Você está na página 1de 4

Akuntansi aktiva tetap

Dasar hukum
Akuntansi asset tetap pemerintah diatur dalam peraturan pemerintah (pp) nomor 24 tahun 2005
dalam standar akuntansi pemerintahan pernyataan no.07 (PSAP 07) tentang Akuntansi Aset
Tetap.

Pengertian
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dukuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana masa manfaat ekonomi dan/atau sosial
dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
Aset tetap adalah asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan ileh masyarakat
umum.

Pengakuaan Aset Tetap


Untuk dapat diakui sebagai asset tetap, suatu asset harus berwujud dan memenuhi
kriteria:
1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Masa manfaat adalah :
a. Periode suatu asset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau
pelayan public
b. Jumlah produksi atau serupa yang diharapkan diperoleh dari asset untuk aktivitas
pemerintahan dan/atau pelayanan public
c. Biaya perolehan asset dapat diukur secara andal
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas, dan
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Pengukuran Aset Tetap


Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu asset dan
dikelompokkan sebagai asset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila
asset tetap diperolehan dengan tanpa nilai, biaya asset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada
saat asset tersebut diperoleh.
Biaya perolehan suatu asset tetap terdiri dari harga belinya atau kontruksinya, termasuk
bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa asset
tersebut ke kondisi yang membuat asset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimasudkan.
Biaya atas tanah. Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang
dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai.
Biaya atas peralatan dan mesin. Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan
jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut
sampai siap pakai.
Biaya atas gedung dan pembangunan. Biaya perolehan gedung dan bangunan
menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan
sampai siap pakai
Biaya atas jalan, irigasi, dan jaringan. Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan
menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan
sampai siap untuk dipakai.
Biaya atas asset tetap lainnya. Biaya perolehan asset tetap lainnya menggambarkan
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh asset tersebut sampai siap pakai.
Biaya atas asset yang dibangun. Biaya perolehan suatu asset yang dibangun dengan cara
swakelola ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti asset yang dibeli.
Biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu komponen biaya
asset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya
perolehan asset atau membawa asset ke kondisi kerjanya
Kontruksi dalam pengerjaan. Jika penyelesaian pengerjaan suatu asset tetap melebihi dan
atau melewati satu periode tahun anggaran, maka asset tetap yang belum selesai tersebut
digolongkan dan dilaporkan sebagai kontruksi dalam pekerjaan sampai dengan asset tersebut
selesai dan siap dipakai.
Perolehan secara gabungan. Aktiva yang diperolehan dengan biaya bergabung, maka
biaya perolehan dari masing-masing asset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan
dengan mengalokasikan harga gabungan ditentukan dengan mengaloksi harga gabungan tersebut.

Pengukuran Setelah Perolehan


Pengeluaran setelah perolehan awal suatu asset tetap yang memperanjang masa manfaat
atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonim dimasa yang akan datang dalam bentuk
kapasitas, mutu produksi, atau meningkatkan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai
tercatat asset yang bersangkutan.

Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis asset tetap sebagai
berikut:
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat yaitu nilai buku asset,
yang dihitung dari biaya perolehan suatu asset setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
b. Rekonsiliasi jumlah tercata pada awal dan akhir periode yang menunjukan
1. Penambahan
2. Pelepasan
3. Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada
4. Mutasi asset tetap
c. Informasi penyusutan, meliputi
1. Nilai penyusutan
2. Metode penyusutan yang digunkan
3. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
4. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan
a. Eksistensi dan batasan hak milik ata asset tetap
b. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan asset tetap
c. Jumlah pengeluaran pada pos asset tetap dalam kontruksi dan
d. Jumlah komitmen untuk akusisi asset tetap.
Jika asset tetap pada jumlah yang dinilai kembali, hal-hal berikut harus diungkapkan:
a. Dasar peraturan untuk menilai kembali
b. Tanggal efektif penilaian kembali
c. Jika ada, nama penilai independen
d. Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti
e. Nilai tercatat setiap jenis asset tetap.
Penyusutan Aktiva tetap

Menurut PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dalam PSAP 07 tentang
Akuntansi Aset Tetap, disebutkan dalam Paragraf 05 Penyusutan adalah penyesuaian nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Dalam akuntansi
pemerintah, pengertian penyusutan ini berbeda dengan di swasta dimana penyusutan lebih
ditujukan untuk alokasi biaya. Penyusutan telah diminta oleh PP 24/2005 dan bahkan Buletin
Teknis tentang Akuntansi Penyusutan juga telah terbit. Namun hingga hari ini, khususnya di
Pemerintah Pusat masih belum terdengar kapan akan dilaksanakan.

Penyusutan merupakan alat untuk mendapatkan penyajian yang wajar di Neraca dari tahun ke
tahun. Namun ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi oleh suatu Aset Tetap sebelum kita
memberlakukan Penyusutan, yaitu nilainya harus menunjukkan Nilai Buku (nilai yang dapat
disusutkan). Nilai Buku ini bisa Nilai Perolehan (jika diperoleh kurang dari 1 tahun dari tanggal
neraca disusun) atau Nilai Wajar (jika diperoleh lebih dari 1 tahun dari tanggal neraca disusun).

Você também pode gostar