Você está na página 1de 14

PENGEMBANGAN PEDOMAN OPERASIONAL BAKU

(POB) PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA


DI PERPUSTAKAAN STMIK STIE ASIA
Vibryan Iddo Pristantiya1
Heri Suwignyo2
Dwi Novita Ernaningsih3
E-mail vibryan.iddo@gmail.com
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang, 65145, info@um.ac.id

Abstrak: Tujuan penelitian pengembangan POB pengolahan bahan pustaka di


perpustakaan STMIK STIE Asia untuk menghasilkan POB yang efektif dan
efisien dalam penerapannya. Metode yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini berupa: (1) identifikasi potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) mendesain produk, (4) uji ahli, (5) revisi produk uji
ahli, (5) uji coba, dan (6) revisi produk uji praktisi. Hasil penelitian
pengembangan setelah diterapkannya POB pengolahan bahan pustaka di
Perpustakaan STMIK STIE Asia: (1) secara keseluruhan sudah sesuai dengan
teori dan kebutuhan dilapangan, (2) hasil pengolahan yang lebih terorganisir,
(3) adanya acuan dalam mengolah bahan pustaka.

Kata kunci: POB pengolahan, standarisasi, mutu.

Abstract : The purpose of research development POB processing library


materials in the library STMIK POB STIE Asia to produce effective and
efficient in its application. The method used in the study of this development
include: (1) identification of the potential and problems, (2) data collection, (3)
designing products, (4) test expert, (5) product revision expert testing, (6)
testing , and (7) the revised test products practitioners. The results of research
and development after the implementation of POB processing of library
materials in the Library STIE STMIK Asia : (1) as a whole is in conformity
with the theory and the needs of the field, (2) the results of processing more
organized , (3) any reference in the processing of library materials.

Keywords: POB processing, standardization , quality .

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu perpustakaan yang memiliki


kompleksitas bahan pustaka yang tergolong tinggi dan mendalam dalam muatan
kontennya. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang mengatur
standarisasi minimal perpustakaan perguruan tinggi. Secara umum dalam
melakukan kegiatan operasionalnya perpustakaan terbagi menjadi 3 bagian mulai
dari pengadaan, pelayanan, dan pengolahan. Bagian pengolahan merupakan

1
Vibryan Iddo Pristantiya adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel
ini diangkat dari skripsi Sarjana Ilmu Perpustakaan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang,
2016.
2
Heri Suwignyo adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM).
3
Dwi Novita Ernaningsih adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
(UM).
bagian yang penting mengingat bagian ini berdampak langsung dalam bagian
pelayanan terutama dalam kegiatan temu kembali informasi.
Perpustakaan perguruan tinggi berlembaga induk pada perguruan tinggi.
Hal ini berdampak pada bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut.
Karena lembaga induk bergerak dalam bidang pendidikan bahan pustaka yang
dimiliki haruslah up to date. Penyebabnya yakni tingkat keusangan bahan pustaka
yang disesuaikan dengan tingkat pemanfaatan bahan pustaka. Bidang teknologi
informasi dan ekonomi memiliki usia layak baca bahan pustaka yang pendek. Hal
ini berdampak langsung pada kegiatan pengolahan bahan pustaka yang
intensitasnya menjadi tinggi.
Intensitas yang tinggi di kegiatan pengolahan bahan pustaka menyebabkan
diperlukannya penjaminan mutu terhadap hasil keluarannya. Penjaminan mutu
dapat berupa pembuatan Pedoman Operasional Baku (POB). Keberadaan
Pedoman Operasional Baku (POB) sebagai bukti tertulis dan pemandu kegiatan
pengolahan sekaligus sebagai penjaminan mutu merupakan hal yang sangat
penting dan dibutuhkan.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan POB
pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan STMIK STIE Asia yang efektif dan
efisien. Efektif dan efisien dari hasil pengolahan bahan pustaka sangatlah
berdampak pada bagian pelayanan. Dewasa ini perkembangan perpustakaan
memasuki ranah saling terintegrasi dengen perpustakaan lainnya. Intergrasi antar
perpustakaan memberikan dampak baik dan buruk. Dampak baik yang
ditimbulkan yakni semakin banyaknya koleksi judul bahan pustaka yang dimiliki
oleh perpustakaan, selain itu kekuatan informasi yang berasal dari bahan pustaka
perpustakaan secara kualitas menjadi semakin kuat dan secara kuantitas menjadi
semakin banyak.
Banyaknya koleksi ini dapat menimbulkan permasalahan lain dari bagian
layanan yakni rendahnya tingkat kesesuain informasi yang dicari dengan
kesesuaian hasil pencarian informasi yang dicari. Keberadaan standarisasi hasil
pengolahan sangatlah dibutuhkan. Sandarisasi yang dimaksud berupa POB
pengolahan bahan pustaka. Keberadaan POB ini merupakan salah satu wujud
penerapan prinsip manajemen dalam kegiatan pengolahan. Hal ini didasari dari
sumber daya manusia yang tersedia pada bagian pengolahan yakni 1 orang
pustakawan dengan kualifikasi d3 perpustakaan dan 2 orang petugas perpustakaan
yang tidak berlakar belakang pendidikan perpustakaan. Penelitian ini terlaksana
dengan dana yang terbatas. Sehingga peneliti hanya melakukan penelitian
Pengembangan Pedoman Operasional Baku (POB) Pengolahan Bahan Pustaka di
Perpustakaan STMIK STIE Asia Malang dalam kurun waktu satu semester.
POB berfungsi sebagai pemandu dalam penyelesaian suatu tugas. Panduan
yang ada bersifat sistematis dan beralur. POB sendiri mampu menerangkan
kegiatan apa yang dilakukan, kapan kegiatan tersebut dilakukan, serta oleh siapa
kegiatan tersebut dilakukan (Darmono, 2013:78). Penerapannya dalam
pengolahan sangatlah vital. POB dalam praktiknya nanti akan digunakan dalam
standarisasi hasil, proses dan mutu pengolahan bahan pustaka.

