Você está na página 1de 2

Assalamualaikum warahmatullah wa barakaatu.

Coaching? Mungkin bagi sebagian orang masih terdengar asing. Begitu


juga dengan saya tatkala mendengar kata itu setahun yang lalu, ketika tanpa
sengaja diajak oleh seorang teman untuk bergabung membentuk suatu
komunitas pengembangan diri dan tawaran tersebut langsung saya terima
begitu saja. Ntah itu sebuah pilihan yang tepat atau tidak karena saya dalam
masa adaptasi dengan lingkungan baru kampus dan jadwal kuliah yang padat.

Berbicara mengenai Coaching, membuat saya untuk hidup menjadi lebih


hidup. Hampir semua manusia dapat berbicara, melihat, mendengar, dan
melangkah. Hal-hal itu merupakan aspek kehidupan dasar yang dianugrahi Allah
SWT. Tapi apakah selama ini kita sudah memahami bahwa ada banyak hal yang
perlu kita gali lebih dalam saat kita mendengar? Apakah selama ini kita sudah
melihat secara lebih luas dan melangkah dengan tegas? Coaching mengajarkan
saya untuk lebih dekat dalam memaksimalkan anugrah dari Allah SWT tersebut
karena dalam pembelajarannya ilmu coaching tidak jauh dari kehidupan kita
sehari-hari. Mungkin bagi sebagian orang yang mendengarkan akan berkata, ah
buat apa cape-cape belajar ilmu gituan mah kita juga tau. Memang dalam
pembelajarannya bahasa yang digunakan juga merupakan bahasa sehari-hari
kehidupan. Bahkan, ilmu-ilmu yang kita pelajari untuk menjadi seorang coach
adalah keadaan-keadaan yang kita sendiri sering mengalaminya setiap hari. Tapi
coba bayangkan apabila hal-hal yang kita sudah sering alami tiap hari kita
arahkan guna menjadi insan yang lebih baik, bakal lebih menarik bukan?

Pemecah masalah yang paling baik yaitu diri sendiri. Coaching


menstimulasi kita untuk dapat melihat dan berpikir berdasarkan cara terbaik
bagi diri kita sendiri. Coaching dapat diibaratkan dengan sebuah cermin. Cermin
tidak pernah berbohong selalu menampilkan apa adanya, sehingga membuat
kita dapat melihat bagaimana kondisi diri kita secara obyektif dan membuat kita
sadar sedang berada dimana kita sekarang. Dengan menyadari diri sendiri
membuat kita dapat menentukan langkah apa yang seharusnya kita lakukan
untuk kedepan nanti.

Selama satu tahun komunitas Coaching yang dinamakan Couch For Youth
(COFY), membuat saya banyak belajar apa itu coaching. Walaupun masih banyak
hal-hal dari coaching yang belum saya pelajari tapi membuat saya menjadi salah
satu orang yang beruntung karena diberi kesempatan untuk mempelajari hal
yang bisa saya terapkan bukan hanya di masa perkuliahan tapi dapat menjadi
modal hidup dalam bermasyarakat dan di dunia kerja, dengan ilmu yang didapat
mudah-mudahan dapat menjadi manfaat tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga
bagi orang banyak.
Ricko Yorinda Putra

Você também pode gostar