, soalnya
kami mau menemui Ande-ande Lumut.
K.Abang :Ya sudah, kami setuju. Pokoknya kami segera sampai disana!
Yuyu K : okeoke.
Yuyu K : Hei ! Nona cantik! Sampeyan pasti mau nyebrang ya? Sudah
nggak ada perahu disini. Bagaimana kalau saya sebrangkan? Tapi
upahnya cium pipi kanan kiri, bagaimana?
Yuyu K :Oke!Oke!
Adegan IV
ANDE-ANDE LUMUT MASUK PANGGUNG BERSAMA USTADZ SANUSI,
MBOK NAH DAN ASISTENNYA YANG MEMBAWA MAP DAN PENSIL
BESAR.
Ust. Sanusi : Bapak ya ndak tau le, tanya sana sama Ibumu!
Mbok Nah :AduhLe,simbok yo nggak tahu,tanyak saja sama asisten. Aku
sudah bayar mahal-mahal, 1 semester Rp 1.500.000,- kok ngasih
informasi nggak bisa.
M.Nah :Kowe iki wis kebelet tenan to? sabar sedikit kenapa sih, kita
tunggu sampai banyak gadis-gadis yang melamar.
Mbok Nah : Kamu ini gimana sih,Ten. Wong catatan sudah lengkap difoto
copy dan diperkecil lagi,masa kamu lupa?
SEMUA KLENTING MAJU SATU PER SATU DI TES OLEH MBOK RONDO
DADAPAN.
Narator 1: Akhirnya, Klenting yang lemah lembut itu tiba di tempat Ustadz
Sanusi dengan wjah penuh harapan dapat bertemu ustadz Sanusi
agar menerimanya sebagai murid di pondok pesantren miliknya,
tapiiiii
K.kuning :Kulonuwunspadapermisisaya
Narator 2: kemudian mbok nah, Ustadz Sanusi, dan ande-ande lumut rapat
untuk menentukan gadis mana yang akan dipilih ande-ande lumut.
Tibalah saatnya pengumuman.
Ust. Sanusi : Jadi saya putuskan bahwa yang saya trima menjadi calon
menantu saya adalah klenting Kuning. (KLENTING LAIN PINGSAN
SEMUA)
KLENTING KUNING LANGSUNG BERDIRI DISAMBUT OLEH ANDE-ANDE LUMUT.
Narator : Kisah ini mengajarkan kita bahwa sebagai hamba Allah, kita tidak
boleh berbuat semaunya sendiri, terutama terhadap anak Yatim
piatu dan fakir miskin, apalagi mengolok-oloknya. Allah berfirman
dalam Q.S An-Nisaa ayat 36: