Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
A. RIZAL PERMANA
M0304017
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi
sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
1
2
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini dibimbing oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan oleh
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ii
3
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul
AKTIVITAS EKSTRAK BUAH PARE BELUT (Trichosanthes anguina L.)"
adalah benar-benar hasil penelitian sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat kerja atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
A. RIZAL PERMANA
iii
4
ABSTRAK
iv
5
ABSTRACT
v
6
MOTTO
(Socrates)
vi
7
PERSEMBAHAN
vii
8
KATA PENGANTAR
A. RIZAL PERMANA
viii
9
DAFTAR ISI
ix
10
x
11
xi
12
DAFTAR TABEL
xii
13
DAFTAR GAMBAR
xiii
14
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
15
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
antibakteri.
Pare belut (Trichosanthes anguina L.) merupakan salah satu spesies
Cucurbitaceae yang telah dikenal masyarakat dimana selain digunakan sebagai
sayuran, juga mempunyai manfaat pengobatan. Pare belut dapat berfungsi sebagai
vermifuge (agen yang memaksa agar cacing atau parasit usus keluar), purgative
(obat pencahar, khususnya yang merangsang gerakan peristaltik usus), apertif
(merangsang nafsu makan), emetic (menimbulkan muntah), pengobatan penyakit
tumor, dan bilious (rasa mual, rasa tidak enak perut, nyeri kepala yang disebabkan
sekresi empedu yang berlebihan) (Duke, 2004). Pare belut juga dapat digunakan
untuk pengobatan penyakit sifilis yang disebabkan oleh bakteri. Selain itu
tanaman ini juga dapat berfungsi sebagai hemagglutinant (penggumpal eritrosit)
untuk mengobati penyakit hemolisis yaitu pecahnya membran eritrosit yang
disebabkan oleh bakteri S. aureus. Penelitian Kristinawati (2004) menunjukkan
pare belut mengandung senyawa-senyawa metabolisme sekunder yaitu alkaloid,
tanin, polifenol, saponin, kardenolin/bufadienol dan flavonoid. Beberapa senyawa
dari golongan-golongan senyawa alkaloid, tanin, polifenol, saponin dan flavonoid
secara teori telah dibuktikan dapat menghambat pertumbuhan bakteri, maka
dimungkinkan pare belut mempunyai aktivitas antibakteri.
Pemanfaatan pare belut sebagai tanaman obat belum dilakukan penelitian
secara ilmiah. Maka perlu dilakukan pengujian secara ilmiah senyawa aktif yang
terkandung di dalam pare belut sebagai senyawa antibakteri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemungkinan aktivitas antibakteri dari ekstrak dan
golongan senyawa yang terdapat pada buah pare belut. Sehingga golongan
senyawa yang terdapat pada pare belut dapat dibuktikan secara ilmiah sebagai
senyawa antibakteri.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian uji aktivitas antibakteri pada buah pare belut terdapat
beberapa masalah antara lain:
3
1. Isolasi senyawa buah pare belut dapat dilakukan dengan ekstraksi maserasi,
perkolasi, soxhletasi, ekstraksi cair-cair dan destilasi. Pelarut yang
digunakan untuk isolasi perlu diperhatikan sebagai contoh senyawa yang
kurang polar dapat diisolasi dengan menggunakan pelarut heksana,
petroleum eter, benzena dan toluen dan senyawa yang lebih polar dapat
diperoleh dengan pelarut etil asetat, butanol, metanol dan air. Hasil isolasi
dengan pelarut yang berbeda akan menghasilkan ekstrak dengan senyawa
yang berbeda sehingga akan mempengaruhi aktivitas antibakteri dari
ekstrak. Dari hal di atas perlu diperhatikan cara isolasi senyawa buah pare
belut dengan pelarut yang tepat. Senyawa-senyawa antibakteri biasanya
dapat diisolasi dengan pelarut organik polar yaitu metanol atau etanol.
2. Pengujian antibakteri dari suatu senyawa dapat dilakukan dengan metode
difusi (silinder, lubang/perforasi, dan cakram kertas) dan metode dilusi
(pengenceran tabung dan pengenceran agar).
3. Bakteri patogen yang digunakan untuk uji antibakteri dapat digolongkan
menjadi dua jenis yaitu gram positif dan gram negatif.
4. Identifikasi golongan senyawa kimia dalam bahan alam dapat dilakukan
golongan dengan cara kromatografi dan penapisan fitokimia. Golongan-
golongan senyawa kimia yang dapat diidentifikasi dengan cara penapisan
fitokimia meliputi saponin, fenolat, flavonoid, terpenoid, tanin, alkaloid,
glikosida, asam-asam organik, lemak, karbohidrat, dan asam amino.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dibatasi pada :
1. Isolasi kandungan kimia dalam pare belut dilakukan dengan cara ekstraksi
maserasi menggunakan pelarut metanol kemudian dilanjutkan dengan
ekstraksi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, kloroform, etil
asetat, dan butanol.
4
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ekstrak metanol dan ekstrak hasil ekstraksi bertingkat buah pare
belut mempunyai aktivitas antibakteri ?
2. Golongan senyawa kimia apa sajakah yang terkandung dalam ekstrak
metanol dan ekstrak-ekstrak hasil ekstraksi bertingkat buah pare belut
yang berkhasiat sebagai antibakteri ?
3. Bagaimanakah potensi ekstrak buah pare belut yang mempunyai aktivitas
antibakteri tertinggi dilihat dari konsentrasi hambat minimum dan nilai uji
bandingnya terhadap pembanding ampisilin ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol dan ekstrak hasil
ekstraksi bertingkat buah pare belut.
2. Mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak
metanol dan ekstrak-ekstrak hasil ekstraksi bertingkat buah pare belut
yang berkhasiat sebagai antibakteri.
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Segi praktis, memberikan informasi ilmiah untuk bidang farmasi dan dunia
kesehatan mengenai aktivitas antibakteri dalam ekstrak buah pare belut
berikut golongan senyawanya.
2. Segi teoritis, manfaat bagi ilmu pengetahuan, yaitu mengembangkan
analisis kualitatif golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak
buah pare belut.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pare Belut
Pare belut adalah suatu jenis tanaman setahun yang dikenal pula dengan
nama Trichosanthes anguina L. Jenis tanaman ini tersebar dari India sampai
Australia. Di Indonesia pare belut digunakan sebagai sayuran (Lembaga Biologi
Nasional-LIPI, 1980). Pare belut termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Orang
sudah terbiasa memasukkannya dalam kelompok pare meskipun sebenarnya tidak
termasuk dalam Momordica sp, melainkan tergolong dalam jenis Trichosanthes
(Setiawan, 1995). Nama lain dari tanaman ini adalah Lindung/Paria belut
(Melayu), Pare welut (Jawa), dan Patula ulara (Sulawesi)
(www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat).
Pare belut sesuai ditanam di dataran rendah tropis yang lembab.
Temperatur pertumbuhan optimum rata-rata 30-35oC. Penanaman biasanya
dilakukan pada permulaan musim penghujan (Durrance Rd, 1999). Tanaman Pare
belut dapat dilihat pada gambar 1.
a. Klasifikasi Tanaman
Menurut Tjitrosoepomo (1989), klasifikasi pare belut adalah sebagai
berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Trichosanthes
Spesies : Trichosanthes anguina L. (sinonim: T. cucumerina L.)
6
7
b. Deskripsi Tanaman
Pare belut tumbuh merambat dengan akar lekatnya yang panjang. Daunnya
berselingan, berbentuk jorong atau segitiga. Bunganya berkelamin satu berwarna
putih, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu tanaman. Buah pare belut
berbentuk bulat dengan panjang 30-110 cm dan berdiameter 4-8 cm. Kulit
buahnya berwarna hijau tua, adakalanya bergaris keputihan dan halus. Rasa
daging buahnya tidak pahit.
Perbanyakan dilakukan dengan biji yang langsung disebar di lapangan
yang tanahnya cukup subur. Tidak memerlukan banyak pemeliharaan, kecuali
diperlukan rambatan yang cukup tinggi, atau dirambatkan ke pohon, supaya
buahnya tidak menyentuh tanah. Sementara buahnya tumbuh ujungnya diberati
batu kecil supaya buahnya lurus, tidak menggeliat atau terpuntir. Buahnya
biasanya dihasilkan 3-4 bulan setelah biji disebar, dan dipetik kira-kira 1 bulan
kemudian (Setiawan, 1995; Lembaga Biologi Nasional-LIPI, 1980).
c. Manfaat dan Kandungan Tanaman
Menurut Duke (2004), kegunaan pare belut diantaranya adalah sebagai
vermifuge (agen yang memaksa agar cacing atau parasit usus keluar), purgative
8
6. Shigella dysentriae
Klasifikasi
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella dysentriae (Salle, 1961).
Shigella merupakan batang gram-negatif yang tipis, bentuk coccobacilli
terjadi pada perbenihan muda. Koloni shigella cembung, bundar, transparan
dengan diameter sampai kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Jawetz, Melnick, et al.,
2005).
Infeksi shigella hampir selalu terbatas pada sistem gastrointestinal,
penyebaran ke dalam aliran darah sangat jarang. Shigella dapat menular, dosis
menular adalah 10 organisme (biasanya 105-108 untuk salmonellae dan vibrios).
Proses patologik yang penting adalah invasi sel epithelial mukosal (misalnya sel
M) yang didinduksi oleh fagositosis, lolos dari vakuola fagositik, pelipatgandaan
dan pengembangan dalam sel epithelial sitoplasma, dan melintas ke sel yang
berdekatan. Mikroabses di dinding terminal ileum dan intestine yang besar
mengarah pada nekrosis dari membran mukous, ulserasi superfisial, pendarahan,
dan pembentukan pseudomembran di area ulserasi. Hal ini terdiri dari fibrin,
leukosit, sel debris, membran mukous nekrotik, dan bakteria. Saat proses penyakit
reda, jaringan granula akan mengganti borok dan terbentuk jaringan parut (Jawetz,
Melnick, et al., 2005).
7. Enterobacter aerogenes
Klasifikasi
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Entrobacter
16
menempatkannya pada posisi yang tepat pada amplop sel. Antibakteri bereaksi
dengan satu atau banyak enzim yang dibutuhkan pada proses sintesis,
sehingga akan menyebabkan pembentukan dinding sel yang lemah dan akan
menyebabkan pemecahan osmotik, sehingga bakteri akan mati.
b. Penghambatan terhadap fungsi membran sel.
Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma yang
berperan sebagai barrier permeabilitas selektif membawa fungsi transpor aktif
dan kemudian mengontrol komposisi internal sel. Antibakteri akan berikatan
dengan membran fospolipid yang menyebabkan pemecahan protein dan basa
nitrogen sehingga membran bakteri akan pecah yang menyebabkan kematian
bakteri.
c. Penghambatan terhadap sintesis protein (penghambatan translasi dan
transkripsi material genetik).
Kebanyakan obat menghambat translasi atau sintesis protein, bereaksi
dengan ribosom-mRNA. Walaupun manusia mempunyai ribosom, tetapi
ribosom eukariotik berbeda dalam ukuran dan struktur dari prokariotik,
sehingga menyebabkan aksi yang selektif terhadap bakteri, bakteri mempunyai
70S ribosom, sedangkan sel mamalia mempunyai 80S ribosom. Subunit
masing-masing tipe ribosom, komposisi kimianya, dan spesifikasi fungsinya
berbeda, bisa untuk menerangkan mengapa antibakteri dapat menghambat
sintesis protein dalam ribosom bakteri tanpa berpengaruh pada ribosom
mamalia.
d. Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat.
Pembentukan DNA dan RNA bakteri merupakan perjalanan yang
panjang dan membutuhkan enzim di beberapa proses. Penghambatan proses
pembentukan dapat terjadi pada tempat-tempat tertentu. Antibakteri
menginteferensi sintesis asam nukleat dengan menghambat sintesis nukleitida,
menghambat replikasi, atau menghentikan transkripsi. Karena pembentukan
DNA dan RNA sangat penting dan berefek dalam metabolisme protein, obat
akan berikatan sangat kuat pada enzim DNA Dependent RNA Polymerase
bakteri. Jadi ini menghambat sintesis RNA bakteri (Jawetz, Melnick, et al,
18
2005).
4. Ampisilin dan Senyawa-Senyawa Antibakteri
a. Obat Antibakteri Ampisilin
Ampisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk
pengobatan infeksi pada saluran napas yang disebabkan oleh bakteri P.
aeruginosa dan saluran seni yang disebabkan oleh bakteri P. aeruginosa dan
E. aerogenes. Ampisilin juga sering digunakan untuk pengobatan penyakit
meningitis yang disebabkan oleh bakteri B. subtilis dan infeksi karena S.
typhii., yaitu demam tipoid. Penyakit lain yang dapat diobati dengan ampisilin
adalah gonorrhea dan gastroenteritis. Ampisilin adalah turunan penisilin yang
tahan terhadap asam tetapi tidak tahan terhadap enzim penisilinase
(Siswandono dan Soekardjo, 2000). Ampisilin merupakan jenis antibakteri
bakteriostatik dimana cara kerjanya adalah menghambat pertumbuhan bakteri
dengan cara menghambat pembentukan dinding sel dari bakteri tersebut. Salah
satu contohnya pada bakteri S. aureus, ampisilin dapat menghambat dengan
baik susunan dinding sel bakteri tersebut (Tortora et.al., 1994).
Ampisilin dapat menghambat kerja enzim transpeptidase dengan cara
mengikat enzim melalui ikatan kovalen sehingga mencegah pembentukan
dinding sel bakteri. Pada tingkat molekul, mekanisme kerjanya ditunjukkan
oleh serangan nukleofil dari gugus hidroksil serin enzim transpeptidase pada
karbonil karbon cincin -laktam yang bermuatan positif, sehingga terjadi
hambatan biosintesis peptidoglikan. Akibatnya dinding sel menjadi lemah dan
karena adanya tekanan turgor dari dalam, dinding sel akan pecah atau lisis
sehingga bakteri mati. Ampisilin dapat diinaktivasi dengan adanya enzim -
laktamase yang dihasilkan bakteri (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Ikatan
kovalen antara ampisilin dengan enzim transpeptidase ditunjukkan pada
gambar 3.
19
H
C NH2 S CH3 H
C NH2 S CH3
CONH
CH3 CONH
C N CH3
O O C HN
COOH
O COOH
O
transpeptidase transpeptidase
b. Senyawa-senyawa Antibakteri.
Senyawa-senyawa antibakteri dari tumbuhan antara lain tanin, fenolat,
flavonoid, alkaloid, saponin dan terpenoid.
1. Tanin.
Tanin merupakan penggambaran secara umum untuk golongan polimer
fenolat (Cowan, 1999), tanin merupakan bahan yang dapat merubah kulit
mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuannya menyambung
silangkan protein (Harborne, 1996) dan mengendapkan gelatin dalam larutan
(Cowan, 1999). Berat molekulnya antara 500 sampai 28000 dan ditemukan
pada bagian tanaman kuncup, batang, daun, buah dan akar (Cowan, 1999).
Tanin dibagi menjadi 2 yaitu tanin terkondensasi dengan berat molekul
(1900-28000) tidak mempunyai pusat karbohidrat dan terbentuk dari
oligomer polihidroksi-flavan-3-ol dan polimer dihubungkan oleh ikatan
karbon antara subunit flavonol contohnya epigallocatechin (EGC),
epicatechin (EC), catechin. Tanin terhidrolisa mempunyai berat molekul
rendah (500-3000) dan merupakan poliester dari asam galat (gallotannins)
dan asam hexahidroksi-difenat (ellagitannins) dengan pusat polyol seperti
gula/glukosa dan fenilat seperti cathechin. contohnya (-)-epigallocatechin
gallate (EGCg) dan (-)-epicatechin gallate (EGg) (Harborne, 1996 dan
Cowan, 1999). Contoh senyawa tanin dapat dilihat pada Gambar 4.
20
OH OH
OH OH
HO O HO O OH
OH
OH O C OH
OH OH O
OH
(-) epigallocatechin (EGC)
(-) epicathechin gallate(ECg)
OH
OH
OH
OH
HO O
HO O OH
OH
OH O C OH
OH OH O
(-) epicatechin (EC) OH
(-) epigallocatechin gallate (EGCg)
O
O
OH
O
O O
flavon flavonol khalkon
O O
O
OH
O O
O
flavanon flavanonol Isoflavon
3. Saponin
Pembentukan busa yang lama pada waktu ekstraksi atau ekstrak tanaman
yang pekat menunjukkan adanya saponin (J.Poither, 2000). Saponin
mempunyai bagian utama berupa turunan triterpen dengan sedikit steroid.
Residu gula dihubungkan oleh satu gugus OH biasanya C3-OH dari aglikon
(monodesmoside saponin) dan jarang dengan dua gugus OH atau satu gugus
OH dan gugus karboksil (bis-desmiside saponin) (Wagner, 1984).
Triterpenen saponin hanya mempunyai sistem urasane atau dammarane.
Kebanyakan triterpenen saponin bersifat asam dikarenakan adanya satu atau
dua gugus karboksi pada aglikon dan atau gugus gula dan yang lain gugus
yang mempunyai atom oksigen ada pada sapogenin seperti -OH, -CH2OH
atau CHO. Gugus karbohidrat biasanya terdiri 1-6 monosakarida
kebanyakan glukosa, galaktosa, rhamosa, arabinosa dan xylosa. Saponin dari
Horse chesnut mempunyai modifikasi asam alifatik. Semua triterpen
saponin mempunyai aktivitas haemolitik yang beragam dari yang kuat
sampai yang lemah tergantung dari tipe substitusinya (Wagner, 1984).
Steroid saponin kebanyakan spirastanol, selama prosedur isolasi turunan
furastanol biasanya dikonversi menjadi spirastanol. Saponin ini terdiri
banyak gugus karboksil. Steroid saponin mempunyai unit gugus gula yang
sedikit daripada triterpene saponin. Secara kontras saponin monodesmoside,
bis-desmoside furastanol tidak mempunyai aktivitas haemolitik (Wagner,
1984). Saponin mempunyai efek membranolitik yaitu membentuk komplek
dengan kolesterol di membran sel protozoa (P.R. Cheeke, 2000). Contoh
senyawa steroid saponin dapat dilihat pada Gambar 6. Saponin mempunyai
efek antibakteri dan antijamur yang bagus. Saponin mempunyai efek
antijamur yang bagus dari pada sapogenin. Efek antijamur dan antibakteri
23
CH2OH
O
Nautigenin
HO
11 17 16
18
1 9
10 24
8
3 5
6-[1-(10,13-dymethyl-4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 dodecahydro-1H-cyclopenta
[alpha] phenan thren-17-yl) ethyl]-3-methyl-3,6-dihidro-2H-2-pyranone. dari tanaman
Elephantopus scaber
5. Alkaloid
Alkaloid dari tanaman kebanyakan amina tersier dan yang lainnya terdiri
dari nitrogen primer, sekunder, dan quaterner (J. Poither, 2000). Semua
alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya
bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan cincin
aromatis (Achmad, 1986). Berdasarkan penyusun asam aminonya alkaloid
dibedakan menjadi alkaloid asiklis yang berasal dari asam amino ornitin dan
lisin. Alkaloid aromatis jenis fenilalanin berasal dari fenilalanin, tirosin dan
3,4-dihidroksifenilalanin. Alkaloid jenis indol yang berasal dari triptofan
(Achmad, 1986). Contoh senyawa alkaloid dapat dilihat pada Gambar 8.
Mekanisme alkaloid menjadi antibakteri berhubungan dengan tingginya
senyawa aromatik quartener dari alkaloid seperti barberine dan harmane
yang mempunyai kontribusi untuk membentuk interkhelat dengan DNA.
Contoh senyawa alkaloid yang mempunyai aktivias antibakteri dapat dilihat
pada Gambar 9.
25
H3CO
N O
N CH3
CH3 H3CO
CH3
Higrin
Alkaloid Indol OCH3
OPO3H2 Mezkalin
N CH3
N
H
CH3
Philosobin
O
O CH3
H
N
N
H3CO N+
OCH3 harmane
Barberine
Gambar 9. Senyawa-Senyawa Alkaloid yang Bersifat Antibakteri (Cowan, 1999)
6. Fenolat
Bebrapa senyawa tumbuhan yang aktif terdiri dari sebuah cincin fenol
tersubstitusi. Asam sinamat dan asam kafeat biasanya mewakili kelompok
besar dari turunan senyawa fenilpropan yang mempunyai tingkat oksidasi
tinggi. Tumbuhan Terragon dan Thyme keduanya mengandung asam kaffeat
yang efektif membunuh virus, bakteri dan jamur. Catechol dan pyrogallol
keduanya merupakan fenol teroksidasi menunjukkan racun terhadap
mikroorganisme. Catechol mempunyai 2 gugus fungsi OH dan pyragallol
mempunyai 3 gugus fungsi OH. Tingkatan dan banyakan gugus fungsi
hidroksil pada golongan fenol berhubungan dengan toksisitas pada
mikroorganisme, dengan bukti bahwa bertambahnya hidroksilasi
26
H
HO C CH
COOH
HO HO H
asam kaffeat OH
Catechol
OH
OCH3
CH2
eugenol
1. Metode difusi
a. Metode silinder
Silinder steril diletakkan diatas permukaan agar yang telah diolesi
suspensi bakteri, kemudian zat aktif yang akan diuji dimasukkan ke dalam
silinder tersebut. Diinkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 37oC kemudian
diukur diameter hambat dengan menggunakan jangka sorong.
b. Metode lubang (perforasi)
Bakteri uji yang umurnya 18-24 jam disuspensikan ke dalam media agar
pada suhu sekitar 45 oC. Suspensi bakteri dituangkan ke dalam cawan petri
steril. Setelah agar memadat, dibuat lubang-lubang dengan diameter 6-8 mm.
Kedalam lubang tersebut dimasukkan larutan zat yang akan diuji aktivitasnya
sebanyak 20L, kemudian diinkubasikan pada suhu 37 oC selama 18-24 jam.
Aktivitas antibakteri dapat dilihat dari daerah bening yang mengelilingi lubang
perforasi.
c. Metode cakram kertas
Zat yang akan diuji diserapkan ke dalam cakram kertas dengan cara
meneteskan pada cakram kertas kosong larutan antibakteri sejumlah tertentu
dengan kadar tertentu pula. Cakram kertas diletakkan diatas permukaan agar
padat yang telah diolesi bakteri, diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37oC.
Aktivitas antibakteri dapat dilihat dari daerah hambat di sekeliling cakram
kertas.
2. Metode Dilusi
a. Metode pengenceran tabung
Antibakteri disuspensikan dalam agar Triptic Soy Broth (TSB) dengan
pH 7,2-7,4 kemudian dilakukan pengenceran dengan menggunakan beberapa
tabung reaksi. Selanjutnya dilakukan inokulasi bakteri uji yang telah
disuspensikan dengan NaCl fisiologis steril atau dengan TSB, yang tiap
milimeternya mengandung kurang lebih 105-106 bakteri. Setelah diinkubasikan
pada suhu 37oC selama 18-24 jam, tabung yang keruh menunjukkan adanya
pertumbuhan bakteri, sedangkan tabung yang bening menunjukkan zat
antibakteri yang bekerja.
28
dipisahkan (sebagai absorben). (Kristanti dkk., 2008). Fase gerak yang dipakai
adalah pelarut tunggal atau campuran pelarut dengan perbandingan tertentu.
Pemisahan yang bagus dapat dicari dengan mencoba-coba mengelusi dengan
berbagai perbandingan campuran pelarut. Seperti yang dilakukan pada penelitian
Hayani (2007) menggunakan berbagai perbandingan campuran pelarut untuk
memisahkan komponen yang terdapat pada rimpang temu kunci dan didapatkan
perbandingan campuran pelarut heksana : etil asetat 8,5 : 1,5 memberikan
pemisahan yang bagus ditandai banyaknya noda yang dipisahkan. Pendeteksian
noda dapat dilakukan dengan pengamatan langsung, dibawah sinar UV dan
disemprot dengan reagen spesifik. Reagen spesifik yang dipakai antara lain pada
uji flavonoid menggunakan penyemprot AlCl3 1%, uji fenolat dan tanin
menggunakan penyemprot FeCl3 1%, saponin menggunakan penyemprot SbCl3
20% dalam kloroform dan uji terpenoid menggunakan penyemprot vanillin-
H2SO4.
Uji KLT terpenoid menggunakan penyemprot vanillin-H2SO4
menghasilkan bercak berwarna ungu, biru, biru-ungu, orange ke merah ungu,
merah cokelat (Wagner, 1984). Reaksi uji terpenoid ditunjukkan pada Gambar 11.
OH O
CH3
C CH C H
OCH3
HO
OH
vanilin
H
OH
CH3
C CH
OH
HO
H
H3CO
HO
-H2O H
OH
CH3
C CH
H3CO
HO
O O
+ Al3+
-H+
OH O O O
Al
Gambar 12. Reaksi Uji KLT Flavonoid dengan AlCl3 (Jork et al., 1990)
B. Kerangka Pemikiran
Obat antibakteri bermanfaat untuk mengatasi penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri patogen. Penggunaan terus menerus suatu antibakteri
dapat menyebabkan bakteri patogen resisten terhadap obat tersebut, selain efek
samping yang ditimbulkannya. Suatu senyawa aktif baru, yang berasal dari
tumbuhan obat yang berpotensi sebagai antibakteri sangat dibutuhkan sebagai
alternatif baru obat antibakteri.
Pare belut merupakan tumbuhan suku cucurbitaceae yang secara
tradisional telah digunakan sebagai tanaman obat. Senyawa-senyawa metabolit
sekunder yang terkandung dalam pare belut adalah alkaloid, tanin, polifenol,
saponin, kardenolin/bufadienol dan flavonoid. Senyawa-senyawa alkaloid, tanin,
polifenol, saponin dan flavonoid merupakan senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Pemanfaatan buah pare belut sebagai tanaman obat
antibakteri belum dilakukan penelitian secara ilmiah, oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian secara ilmiah aktivitas antibakteri ekstrak buah Pare belut.
Tahap penelitian dilakukan dengan mengisolasi senyawa-senyawa dalam
buah pare belut dengan ekstraksi maserasi menggunakan pelarut metanol.
Ekstraksi bertingkat terhadap pelarut metanol dengan pelarut heksana, kloroform,
etil asetat, dan butanol dilakukan untuk memisahkan senyawa-senyawa antibakteri
dalam buah pare belut berdasarkan perbedaan kepolarannya. Metode pengujian
aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode lubang terhadap ekstrak-
ekstrak buah pare belut tersebut untuk mengetahui aktivitas antibakteri masing-
32
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran dapat diajukan beberapa hipotesis
sebagai berikut :
1. Ekstrak metanol buah pare belut dan ekstrak-ekstrak hasil ekstraksi
bertingkatnya yaitu ekstrak heksana, kloroform, etil asetat dan butanol
mempunyai aktivitas antibakteri.
2. Ekstrak metanol, heksana, kloroform, etil asetat dan butanol mengandung
golongan senyawa alkaloid, tanin, polifenol, saponin dan atau flavonoid.
3. Ekstrak aktif antibakteri tertinggi buah pare belut bisa digunakan sebagai
alternatif antibakteri baru.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni. Tahap pertama
adalah pembuatan serbuk simplisia sampel. Serbuk simplisia sampel diekstraksi
maserasi menggunakan pelarut metanol. Terhadap ekstrak metanol yang diperoleh
dilakukan pengujian aktivitas antibakteri. Ekstraksi kemudian dilanjutkan
terhadap ekstrak metanol menggunakan pelarut dengan tingkat kepolaran semakin
meningkat, yaitu heksana, kloroform, etil asetat dan butanol.
Ekstrak-ekstrak hasil ekstraksi bertingkat kemudian dilakukan pengujian
antibakteri. Terhadap ekstrak aktif kemudian dilakukan penapisan fitokimia.
Ekstrak aktif yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi kemudian dilakukan uji
penegasan golongan senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan
penentuan potensi antibakteri dengan mencari nilai Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) ekstrak dan nilai banding ekstrak terhadap standar ampisilin.
33
34
mikropipet 10-100 L, jarum ose, cawan petri, laminar air flow(Minihelik II,
dwyer), inkubator (Hotcold M P-selecta), spatula logam, lemari asam, lemari
pendingin dan peralatan gelas.
D. Prosedur Penelitian
Diagram alir prosedur penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.
1. Identifikasi dan Preparasi Sampel
Sampel buah Pare belut diperoleh dari daerah Sukoharjo. Buah pare belut
sebelumnya diidentifikasi oleh Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Daging buah pare belut dicuci, dikupas kulitnya, dibuang bijinya,
dipotong tipis-tipis kemudian dikeringkan dengan oven suhu 75oC selama 3 hari.
Selanjutnya daging buah kering diblender sampai berbentuk serbuk. Bahan kering
(simplisia) disimpan dalam wadah tertutup.
5. Terpenoid
Ekstrak sebanyak 10mg ditambah dengan vanilin dan H2SO4 pekat. Terpenoid
positif jika terjadi perubahan warna ungu.
6. Fenolat
Ekstrak sebanyak 10mg ditambah dengan larutan besi (III) klorida 1% dalam
air. Fenolat positif jika terjadi perubahan warna hijau, merah ungu, biru/hitam.
Uji penegasan KLT menggunakan plat KLT silika gel F254 (E. Merck).
Ekstrak ditotolkan pada plat dan dielusi dengan pengembang heksana:kloroform
dengan perbandingan masing-masing 3:7, 1:1, dan 7:3. Hasil pemisahan dideteksi
bercaknya dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan dicari pengembang yang
memisahkan paling baik. Setelah diperoleh pengembang dengan pemisahan yang
paling baik dilakukan uji kualitatif golongan senyawa dengan pengamatan bercak
pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 365 nm setelah penyemprotan reagen
spesifik. Reagen penyemprot yang dipakai adalah AlCl3 untuk senyawa flavonoid,
SbCl3 20% dalam kloroform untuk saponin, Vanilin-H2SO4 untuk terpenoid,
FeCl3 untuk tanin dan fenolat.
sebenarnya. Nilai banding sampel terhadap baku ampisilin dapat dihitung dengan
persamaan:
Nilai Banding = Konsentrasi Sampel dari Kurva x 100%
Konsentrasi Sampel Sebenarnya
A. Identifikasi Sampel
Identifikasi tanaman pare belut yang diperoleh dari daerah Sukoharjo,
dilakukan di laboratorium Taksonomi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jenis yang diteliti adalah
Trichosanthes anguina L. dengan nama daerah pare belut atau pare ulo. Hasil
identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 2.
41
42
dengan variasi konsentrasi 5.105 ppm atau 10 mg/lubang, 7,5.105 ppm atau 15
mg/lubang, dan 1.106 atau 20mg/lubang, dimana setiap lubang dimasukkan
sampel sebesar 20l. Perhitungan konversi konsentrasi sampel selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 3. Sampel dilarutkan dalam DMSO karena DMSO
dapat melarutkan secara sempurna ekstrak metanol, selain itu juga sebagai zat
kontrol negatif antibakteri. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak
metanol mempunyai aktivitas antibakteri terhadap semua bakteri uji atau hanya
terhadap bbakteri tertentu saja. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ini dapat
dilihat pada Tabel 2, sedangkan hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Kedua bakteri ini merupakan jenis bakteri gram negatif, dimana secara umum
dinding bakteri gram negatif berbeda dengan bakteri gram positif dan hal ini dapat
menjelaskan bahwa banyak zat antibakteri yang tidak sensitif terhadap bakteri
gram negatif. Pada bakteri gram positif terdapat lapisan peptidoglikan 50-100
lapis dan selebihnya adalah membran dan sitoplasma. Sedangkan bakteri gram
negatif hanya tediri dari 1-2 lapisan peptidoglikan tetapi memiliki lebih banyak
lapisan lain yaitu amplop terluar, membran terluar, ruang periplasma, membran
terdalam, dan sitoplasma. Lapisan membran terluar pada bakteri gram negatif
dapat menghalangi penembusan suatu zat antibakteri pada sasaran (membran
terdalam), sedang pada bakteri gram positif tidak ada membran terluar. Hal ini
yang menyebabkan zat antibakteri tidak dapat menghambat beberapa bakteri gram
negatif (Siswandono dan Soekardjo,2000). Namun pada E. coli, P. aeruginosa
dan S. typhii yang juga merupakan bakteri gram negatif, daerah hambatan yang
bening ditunjukkan terhadap E. coli dan P. aeruginosa, sedangkan terhadap S.
typhii menunjukkan daerah hambatan yang tidak bening. Kemungkinan yang
terjadi terhadap E. coli dan P. aeruginosa adalah zat antibakteri pada ekstrak
mampu menembus membran terluar bakteri dan masuk ke membran terdalam
untuk merusak sel kedua bakteri tersebut, sedangkan terhadap S. typhii zat
antibakteri kemungkinan hanya menghentikan pertumbuhan bakteri, dengan cara
menghambat biosintesis peptidoglikan dan tidak merusak sel bakteri tersebut.
Hisamettin Durmaz, et al. (2006) menyatakan aktif tidaknya suatu antibakteri
yang ditandai perbedaan diameter hambat yang terjadi tergantung pada tipe dari
ekstrak, spesies tanaman dan spesies dari bakteri itu sendiri.
Selanjutnya pengujian aktivitas antibakteri dilakukan kembali terhadap
bakteri uji yang menunjukkan hambatan yaitu bakteri E. coli, P. aeruginosa, S.
aureus, dan B. subtilis untuk mengetahui kekuatan ekstrak metanol dalam
menghambat pertumbuhan bakteri serta terhadap bakteri S. typhii yang hasil
sebelumnya meragukan, dilakukan uji ulang untuk mengetahui apakah ekstrak
metanol benar-benar menghambat pertumbuhan S. typhii. Pengujian dilakukan
dengan konsentrasi ekstrak sebesar 10 mg/lubang dan 15 mg/lubang dengan
metode yang sama dan dilakukan 2 kali ulangan. Hasil pengujian aktivitas
44
antibakteri ini dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan hasil pengujian selengkapnya
terdapat pada Lampiran 5.
E. coli dan S. typhii menunjukkan perbedaan aktivitas yang nyata terhadap semua
bakteri uji yang lain. Sedangkan bakteri S. aureus, B. subtilis dan P. aeruginosa
menunjukkan perbedaan aktivitas antibakteri yang nyata hanya terhadap bakteri E.
coli dan S. typhii saja.
Hasil penelitian yang dilakukan Swamy dan Jayaveera (2007) terhadap
ekstrak buah Momordica cymbalaria (suatu famili Cucurbitaceae) menunjukkan
bahwa ekstrak metanol buah M. cymbalaria yang diisolasi dengan metode
soxhletasi dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, S. aureus, B. subtilis,
dan P. aeruginosa dengan konsentrasi ekstrak 2 mg/ml. Selain keempat bakteri
tersebut ekstrak metanol M. cymbalaria juga dapat menghambat bakteri-bakteri
lain yaitu S. typhii, Shigella shonei, Klebsiella pneumoniae, dan Proteus vulgaris.
Ekstrak metanol kemudian dilakukan ekstraksi bertingkat dengan pelarut
organik yang semakin meningkat kepolarannya. Ekstraksi dilakukan untuk
memisahkan golongan senyawa yang mempunyai kepolaran yang berbeda
sehingga dapat diketahui golongan senyawa yang mempunyai aktivitas
antibakteri.
Tabel 5. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol dan ekstrak-ekstrak hasil
ekstraksi bertingkat ekstrak metanol terhadap 4 bakteri uji
Ekstrak Diameter Hambat Rata-Rata (mm)
(15mg/lubang) E. coli S. aureus B. subtilis P.aeruginosa
Metanol 12,670,22 9,69 0,21 10,150,18 11,38 1,22
Heksana 9,460,12 6,00 0,00 8,720,17 6,000,00
Kloroform 14,990,01 13,330,58 12,851,12 13,15 0,03
Etil Asetat 14,871,29 12,510,20 12,760,88 12,010,40
Butanol 13,400,09 6,000,00 12,110,02 11,600,04
Air 6,00 0,00 6,000,00 6,000,00 6,000,00
Keterangan : diameter lubang = 6mm
47
Tabel 6. Hasil Pengujian Golongan Senyawa Kimia Ekstrak Buah Pare Belut
(Trichosanthes anguina L.)
Golongan Ekstrak
Senyawa Metanol Heksana Kloroform Etil Asetat Butanol
Saponin + - - - -
Fenolat + - + + -
Tanin* + - + + -
Alkaloid + - + - +
Flavonoid + - + + +
Terpenoid + + + - -
Keterangan : - : Tidak mengandung golongan senyawa yang dimaksud
+ : Mengandung golongan senyawa yang dimaksud
*: tanin terkondensasi
warna ungu pada sinar tampak dan sinar UV 365 dengan Rf = 0,09 dan 0,14
sehingga dapat disimpulkan positif terpenoid dalam ekstrak kloroform tersebut.
Hasil uji penegasan dengan KLT selengkapnya disajikan pada tabel 7, sedangkan
hasil uji KLT secara keseluruhan serta gambar hasil uji ditunjukkan pada
Lampiran 10 dan Lampiran 11.
terhadap bakteri E. coli dan B. subtilis, 1 ppm atau 10-6 mg/L terhadap bakteri S.
aureus dan 1,9 ppm atau 1,9.10-6 mg/L terhadap bakteri P. aeruginosa.
seperti pada penentuan KHM ampisilin yaitu 1,5 .10-5 mg/L hingga 1,25.10-7
mg/L. Konsentrasi ekstrak kloroform yang digunakan adalah 0,01 mg/L yaitu
merupakan konsentrasi tertinggi yang digunakan untuk penetapan KHM ekstrak
kloroform. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak kloroform konsentrasi
0,01 mg/L yang selanjutnya digunakan untuk penetapan nilai banding
ditunjukkan pada Tabel 10, sedangkan hasil selengkapnya ditunjukkan pada
Lampiran 18.
Tabel 11. Hasil Penetapan Nilai Banding Ekstrak Kloroform Untuk Keempat
Bakteri Uji terhadap Ampisilin
A. Kesimpulan
1. Ekstrak metanol, kloroform, dan etil asetat buah pare belut (Trichosanthes
anguina L.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus, B.
subtilis, P. aeruginosa dan E. coli. Ekstrak butanol mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap E. coli, B. subtilis dan P. aeruginosa sementara ekstrak
heksana mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli dan B.
subtilis.
2. Golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak metanol adalah
saponin, fenolat, tanin, alkaloid, flavonoid dan terpenoid. Ekstrak kloroform
mengandung golongan senyawa fenolat, tanin, alkaloid, flavonoid dan
terpenoid sementara ekstrak etil asetat mengandung golongan tanin, fenolat dan
flavonoid. Ekstrak butanol mengandung golongan senyawa alkaloid dan
flavonoid sementara ekstrak heksana hanya mengandung golongan senyawa
terpenoid saja.
3. Ekstrak kloroform buah pare belut mempunyai konsentrasi hambat minimum
(KHM) sebesar 0,0025 mg/L terhadap bakteri S. aureus dan 0,00125 mg/L
terhadap P. aeruginosa. Nilai uji banding ekstrak terhadap baku ampisilin
menunjukkan bahwa pada konsentrasi 10000 ppm ekstrak 0,030 % ampisilin
terhadap P. aeruginosa dan 0,014% terhadap S. aureus. Ekstrak kloroform
mempunyai perbandingan yang lebih kecil daripada ampisilin tetapi bisa
digunakan sebagai alternatif antibakteri baru.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penentuan senyawa yang
terkandung dalam ekstrak kloroform dan pengujian aktivitas antibakteri senyawa
tersebut.
58
DAFTAR PUSTAKA
Bermejo, J. E. H and J. Leon, 1994, Plant Production and Protection Series No.
26. FAO, Rome, Italy.
Cheeke, P. R., Actual and Potential Application of Yucca schidigera and Quillaja
saponaria Saponins in Human and Animal Nutrition, J Anim Sci
2000.77:1-10, Journal of Animal Science.
Cowan, M. M, 1999, Plant Product as Antimicrobial Agents, Clinical
Microbiology Reviews, Page 564-582.
Daisy, P., Mathew, S., Suveena, S., Nirmala, A. R., 2008, A Novel Terpenoid from
Elephantus Scaber-Antibacterial Activity on Stapylococcus Aureus: A
Substantiate Computional Approach, International Journal of Biomedical
Science. Int J Biomed Sci 2008:4(3):196-203.
59
60
Diastuti, H., Sajidah, A., Ratnaningsih, E., 2003, Fraksinasi dan Uji Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Akar Piper sarmentosum Roxb. Ex Hunter, Majalah
Ilmiah UNSOED, No 2, edisi Juli 2003.
Dorland, W.A. Newman, 2002, Kamus Kedokteran (29thed.) Hartanto, H., dkk.,
Trans. Jakarta : EGC.
