Você está na página 1de 12

ASKEP ASMA

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Ketidakefektifan bersihan Dalam waktu 3x24 jam 1. Kaji warna dan kekentalan sputum 1. karateristik sputum dapatmenunjukkan
jalan napas berhubungan setelah diberikan tindakan 2. Atur posisi semi fowler obstruksi.
dengan bronkhokonstriksi, bersihan jalan napas 3. Ajarkan cara batuk efektif 2. Meningkatkan ekspansi dada
bronkhospasme, edema kembali efektif 4. Bantu klien napas dalam 3. Batuk yang terkontrol dan efektif dapa
mukosa dan dinding 5. Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml/hari pengeluaran sekret yang melekat pada j
bronkhus, serta sekresi Kriteria hasil : kecuali tidak diindikasikan 4. Ventilasi maksimal membuka lumen ja
mukus yang kental Dapat mendemonstrasikan6. Kolaborasi dengan melakukan fisioterapi dada meningkatkan gerakan sekret ke dalam
batuk efektif dengan tehnik postural drainase, perkusi dan fibrasi dikeluarkan.
Dapat menyatakan strategi dada. 5. Hidrasi yang adekuat membantu meng
untuk menurunkan 7. Kolaborasi pemberian obat : mengefektifkan pembersihan jalan napa
kekentalan sekresi Bronkodilator golongan B2 6. Fisioterapi dada merupakan strategi un
Tidak ada suara napas Nebuler (via inhalasi) dengan golongan terbutaline 7.
tambahan dan wheezing (-) 0.25 mg, fenoterol HBr 0.1% solution, orciprenaline Pemberian bronkodilator via inhalasi a
Pernapasan klien normal sulfur 0.75 mg. area bronkhus yang mengalami spasme
(16-20x/m) tanpa ada Intravena dengan golongan theophyline berdilatasi
penggunaan otot bantu ethilenediamine (Aminofilin) bolus IV 5-6 mg/kgBB. Pemberian secara intravena merupakan
napas. Agen mukolitik dan ekspektoran agar dilatasi jalan napas dapat optimal.
kortikosteroid Agen mukolitik menurunkan kekntalan
paru untuk memudahkan pembersihan.
memudahkan sekret lepas dari perlengk
Kortikosteroid berguna pada keterlibat
hipoksemia dan menurunkan reaksi inf
mukosa dan dinding bronkhus.
Gangguan pertukaran gas Dalam waktu 3x24 jam 1. Kaji kefektifan jalan napas 1. Bronkhospasme di deteksi ketika terde
yang berhubungan dengan setelah diberikan 2. Kolaborasi untuk pemberian bronkodilator secara askultasi dengan stetoskop. Peningkata
serangan asma menetap intervensi, pertukaran gas aerosol sejalan dengan oenurunan aksi mukosil
membaik 3. Lakukan fisioterapi dada penurunan lebih lanjut diameter bronkh
4. Kolaborasi untuk pemantauan analisa gas arteri penurunan aliran udra serta penurunan
Kriteria hasil : 5. Kolaborasi pemberian oksigen via nasal diperburuk oleh kehilangan daya elastis
2. Terapi aerosol membantu mengencerka
Frekuensi napas 16- dibuang. Bronkhodilator yang dihirup s
20x/menit, nadi 70=90x/m, dalam nebulizer untuk memberikan aks
sianosis (-), dispnea (-). langsung pada jalan napas, dengan dem
GDA dalam batas normal pertukaran gas. Tindakan inhalasi atau
sebelum waktu makan untuk memperba
demikian mengurangi keletihan yang m
3. Setelah inhalasi bronkhodilator nebulis
untuk meminum air putih untuk lebih
Kemudian membatukkan dengan ekpul
akan membantu dalam pengeluaran sek
melakukan hal ini dengan cara yang tid
keletihan.
4. Sebagai bahan evaluasi setelah melaku
5. Oksigen diberikan ketika terjadi hipoks
memantau kemanjuran terapi oksigen d
klien patuh dalam menggunakan alat pe
diinstruksikan tentang penggunaan oks
tentang bahay peningkatan laju aliran o
yang eksplisit darp perawat.
Ketidakseimbangan nutrisi Dalam waktu 3x24 jam 1. Kaji status nutrisi klien, turgor kulit, berat badan, 1. Memvalidasi dan menetapkan derajat m
kurang dari kebutuhan setelah diberikan tindakan integritas mukosa oral, kemampuan menelan, riwayat menetapkan piihan intervensi yang tepa
tubuh keperawatan intake nutrisi mual/muntah dan diare. 2. Berguna dalam mengukur kefektifan in
klien terpenuhi 2. Pantau intake output, timbang berat badan secara cairan.
periodik (sekali seminggu) 3. Menurunkan rasa tak enak karena sisa
Kriteria hasil : 3. Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan atau obat pada pengobatan sistem perna
sesudah intervensi/pemeriksaan peroral. merangsang pusat muntah.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan 4. Merencanakan diet dengan kandungan
Klien dapat
komposisi dan jenis yang tepat memenuhi peningkatan kebutuhan ener
mempertahankan status 5. Fasilitasi pemberian diet berikan dalam porsi kecil dengan status hipermetabolik klien.
gizinya dari yang semula tapi sering. 5. Memaksimalkan intake nutrisi tanpa ke
kurang menjadi adekuat. 6. Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium serta menurunkan iritasi saluran cerna.
Pernyataan motivasi kuat khususnya BUN, protein serum dan albumin. 6. Menilai kemajuan terapi diet dan mem
untuk memenuhi 7. Kolaborasi untuk pemberian multivitamin. intervensi selanjutnya.
kebutuhan nutrisinya
7. Multivitamin bertujuan untuk memenu
yang tinggi sekunder dari rosres pemke
laju metabolisme umum.