Kegiatan pengolahan bahan pustaka di perpustakaan biasanya mencangkup


kegiatan inventarisasi, katalogisasi deskripsi, dan katalogisasi subjek yang terdiri
atas klasifikasi dan pengindeksan subjek (Qalyubi dkk., 2007:125).

Pengolahan sendiri memiliki peranan penting dalam kegiatan penelusuran


informasi (information retrival). Kegiatan inventarisasi bahan pustaka merupakan
pemberian nomor register yang menjadi identitas eksemplar yang membedakan
dengan eksemplar lain dalam satu judul. Keberadaan nomor register ini sangat
memudahkan dalam menjalankan layanan sirkulasi bahan pustaka. Kegiatan
selanjutnya katalogisasi deskripsi, merupakan analisis deskripsi bibliografi fisik
bahan pustaka. Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisa bahan pustaka dari
tampilan fisiknya. Analisa ini sangat membantu dalam tahapan analisa subjek
(konten) bahan pustaka tersebut. Setelah katalogisasi deskripsi baru masuk dalam
katalogisasi subjek, dalam katalogisasi ini menganalisis bahan pustaka menurut
konten muatannya. Analisis ini terbagi atas dua yakni klasifikasi dan peng
indeksan subjek.
Klasifikasi pada dasarnya merupakan sistem pengelompokan bahan
pustaka yang nantinya akan memudahkan dalam kegiatan penelusuran informasi
bahan pustaka. Klasifikasi ini memiliki kecenderungan untuk mengelompokkan
ilmu yang sejenis dalam satu lingkup.
METODE
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan acuan model penelitian
pengembangan sebagai berikut.