Duke, J. A, 2004, Ethnobotanical Uses. Beltsville Agricultural Research Center,
Beltsville, Maryland. http://www.ars-grin.gov/duke. diakses tanggal
Durrance Rd., N. Ft. Myers, 1999, Snake Gourd, Echo Plant Information Sheet.
USA, http://www.echonet.org.
Farrukh, U., Shreef, H. and Mahmud, S., 2008, Antibacterial Activities of
Coccinia grandis L, Pak. J. Bot. 40(3): 1259-1262,2008.
Fitriani, D., 2006, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Jarak (Jatropha curas L.),
Daun Ketapang (Cassia alata C.), dan Daun Papaya (Carica papaya L.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonas Secara In Vitro, Skripsi,
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret.
Jork, H., Funk, W., and Fischer, W., 1990, Thin Layer Chromatography. vol.1.
New York. VHC Verlagsge Sellschaft, Cambridge.
Kristanti, A. N., Aminah, N. S., dan Kurniadi, B., 2008, Buku Ajar Fitokimia.
Surabaya. Jurusan Kimia-Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA
Universitas Airlangga.
Kristinawati, D., 2004, Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Pare Belut
(Trichosanthes anguina L.) dalam Ekstrak Etanol, Skripsi, Jurusan Kimia,
FMIPA, Universitas Sebelas Maret.
Mayasari, dr. E. 2005, Pseudomonas aeruginosa : Karakteristik, Infeksi dan
Penanganan, Medan, Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan.
Ojiako, O. A. and Igwe, C. U., 2008, The Nutritive, Anti Nutritive and
Hepatotoxic Properties of Trichosanthes anguina (Snake Tomato) Fruits
from Nigeria, Department of Biochemistry, Federal University of
Technology, Owerri, Nigeria. Pakistan Journal of Nutrition 7 (1):85-89,
2008. ISSN 1680-5194.
Oyetayo, F. L., Oyetayo V. O., and Ajewole V. 2007. Phytochemical Profile and
Antibacterial Properties of the Seed and Leaf of the Luffa Plant (Luffa
cylindrical). Journal of Pharmacology and Toxicology 2 (6): 586-
589,207,Academic Journal.
Pambayun, R., Gardjito, M., Sudarmadji, S., dan Kuswanto, K. R., 2007,
Kandungan Fenol dan Sifat Antibakteri dari Berbagai Jenis Ekstrak
Produk Gambir (Uncaria gambir Roxb.). Majalah Farmasi Indonesia
18(3), 141-146.
Padmawinata, K. dan Sudiro, I., 1987, Metode Fitokimia, Edisi ke-2. Bandung.
ITB. Terjemahan : Phytochemical Methods. Harborne, J.B. 1984. London.
Chapman and Hall Ltd.
62
Sastrohamidjojo, H., 1996, Sintesis Bahan Alam Hayati, Yogyakarta, Gajah Mada
University Press
Setiawan, A. I., dan Trisnawati, Y., 1995, Pare dan Labu, PT Penebar Swadaya.
Jakarta.
Shimamura, T., Wei-Hua, Z., and Zhi-Qing, H., 2007, Mechanism of Action and
Potential for Use of Tea Catechin as Anti-infective Agent, Anti-infective
Agent In Medicinal Chemistry,2007,6,57-62, Bentham Science Publishers
Ltd.
63
Shulman, S. T.,MD., Phair, J. P., MD., Shommers, H. M., MD. Dasar Biologis
dan Klinis Penyakit Infeksi, edisi keempat,Diterjemahkan oleh Prof. Dr. A.
Samik Wahab. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Tjay, H. T. dan Rahardja, K., 1978, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Kelima, Jakarta. PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
Tjitrosoepomo, G., 1989. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta.
UGM Press.
Tomori, O.A., Saba A. B., and Dada Adegbola H. O., 2007, Antibacterial Activity
of Ethanolic Extract of Whole Fruits of Lagenaria breviflora Robert,
Journal of Animal and Veteinary Advances 6 (5):752-757,2007.
Tortora, G.J., Funke, B.R., Case, C. L., 1994, Microbiology An Introduction, fifth
edition, The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.
Vibrianti, Y., 2005, Identifikasi dan Isolasi Fraksi Aktif Antijamur dalam
Rimpang Temu Tis (Curcuma purpurascens BI.), Surakarta, Skripsi.
Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret.
Wagner, H., 1983, Plant Drug Analysis a Thin Layer Chromatography Atlas.
Germany, Springer-Verlag Berlin.
64
Yuliani, Y., 2001, Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Rimpang
Temu Putri (Curcuma Petiolata Roxb.), Jurusan Farmasi, FMIPA,
Universitas Padjajaran.
65
Daging Buah
Pare belut
1. Diiris tipis-tipis
2. Dikeringkan dalam oven suhu 50C
selama 72 jam
3. Digiling dengan penggiling
Simplisia serbuk
Simplisia kasar
Ekstrak metanol
Bakteri Uji
dibiakkan
diinkubasi
Suhu 37 C
disuspensikan
3 mL aquades steril
68
campuran
digoyang-goyang
homogen
didiamkan
Agar membeku
dibuat
diisi diisi
20 L sampel Lubang diameter 20 L DMSO
6 mm
Cawan petri
diukur
Diameter hambat
69
183,49 g
= x 100 %
1002,596 g
= 18,3 %
Gambar 1 Gambar 2
73
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
Keterangan Gambar :
1. Pada gambar tertera konsentrasi
50% yang sama dengan 0,5 mg/L
atau 10mg/lubang dan berlaku untuk
semua konsentrasi.
2. Konsentrasi sampel yang
dimasukkan ke dalam lubang
(searah jarum jam) adalah 100%,
50%, 75% dan 0% (DMSO) yang
Gambar 7
setara dengan berat sampel 20
mg/lubang, 10mg/lubang,
15mg/lubang dan 0mg/lubang.
74
Gambar 8 Gambar 9
75
Gambar 10 Gambar 11
Keterangan Gambar :
1. Pada gambar tertera konsentrasi
50% yang sama dengan 0,5 mg/L
atau 10mg/lubang dan berlaku
untuk semua konsentrasi).
2. Konsentrasi sampel yang
dimasukkan ke dalam lubang
(searah jarum jam) adalah 75%,
Lampiran 6. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Bakteri Pada Masing-
Masing Berat Sampel Ekstrak Metanol.
Analisa One Way ANOVA untuk membandingkan kesamaan dalam
beberapa perlakuan. Analisa menggunakkan program aplikasi komputer SPSS.
Contoh langkah analisa data untuk ekstrak metanol
IN PUT DATA
1. Mendefinisikan variabel sebagai berikut.
Variable View
No Name Type Label variabel Label value
1. Bakteri Numeric 8.2 1,00 = S. aureus
2,00 = P. aeruginosa
3,00 = E. coli
4,00 = B. subtilis
5,00 = S. thypi
2. DH 10 Numeric 8.2
DH ekstrak methanol 10 None
mg/lubang
3. DH 15 Numeric 8.2 DH ekstrak methanol 15 None
mg/lubang
Keterangan = DH 10 (diameter Hambat 10 mg/lubang),DH 15 (Diameter
Hambat 15 mg/lubang).
2. Data dari Tabel 2 Lampiran 4 dimasukan seperti dibawah ini
Data View
Bakteri DH10 DH15
1.00 10.34 9.54
1.00 9.43 9.83
2.00 9.89 12.24
2.00 8.82 10.52
3.00 10.61 12.82
3.00 11.68 12.51
4.00 9.91 10.27
4.00 9.11 10.02
5.00 6.00 6.00
5.00 6.00 6.00
3. Klik analyse, compare means, one way anova
4. Masukkan data ke dependent list dan faktor ke faktor.
5. Klik posthoc beritanda pada LSD lalu klik continue
6. Klik option beri tanda pada descriptives
7. Klik OK sehingga akan menghasilkan OUT PUT
77
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
DH ekstrak metanol Between Groups 29.220 4 7.305 19.439 .003
10 mg/lubang Within Groups 1.879 5 .376
Total 31.099 9
DH ekstrak metanol Between Groups 50.247 4 12.562 39.242 .001
15 mg/lubang Within Groups 1.601 5 .320
Total 51.848 9
b. = 0,05
c. daerah kritis
Ho ditolak jika p< 0,05
d. statisti uji p = 0,000
e. kesimpulan
Karena p < 0,05 maka Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa adanya
pengaruh variasi bakteri terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri uji
pada berat sampel 10 mg/lubang.
3. Out Put Multiple Comparisons: LSD menunjukkan analisa antar bakteri
(faktor) untuk mengetahui antar bakteri mempunyai pengaruh yang sama atau
beda.
79
Multiple Comparisons
LSD
Mean
Difference 95% Confidence Interval
Dependent Variable (I) Bakteri (J) Bakteri (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
DH ekstrak metanol S.aureus P.aeruginosa .53000 .61302 .427 -1.0458 2.1058
10 mg/lubang E.coli -1.26000 .61302 .095 -2.8358 .3158
B.subtilis .37500 .61302 .567 -1.2008 1.9508
S.typhii 3.88500* .61302 .001 2.3092 5.4608
P.aeruginosa S.aureus -.53000 .61302 .427 -2.1058 1.0458
E.coli -1.79000* .61302 .033 -3.3658 -.2142
B.subtilis -.15500 .61302 .810 -1.7308 1.4208
S.typhii 3.35500* .61302 .003 1.7792 4.9308
E.coli S.aureus 1.26000 .61302 .095 -.3158 2.8358
P.aeruginosa 1.79000* .61302 .033 .2142 3.3658
B.subtilis 1.63500* .61302 .045 .0592 3.2108
S.typhii 5.14500* .61302 .000 3.5692 6.7208
B.subtilis S.aureus -.37500 .61302 .567 -1.9508 1.2008
P.aeruginosa .15500 .61302 .810 -1.4208 1.7308
E.coli -1.63500* .61302 .045 -3.2108 -.0592
S.typhii 3.51000* .61302 .002 1.9342 5.0858
S.typhii S.aureus -3.88500* .61302 .001 -5.4608 -2.3092
P.aeruginosa -3.35500* .61302 .003 -4.9308 -1.7792
E.coli -5.14500* .61302 .000 -6.7208 -3.5692
B.subtilis -3.51000* .61302 .002 -5.0858 -1.9342
DH ekstrak metanol S.aureus P.aeruginosa -1.69500* .56578 .030 -3.1494 -.2406
15 mg/lubang E.coli -2.98000* .56578 .003 -4.4344 -1.5256
B.subtilis -.46000 .56578 .453 -1.9144 .9944
S.typhii 3.68500* .56578 .001 2.2306 5.1394
P.aeruginosa S.aureus 1.69500* .56578 .030 .2406 3.1494
E.coli -1.28500 .56578 .072 -2.7394 .1694
B.subtilis 1.23500 .56578 .081 -.2194 2.6894
S.typhii 5.38000* .56578 .000 3.9256 6.8344
E.coli S.aureus 2.98000* .56578 .003 1.5256 4.4344
P.aeruginosa 1.28500 .56578 .072 -.1694 2.7394
B.subtilis 2.52000* .56578 .007 1.0656 3.9744
S.typhii 6.66500* .56578 .000 5.2106 8.1194
B.subtilis S.aureus .46000 .56578 .453 -.9944 1.9144
P.aeruginosa -1.23500 .56578 .081 -2.6894 .2194
E.coli -2.52000* .56578 .007 -3.9744 -1.0656
S.typhii 4.14500* .56578 .001 2.6906 5.5994
S.typhii S.aureus -3.68500* .56578 .001 -5.1394 -2.2306
P.aeruginosa -5.38000* .56578 .000 -6.8344 -3.9256
E.coli -6.66500* .56578 .000 -8.1194 -5.2106
B.subtilis -4.14500* .56578 .001 -5.5994 -2.6906
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Lampiran 7. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Berat Sampel Ekstrak
Metanol Pada Masing-Masing Bakteri.
