Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
Di dalam PSAK 16 yang dimaksud dengan aset tetap adalah aset berwujud yang:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Nilai yang dapat diakui sebagai aset tetap dalam standar ini yaitu nilai wajar.
Menurut PSAK No.16 (revisi 2007) tentang Aset Tetap, nilai wajar
didefinisikan sebagai Jumlah yang dipakai mempertukarkan suatu aset antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai
dalam suatu transaksi dengan wajar.
Menurut IAS No.16 tentang Property, Plant and Equipment, yang diadopsi
menjadi PSAK No.16 (revisi 2007), nilai wajar didefinisikan sebagai The
amount for wich and asset could be exchanged between knowleadgeable,
wiling parties in an arms length transaction.
Pengukuran aset tetap dapat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
Aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk dikategorikan sebagai aset tetap pada
awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset adalah jumlah biaya
yang dikeluarkan oleh entitas dan diperlukan untuk menyiapkan aset tetap tersebut
agar dapat digunakan sebagaimana mestinya sebuah aset tetap. Biaya perolehan aset
tetap menurut PSAK Nomor 16 Revisi Tahun 2007 meliputi:
1. biaya perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi dengan diskon pembelian dan potongan lain.
2. biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset sesuai dengan keinginan dan
maksud manajemen. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
adalah:
3. estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset.
Pada umumnya nilai perolehan suatu aset tetap sama dengan jumlah biaya (bisa berupa
kas maupun nonkas) untuk memperoleh aset tersebut. Selain hal tersebut, aset tetap
dapat diperoleh dari pertukaran aset nonmoneter. Prinsip utama pada pengukuran aset
tetap yang diperoleh dari pertukaran aset tetap ini adalah dengan menggunakan nilai
wajarnya. Dalam hal nilai wajar aset tetap yang dipertukarkan tidak diketahui, nilai
buku dari aset tersebut dapat digunakan.
3. Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran aset tetap selain dilakukan pada awal perolehan juga dilakukan pada
periode setelah aset tetap tersebut diperoleh. Di dalam PSAK 16 Revisi 2007 terdapat
perubahan yang signifikan mengenai perlakuan akuntansi aset tetap terutama tentang
pengukuran nilai aset tetap setelah perolehan. PSAK 16 Revisi 2007 mengakui adanya
dua metode dalam perlakuan akuntansi aset tetap tersebut. Kedua metode itu adalah:
Dengan metode ini setelah aset tetap diakui sebagai aset tetap, aset tetap tersebut
dicatat pada harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai aset
Metode Revaluasian
Dengan metode ini setelah aset tetap diakui sebagai aset tetap, suatu aset tetap yang
nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu
nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi atas aset tetap harus
dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah
tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan
menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca.
Penentuan nilai aset dengan menggunakan nilai wajar pada umumnya dilakukan
melalui penilai yang memiliki kualifikasi profesional. untuk melakukan penilaian
terhadap tanah dan bangunan biasanya penilai menggunakan bukti pasar. Sedangkan
untuk penilaian aset tetap lain seperti pabrik dan peralatan penilai akan menentukan
sendiri nilai pasar wajarnya. Dalam hal tidak ada pasar yang memperjualbelikan aset
tetap yang serupa, penentuan nilai pasar wajar dapat dilakukan dengan pendekatan
penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost
approach). Frekuensi pelaksanaan revaluasi sendiri tergantung pada perubahan niali
wajar suatu aset. Jika nilai wajar yang tercatat berbeda secara material dengan nilai
revaluasi, maka revaluasi lanjutan perlu dilaksanakan. Untuk aset tetap yang
mempunyai perubahan nilai wajar secara fluktuatif dan sifatnya signifikan, revaluasi
dapat dilaksanakan tiap tahun. Sedangkan untuk beberapa aset lain yang tidak
mengalami perubahan secara fluktuatif dan signifikan, revaluasi tidak perlu
dilaksanakan setiap tahun. Untuk aset seperti itu revaluasi dapat dilakukan setiap tiga
tahun atau lima tahun.
Untuk metode revaluasi, perlakuan terhadap akumulasi penyusutan aset tetap pada
tanggal revaluasi dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut:
1. harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi
(non-refundable), setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga
pembelian.
2. biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva
tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung adalah:
2. biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar-
muat (handling costs)
Perolehan aktiva tetap selain dengan pembelian tunai juga dapat dilakukan secara
kredit. Jika pembayaran terhadap aktiva tetap tersebut dalam jangka waktu kurang dari
satu periode, bunga atas hutang tersebut diakui sebagai beban bunga dan tidak
dikapitalisasikan dalam nilai aktiva tetap. Pengkapitalisasian bunga dalam perolehan
aktiva tetap diatur dalam PSAK 26 Revisi 1994 tentang Akuntansi Bunga untuk
Periode Konstruksi.
Aktiva tetap disajikan pada pada nilai bukunya. Nilai buku aktiva tetap merupakan
nilai perolehan dari aktiva tetap tersebut dan dikurangi dengan akumulasi
depresiasinya.