potensi dan pengumpulan


desain produk
masalah data

uji coba revisi produk uji ahli

revisi produk

Gambar 1. Model Penelitian

Berdasarkan hal tersebut peneliti membuat prosedur dalam penelitiannya mulai


dari (1) penelitian pendahuluan yang sederhana. Penelitian ini bertolak dari
masalah yang ditemui peneliti dilapangan, (2) Pengambilan datanya dilakukan
dengan cara observasi lapangan, (3) membuat desain awal yang menjadi draft
prototype produk, (4) uji ahli, (5) revisi draft dari uji ahli, (6) uji praktisi, (7)
revisi draft dari uji praktisi, (8) POB yang siap untuk diterapkan. Produk akhir
berupa POB pengolahan bahan pustaka ini dapat diterapkan secara luas.
Pengujian produk POB pengolahan bahan pustaka dilakukan pada tahapan
uji ahli dan uji praktisi. Uji ahli untuk menelaah konten POB sedangkan uji
praktisi menelaah kemudahan dalam implementasinya. Subyek uji ahli melibatkan
ahli dengan kualifikasi S2 Perpustakaan. Subyek uji praktisi melibatkan praktisi
lapangan yang menangani pengolahan.
Penelitian pendahuluan dan uji ahli menghasilkan data kualitatif,
sedangkan uji praktisi menghasilkan data kuantitatif. Instrument yang digunakan
dalam pengunmpulan data berupa pedoman wawancara, pedoman pengamatan,
dan kuesioner. Data kualitatif menggunakan metode analisis reduksi data,
penyajian data, dan penarikan verifikasi data. Data kuantitatif berfungsi mengukur
tingkat kesesuaian produk POB dengan kebutuhan Perpustakaan. Data kuantitatif
menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:
P = persentase
= total jumlah responden per 1 item, dengan acuan skor sebagai berikut.
a. Nilai 4 untuk sangat setuju/ sangat sering/ sangat baik /sangat penting/
sangat bisa
b. Nilai 3 untuk setuju/ sering/ baik / penting/ bisa
c. Nilai 2 untuk kurang setuju/ jarang/ kurang baik /kurang penting/ kurang
bisa
d. Nilai 1 untuk tidak setuju/ tidak pernah/ tidak baik /tidak penting/ tidak
bisa
n = jumlah skor maksimal

Kualifikasi kelayakan produk yang dikembangkan dalam penelitian ini


berdasarkan kriteria validasi yang tercantum pada Tabel 1

Tabel 1 Kriteria validasi media menurut Akbar (2013:41)


% Kriteria
85,01 - 100,00 Sangat valid, atau dapat digunakan tanpa revisi
70,01 - 85,00 Cukup valid, atau dapat digunakan namun perlu
direvisi kecil
50,01 - 70,00 Kurang valid, disarankan tidak digunakan karena
perlu revisi besar.
01,00 - 50,00 Tidak valid, atau tidak boleh digunakan

HASIL
Perpustakaan STMIK STIE Asia Malang dalam pengelolaannya terbagai
atas bagian pengadaan, layanan, teknologi infromasi, dan pengolahan. Bagian
pengolahan merupakan penting mengingat bagian ini berkaitan erat dengan sistem
temu kembali informasi pada bagian layanan. Kualitas pengolahan sangat
berpengaruh langsung pada pola pencarian serta kemudahan akses informasi yang
dibutuhkan pemustaka.
Keberadaan sistem otomasi di perpustakaan lebuh mempermudah
pustakawan dalam memberikan layanan kepada pemustakanya dalam hal temu
kembali informasi. Sistem penelusuran yang digunakan kurang efektif, terutama
pada penelusuran berdasarkan subyek atau konten bahan pustaka. Sistem
pengklasifikasian pada bahan pustaka laporan yang menggunakan nomor klas
001.4 dan 001.42 menyebabkan kesulitan dalam pencarian bahan pustaka laporan
berdasarkan konten bahan pustaka. Secara umum penomoran klas ini kurang
sesuai dengan aturan pengklasifikasian yang berlaku secara umum. Seharusnya
pendekatan yang digunakan yakni menggunakan obyek penelitian diterjemahkan
dalam nomor klasifikasi. Sumber daya manusia yang terlibat dalam pengolahan
beraneka ragam, ada seorang pustakawan yang berlatar belakang ilmu
perpustakaan dan dua orang petugas perpustakaan yang berlatar belakang bukan
ilmu perpustakaan. Hasil yang didapat beragam, ada yang sesuai dengan aturan
ilmu perpustakaan dan tidak sedikit juga yang tidak sesuai dengan aturan ilmu
perpustakaan.
Data yang didapatkan dari hasil wawancara tidak jauh berbeda dengan data
yang di perleh sebelumnya. Kegiatan wawancara ini melibatkan narasumber X2,
berikut adalah hasil wawancaranya dalam Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Wawancara Dengan Pustakawan