Langkah-langkah analisa sama seperti pada analisa One Way ANOVA
pengaruh variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol
(Lampiran 5), tetapi dengan in put data Tabel 2. Lampiran 4. sebagai berikut :
IN PUT DATA
Variable View
No Name Type Label variabel Label value
1. Saur Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri None
S. aureus
2. konstr Numeric 8.2 1,00 = Berat sampel
10mg/lubang
2,00 = Berat sampel
15 mg/lubang
3. paru Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri None
P. aeruginosa
4. ecoli Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri None
E. coli
5. bsubt Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri None
B. subtilis
6. sthypii Numeric 8.2 Diameter hambat bakteri None
S. thypi
Data View
No. Saur konstr paru ecoli bsubt sthypii
1. 10.34 1.00 9.89 10.61 9.91 6.00
2. 9.43 1.00 8.82 11.68 9.11 6.00
3. 9.54 2.00 12.24 12.82 10.27 6.00
4. 9.83 2.00 10.52 12.51 10.02 6.00
82
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Diameter hambat Between Groups .040 1 .040 .175 .716
bakteri S. aureus Within Groups .456 2 .228
Total .496 3
Diameter hambat Between Groups 4.101 1 4.101 3.997 .184
bakteri P. aeruginosa Within Groups 2.052 2 1.026
Total 6.152 3
Diameter hambat Between Groups 2.310 1 2.310 7.447 .112
bakteri E. coli Within Groups .621 2 .310
Total
2.931 3
Gambar 1 Gambar 2
Ekstrak heksana, kloroform, butanol dan etil asetat menghambat pertumbuhan
bakteri, sedangkan ekstrak air tidak menghambat pertumbuhan bakteri B. subtilis
84
b. Bakteri S. aureus
Gambar 4 Gambar 5
Ekstrak kloroform dan etil asetat menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan
ekstrak heksana, butanol dan air tidak menghambat pertumbuhan bakteri S.
aureus
c. Bakteri E. coli
Gambar 5 Gambar 6
Ekstrak heksana, kloroform, butanol dan etil asetat menghambat pertumbuhan
bakteri, sedangkan ekstrak air tidak menghambat pertumbuhan bakteri E. coli
d. Bakteri P. aeruginosa
85
Gambar 7 Gambar 8
Ekstrak, kloroform butanol dan etil asetat menghambat pertumbuhan bakteri,
sedangkan ekstrak heksana dan air tidak menghambat pertumbuhan bakteri
P. aeruginosa.
86
Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh
variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 6)
dan data dari Tabel 1. Lampiran 8. dimasukan sebagai berikut
IN PUT DATA
Variable View
No Name Type Label variabel Label value
1. DhSaureus Numeric Diameter Hambat None
8.2 Bakteri S.aureus
2. DhPaerugin Numeric Diameter Hambat None
8.2 Bakteri P.aeruginosa
3. DhEcoli Numeric Diameter Hambat None
8.2 Bakteri E.coli
4. DhBsubtilis Numeric Diameter Hambat None
8.2 Bakteri B.subtilis
5. ekstrak Numeric Ekstrak 1,00 = Heksana
8.2 2,00 = Kloroform
3,00 = Etil asetat
4,00 = Butanol
5,00 = Air
Data View
DhSaureus DhPaerugin DhEcoli DhBsubtilis ekstrak
6.00 6.00 9.54 8.60 1.00
6.00 6.00 9.37 8.84 1.00
12.92 13.17 14.98 12.06 2.00
13.74 13.13 15.00 13.64 2.00
12.65 12.29 13.95 12.13 3.00
12.37 11.73 15.78 13.38 3.00
6.00 11.57 13.46 12.09 4.00
6.00 11.62 13.33 12.12 4.00
6.00 6.00 6.00 6.00 5.00
6.00 6.00 6.00 6.00 5.00
87
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Diameter hambat Between Groups 115.600 4 28.900 384.922 .000
bakteri S. aureus Within Groups .375 5 .075
Total 115.975 9
Diameter hambat Between Groups 96.393 4 24.098 758.524 .000
bakteri P. aeruginosa Within Groups .159 5 .032
Total 96.552 9
Diameter hambat Between Groups 122.472 4 30.618 90.183 .000
bakteri E. coli Within Groups 1.698 5 .340
Total
124.169 9
Multiple Comparisons
LSD
Mean
Difference 95% Confidence Interval
Dependent Variable (I) ekstrak (J) ekstrak (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Diameter hambat Heksana Kloroform -7.33000* .27401 .000 -8.0344 -6.6256
bakteri S. aureus Etil asetat -6.51000* .27401 .000 -7.2144 -5.8056
Butanol .00000 .27401 1.000 -.7044 .7044
Air .00000 .27401 1.000 -.7044 .7044
Kloroform Heksana 7.33000* .27401 .000 6.6256 8.0344
Etil asetat .82000* .27401 .030 .1156 1.5244
Butanol 7.33000* .27401 .000 6.6256 8.0344
Air 7.33000* .27401 .000 6.6256 8.0344
Etil asetat Heksana 6.51000* .27401 .000 5.8056 7.2144
Kloroform -.82000* .27401 .030 -1.5244 -.1156
Butanol 6.51000* .27401 .000 5.8056 7.2144
Air 6.51000* .27401 .000 5.8056 7.2144
Butanol Heksana .00000 .27401 1.000 -.7044 .7044
Kloroform -7.33000* .27401 .000 -8.0344 -6.6256
Etil asetat -6.51000* .27401 .000 -7.2144 -5.8056
Air .00000 .27401 1.000 -.7044 .7044
Air Heksana .00000 .27401 1.000 -.7044 .7044
Kloroform -7.33000* .27401 .000 -8.0344 -6.6256
Etil asetat -6.51000* .27401 .000 -7.2144 -5.8056
Butanol .00000 .27401 1.000 -.7044 .7044
Diameter hambat Heksana Kloroform -7.15000* .17824 .000 -7.6082 -6.6918
bakteri P. aeruginosa Etil asetat -6.01000* .17824 .000 -6.4682 -5.5518
Butanol -5.59500* .17824 .000 -6.0532 -5.1368
Air .00000 .17824 1.000 -.4582 .4582
Kloroform Heksana 7.15000* .17824 .000 6.6918 7.6082
Etil asetat 1.14000* .17824 .001 .6818 1.5982
Butanol 1.55500* .17824 .000 1.0968 2.0132
Air 7.15000* .17824 .000 6.6918 7.6082
Etil asetat Heksana 6.01000* .17824 .000 5.5518 6.4682
Kloroform -1.14000* .17824 .001 -1.5982 -.6818
Butanol .41500 .17824 .067 -.0432 .8732
Air 6.01000* .17824 .000 5.5518 6.4682
Butanol Heksana 5.59500* .17824 .000 5.1368 6.0532
Kloroform -1.55500* .17824 .000 -2.0132 -1.0968
Etil asetat -.41500 .17824 .067 -.8732 .0432
Air 5.59500* .17824 .000 5.1368 6.0532
Air Heksana .00000 .17824 1.000 -.4582 .4582
Kloroform -7.15000* .17824 .000 -7.6082 -6.6918
Etil asetat -6.01000* .17824 .000 -6.4682 -5.5518
Butanol -5.59500* .17824 .000 -6.0532 -5.1368
Diameter hambat Heksana Kloroform -5.53500* .58267 .000 -7.0328 -4.0372
bakteri E. coli Etil asetat -5.41000* .58267 .000 -6.9078 -3.9122
Butanol -3.94000* .58267 .001 -5.4378 -2.4422
Air 3.45500* .58267 .002 1.9572 4.9528
Kloroform Heksana 5.53500* .58267 .000 4.0372 7.0328
Etil asetat .12500 .58267 .839 -1.3728 1.6228
Butanol 1.59500* .58267 .041 .0972 3.0928
Air 8.99000* .58267 .000 7.4922 10.4878
Etil asetat Heksana 5.41000* .58267 .000 3.9122 6.9078
Kloroform -.12500 .58267 .839 -1.6228 1.3728
Butanol 1.47000 .58267 .053 -.0278 2.9678
Air 8.86500* .58267 .000 7.3672 10.3628
Butanol Heksana 3.94000* .58267 .001 2.4422 5.4378
Kloroform -1.59500* .58267 .041 -3.0928 -.0972
Etil asetat -1.47000 .58267 .053 -2.9678 .0278
Air 7.39500* .58267 .000 5.8972 8.8928
Air Heksana -3.45500* .58267 .002 -4.9528 -1.9572
Kloroform -8.99000* .58267 .000 -10.4878 -7.4922
Etil asetat -8.86500* .58267 .000 -10.3628 -7.3672
Butanol -7.39500* .58267 .000 -8.8928 -5.8972
Diameter hambat Heksana Kloroform -4.13000* .64167 .001 -5.7795 -2.4805
bakteri B. subtilis Etil asetat -4.03500* .64167 .001 -5.6845 -2.3855
Butanol -3.38500* .64167 .003 -5.0345 -1.7355
Air 2.72000* .64167 .008 1.0705 4.3695
Kloroform Heksana 4.13000* .64167 .001 2.4805 5.7795
Etil asetat .09500 .64167 .888 -1.5545 1.7445
Butanol .74500 .64167 .298 -.9045 2.3945
Air 6.85000* .64167 .000 5.2005 8.4995
Etil asetat Heksana 4.03500* .64167 .001 2.3855 5.6845
Kloroform -.09500 .64167 .888 -1.7445 1.5545
Butanol .65000 .64167 .358 -.9995 2.2995
Air 6.75500* .64167 .000 5.1055 8.4045
Butanol Heksana 3.38500* .64167 .003 1.7355 5.0345
Kloroform -.74500 .64167 .298 -2.3945 .9045
Etil asetat -.65000 .64167 .358 -2.2995 .9995
Air 6.10500* .64167 .000 4.4555 7.7545
Air Heksana -2.72000* .64167 .008 -4.3695 -1.0705
Kloroform -6.85000* .64167 .000 -8.4995 -5.2005
Etil asetat -6.75500* .64167 .000 -8.4045 -5.1055
Butanol -6.10500* .64167 .000 -7.7545 -4.4555
*. The mean difference is significant at the .05 level.
89
0,02
0,06 Hijau kekuningan - 0,28 Coklat -
0,38
AlCl3 0,02 Coklat - 0,08 Coklat muda -
(Flavonoid) 0,08 Hijau - 0,1 Coklat tua -
0,36
Kekuningan + 0,44 Biru terang -
0,4
0,04 Coklat - 0,02 Coklat -
0,07 Coklat kemerahan + 0,08 Coklat kemerahan +
0,08 Coklat kehijauan - 0,12 Hijau -
Dragendorf 0,1 Kekuningan -
(Alkaloid) 0,14 Hijau -
0,18
0,36 Hijau kehitaman -
0,5
0,02 Coklat - 0,02 Coklat -
0,18
0,04 Coklat muda - Kecoklatan -
0,06
FeCl3 0,08 Hijau muda - 0,8 hijau +
(Tanin dan 0,09 Hijau +
Fenolat) 0,1 Kehijauan -
0,14
Kecoklatan -
0,18
0,04 Coklat - 0,06 Coklat muda -
0,08 Coklat muda - 0,1 Coklat kehijauan -
0,09 Ungu + 0,14 Ungu +
Terpenoid 0,16 Ungu kecoklatan - 0,18 Coklat kemerahan -
0,22 Kecoklatan - 0,2 Biru terang -
0,3 0,28
Hijau kecoklatan - Kemerahan -
0,42 0,4
Keterangan: Rf : Retardation factor (+): Positif senyawa uji
(-) : Negatif senyawa uji
90
Lampiran 11. Foto Hasil Uji KLT Ekstrak Kloroform Pare Belut
Lampiran 13. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Konsentrasi Ampisilin
pada Masing-Masing Bakteri pada Uji Aktivitas Antibakteri
Ampisilin.
Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh
variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 5)
dan data dari tabel 1. Lampiran 12. dimasukan sebagai berikut :
IN PUT DATA
Variable View
No Name Type Label variabel Label value
1. DHSaur Numeric 8.2 DH (S.aureus)
2. DHpaeru Numeric 8.2 DH (P.aeruginosa)
3. DHecol Numeric 8.2 DH (E.coli)
4. DHBsubtil Numeric 8.2 DH (B.subtilis)
5. Konsentrasi Numeric 8.2 Konsentrasi 1,00 = 1,5.10^ -5
2,00 = 7,6.10^ -6
3,00 = 3,8.10^ -6
4,00 = 1,9.10^ -6
5,00 = 10^ -6
6,00 = 5.10^ -7
7,00 = 2,5.10^ -7
8,00 = 1,25.10^ -7
Data View
DHSaur DHpaeru DHecol DHBsubtil Konsentrasi
13,30 13,49 13,01 12,03 1,00
13,10 13,03 13,29 12,46 1,00
10,30 10,22 10,92 10,16 2,00
9,94 10,03 10,25 10,54 2,00
8,64 9,11 9,94 9,89 3,00
9,03 9,48 9,86 10,03 3,00
7,94 7,16 8,08 8,89 4,00
8,15 7,51 8,38 8,75 4,00
7,17 6,00 7,68 7,79 5,00
7,30 6,00 7,84 8,07 5,00
6,00 6,00 7,17 7,18 6,00
6,00 6,00 7,30 7,27 6,00
6,00 6,00 6,00 6,00 7,00
6,00 6,00 6,00 6,00 7,00
6,00 6,00 6,00 6,00 8,00
6,00 6,00 6,00 6,00 8,00
Descriptives
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
DH (S.aureus) Between Groups 89,123 7 12,732 532,296 ,000
Within Groups ,191 8 ,024
Total 89,314 15
DH (P.aeruginosa) Between Groups 100,605 7 14,372 453,469 ,000
Within Groups ,254 8 ,032
Total 100,858 15
DH (E.coli) Between Groups 85,116 7 12,159 292,031 ,000
Within Groups ,333 8 ,042
Total 85,449 15
DH (B.subtilis) Between Groups 68,194 7 9,742 342,575 ,000
Within Groups ,228 8 ,028
Total 68,421 15
94
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Konsentrasi (J) Konsentrasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1,5.10^-5 7,9.10^-6 3,08000* ,15466 ,000 2,7234 3,4366
3,6.10^-5 4,36500* ,15466 ,000 4,0084 4,7216
1,9.10^-5 5,15500* ,15466 ,000 4,7984 5,5116
10^-6 5,96500* ,15466 ,000 5,6084 6,3216
5.10^-7 7,20000* ,15466 ,000 6,8434 7,5566
2,5.10^-7 7,20000* ,15466 ,000 6,8434 7,5566
1,25.10^-7 7,20000* ,15466 ,000 6,8434 7,5566
7,9.10^-6 1,5.10^-5 -3,08000* ,15466 ,000 -3,4366 -2,7234
3,6.10^-5 1,28500* ,15466 ,000 ,9284 1,6416
1,9.10^-5 2,07500* ,15466 ,000 1,7184 2,4316
10^-6 2,88500* ,15466 ,000 2,5284 3,2416
5.10^-7 4,12000* ,15466 ,000 3,7634 4,4766
2,5.10^-7 4,12000* ,15466 ,000 3,7634 4,4766
1,25.10^-7 4,12000* ,15466 ,000 3,7634 4,4766
3,6.10^-5 1,5.10^-5 -4,36500* ,15466 ,000 -4,7216 -4,0084
7,9.10^-6 -1,28500* ,15466 ,000 -1,6416 -,9284
1,9.10^-5 ,79000* ,15466 ,001 ,4334 1,1466
10^-6 1,60000* ,15466 ,000 1,2434 1,9566
5.10^-7 2,83500* ,15466 ,000 2,4784 3,1916
2,5.10^-7 2,83500* ,15466 ,000 2,4784 3,1916
1,25.10^-7 2,83500* ,15466 ,000 2,4784 3,1916
1,9.10^-5 1,5.10^-5 -5,15500* ,15466 ,000 -5,5116 -4,7984
7,9.10^-6 -2,07500* ,15466 ,000 -2,4316 -1,7184
3,6.10^-5 -,79000* ,15466 ,001 -1,1466 -,4334
10^-6 ,81000* ,15466 ,001 ,4534 1,1666
5.10^-7 2,04500* ,15466 ,000 1,6884 2,4016
2,5.10^-7 2,04500* ,15466 ,000 1,6884 2,4016
1,25.10^-7 2,04500* ,15466 ,000 1,6884 2,4016
10^-6 1,5.10^-5 -5,96500* ,15466 ,000 -6,3216 -5,6084
7,9.10^-6 -2,88500* ,15466 ,000 -3,2416 -2,5284
3,6.10^-5 -1,60000* ,15466 ,000 -1,9566 -1,2434
1,9.10^-5 -,81000* ,15466 ,001 -1,1666 -,4534
5.10^-7 1,23500* ,15466 ,000 ,8784 1,5916
2,5.10^-7 1,23500* ,15466 ,000 ,8784 1,5916
1,25.10^-7 1,23500* ,15466 ,000 ,8784 1,5916
5.10^-7 1,5.10^-5 -7,20000* ,15466 ,000 -7,5566 -6,8434
7,9.10^-6 -4,12000* ,15466 ,000 -4,4766 -3,7634
3,6.10^-5 -2,83500* ,15466 ,000 -3,1916 -2,4784
1,9.10^-5 -2,04500* ,15466 ,000 -2,4016 -1,6884
10^-6 -1,23500* ,15466 ,000 -1,5916 -,8784
2,5.10^-7 ,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566
1,25.10^-7 ,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566
2,5.10^-7 1,5.10^-5 -7,20000* ,15466 ,000 -7,5566 -6,8434
7,9.10^-6 -4,12000* ,15466 ,000 -4,4766 -3,7634
3,6.10^-5 -2,83500* ,15466 ,000 -3,1916 -2,4784
1,9.10^-5 -2,04500* ,15466 ,000 -2,4016 -1,6884
10^-6 -1,23500* ,15466 ,000 -1,5916 -,8784
5.10^-7 ,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566
1,25.10^-7 ,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566
1,25.10^-7 1,5.10^-5 -7,20000* ,15466 ,000 -7,5566 -6,8434
7,9.10^-6 -4,12000* ,15466 ,000 -4,4766 -3,7634
3,6.10^-5 -2,83500* ,15466 ,000 -3,1916 -2,4784
1,9.10^-5 -2,04500* ,15466 ,000 -2,4016 -1,6884
10^-6 -1,23500* ,15466 ,000 -1,5916 -,8784
5.10^-7 ,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566
2,5.10^-7 ,00000 ,15466 1,000 -,3566 ,3566
*. The mean difference is significant at the .05 level.
