Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
Vibryan Iddo Pristantiya adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel
ini diangkat dari skripsi Sarjana Ilmu Perpustakaan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang,
2016.
2
Heri Suwignyo adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM).
3
Dwi Novita Ernaningsih adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
(UM).
bagian yang penting mengingat bagian ini berdampak langsung dalam bagian
pelayanan terutama dalam kegiatan temu kembali informasi.
Perpustakaan perguruan tinggi berlembaga induk pada perguruan tinggi.
Hal ini berdampak pada bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut.
Karena lembaga induk bergerak dalam bidang pendidikan bahan pustaka yang
dimiliki haruslah up to date. Penyebabnya yakni tingkat keusangan bahan pustaka
yang disesuaikan dengan tingkat pemanfaatan bahan pustaka. Bidang teknologi
informasi dan ekonomi memiliki usia layak baca bahan pustaka yang pendek. Hal
ini berdampak langsung pada kegiatan pengolahan bahan pustaka yang
intensitasnya menjadi tinggi.
Intensitas yang tinggi di kegiatan pengolahan bahan pustaka menyebabkan
diperlukannya penjaminan mutu terhadap hasil keluarannya. Penjaminan mutu
dapat berupa pembuatan Pedoman Operasional Baku (POB). Keberadaan
Pedoman Operasional Baku (POB) sebagai bukti tertulis dan pemandu kegiatan
pengolahan sekaligus sebagai penjaminan mutu merupakan hal yang sangat
penting dan dibutuhkan.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan POB
pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan STMIK STIE Asia yang efektif dan
efisien. Efektif dan efisien dari hasil pengolahan bahan pustaka sangatlah
berdampak pada bagian pelayanan. Dewasa ini perkembangan perpustakaan
memasuki ranah saling terintegrasi dengen perpustakaan lainnya. Intergrasi antar
perpustakaan memberikan dampak baik dan buruk. Dampak baik yang
ditimbulkan yakni semakin banyaknya koleksi judul bahan pustaka yang dimiliki
oleh perpustakaan, selain itu kekuatan informasi yang berasal dari bahan pustaka
perpustakaan secara kualitas menjadi semakin kuat dan secara kuantitas menjadi
semakin banyak.
Banyaknya koleksi ini dapat menimbulkan permasalahan lain dari bagian
layanan yakni rendahnya tingkat kesesuain informasi yang dicari dengan
kesesuaian hasil pencarian informasi yang dicari. Keberadaan standarisasi hasil
pengolahan sangatlah dibutuhkan. Sandarisasi yang dimaksud berupa POB
pengolahan bahan pustaka. Keberadaan POB ini merupakan salah satu wujud
penerapan prinsip manajemen dalam kegiatan pengolahan. Hal ini didasari dari
sumber daya manusia yang tersedia pada bagian pengolahan yakni 1 orang
pustakawan dengan kualifikasi d3 perpustakaan dan 2 orang petugas perpustakaan
yang tidak berlakar belakang pendidikan perpustakaan. Penelitian ini terlaksana
dengan dana yang terbatas. Sehingga peneliti hanya melakukan penelitian
Pengembangan Pedoman Operasional Baku (POB) Pengolahan Bahan Pustaka di
Perpustakaan STMIK STIE Asia Malang dalam kurun waktu satu semester.
POB berfungsi sebagai pemandu dalam penyelesaian suatu tugas. Panduan
yang ada bersifat sistematis dan beralur. POB sendiri mampu menerangkan
kegiatan apa yang dilakukan, kapan kegiatan tersebut dilakukan, serta oleh siapa
kegiatan tersebut dilakukan (Darmono, 2013:78). Penerapannya dalam
pengolahan sangatlah vital. POB dalam praktiknya nanti akan digunakan dalam
standarisasi hasil, proses dan mutu pengolahan bahan pustaka.
revisi produk
Keterangan:
P = persentase
= total jumlah responden per 1 item, dengan acuan skor sebagai berikut.
a. Nilai 4 untuk sangat setuju/ sangat sering/ sangat baik /sangat penting/
sangat bisa
b. Nilai 3 untuk setuju/ sering/ baik / penting/ bisa
c. Nilai 2 untuk kurang setuju/ jarang/ kurang baik /kurang penting/ kurang
bisa
d. Nilai 1 untuk tidak setuju/ tidak pernah/ tidak baik /tidak penting/ tidak
bisa
n = jumlah skor maksimal
HASIL
Perpustakaan STMIK STIE Asia Malang dalam pengelolaannya terbagai
atas bagian pengadaan, layanan, teknologi infromasi, dan pengolahan. Bagian
pengolahan merupakan penting mengingat bagian ini berkaitan erat dengan sistem
temu kembali informasi pada bagian layanan. Kualitas pengolahan sangat
berpengaruh langsung pada pola pencarian serta kemudahan akses informasi yang
dibutuhkan pemustaka.
Keberadaan sistem otomasi di perpustakaan lebuh mempermudah
pustakawan dalam memberikan layanan kepada pemustakanya dalam hal temu
kembali informasi. Sistem penelusuran yang digunakan kurang efektif, terutama
pada penelusuran berdasarkan subyek atau konten bahan pustaka. Sistem
pengklasifikasian pada bahan pustaka laporan yang menggunakan nomor klas
001.4 dan 001.42 menyebabkan kesulitan dalam pencarian bahan pustaka laporan
berdasarkan konten bahan pustaka. Secara umum penomoran klas ini kurang
sesuai dengan aturan pengklasifikasian yang berlaku secara umum. Seharusnya
pendekatan yang digunakan yakni menggunakan obyek penelitian diterjemahkan
dalam nomor klasifikasi. Sumber daya manusia yang terlibat dalam pengolahan
beraneka ragam, ada seorang pustakawan yang berlatar belakang ilmu
perpustakaan dan dua orang petugas perpustakaan yang berlatar belakang bukan
ilmu perpustakaan. Hasil yang didapat beragam, ada yang sesuai dengan aturan
ilmu perpustakaan dan tidak sedikit juga yang tidak sesuai dengan aturan ilmu
perpustakaan.