Pertanyaan Jawaban
Tahapan pengolahan yang Ketika buku baru datang langsung dicatat dalam buku
berlaku di perpustakaan inventaris, selanjutnya dientry dalam sistem. Data yang dientry
STMIK STIE Asia. meliputi:
a. Judul
b. Pengarang
c. Nomor klasifikasi
d. Lebar bahan pustaka
e. Jumlah halaman
f. Tinggi bahan pustaka
Semuanya dilakukan oleh satu orang dalam memasukkan data
koleksi baik pustakawan atau petugas perpustakaan.
Keberadaan POB pada bagian Tahapan pengolahan sudah ada tetapi yang bersifat baku dan
pengolahan dalam melakukan tertulis belum tersedia.
pengolahan bahan pustaka.
Sistem perekrutan petugas Perekrutan petugas perpustakaan melibatkan bagian HRD,
pengolahan di Perpustakaan Pustakawan, dan Kepala UPT. Pustakawan betugas
STMIK STIE Asia memberikan rekomendasi nama calon petugas perpustakaan.
Latar belakang petugas yang Petugas perpustakaan merupakan mahasiswa magang dari STIE
diberdayakan sebagai petugas Asia yang sedang menempuh kuliah pada semester delapan dan
perpustakaan pada bagian enam. Selain itu juga ada mahasiswa magang dari STMIK yang
pengolahan. tengah menempuh semester enam
Ketersediaan acuan khusus Tidak ada acuan khusus dalam melakukan kegiatan pengolahan.
yang digunakan dalam kegiatan
pengolahan di perpustakaan
STMIK STIE Asia.
Acuan yang digunakan dalam Dalam mengolah menggunakan E-DDC. Pemilihan ini
mengolah bahan pustaka di didasarkan pada kondisi sarana, prasarana, serta sumber daya
Perpustakaan STMIK STIE manusia yang terlibat dalam pengolahan bahan pustaka
Asia.

Pentingnya penjaminan kualitas dan peningkatan kesesuaian hasil


pengolahan dengan aturan ilmu perpustakaan maka diperlukannya pembuatan
POB. POB yang dirancang dalam pelaksanaannya tetap melibatkan petugas
perpustakaan, mengingat kegiatan pengolahan yang melibatkan banyak bahan
pustaka dan membutuhan sumber daya manusia lebih. Hal ini disesbabkan
tuntutan waktu pengolahan yang harus cepat dari pemustaka dan lembaga induk.
Secara tidak langsung POB ini bersifat teknis dan penyampaiannya detail spesifik.
Berikut merupakan bagan POB yang di rancang.

Mulai

Mengaktifkan basis data

Memasukkan alamat IP
Melengkapi Memasukan Melengkapi identitas
server
nomor panggil subyek koleksi bahan pustaka

Login
Memasukan
nomor klasifikasi
T

Benar
Disiplin ilmu +
Y fase/fenomena +
bentuk
Masuk pada menu bibliografi

Analisis subyek
Cek hasil input data bibliografi dari petugas

Memasukan register
Sesuai Y eksemplar bahan Selesai
pustaka

Memberitahu petugas Dekembalikan ke petugas


T
kesalahan dan pembenarannya untuk dibenarkan

Gambar 2 Bagan Alir Pustakawan

Pada Gambar 2 yang berisi tentang bagan alir pustakawan dalam


menjalankan kegiatan pengolahan. Pada gambar 2 memberikan kontrol
pustakawan dalam menyeleksi hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh petugas
perpustakaan. Petugas perpustakaan memiliki tugas pokok memasukkan data
bahan pustaka ke dalam sistem, berikut ini merupakan Gambar 3 bagan alur
petugas perpustakaan.