95
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Konsentrasi (J) Konsentrasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1,5.10^-5 7,9.10^-6 3,13500* ,17803 ,000 2,7245 3,5455
3,6.10^-5 3,96500* ,17803 ,000 3,5545 4,3755
1,9.10^-5 5,92500* ,17803 ,000 5,5145 6,3355
10^-6 7,26000* ,17803 ,000 6,8495 7,6705
5.10^-7 7,26000* ,17803 ,000 6,8495 7,6705
2,5.10^-7 7,26000* ,17803 ,000 6,8495 7,6705
1,25.10^-7 7,26000* ,17803 ,000 6,8495 7,6705
7,9.10^-6 1,5.10^-5 -3,13500* ,17803 ,000 -3,5455 -2,7245
3,6.10^-5 ,83000* ,17803 ,002 ,4195 1,2405
1,9.10^-5 2,79000* ,17803 ,000 2,3795 3,2005
10^-6 4,12500* ,17803 ,000 3,7145 4,5355
5.10^-7 4,12500* ,17803 ,000 3,7145 4,5355
2,5.10^-7 4,12500* ,17803 ,000 3,7145 4,5355
1,25.10^-7 4,12500* ,17803 ,000 3,7145 4,5355
3,6.10^-5 1,5.10^-5 -3,96500* ,17803 ,000 -4,3755 -3,5545
7,9.10^-6 -,83000* ,17803 ,002 -1,2405 -,4195
1,9.10^-5 1,96000* ,17803 ,000 1,5495 2,3705
10^-6 3,29500* ,17803 ,000 2,8845 3,7055
5.10^-7 3,29500* ,17803 ,000 2,8845 3,7055
2,5.10^-7 3,29500* ,17803 ,000 2,8845 3,7055
1,25.10^-7 3,29500* ,17803 ,000 2,8845 3,7055
1,9.10^-5 1,5.10^-5 -5,92500* ,17803 ,000 -6,3355 -5,5145
7,9.10^-6 -2,79000* ,17803 ,000 -3,2005 -2,3795
3,6.10^-5 -1,96000* ,17803 ,000 -2,3705 -1,5495
10^-6 1,33500* ,17803 ,000 ,9245 1,7455
5.10^-7 1,33500* ,17803 ,000 ,9245 1,7455
2,5.10^-7 1,33500* ,17803 ,000 ,9245 1,7455
1,25.10^-7 1,33500* ,17803 ,000 ,9245 1,7455
10^-6 1,5.10^-5 -7,26000* ,17803 ,000 -7,6705 -6,8495
7,9.10^-6 -4,12500* ,17803 ,000 -4,5355 -3,7145
3,6.10^-5 -3,29500* ,17803 ,000 -3,7055 -2,8845
1,9.10^-5 -1,33500* ,17803 ,000 -1,7455 -,9245
5.10^-7 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
2,5.10^-7 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
1,25.10^-7 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
5.10^-7 1,5.10^-5 -7,26000* ,17803 ,000 -7,6705 -6,8495
7,9.10^-6 -4,12500* ,17803 ,000 -4,5355 -3,7145
3,6.10^-5 -3,29500* ,17803 ,000 -3,7055 -2,8845
1,9.10^-5 -1,33500* ,17803 ,000 -1,7455 -,9245
10^-6 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
2,5.10^-7 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
1,25.10^-7 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
2,5.10^-7 1,5.10^-5 -7,26000* ,17803 ,000 -7,6705 -6,8495
7,9.10^-6 -4,12500* ,17803 ,000 -4,5355 -3,7145
3,6.10^-5 -3,29500* ,17803 ,000 -3,7055 -2,8845
1,9.10^-5 -1,33500* ,17803 ,000 -1,7455 -,9245
10^-6 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
5.10^-7 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
1,25.10^-7 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
1,25.10^-7 1,5.10^-5 -7,26000* ,17803 ,000 -7,6705 -6,8495
7,9.10^-6 -4,12500* ,17803 ,000 -4,5355 -3,7145
3,6.10^-5 -3,29500* ,17803 ,000 -3,7055 -2,8845
1,9.10^-5 -1,33500* ,17803 ,000 -1,7455 -,9245
10^-6 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
5.10^-7 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
2,5.10^-7 ,00000 ,17803 1,000 -,4105 ,4105
*. The mean difference is significant at the .05 level.
96
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Konsentrasi (J) Konsentrasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1,5.10^-5 7,9.10^-6 2,56500* ,20405 ,000 2,0945 3,0355
3,6.10^-5 3,25000* ,20405 ,000 2,7795 3,7205
1,9.10^-5 4,92000* ,20405 ,000 4,4495 5,3905
10^-6 5,39000* ,20405 ,000 4,9195 5,8605
5.10^-7 5,91500* ,20405 ,000 5,4445 6,3855
2,5.10^-7 7,15000* ,20405 ,000 6,6795 7,6205
1,25.10^-7 7,15000* ,20405 ,000 6,6795 7,6205
7,9.10^-6 1,5.10^-5 -2,56500* ,20405 ,000 -3,0355 -2,0945
3,6.10^-5 ,68500* ,20405 ,010 ,2145 1,1555
1,9.10^-5 2,35500* ,20405 ,000 1,8845 2,8255
10^-6 2,82500* ,20405 ,000 2,3545 3,2955
5.10^-7 3,35000* ,20405 ,000 2,8795 3,8205
2,5.10^-7 4,58500* ,20405 ,000 4,1145 5,0555
1,25.10^-7 4,58500* ,20405 ,000 4,1145 5,0555
3,6.10^-5 1,5.10^-5 -3,25000* ,20405 ,000 -3,7205 -2,7795
7,9.10^-6 -,68500* ,20405 ,010 -1,1555 -,2145
1,9.10^-5 1,67000* ,20405 ,000 1,1995 2,1405
10^-6 2,14000* ,20405 ,000 1,6695 2,6105
5.10^-7 2,66500* ,20405 ,000 2,1945 3,1355
2,5.10^-7 3,90000* ,20405 ,000 3,4295 4,3705
1,25.10^-7 3,90000* ,20405 ,000 3,4295 4,3705
1,9.10^-5 1,5.10^-5 -4,92000* ,20405 ,000 -5,3905 -4,4495
7,9.10^-6 -2,35500* ,20405 ,000 -2,8255 -1,8845
3,6.10^-5 -1,67000* ,20405 ,000 -2,1405 -1,1995
10^-6 ,47000 ,20405 ,050 -,0005 ,9405
5.10^-7 ,99500* ,20405 ,001 ,5245 1,4655
2,5.10^-7 2,23000* ,20405 ,000 1,7595 2,7005
1,25.10^-7 2,23000* ,20405 ,000 1,7595 2,7005
10^-6 1,5.10^-5 -5,39000* ,20405 ,000 -5,8605 -4,9195
7,9.10^-6 -2,82500* ,20405 ,000 -3,2955 -2,3545
3,6.10^-5 -2,14000* ,20405 ,000 -2,6105 -1,6695
1,9.10^-5 -,47000 ,20405 ,050 -,9405 ,0005
5.10^-7 ,52500* ,20405 ,033 ,0545 ,9955
2,5.10^-7 1,76000* ,20405 ,000 1,2895 2,2305
1,25.10^-7 1,76000* ,20405 ,000 1,2895 2,2305
5.10^-7 1,5.10^-5 -5,91500* ,20405 ,000 -6,3855 -5,4445
7,9.10^-6 -3,35000* ,20405 ,000 -3,8205 -2,8795
3,6.10^-5 -2,66500* ,20405 ,000 -3,1355 -2,1945
1,9.10^-5 -,99500* ,20405 ,001 -1,4655 -,5245
10^-6 -,52500* ,20405 ,033 -,9955 -,0545
2,5.10^-7 1,23500* ,20405 ,000 ,7645 1,7055
1,25.10^-7 1,23500* ,20405 ,000 ,7645 1,7055
2,5.10^-7 1,5.10^-5 -7,15000* ,20405 ,000 -7,6205 -6,6795
7,9.10^-6 -4,58500* ,20405 ,000 -5,0555 -4,1145
3,6.10^-5 -3,90000* ,20405 ,000 -4,3705 -3,4295
1,9.10^-5 -2,23000* ,20405 ,000 -2,7005 -1,7595
10^-6 -1,76000* ,20405 ,000 -2,2305 -1,2895
5.10^-7 -1,23500* ,20405 ,000 -1,7055 -,7645
1,25.10^-7 ,00000 ,20405 1,000 -,4705 ,4705
1,25.10^-7 1,5.10^-5 -7,15000* ,20405 ,000 -7,6205 -6,6795
7,9.10^-6 -4,58500* ,20405 ,000 -5,0555 -4,1145
3,6.10^-5 -3,90000* ,20405 ,000 -4,3705 -3,4295
1,9.10^-5 -2,23000* ,20405 ,000 -2,7005 -1,7595
10^-6 -1,76000* ,20405 ,000 -2,2305 -1,2895
5.10^-7 -1,23500* ,20405 ,000 -1,7055 -,7645
2,5.10^-7 ,00000 ,20405 1,000 -,4705 ,4705
*. The mean difference is significant at the .05 level.