Ansietas berhubungan Dalam waktu 1x24 jam 1. Bantudalam mengidentifikasi sumber koping yang 1. Pemanfaatan sumber koping yang ada
dengan adanya ancaman klien mampu memahami ada bermanfaat dalam menagatasi stres.
kematian (kesulitan dan menerima keadaanya 2. Ajarkan tehnik relaksasi 2. Mengurangi ketegangan otot dan kecem
bernapas) sehingga tidak terjadi 3. Pertahankan hubungan saling percaya antara klien 3. Hubungan saling percaya membantu m
kecemasan. dengan perawat teraupetik
4. Kaji faktor yang menimbulkan rasa cemas 4. Tindakan yang tepat diperlukan dalam
Kriteria hasil : 5. Bantu klien mengenali dan mengakui rasa cemasnya dihadapi klien dan membangun keperca
kecemasan.
Klien terlihat 5. Rasa cemas merupakan efek emosi seh
mampubernapas secara teridentifikasi dengan baik, maka peras
normal dan mapu dapat diketahui.
beradaptasi dengan
keadaannya.
Respon nobverbal klien
tampak lebih rileks dan
santai.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ASMA BRONKHIAL

PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL

1 Bersihan jalan Tujuan: Mandiri


nafas tak efektif
b.d. bronkospasme, Mempertahankan jalan Auskultasi bunyi nafas Beberapa derajat
yang dibuktikan nafas paten dengan dan catatadanya spasme bronkus
oleh bunyi nafas bunyi nafas bersih dan abnormalitas bunyi terjadi dengan
mengi, dispnea, dan jelas. nafas, seperti mengi. obstruksi jalan
penggunaan otot nafas dan
bantu pernafasan. dapat/tidak
dimanifestasikan
Kriteria hasil: dengan adanya
nafas yang
Setelah dilakukan abnormal..
intervensi, anak akan
bernafas dengan mudah Takipnea biasanya
tanpa dispnea. ada pada beberapa
derajat dan dapat
Kaji/ pantau ditemukan pada
frekuensipernafasan, penerimaan atau
catat rasio selama stress/
inspirasi/ekspirasi. adanya proses
infeksi akut.

Disfungsi
pernafasan adalah
variable yang
tergantung pada
tahap proses akut
yang menimbulkan
perawatan di
Catat adanya derajat rumah sakit.
dispnea,ansietas,
distress Peninggian kepala
pernafasan,penggunaa tempat tidur
n otot bantu memudahkan
pernafasan. fungsi pernafasan
dengan
menggunakan
gravitasi.

Tempatkan anak dalam


posisi yang nyaman, Pencetus tipe
seperti meninggikan alergi pernafasan
kepala tempat tidur dapat
atau duduk pada menimbulkan
sandaran tempat tidur episode akut.

Pertahankan polusi Hidrasi membantu


lingkunganminimum, menurunkan
contoh: debu, asap dll kekentalan sekret,
penggunaan cairan
hangat dapat
menurunkan
Tingkatkan masukan kekentalan sekret,
cairansampai dengan penggunaan cairan
3000 ml/harisesuai hangat dapat
toleransi menurunkan
jantungdenganmember spasme bronkus.
ikan air hangat.

Merelaksasikan
otot halus dan
menurunkan
spasme jalan nafas,
mengi, dan
produksi mukosa.

Kolaborasi

Berikan obat
bronkodilator sesuai
dengan indikasi
2 Kerusakan Tujuan: Mandiri
pertukaran gas b.d.
gangguan suplai Membantu tindakan Kaji/awasi secara rutin Melihat adanya
oksigen (spasme untuk mempermudah kulitdan membran sianosis perifer
bronkus), yang pertukaran gas mukosa. atau sentral.
dibuktikan oleh Sianosis sentral
dispnea, bingung, mengindikasikan
dan gelisah beratnya
Kriteria hasil: hipoksemia.