Mulai

Memasukan Memasukan
Mengaktifkan basis data gambar sampul abstrak/catatan
bahan pustaka bahan pustaka

Memasukkan alamat IP
server

Memasukan
Login lampiran berkas
Menambahkan
Selesai bahan pustaka
nomor register
T

Benar Memasukan
bahasa yang
Y digunakan bahan
Meminta nomor register pustaka
Masuk pada menu bibliografi pada pustakawan
Y

Ketersediaan bahan pustaka Memasukan


judul seri

Memasukan
Mengetik judul buku deskripsi fisik
dengan awalan besar bahan pustaka

Memasukan tempat
Mengetik Edisi Memasukan
terbit, nama penerbit,
kepengarangan koleksi ISBN/ISSN
dan tahun terbit

Gambar 3 Bagan Alir Petugas Perpustakaan

Keguatan pengolahan seperti pada Gambar 2 dan Gambar 3 dikerjakan


oleh petugas perpustakaan dan pustakawan. Peran keduanya yang membedakan
dalam kegiatan pengolahan. Petugas perpustakaan yang bertugas dalam
memasukkan data deskripsi bibliografi fisik bahan pustaka. Pustakawan memiliki
tugas pemberian nomor eksemplar, klasifikasi, nomor panggil, dan subyek bahan
pustaka. Disisi lain pustakawan juga mengontrol serta mengecek hasil masukan
data deskripsi bibliografi fisik oleh petugas perpustakaan. Produk yang
dikembangkan tidak ada perubahan dalam bagan alurnya. Perubahan yang terjadi
pada penggunaan istilah dalam prosedurnya, terutama POB untuk petugas
perpustakaan.
Pembagian peran ini dalam penerapannya lebih efektif dan mampu
menjadi penengah antara kendala yang muncul dilapangan terkait minimnya
tenaga pustakawan dan kurangnya pemahaman petugas perpustakaan tentang
pengolahan bahan pustaka. Peran petugas perpustakaan lebih kearah memasukkan
data fisik bibliografi bahan pustaka sedangkan pustakawan memasukkan data
konten bahan pustaka berdasarkan aturan ilmu perpustakaan yang berlaku dan
digunakan. Hal ini didukung dengan data hasil uji ahli dan uji praktisi.

Tabel 3 Hasil Uji Ahli dan Praktisi


Aspek Narasumber Nilai
Isi Y1 4
Y2 4
X1 4
X2 4
Bahasa Y1 4
Y2 4
X1 3,5
X2 3,5
Bentuk Y1 4
Y2 4
X1 4
X2 4
Tampilan Y1 4
Y2 4
X1 4
X2 4

PEMBAHASAN
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil
analisis wawancara yang dilakukan berupa informasi mengenai kegiatan
pengolahan hanya melibatkan satu orang, baik itu Pustakawan atau Petugas
Perpustakaan. Sistem perekrutan petugas perpustakaan dalam kegiatan
pengolahan melibatkan Bagian HRD Instansi, Kepala UPT, dan Pustakawan.
Petugas yang terlibat dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka
merupakan mahasiswa aktif dari STMIK dan STIE Asia. Mahasiswa ini tidak
memiliki latar belakang keilmuan maupun pengalaman dalam bidang
perpustakaan, ditambah lagi aturan baku yang menjadi pedoman dalam
menjalankan kegiatan pengolahan masih belum ada. Hal ini sangatlah
mempengaruhi terhadap kualitas hasil, proses kegiatan pengolahan bahan pustaka.
Perangkat buku acuan seperti tajuk subyek dan DDC tercetak juga tidak terdapat,
DDC yang dimiliki berupa versi E-DDC.
Berdasarkan hal tersebut menjadikan adanya Pengembangan Pedoman

Operasional Baku (POB) Pengolahan Bahan Pustaka di Perpustakaan STMIK


STIE Asia Malang menjadi sangat penting dan mendesak. Produk POB

pengolahan bahan pustaka dan pengujiannya telah ditampilkan pada bagian hasil,

berikut merupakan Tabel 4 Analisis Hasil Uji Ahli dan Praktisi.