Data yang didapatkan dari hasil wawancara tidak jauh berbeda dengan data
yang di perleh sebelumnya. Kegiatan wawancara ini melibatkan narasumber X2,
berikut adalah hasil wawancaranya dalam Tabel 2.
Mulai
Memasukkan alamat IP
Melengkapi Memasukan Melengkapi identitas
server
nomor panggil subyek koleksi bahan pustaka
Login
Memasukan
nomor klasifikasi
T
Benar
Disiplin ilmu +
Y fase/fenomena +
bentuk
Masuk pada menu bibliografi
Analisis subyek
Cek hasil input data bibliografi dari petugas
Memasukan register
Sesuai Y eksemplar bahan Selesai
pustaka
Mulai
Memasukan Memasukan
Mengaktifkan basis data gambar sampul abstrak/catatan
bahan pustaka bahan pustaka
Memasukkan alamat IP
server
Memasukan
Login lampiran berkas
Menambahkan
Selesai bahan pustaka
nomor register
T
Benar Memasukan
bahasa yang
Y digunakan bahan
Meminta nomor register pustaka
Masuk pada menu bibliografi pada pustakawan
Y
Memasukan
Mengetik judul buku deskripsi fisik
dengan awalan besar bahan pustaka
Memasukan tempat
Mengetik Edisi Memasukan
terbit, nama penerbit,
kepengarangan koleksi ISBN/ISSN
dan tahun terbit
PEMBAHASAN
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil
analisis wawancara yang dilakukan berupa informasi mengenai kegiatan
pengolahan hanya melibatkan satu orang, baik itu Pustakawan atau Petugas
Perpustakaan. Sistem perekrutan petugas perpustakaan dalam kegiatan
pengolahan melibatkan Bagian HRD Instansi, Kepala UPT, dan Pustakawan.
Petugas yang terlibat dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka
merupakan mahasiswa aktif dari STMIK dan STIE Asia. Mahasiswa ini tidak
memiliki latar belakang keilmuan maupun pengalaman dalam bidang
perpustakaan, ditambah lagi aturan baku yang menjadi pedoman dalam
menjalankan kegiatan pengolahan masih belum ada. Hal ini sangatlah
mempengaruhi terhadap kualitas hasil, proses kegiatan pengolahan bahan pustaka.
Perangkat buku acuan seperti tajuk subyek dan DDC tercetak juga tidak terdapat,
DDC yang dimiliki berupa versi E-DDC.
Berdasarkan hal tersebut menjadikan adanya Pengembangan Pedoman
pengolahan bahan pustaka dan pengujiannya telah ditampilkan pada bagian hasil,
KESIMPULAN
Keberadaan POB pengolahan bahan pustaka sangatlah dibutuhkan sebagai
aturan sekaligua acuan pengolahan bahan pustaka. POB dalam praktiknya
meningkatkan pemahaman proses dan hasil pengolahan bahan pustaka di
Perpustakaan STMIK STIE Asia Malang. Penyebabnya yakni pembagian POB
menjadi 2 yang didasarkan pada sumber daya manusia yang dilibatkan.
Pertama, berupa POB pengolahan bahan pustaka oleh Petugas
Perpustakaan. Kedua, berupa POB pengolahan bahan pustaka oleh Pustakawan.
Efektifitas dan efisiansi terlihat dari hasil uji praktisi dan hasil uji ahli yang
didasarkan pada aspek isi, bahasa, bentuk, serta tampilan. Berikut ini merupakan
hasilnya, aspek isi mendapatkan 100 % (sangat layak), aspek bahasa mendapatkan
87,5% (sangat layak), aspek bentuk mendapatkan 100% (sangat layak), dan aspek
tampilan mendapatkan 100% (sangat layak).
SARAN
Saran pemanfaatan produk POB pengolahan koleksi ini perlu
memperhatikan hal-hal berikut (1) sebaiknya penggunaan e-ddc perlu diperkuat
dengan penggunan DDC versi tercetak, (2) hendaknya input data koleksi
memperhatiakan aturan yang berlaku di AACR2, dan (3) sebaiknya koleksi digital
dijadikan satu dengan koleksi utamanya yang berupa buku tercetak. Saran
pengembangan lebih lanjut kearah koleksi digital dan menyesuaikan dengan
kondisi setempat.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Darmono. 2009. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) untuk
Perpustakaan Perguruan Tinggi. (Online),
(http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-Pustakawan/pengembangan-
standard-operating-procedures-SOP-untuk-perpustakaan-perguruan-
tinggi.html), diakses tanggal 7 desember 2015.
Darmono. 2013. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Malang: Bayumedia.
Minanuddin. 2002. Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional
RI. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Panitia Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakawanan. 2011. Standar nasional
bidang perpustakaan dan kepustakawanan. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI.
Qalyubi, Sihabudin. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Yulia, Yuyun dan Mustafa, B. 2007. Pengolahan Bahan Pustaka. Jakarta:
Universitas Terbuka.