Setelah dilakukan Penurunan getaran


intervensi, anak akan vibrasi diduga
mempunyai pertukaran Palpasi fremitus adanya
gas yang adekuat, pengumpulan
dengan GDA dalam cairan/udara.
rentang normal, PO2
80 mmHg, Pa CO2 = Takikardi,
35-45 mmHg, dan pH = disritmia, dan
7,35-7,45. perubahan tekanan
darah dapat
Awasi tanda vital dan menunjukan efek
iramajantung hipoksemia
sistemik pada
fungsi jantung.

Untuk
meningkatkan
pertukaran gas
yang optimal.

Posisikan klien pada


posisi yang nyaman.
Memperbaiki atau
mencegah
memburuknya
Kolaborasi hipoksia.

Berikan oksigen
tambahansesuai
dengan indikasi
hasilGDA dan
toleransi pasien.

3 Perubahan nutrisi: Tujuan: Mandiri


Kurang dari
kebutuhan tubuh Meningkatkan asupan Kaji kebiasaan diet, Pasien distress
b.d. anoreksia, yang nutrisi anak. masukanmakanan saat pernafasan akut
dibuktikan oleh ini dan catat sering anoreksia
penurunan berat derajatkerusakan karena dipsnea.
badan dan makanan.
ketidakmampuan Kriteria hasil:
unutk makan. Sering lakukan
Setelah dilakukan perawatan oral,buang Rasa tak enak dan
intervensi, anak akan sekret, berikan bau dapat
menunjukkan wadahkhusus untuk menurunkan nafsu
peningkatan berat sekali pakai. makan dan dapat
menyebabkan
badan. mual/muntah
dengan
peningkatan
kesulitan nafas.

Kolaborasi
Menurunkan
Berikan oksigen dipsnea dan
tambahan selama meningkatkan
makan sesuai indikasi. energi untuk
makan, sehingga
dapat
meningkatkan
masukan.

4 Intoleran aktivitas Tujuan: Dorong aktivitas yang


b.d. sesuai dengan kondisi
ketidakseimbangan Klien mendapatkan dan kemampuan anak Mengurangi
antara suplai istirahat yang optimal. penggunaan energi
dengan kebutuhan Beri kesempatan anak yang berlebihan.
oksigen. untuk tidur, istirahat,
dan aktivitas yang
Kriteria Hasil: tenang.

Setelah dilakukan Untuk menghindari


intervensi, anak tampak keletihan pada anak.
segar dan dapat
beraktivitas dengan
baik.

5 Risiko tinggi Tujuan: Mandiri


terhadap infeksi
b.d. tidak Mencegah komplikasi Awasi suhu Demam dapat
adekuatnya dan memburuknya terjadi karena
imunitas keadaan anak. infeksi dan atau
dehidrasi.

Malnutrisi dapat
Kriteria hasil : Diskusikan kebutuhan mempengaruhi
nutrisi adekuat kesehatan umum
Anak/ keluarga dan menurunkan
akan dapat tahanan terhadap
mengidentifikas infeksi
ikan intervensi
untuk mencegah
atau
menurunkan Untuk
resiko infeksi. Kolaborasi mengidentifikasi
organisme
Anak/ keluarga Dapatkan spesimen penyabab dan
akan sputum dengan batuk kerentanan
memperlihatkan atau pengisapan untuk terhadap berbagai
perubahan pola pewarnaan gram, atau anti mikrobial
hidup untuk kultur/sensitifitas.
meningkatkan
lingkungan
yang aman.

6 Resiko tinggi Tujuan: Cegah muntah pada Mencegah


cedera (asidosis anak. terjadinya asidosis.
respiratorius) b.d. Klien tidak mengalami
hipoventilasi. asidosis. Lakukan tindakan Hipoventilasi
untuk memperbaiki dapat
ventilasi. menyebabkan
akumulasi CO2.
Kriteria Hasil: Pantau pH darah
dengan cermat. pH normal dapat
Setelah dilakukan meningkatkan efek
intervensi, anak tidak
Beri natrium bronkodilator.
memperlihatkan tanda-
bikarbonat sesuai
tanda asidusis
ketentuan. Untuk mencegah
respiratorius.
atau memperbaiki
asidosis.

7 Kurang Tujuan: Jelaskan tentang Menurunkan


pengetahuan b.d. penyakit individu ansietas dan dapat
kurang informasi Memberi informasi menimbulkan
tentang proses perbaikan
penyakit/ prognosis partisipasi pada
dan program rencana
pengobatan. pengobatan.

Penting bagi
pasien memahami
Kriteria hasil: perbedaan antara
efek samping
Setelah dilakukan Diskusikan obat mengganggu dan
intervensi, keluarga pernafasan, efek merugikan.
menyatakan samping dan reaksi
pemahaman kondisi/ yang tidak diinginkan. Pemberian obat
proses penyakit dan yang tepat akan
tindakan. meningkatkan
keefektifanya.
Tunjukkan tekhnik
penggunaan inhaler.

Você também pode gostar