Tabel 4 Analisis Hasil Uji Ahli dan Praktisi


Aspek Narasumber Perhitungan % NA
Isi Y1 = 100% Sangat valid
= 100%
Y2 = 100% Sangat valid
= 100%
X1 = 100% Sangat valid
= 100%
X2 = 100% Sangat valid
= 100%
Bahasa Y1 = 100% Sangat valid
= 100%
Y2 = 100% Sangat valid
= 100%
X1 Pertanyaan 1= 87,5% Sangat valid
= 100%
Pertanyaan 2 =
= 75 %
Total = (100%+75%):2
= 87,5 %
X2 Pertanyaan 1= 87,5% Sangat valid
= 100%
Pertanyaan 2 =
= 75 %
Total = (100%+75%):2
= 87,5 %
Bentuk Y1 = 100% Sangat valid
= 100%
Y2 = 100% Sangat valid
= 100%
X1 = 100% Sangat valid
= 100%
X2 = 100% Sangat valid
= 100%
Tampilan Y1 = 100% Sangat valid
= 100%
Y2 = 100% Sangat valid
= 100%
X1 = 100% Sangat valid
= 100%
X2 = 100% Sangat valid
= 100%

Pada praktiknya tahapan yang perlu diperhatikan dalam mengolah bahan


pustaka yang tertuang dalam POB Pengolahan Bahan Pustaka sebagai berikut.
Pertama memastikan jaringan sudah siap untuk digunakan, dengan cara
mengaktifkan basis data serta melakukan ping ke IP server. Setelah itu baru
memasukkan alamat IP server disertai nama sistem.
Kedua melakukan login kedalam sistem dengan menggunakan user name
dan password masing-masing petugas. Penggunaan menggunakan user name dan
password masing-masing petugas berfungsi sebagai keamanan dan sebagai
laporan kegiatan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan selama dalam sistem.
Hal ini karena kegiatan yang dilakukan petugas perpustakaan terekam dalam
laporan sistem. Laporan ini digunakan dalam menilai hasil kinerja.
Ketiga mengecek ketersediaan bahan pustaka pada sistem. Pengecekan ini
untuk mengantisipasi adanya data ganda bahan pustaka. Data bahan pustaka ganda
dapat mengacaukan temu kembali informasi. Keempat memasukkan judul, huruf
awal saja yang besar selebihnya kecil semua. Format penulisan disesuaikan
dengan AACR2. Kelima memasukkan pengarang, nama pengarang seperti
penulisan daftar refrensi. Format penulisan menggunakan AACR2, sama seperti
daftar refrensi. Keenam memasukkan edisi, edisi bahan pustaka jika ada. Edisi
merupakan penerbitan bahan pustaka dengan ciri khas tertentu, sehingga edisi
sangatlah mempengaruhi isi bahan pustaka.
Ketujuh GMD, bentuk material bahan pustaka. Kedelapan ISBN/ISSN,
penomoran identitas judul buku yang diterbitkan perpustakaan nasional jika ada.
Letaknya pada bagian belakang sampul atau di dalam katalog dalam
terbitan.ISBN merupakan penomoran buku yang diterbitkan dan berlaku secara
internasional. ISSN merupakan nomor yang diberikan pada bahan pustaka yang
diterbitkan berseri, sebagai contoh, majalah, jurnal, dan lain-lain.
Kesembilan memasukkan penerbit, penerbit bahan pustaka jika ada.
Penerbit merupakan orang, badan, atau perkumpulan yang menerbitkan bahan
pustaka, selain menerbitkan penerbit juga memiliki hak cipta bahan pustaka
tersebut. Kesepuluh tahun terbit, tahun penerbitan bahan pustaka pertama kali jika
ada. Kesebelas tempat terbit, tempat penerbitan bahan pustaka jika ada. Penulisan
penerbit, tahun terbit, serta tempat terbit smengacu pada AACR2. Pada AACR2
jika tidak terdapat penerbit dapat ditulis s.n. pada bagian penerbit. Jika yang
tidak ada keterangan bagian tempat terbit dapat ditulis dengan s.l.. jika pada
bagian tahun yang tidak terdapat keterengan tahun penerbitannya dapat ditulis
dengan s.a.
Keduabelas deskripsi fisik, penulisannya dengan format jumlah halaman :
ilustrasi ; tinggi bahan pustaka. Ketiga belas judul seri, judul seri bahan pustaka
jika ada. Keempatbelas bahasa, bahasa yang digunakan dalam penyampaian isi
bahan pustaka tersebut. Kelima belas abstrak/catatan, berisi abstrak untuk laporan
dan berisi catatan untuk bahan pustaka umum.
Keenam belas gambar sampul, diunggah dengan ukuran 500 kb dan
format gambar yang sesuai (.jpg .png .tiff .gif .bmp). Ketujuh belas lampiran
berkas, cantumkan lampiran berkas berupa soft file jika ada dengan ekstensi .pdf
.rtf .txt .odt .odp .odc .oxl .ppt .avi .mp4 .flv .mvk .wmv .jpg .jpeg .png .gif .ogg
.mp3 .wma .csv. Ukuran maksimal yang dapat dimasukkan 2048 kb.
Sedikit berbeda dengan petugas perpustakaan, prosedur yang digunakan
dalam POB pengolahan bahan pustaka oleh pustakawan di Perpustakaan STMIK
STIE Asia Malang terbagi atas beberapa tahapan. Pertama memastikan jaringan
sudah siap, dengan mengaktifkan Apache dan Mysql. Setelah aktif jaringan
koputer juga harus dipastikan terhubung dengan cara melakukan ping ke IP
server.
Kedua melakukan login dengan menggunakan user name dan password
dari masing-masing petugas. Ketiga melakukan analisis subjek, analisis yang
dilakukan berdasarkan disiplin ilmu, fenomena, dan bentuk bahan pustaka.
Keempat melakukan proses entry data deksripsi fisik yang terdiri atas
pemprosesan eksemplar, klasifikasi, nomor panggil, dan subjek. Pemprosesan
eksemplar nantinya akan menjadi nomor register koleksi. Klasifikasi yang
digunakan mengacu pada E-DDC23. Nomor panggil yang dimaksud terdiri atas
nomor klasifikasi (spasi) tiga huruf kapital pengarang (spasi) satu huruf awal
judul diketik kecil. Subjek koleksi merupakan penggambaran isi bahan pustaka
yang sedang diolah. Subjek terdiri atas satu sampai dengan tiga kata yang
memiliki satu kesatuan. Jika semua proses telah terlalui maka petugas log out dari
sistem.