Jumlah dapat disusutkan (depreciable) suatu aktiva tetap harus dialokasikan secara
sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode penyusutan harus mencerminkan pola
pemanfaatan ekonomi aktiva (the pattern in which the assets economic benefits are
consumed by the enterprise) oleh perusa-haan. Penyusutan untuk setiap periode diakui
sebagai beban untuk periode yang bersangkutan, kecuali termasuk sebagai jumlah
tercatat aktiva lain.
Masa manfaat suatu aktiva tetap harus ditelaah ulang secara periodik dan, jika harapan
berbeda secara signifikan dengan estimasi sebelumnya, beban penyusutan untuk
periode sekarang dan masa yang akan datang harus disesuaikan.
Metode penyusutan yang digunakan untuk aktiva tetap ditelaah ulang secara periodik
dan jika terdapat suatu perubahan signifikan dalam pola pemanfaatan ekonomi yang
diharapkan dari aktiva tersebut, metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan
perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan harus diperlakukan sebagai
suatu perubahan kebijakan akuntansi dan dilaporkan sesuai dengan PSAK No.25 dan
beban penyusutan untuk periode sekarang dan masa yang akan datang harus
disesuaikan. Apabila manfaat keekonomian suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar jumlah
tercatatnya maka aktiva tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan
dengan nilai manfaat keekonomian yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tetap
tersebut dilaporkan sebagai kerugian.
This Standard does not prescribe the unit of measure for recognition, ie what
constitutes Standar ini tidak menetapkan satuan ukuran untuk pengenalan, yaitu apa
yang merupakan an item of property, plant and equipmesuatu aset tetap. Thus,
judgement is required in applying the Jadi, penilaian diperlukan dalam menerapkan
recognition criteria to an entitys specific circumstanckriteria pengakuans khusus
untuk keadaan suatu entitas. It may be appropriate to Ini mungkin cocok untuk
aggregate individually insignificant items, such as moulds, tools and dies, and to
apagregat secara individual tidak signifikan item, seperti cetakan, alat-alat dan mati,
dan untuk menerapkan the criteria to the aggregate valukriteria dengan nilai agregat.
Namun, dan ini lebih signifikan untuk aset tetap pencatatan sistem, paragraf 43 dan 44
re44 membaca:
Each part of an item of property, plant and equipment with a cost that is significant
in Setiap bagian dari suatu aset tetap dengan biaya yang signifikan dalam
relation to the total cost of the item shall be depreciated separately Sehubungan
dengan total biaya barang harus disusutkan secara terpisah
There is little point in allocating the cost of an asset to components if the effAda
gunanya mengalokasikan biaya perolehan aset untuk komponen jika pengaruhdoing so
is not material. melakukannya tidak material. Still, some assets have components with
useful lives that aNamun, beberapa aset memiliki komponen dengan masa manfaat
yang significantly different from one another, and some jurisdictions already separate
assets insecara signifikan berbeda dari satu sama lain, dan yurisdiksi sudah beberapa
aset terpisah menjadi components. komponen. For example, a buildings, elevators,
and heating/air conditioning plant may have Sebagai contoh, sebuah gedung itu, lift,
dan pemanas / AC pabrik mungkin lives that are shorter than that of the building shell.
hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan shell bangunan. In a manufacturing
facility, custom-built
Paragraph 6 of IAS 16 defines residual value as: Ayat 6 dari IAS 16 mendefinisikan
nilai sisa sebagai:
The residual value of an asset is the estimated amount that an entity would
currentlNilai sisa aset adalah jumlah diperkirakan entitas saat ini akan obtain
from disposal of the asset, after deducting the estimated costs of disposal, if
tdiperoleh dari penjualan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan,
jikaasset were already of the age and in the condition expected at the end of its
useful life. aset sudah usia dan dalam kondisi yang diharapkan pada akhir masa
manfaatnya.
Definisi tersebut dapat kembali sebagai pertanyaan sederhana. If the asset was at the
end of its useful life Jika aset itu pada akhir masa manfaatnya today, and was in the
condition expected at the end of its useful life, what would the compahari ini, dan
berada di kondisi yang diharapkan pada akhir masa manfaat nya, apa yang akan
perusahaan receive today from selling the asset (net of disposal costsmenerima hari ini
dari penjualan aktiva (setelah dikurangi biaya penjualan)? IAS 16 also requires that the
residual value of assets must be reviewed annually. IAS 16 juga mensyaratkan bahwa
nilai sisa aset harus ditinjau setiap tahun. If an assets Jika asets residual value is
greater than its net carrying amount, then there is no charge for depreciationilai sisa
lebih besar dari nilai tercatat, maka tidak ada biaya untuk penyusutan.