97
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Konsentrasi (J) Konsentrasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1,5.10^-5 7,9.10^-6 1,89500* ,16863 ,000 1,5061 2,2839
3,6.10^-5 2,28500* ,16863 ,000 1,8961 2,6739
1,9.10^-5 3,42500* ,16863 ,000 3,0361 3,8139
10^-6 4,31500* ,16863 ,000 3,9261 4,7039
5.10^-7 5,02000* ,16863 ,000 4,6311 5,4089
2,5.10^-7 6,24500* ,16863 ,000 5,8561 6,6339
1,25.10^-7 6,24500* ,16863 ,000 5,8561 6,6339
7,9.10^-6 1,5.10^-5 -1,89500* ,16863 ,000 -2,2839 -1,5061
3,6.10^-5 ,39000* ,16863 ,049 ,0011 ,7789
1,9.10^-5 1,53000* ,16863 ,000 1,1411 1,9189
10^-6 2,42000* ,16863 ,000 2,0311 2,8089
5.10^-7 3,12500* ,16863 ,000 2,7361 3,5139
2,5.10^-7 4,35000* ,16863 ,000 3,9611 4,7389
1,25.10^-7 4,35000* ,16863 ,000 3,9611 4,7389
3,6.10^-5 1,5.10^-5 -2,28500* ,16863 ,000 -2,6739 -1,8961
7,9.10^-6 -,39000* ,16863 ,049 -,7789 -,0011
1,9.10^-5 1,14000* ,16863 ,000 ,7511 1,5289
10^-6 2,03000* ,16863 ,000 1,6411 2,4189
5.10^-7 2,73500* ,16863 ,000 2,3461 3,1239
2,5.10^-7 3,96000* ,16863 ,000 3,5711 4,3489
1,25.10^-7 3,96000* ,16863 ,000 3,5711 4,3489
1,9.10^-5 1,5.10^-5 -3,42500* ,16863 ,000 -3,8139 -3,0361
7,9.10^-6 -1,53000* ,16863 ,000 -1,9189 -1,1411
3,6.10^-5 -1,14000* ,16863 ,000 -1,5289 -,7511
10^-6 ,89000* ,16863 ,001 ,5011 1,2789
5.10^-7 1,59500* ,16863 ,000 1,2061 1,9839
2,5.10^-7 2,82000* ,16863 ,000 2,4311 3,2089
1,25.10^-7 2,82000* ,16863 ,000 2,4311 3,2089
10^-6 1,5.10^-5 -4,31500* ,16863 ,000 -4,7039 -3,9261
7,9.10^-6 -2,42000* ,16863 ,000 -2,8089 -2,0311
3,6.10^-5 -2,03000* ,16863 ,000 -2,4189 -1,6411
1,9.10^-5 -,89000* ,16863 ,001 -1,2789 -,5011
5.10^-7 ,70500* ,16863 ,003 ,3161 1,0939
2,5.10^-7 1,93000* ,16863 ,000 1,5411 2,3189
1,25.10^-7 1,93000* ,16863 ,000 1,5411 2,3189
5.10^-7 1,5.10^-5 -5,02000* ,16863 ,000 -5,4089 -4,6311
7,9.10^-6 -3,12500* ,16863 ,000 -3,5139 -2,7361
3,6.10^-5 -2,73500* ,16863 ,000 -3,1239 -2,3461
1,9.10^-5 -1,59500* ,16863 ,000 -1,9839 -1,2061
10^-6 -,70500* ,16863 ,003 -1,0939 -,3161
2,5.10^-7 1,22500* ,16863 ,000 ,8361 1,6139
1,25.10^-7 1,22500* ,16863 ,000 ,8361 1,6139
2,5.10^-7 1,5.10^-5 -6,24500* ,16863 ,000 -6,6339 -5,8561
7,9.10^-6 -4,35000* ,16863 ,000 -4,7389 -3,9611
3,6.10^-5 -3,96000* ,16863 ,000 -4,3489 -3,5711
1,9.10^-5 -2,82000* ,16863 ,000 -3,2089 -2,4311
10^-6 -1,93000* ,16863 ,000 -2,3189 -1,5411
5.10^-7 -1,22500* ,16863 ,000 -1,6139 -,8361
1,25.10^-7 ,00000 ,16863 1,000 -,3889 ,3889
1,25.10^-7 1,5.10^-5 -6,24500* ,16863 ,000 -6,6339 -5,8561
7,9.10^-6 -4,35000* ,16863 ,000 -4,7389 -3,9611
3,6.10^-5 -3,96000* ,16863 ,000 -4,3489 -3,5711
1,9.10^-5 -2,82000* ,16863 ,000 -3,2089 -2,4311
10^-6 -1,93000* ,16863 ,000 -2,3189 -1,5411
5.10^-7 -1,22500* ,16863 ,000 -1,6139 -,8361
2,5.10^-7 ,00000 ,16863 1,000 -,3889 ,3889
*. The mean difference is significant at the .05 level.
98
Lampiran 14. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Bakteri Ampisilin
pada Masing-Masing Konsentrasi pada Uji Aktivitas Antibakteri
Ampisilin.
Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh
variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 5.)
dan data dari tabel 1. Lampiran 14. dimasukan sebagai berikut :
IN PUT DATA
Variable View
No Name Type Label variabel Label value
1. ampls15 Numeric 8.2 DH amp 1,5.10^ -5 None
2. ampls7.6 Numeric 8.2 DH amp 7,6.10^ -6 None
3. ampls3.8 Numeric 8.2 DH amp 3,8.10^ -6 None
4. ampls1.9 Numeric 8.2 DH amp 1,9.10^ -6 None
5. ampls1 Numeric 8.2 DH amp 10^ -6 None
6. ampls0.5 Numeric 8.2 DH amp 5.10^ -7 None
7. ampls0.25 Numeric 8.2 DH amp 2,5.10^ -7 None
8 Bakteri Numeric 8.2 Bakteri 1,00 = S. aureus
2,00 = P. aeruginosa
3,00 = E. coli
4,00 = B. subtilis
5,00 = S. thypi
.9. ampls0.125 Numeric 8.2 DH amp 1,25.10^ -7
Data View
ampls ampls ampls ampls ampls ampls ampls Bakteri Ampls
15 7.6 3.8 1.9 1 0.5 0.25 0.125
13,01 10,92 9,94 8,08 8,08 7,17 6,00 3,00 6,00
13,29 10,25 9,86 8,38 8,38 7,30 6,00 3,00 6,00
12,03 10,16 9,89 8,89 7,79 7,18 6,00 4,00 6,00
12,46 10,54 10,03 8,75 8,07 7,27 6,00 4,00 6,00
13,30 10,30 8,64 7,94 7,17 6,00 6,00 1,00 6,00
13,10 9,94 9,03 8,15 7,30 6,00 6,00 1,00 6,00
13,49 10,22 9,11 7,51 6,00 6,00 6,00 2,00 6,00
13,03 10,02 9,48 7,16 6,00 6,00 6,00 2,00 6,00
99
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
DH amp 1,5.10^ -5 Between Groups 1,390 3 ,463 7,197 ,043
Within Groups ,257 4 ,064
Total 1,647 7
DH amp 7,6.10^ -6 Between Groups ,297 3 ,099 1,037 ,466
Within Groups ,381 4 ,095
Total ,678 7
DH amp 3,8.10^ -6 Between Groups 1,712 3 ,571 14,490 ,013
Within Groups ,157 4 ,039
Total 1,869 7
DH amp 1,9.10^ -6 Between Groups 2,247 3 ,749 21,691 ,006
Within Groups ,138 4 ,035
Total 2,385 7
DH amp 10^ -6 Between Groups 5,893 3 1,964 84,807 ,000
Within Groups ,093 4 ,023
Total 5,986 7
DH amp 5.10^ -7 Between Groups 3,026 3 1,009 322,763 ,000
Within Groups ,012 4 ,003
Total 3,038 7
DH amp 2,5.10^ -7 Between Groups ,000 3 ,000 . .
Within Groups ,000 4 ,000
Total ,000 7
DH amp 1,25.10^ -7 Between Groups ,000 3 ,000 . .
Within Groups ,000 4 ,000
Total ,000 7
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Bakteri (J) Bakteri (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
S.aureus P.aeruginosa -,06000 ,25370 ,825 -,7644 ,6444
E.coli ,05000 ,25370 ,853 -,6544 ,7544
B.subtilis ,95500* ,25370 ,020 ,2506 1,6594
P.aeruginosa S.aureus ,06000 ,25370 ,825 -,6444 ,7644
E.coli ,11000 ,25370 ,687 -,5944 ,8144
B.subtilis 1,01500* ,25370 ,016 ,3106 1,7194
E.coli S.aureus -,05000 ,25370 ,853 -,7544 ,6544
P.aeruginosa -,11000 ,25370 ,687 -,8144 ,5944
B.subtilis ,90500* ,25370 ,023 ,2006 1,6094
B.subtilis S.aureus -,95500* ,25370 ,020 -1,6594 -,2506
P.aeruginosa -1,01500* ,25370 ,016 -1,7194 -,3106
E.coli -,90500* ,25370 ,023 -1,6094 -,2006
*. The mean difference is significant at the .05 level.
101
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Bakteri (J) Bakteri (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
S.aureus P.aeruginosa ,00000 ,30881 1,000 -,8574 ,8574
E.coli -,46500 ,30881 ,207 -1,3224 ,3924
B.subtilis -,23000 ,30881 ,498 -1,0874 ,6274
P.aeruginosa S.aureus ,00000 ,30881 1,000 -,8574 ,8574
E.coli -,46500 ,30881 ,207 -1,3224 ,3924
B.subtilis -,23000 ,30881 ,498 -1,0874 ,6274
E.coli S.aureus ,46500 ,30881 ,207 -,3924 1,3224
P.aeruginosa ,46500 ,30881 ,207 -,3924 1,3224
B.subtilis ,23500 ,30881 ,489 -,6224 1,0924
B.subtilis S.aureus ,23000 ,30881 ,498 -,6274 1,0874
P.aeruginosa ,23000 ,30881 ,498 -,6274 1,0874
E.coli -,23500 ,30881 ,489 -1,0924 ,6224
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Bakteri (J) Bakteri (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
S.aureus P.aeruginosa -,46000 ,19843 ,081 -1,0109 ,0909
E.coli -1,06500* ,19843 ,006 -1,6159 -,5141
B.subtilis -1,12500* ,19843 ,005 -1,6759 -,5741
P.aeruginosa S.aureus ,46000 ,19843 ,081 -,0909 1,0109
E.coli -,60500* ,19843 ,038 -1,1559 -,0541
B.subtilis -,66500* ,19843 ,029 -1,2159 -,1141
E.coli S.aureus 1,06500* ,19843 ,006 ,5141 1,6159
P.aeruginosa ,60500* ,19843 ,038 ,0541 1,1559
B.subtilis -,06000 ,19843 ,777 -,6109 ,4909
B.subtilis S.aureus 1,12500* ,19843 ,005 ,5741 1,6759
P.aeruginosa ,66500* ,19843 ,029 ,1141 1,2159
E.coli ,06000 ,19843 ,777 -,4909 ,6109
*. The mean difference is significant at the .05 level.
102
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Bakteri (J) Bakteri (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
S.aureus P.aeruginosa ,71000* ,18581 ,019 ,1941 1,2259
E.coli -,18500 ,18581 ,376 -,7009 ,3309
B.subtilis -,77500* ,18581 ,014 -1,2909 -,2591
P.aeruginosa S.aureus -,71000* ,18581 ,019 -1,2259 -,1941
E.coli -,89500* ,18581 ,009 -1,4109 -,3791
B.subtilis -1,48500* ,18581 ,001 -2,0009 -,9691
E.coli S.aureus ,18500 ,18581 ,376 -,3309 ,7009
P.aeruginosa ,89500* ,18581 ,009 ,3791 1,4109
B.subtilis -,59000* ,18581 ,034 -1,1059 -,0741
B.subtilis S.aureus ,77500* ,18581 ,014 ,2591 1,2909
P.aeruginosa 1,48500* ,18581 ,001 ,9691 2,0009
E.coli ,59000* ,18581 ,034 ,0741 1,1059
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Bakteri (J) Bakteri (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
S.aureus P.aeruginosa 1,23500* ,15219 ,001 ,8124 1,6576
E.coli -,99500* ,15219 ,003 -1,4176 -,5724
B.subtilis -,69500* ,15219 ,010 -1,1176 -,2724
P.aeruginosa S.aureus -1,23500* ,15219 ,001 -1,6576 -,8124
E.coli -2,23000* ,15219 ,000 -2,6526 -1,8074
B.subtilis -1,93000* ,15219 ,000 -2,3526 -1,5074
E.coli S.aureus ,99500* ,15219 ,003 ,5724 1,4176
P.aeruginosa 2,23000* ,15219 ,000 1,8074 2,6526
B.subtilis ,30000 ,15219 ,120 -,1226 ,7226
B.subtilis S.aureus ,69500* ,15219 ,010 ,2724 1,1176
P.aeruginosa 1,93000* ,15219 ,000 1,5074 2,3526
E.coli -,30000 ,15219 ,120 -,7226 ,1226
*. The mean difference is significant at the .05 level.
103
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Bakteri (J) Bakteri (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
S.aureus P.aeruginosa ,00000 ,05590 1,000 -,1552 ,1552
E.coli -1,23500* ,05590 ,000 -1,3902 -1,0798
B.subtilis -1,22500* ,05590 ,000 -1,3802 -1,0698
P.aeruginosa S.aureus ,00000 ,05590 1,000 -,1552 ,1552
E.coli -1,23500* ,05590 ,000 -1,3902 -1,0798
B.subtilis -1,22500* ,05590 ,000 -1,3802 -1,0698
E.coli S.aureus 1,23500* ,05590 ,000 1,0798 1,3902
P.aeruginosa 1,23500* ,05590 ,000 1,0798 1,3902
B.subtilis ,01000 ,05590 ,867 -,1452 ,1652
B.subtilis S.aureus 1,22500* ,05590 ,000 1,0698 1,3802
P.aeruginosa 1,22500* ,05590 ,000 1,0698 1,3802
E.coli -,01000 ,05590 ,867 -,1652 ,1452
*. The mean difference is significant at the .05 level.
104
Gambar 5 Gambar 6
105
Gambar 7 Gambar 8
Keterangan Gambar :
Konsentrasi sampel yang dimasukkan ke dalam lubang (searah jarum jam) adalah 1%,
0,0625%, 0,5%, 0,25% dan 0,125% yang setara dengan berat sampel 0,01 mg/L,
0,000625 mg/L, 0,005 mg/L, 0,00025 mg/L dan 0,00125 mg/L dan lubang yang
berada di tengah diisi dengan DMSO
106
Lampiran 16. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Bakteri pada Masing-
Masing Konsentrasi ekstrak pada Penentuan KHM Ekstrak
Kloroform.
Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh
variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 5)
dan data dari tabel 2. Lampiran 10. dimasukan sebagai berikut :
IN PUT DATA
Variable View
No Name Type Label variabel Label value
1. K 0,01 Numeric Diameter hambat None
8.2 kloroform 1.10-2
mg/mikro L
2. K 0,005 Numeric Diameter hambat None
8.2 kloroform 5.10-3
mg/mikro L
3. K 0,0025 Numeric Diameter hambat None
8.2 kloroform 2,5.10-3
mg/mikro L
4. K 0,00125 Numeric Diameter hambat None
8.2 kloroform 1,25.10-3
mg/mikro L
5. K 0,000625 Numeric Diameter hambat None
8.2 kloroform 6,25.10-4
mg/mikro L
Bakteri Numeric Bakteri 1,00 = S. aureus
8.2 2,00 = P. aeruginosa
3,00 = E. coli
4,00 = B. subtilis
Data View
K 1.10-2 K 5.10-3 K 2,5.10-3 K K Bakteri
1,25.10- 6,25.10-
3 4
Descriptives
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Diameter hambat Between Groups 1.125 3 .375 12.490 .017
kloroform 0.01mg/mikroL Within Groups .120 4 .030
Total 1.245 7
Diameter hambat Between Groups .350 3 .117 .719 .591
kloroform 0. Within Groups .650 4 .162
005mg/mikroL
Total 1.000 7
Diameter hambat Between Groups .400 3 .133 2.816 .171
kloroform 0. Within Groups .189 4 .047
0025mg/mikroL Total
.589 7
Multiple Comparisons
LSD
Mean
Difference 95% Confidence Interval
Dependent Variable (I) Bakteri (J) Bakteri (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Diameter hambat S. aureus P. aeruginosa 1.03000* .17328 .004 .5489 1.5111
kloroform 0.01mg/mikroL E. coli .70500* .17328 .015 .2239 1.1861
B. subtilis .47500 .17328 .052 -.0061 .9561
P. aeruginosa S. aureus -1.03000* .17328 .004 -1.5111 -.5489
E. coli -.32500 .17328 .134 -.8061 .1561
B. subtilis -.55500* .17328 .033 -1.0361 -.0739
E. coli S. aureus -.70500* .17328 .015 -1.1861 -.2239
P. aeruginosa .32500 .17328 .134 -.1561 .8061
B. subtilis -.23000 .17328 .255 -.7111 .2511
B. subtilis S. aureus -.47500 .17328 .052 -.9561 .0061
P. aeruginosa .55500* .17328 .033 .0739 1.0361
E. coli .23000 .17328 .255 -.2511 .7111
Diameter hambat S. aureus P. aeruginosa .35000 .40296 .434 -.7688 1.4688
kloroform 0. E. coli -.20500 .40296 .638 -1.3238 .9138
005mg/mikroL B. subtilis -.10500 .40296 .807 -1.2238 1.0138
P. aeruginosa S. aureus -.35000 .40296 .434 -1.4688 .7688
E. coli -.55500 .40296 .240 -1.6738 .5638
B. subtilis -.45500 .40296 .322 -1.5738 .6638
E. coli S. aureus .20500 .40296 .638 -.9138 1.3238
P. aeruginosa .55500 .40296 .240 -.5638 1.6738
B. subtilis .10000 .40296 .816 -1.0188 1.2188
B. subtilis S. aureus .10500 .40296 .807 -1.0138 1.2238
P. aeruginosa .45500 .40296 .322 -.6638 1.5738
E. coli -.10000 .40296 .816 -1.2188 1.0188
Diameter hambat S. aureus P. aeruginosa .18000 .21757 .455 -.4241 .7841
kloroform 0. E. coli -.40500 .21757 .136 -1.0091 .1991
0025mg/mikroL B. subtilis -.24000 .21757 .332 -.8441 .3641
P. aeruginosa S. aureus -.18000 .21757 .455 -.7841 .4241
E. coli -.58500 .21757 .055 -1.1891 .0191
B. subtilis -.42000 .21757 .126 -1.0241 .1841
E. coli S. aureus .40500 .21757 .136 -.1991 1.0091
P. aeruginosa .58500 .21757 .055 -.0191 1.1891
B. subtilis .16500 .21757 .490 -.4391 .7691
B. subtilis S. aureus .24000 .21757 .332 -.3641 .8441
P. aeruginosa .42000 .21757 .126 -.1841 1.0241
E. coli -.16500 .21757 .490 -.7691 .4391
Diameter hambat S. aureus P. aeruginosa -1.23500* .31245 .017 -2.1025 -.3675
kloroform 0. E. coli -1.24000* .31245 .017 -2.1075 -.3725
00125mg/mikroL B. subtilis -1.47500* .31245 .009 -2.3425 -.6075
P. aeruginosa S. aureus 1.23500* .31245 .017 .3675 2.1025
E. coli -.00500 .31245 .988 -.8725 .8625
B. subtilis -.24000 .31245 .485 -1.1075 .6275
E. coli S. aureus 1.24000* .31245 .017 .3725 2.1075
P. aeruginosa .00500 .31245 .988 -.8625 .8725
B. subtilis -.23500 .31245 .494 -1.1025 .6325
B. subtilis S. aureus 1.47500* .31245 .009 .6075 2.3425
P. aeruginosa .24000 .31245 .485 -.6275 1.1075
E. coli .23500 .31245 .494 -.6325 1.1025
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Lampiran 17. Analisa One Way ANOVA Pengaruh Variasi Konsentrasi ekstrak
pada Masing-Masing Bakteri pada Penentuan KHM Ekstrak
Kloroform.
Analisa data dilakukan seperti pada analisa one way ANOVA pengaruh
variasi bakteri pada masing-masing berat sampel ekstrak metanol (Lampiran 5)
dan data dari tabel 2. Lampiran 10. dimasukan sebagai berikut :
IN PUT DATA
Variable View
N Name Type Label variabel Label value
o
1. Dhsaur Numeric 8.2 DH S.aureus None
2. Dhpaeru Numeric 8.2 DH P.aeruginosa None
3. Dhecoli Numeric 8.2 DH E.coli None
4. Dhbsubtil Numeric 8.2 DH B.subtilis None
5. Konsent Numeric 8.2 Konsentrasi 1,00 = 0,01
2,00 = 0,005
3,00 = 0,0025
4,00 = 0,00125
5,00 = 0,000625
Data View
Dhsaur Dhpaeru Dhecoli Dhbsubtil Konsent
9.19 8.20 8.72 9.00 1.00
9.49 8.42 8.55 8.73 1.00
7.88 7.38 7.93 7.73 2.00
8.14 7.94 8.50 8.50 2.00
7.71 7.38 7.70 7.67 3.00
7.28 7.25 8.10 7.80 3.00
6.00 7.21 7.60 7.22 4.00
6.00 7.26 6.88 7.73 4.00
6.00 6.00 6.00 6.00 5.00
6.00 6.00 6.00 6.00 5.00
109
110
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
DH S. aureus Between Groups 16.120 4 4.030 117.663 .000
Within Groups .171 5 .034
Total 16.291 9
DH P. aeruginosa Between Groups 5.688 4 1.422 37.285 .001
Within Groups .191 5 .038
Total 5.879 9
DH E. coli Between Groups 8.458 4 2.115 20.486 .003
Within Groups .516 5 .103
Total 8.974 9
DH B. subtilis Between Groups 8.904 4 2.226 23.611 .002
Within Groups .471 5 .094
Total 9.376 9
111
Multiple Comparisons
LSD
Mean
Difference 95% Confidence Interval
Dependent Variable (I) Konsentrasi (J) Konsentrasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
DH S. aureus 0.01 0.005 1.33000* .18507 .001 .8543 1.8057
0.0025 1.84500* .18507 .000 1.3693 2.3207
0.00125 3.34000* .18507 .000 2.8643 3.8157
0.000625 3.34000* .18507 .000 2.8643 3.8157
0.005 0.01 -1.33000* .18507 .001 -1.8057 -.8543
0.0025 .51500* .18507 .039 .0393 .9907
0.00125 2.01000* .18507 .000 1.5343 2.4857
0.000625 2.01000* .18507 .000 1.5343 2.4857
0.0025 0.01 -1.84500* .18507 .000 -2.3207 -1.3693
0.005 -.51500* .18507 .039 -.9907 -.0393
0.00125 1.49500* .18507 .000 1.0193 1.9707
0.000625 1.49500* .18507 .000 1.0193 1.9707
0.00125 0.01 -3.34000* .18507 .000 -3.8157 -2.8643
0.005 -2.01000* .18507 .000 -2.4857 -1.5343
0.0025 -1.49500* .18507 .000 -1.9707 -1.0193
0.000625 .00000 .18507 1.000 -.4757 .4757
0.000625 0.01 -3.34000* .18507 .000 -3.8157 -2.8643
0.005 -2.01000* .18507 .000 -2.4857 -1.5343
0.0025 -1.49500* .18507 .000 -1.9707 -1.0193
0.00125 .00000 .18507 1.000 -.4757 .4757
DH P. aeruginosa 0.01 0.005 .65000* .19529 .021 .1480 1.1520
0.0025 .99500* .19529 .004 .4930 1.4970
0.00125 1.07500* .19529 .003 .5730 1.5770
0.000625 2.31000* .19529 .000 1.8080 2.8120
0.005 0.01 -.65000* .19529 .021 -1.1520 -.1480
0.0025 .34500 .19529 .138 -.1570 .8470
0.00125 .42500 .19529 .082 -.0770 .9270
0.000625 1.66000* .19529 .000 1.1580 2.1620
0.0025 0.01 -.99500* .19529 .004 -1.4970 -.4930
0.005 -.34500 .19529 .138 -.8470 .1570
0.00125 .08000 .19529 .699 -.4220 .5820
0.000625 1.31500* .19529 .001 .8130 1.8170
0.00125 0.01 -1.07500* .19529 .003 -1.5770 -.5730
0.005 -.42500 .19529 .082 -.9270 .0770
0.0025 -.08000 .19529 .699 -.5820 .4220
0.000625 1.23500* .19529 .001 .7330 1.7370
0.000625 0.01 -2.31000* .19529 .000 -2.8120 -1.8080
0.005 -1.66000* .19529 .000 -2.1620 -1.1580
0.0025 -1.31500* .19529 .001 -1.8170 -.8130
0.00125 -1.23500* .19529 .001 -1.7370 -.7330
DH E. coli 0.01 0.005 .42000 .32128 .248 -.4059 1.2459
0.0025 .73500 .32128 .071 -.0909 1.5609
0.00125 1.39500* .32128 .007 .5691 2.2209
0.000625 2.63500* .32128 .000 1.8091 3.4609
0.005 0.01 -.42000 .32128 .248 -1.2459 .4059
0.0025 .31500 .32128 .372 -.5109 1.1409
0.00125 .97500* .32128 .029 .1491 1.8009
0.000625 2.21500* .32128 .001 1.3891 3.0409
0.0025 0.01 -.73500 .32128 .071 -1.5609 .0909
0.005 -.31500 .32128 .372 -1.1409 .5109
0.00125 .66000 .32128 .095 -.1659 1.4859
0.000625 1.90000* .32128 .002 1.0741 2.7259
0.00125 0.01 -1.39500* .32128 .007 -2.2209 -.5691
0.005 -.97500* .32128 .029 -1.8009 -.1491
0.0025 -.66000 .32128 .095 -1.4859 .1659
0.000625 1.24000* .32128 .012 .4141 2.0659
0.000625 0.01 -2.63500* .32128 .000 -3.4609 -1.8091
0.005 -2.21500* .32128 .001 -3.0409 -1.3891
0.0025 -1.90000* .32128 .002 -2.7259 -1.0741
0.00125 -1.24000* .32128 .012 -2.0659 -.4141
DH B. subtilis 0.01 0.005 .75000 .30705 .058 -.0393 1.5393
0.0025 1.13000* .30705 .014 .3407 1.9193
0.00125 1.39000* .30705 .006 .6007 2.1793
0.000625 2.86500* .30705 .000 2.0757 3.6543
0.005 0.01 -.75000 .30705 .058 -1.5393 .0393
0.0025 .38000 .30705 .271 -.4093 1.1693
0.00125 .64000 .30705 .092 -.1493 1.4293
0.000625 2.11500* .30705 .001 1.3257 2.9043
0.0025 0.01 -1.13000* .30705 .014 -1.9193 -.3407
0.005 -.38000 .30705 .271 -1.1693 .4093
0.00125 .26000 .30705 .436 -.5293 1.0493
0.000625 1.73500* .30705 .002 .9457 2.5243
0.00125 0.01 -1.39000* .30705 .006 -2.1793 -.6007
0.005 -.64000 .30705 .092 -1.4293 .1493
0.0025 -.26000 .30705 .436 -1.0493 .5293
0.000625 1.47500* .30705 .005 .6857 2.2643
0.000625 0.01 -2.86500* .30705 .000 -3.6543 -2.0757
0.005 -2.11500* .30705 .001 -2.9043 -1.3257
0.0025 -1.73500* .30705 .002 -2.5243 -.9457
0.00125 -1.47500* .30705 .005 -2.2643 -.6857
*. The mean difference is significant at the .05 level.
112
Gambar 1 Gambar 2
113
b. Bakteri B. subtilis.
Gambar 3 Gambar 4
c. Bakteri S. auerus.
Gambar 5 Gambar 6
d. Bakteri P. aeruginosa.
Gambar 7 Gambar 8
114
40
35
y = 3,66x + 29,90 30
2
R = 0,94
25
20
15
10
0
-8 -6 -4 -2 0
Log konsentrasi (mg/mikro L)
Rata-Rata Diameter Hambat (mm)
35
30
25
y = 3,26x + 27,58
2 20
R = 0,98
15
10
0
-8 -6 -4 -2 0
40
35
30
y = 4,40x + 33,41
2 25
R = 0,93
20
15
10
0
-8 -6 -4 -2 0 2
Log Konsentrasi (mg/mikro L)
45
40
35
y = 5,86x + 40,94
2 30
(mm)
R = 0,96
25
20
15
10
5
0
-8 -6 -4 -2 0 2
Log Konsentrasi (mg/mikro L)
118
1,477.10 -6 mg
mL
Nilai banding = 100 % = 0,015 %
0,01 mg
mL
120
Dan Nilai banding ekstrak kloroform terhadap ampisilin untuk bakteri E. coli
adalah 0,015 %.
Hasil perhitungan nilai banding ekstrak kloroform terhadap ampisilin
untuk masing-masing bakteri sebagai berikut :