KESIMPULAN
Keberadaan POB pengolahan bahan pustaka sangatlah dibutuhkan sebagai
aturan sekaligua acuan pengolahan bahan pustaka. POB dalam praktiknya
meningkatkan pemahaman proses dan hasil pengolahan bahan pustaka di
Perpustakaan STMIK STIE Asia Malang. Penyebabnya yakni pembagian POB
menjadi 2 yang didasarkan pada sumber daya manusia yang dilibatkan.
Pertama, berupa POB pengolahan bahan pustaka oleh Petugas
Perpustakaan. Kedua, berupa POB pengolahan bahan pustaka oleh Pustakawan.
Efektifitas dan efisiansi terlihat dari hasil uji praktisi dan hasil uji ahli yang
didasarkan pada aspek isi, bahasa, bentuk, serta tampilan. Berikut ini merupakan
hasilnya, aspek isi mendapatkan 100 % (sangat layak), aspek bahasa mendapatkan
87,5% (sangat layak), aspek bentuk mendapatkan 100% (sangat layak), dan aspek
tampilan mendapatkan 100% (sangat layak).

SARAN
Saran pemanfaatan produk POB pengolahan koleksi ini perlu
memperhatikan hal-hal berikut (1) sebaiknya penggunaan e-ddc perlu diperkuat
dengan penggunan DDC versi tercetak, (2) hendaknya input data koleksi
memperhatiakan aturan yang berlaku di AACR2, dan (3) sebaiknya koleksi digital
dijadikan satu dengan koleksi utamanya yang berupa buku tercetak. Saran
pengembangan lebih lanjut kearah koleksi digital dan menyesuaikan dengan
kondisi setempat.

DAFTAR RUJUKAN
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Darmono. 2009. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) untuk
Perpustakaan Perguruan Tinggi. (Online),
(http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-Pustakawan/pengembangan-
standard-operating-procedures-SOP-untuk-perpustakaan-perguruan-
tinggi.html), diakses tanggal 7 desember 2015.
Darmono. 2013. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Malang: Bayumedia.
Minanuddin. 2002. Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional
RI. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Panitia Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakawanan. 2011. Standar nasional
bidang perpustakaan dan kepustakawanan. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI.
Qalyubi, Sihabudin. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Yulia, Yuyun dan Mustafa, B. 2007. Pengolahan Bahan Pustaka. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Você também pode gostar