Does this require management to make an annual detailed review of its fixed asset
records? Apakah ini mengharuskan manajemen untuk membuat kajian rinci tahunan
aktiva tetap catatannya? Probably not in many situationMungkin tidak dalam banyak
situasi. Again, judgement is required. Sekali lagi, penilaian diperlukan. The residual
value of some Nilai sisa dari beberapa assets, such as aircraft, may change
significantly from period to perioaset, seperti pesawat terbang, dapat berubah secara
signifikan dari periode ke periode. Other assets, suchAktiva lain, seperti those used in
manufacturing facilities, may have residual values that do not change from periyang
digunakan dalam fasilitas manufaktur, dapat memiliki nilai sisa yang tidak berubah
dari periode to perke periode berikutnya. Management should have a policy for
identifying and monitoring changes in assets. Manajemen harus memiliki kebijakan
untuk mengidentifikasi dan monitoring perubahan aktiva.
Paragraph 6 of IAS 16 defines useful life as: Ayat 6 dari IAS 16 mendefinisikan umur
manfaat sebagai:
a. the period over which an asset is expected to be available for use by an entity;
or periode dimana aset diharapkan akan tersedia untuk digunakan oleh entitas;
atau
b. (b) the number of production or similar units expected to be obtained from the
assejumlah atau mirip unit produksi diharapkan diperoleh dari aktiva oleh an
entisuatu entitas.
Masa manfaat suatu aktiva didefinisikan dalam hal aset yang diharapkan utilitas untuk
entitas. Oleh karena itu, masa manfaat suatu aktiva mungkin lebih pendek dari umur
ekonomisnya. The estimation estimasi of the useful life of the asset is a matter of
judgement based on the experience of the entity with dari masa manfaat aset tersebut
adalah masalah penilaian berdasarkan pengalaman dari entitas dengan similar assets.
aset yang serupa.
E. IAS 16 memungkinkan berbagai metode depresiasi
Of all IAS 16s requirements, the selection of depreciation methods can have the
largest effect on Dari semua IAS 16 kebutuhan, pemilihan metode depresiasi dapat
memiliki pengaruh terbesar untuk reported profit or losmelaporkan laba atau rugi. Yet
the standard devotes only a few paragraphs to the topic. Namun standar mencurahkan
hanya beberapa paragraf dengan topik. Paragraph Ayat 60 captures the principle:60
menangkap prinsip:
The depreciation method used shall reflect the pattern in which the assets future
Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan pola di mana asset
masa depan economic benefits are expected to be consumed by the entitymanfaat
ekonomi diharapkan untuk dikonsumsi oleh entitas.
Manfaat ekonomi masa depan aset tetap dikonsumsi oleh entitas terutama through its
umelalui penggunaannya. However, other factors, such as technical or commercial
obsolescence Namun, faktor lain, seperti atau komersial usang teknis and wear and
tear while an asset remains idle, often result in the diminution of dan keausan saat
aktiva tetap siaga, sering mengakibatkan penurunan dari economic benefits that might
have been obtained from the asset. manfaat ekonomi yang mungkin telah diperoleh
dari aset tersebut. Consequently, all the following factors are considered in
determining the useful life ofAkibatnya, semua faktor berikut dipertimbangkan dalam
menentukan masa manfaat dariasset: aset:
3. teknis atau komersial usang yang timbul dari perubahan atau perbaikan in
production, or from a change in the market demand for the product or
serviproduksi, atau dari perubahan permintaan pasar untuk produk atau jasa
output of the assetoutput dari aset tersebut.
4. atau serupa batasan hukum atas penggunaan aset tersebut, seperti tanggal
berakhirnya related leases.terkait sewa.
Pada garis besarnya prosedur dan jurnal penjualan aktiva tetap hanya terdiri dari 2
langkah saja, yaitu:
Contoh kasus:
Pada tanggal 18 April 2008, PT. ROYAL BALI CEMERLANG menjual salah satu
mesin produksinya seharga Rp. 15.000.000. Dahulunya dibeli pada tanggal 22
February 2005 dengan harga perolehan sebesar Rp. 25.000.000.
Catatan:
PT. Royal Bali Cemerlang menggunakan metode garis lurus untuk menghitung
penyusutan aktiva tetapnya, tanpa Salvage Value (nilai residu), umur ekonomis (life
time) mesin diperkirakan 8 Tahun. Posisi Aktiva Tetap Mesin PT. Royal Bali
Cemerlang per 31 Des 2007 adalah sebagai berikut:
[Debit].Depreciation Rp1,041,667
[Credit]. Accum Deprec Rp 1,041,667
catatan: Jurnal diatas akan menambah Depreciation Cost dan menambah Accum
Deprec mesin sebesar Rp. 1.041.667. sehingga Accum Deprec Mesin per tanggal
18 April 2008 adalah:
Dan nilai Buku Aktiva Tetap Mesin per 18 April 2008 adalah:
Catatan:
Mengakui rugi penjualan aktiva tetap sebesar selisih antara harga perolehan
dengan (Kas+Accum Deprec), dengan kata lain selisih antara nilai buku aktiva
tetap setelah di-update dengan nilai penjualan.