Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kata al-aquran berasal dari bahasa arab yang arti nya bacaan.
Makna al-quran secara istilah ialah kalamullah yang diturunkan kpd nabi
muhammad saw, membaca nya merupakan ibadah, susunan kata dan isi
mutawatir.
setiap muslim hendak nya tidak jemu dan bosan untuk mempelajarai
kita akan dapat menjalani hidup ini sesuai dengan perntah allah swt.
Dengan demikian, kita akan selamat dunia dan akhirat. Seperti halnya al-
quran, hadis pun juga sangat penting bagi kehidupan umat islam. Islam
nabi muhamad saw. Melalui malaikat jibril al-quran ini jugadi pandang
hidup manusia bahagia di dunia dan akhirat kelak. Kandungan yang ada
di dalam al-quran meliputi segala hal sebagai mana allah berfirman dalam
dengan kurikulum al-quran hadist pada jenjang mi dan ma, terutama pada
menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan ayat yang mereka
baca.
Ruang lingkup.
a. Membaca atau menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid.
b. Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan
intelektual.
c. Menerapkan isi kandungan ayat atau hadist yang merupakan unsur
pemerintah.
umat islam.
2. Meningkatakan pemahaman surat al-fatehah, dan surat pendek pilihan
kehidupan.
3. Menghapal dan memahami makna hadist yang terkait dengan tema isi dari
skl tersebut dapat diketahui bahwa siswa/ peserta didik harus bisa dan
sehari-hari.
Kelas VII
Semester 1
Semester 2
al-kafirun
Kelas VIII
Semester 1
SK : membaca al-quran surat pendek pilihan
KD : menerapkan hukum bacaan qalqalah,tafkhim dalam al-quran.
Semester 2
at-takasur.
a. Aspek filosofis
Dari penjelasan materi al-quran hadis madrasah tsanawiyah diatas maka
sosial yang pasti nya membutuhkan orang lain. Bagi anak usia sanawiyah,
matri ini adalah materi yang dapat untuk diberikan pada mereka.
hari.
b. Aspek piskologis
Dilihat dari aspek psikologis , penjelasan materi mata pelajaran alquran
dan hadis diatas adalah anak pada usia sanawiyah ini merupakan jenjang
tuntutan agama islam sifat yang selalu ingin tahu akan menimbulkan anak
mecoba hal-hal baru. Lingkungan sekolah dan masyarakat rawan
terhadap prilaku menyimpang. Materi ini akan membuat anak tahu lebih
banyak dari sisi ke agamaan, tentang mana yang baik dan mana yang
buruk sesuai dengan perintah allah yang tertuang didalam al-quran dan
nyata. Karena hakikat nya materi al-quran hadist mts erat kaitan nya
Dan ibadah yang diterima allah dan sebagai nya. Berburuk sangka
dalam diri siswa lewat berbagai cara, media dan porum. Pembelajaran
A. Pendahuluan
Materi Aspek Hadits di SMP dan SMA adalah salah satu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari materi Hadits yang
dipelajari oleh peserta didik di SMP dan SMA. Peningkatan tersebut dilakukan
dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian materi Hadits
terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, dalam perspektif materi Hadits
sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.
Secara substansial, materi aspek Hadits diharapkan memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan
mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam hadits sebagai
sumber utama kedua dalam ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan
pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan
mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Proses, yang antara lain perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar1[1]. Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber
belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan materi
pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dan acuan pembelajaran.
Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang berbagai
kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti
maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), baik
dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan
erat dengan kemampuan guru. Dalam Kompetensi guru mata pelajaran PAI pada
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK dijabarkan menginterprestasikan
materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan
pembelajaran PAI. Menganalisa materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu
yang relevan dengan pembelajaran PAI2[2].
2
Buku bahan ajar meski bukan satu-satunya penentu keberhasilan mengajar
namun berperan penting sebagai sumber belajar baik bagi guru terlebih lagi bagi
siswa. Buku ajar yang baik adalah buku ajar yang mampu merangsang semangat
guru dan siswa untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta mampu
memberikan modal awal yang berguna sebagai fondasi berpikir dan
pengembangan pengayaan pengetahuan melalui sumber-sumber belajar lainnya.
Selain itu buku yang baik juga harus mempertimbangkan kemudahan bahasa,
cakupan materi dan keragaman daya nalar kritis di masing-masing satuan
pendidikan.
4
( )
Artinya: dari Anas r.a bersabda rasulullah SAW: carilah ilmu walaupun sampai kenegeri
cina, karena sesungguhnya mencari ilmu diwajibkan atas setiap muslim,
sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu
karena rida kepada apa yang dicarinya.5[5]
Hadits tersebut menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, baik bagi
laki-laki dan perembpuan. Sebagai seorang muslim, hendaklah berupaya
semaksimal mungkin untuk menuntut ilmu meskipun harus ke negeri cina. Karena
itu bagi sapa saja yang ridha dengan ilmu yang dicarinya dan memberikan
manfaat baginya, para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya sebagai
naungan. Allah swt mengankat derajat orang-orang yang berilmu.
Kewajiban seorang muslim dalam memahami sebuah hadits tidak hanya
dalam membaca. Akan tetapi, kita juga wajib mempelajari dan mengamalkannya.
Sebagaimana halnya hadits tentang menuntut ilmu tidak hanya dilakukan dengan
membaca, tetapi juga harus diamalkanya.
Hadits merupakan sumber hukum islam kedua setelah Al-Quran juga sebagai
pedoman bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Aturan hukum yang
terkandung dalam hadits berupa penjelasan ayat-ayat Al-Quran dan bebagai
penguat hukum yang tersurat didalamnya serta menetapkan hukum yang tidak
terdapat dalam Al-Quran.
5
b. Semester 2, hadts tentang kebersihan
:
:
( )
Artinya: Abu Malik Al Harits bin Ashim Al Asyari r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda:
bersuci itu sebagian dari iman, ucapan alhamdulillahi memberatkan timbangan
(kebaikan).6[6]
C. Analisis
6
Materi Aspek Hadits merupakan bagian dari rumpun mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Secara umum seperti yang tertera dalam struktur
kurikulum (silabus), standar minimal susunan mata pelajaran di tingakat SMP dan
SMA sangat global. Nilai-nilai yang terkandung dalam materi aspek Hadts
sebenarnya hampir sama dengan pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti.
Tujuan materi aspek Hadts tersebut tidak jauh dari tujuan pendidikan itu sendiri,
yaitu membentuk peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia.
Pada tingkat satuan pendidikan SMP dan SMA materi aspek Hadits kelas
IX sesuai dengan Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar memuat dua
komponen hidup yang harus dimiliki oleh setiap manusia, yaitu menuntut ilmu
dan kebersihan.
( )
Artinya: dari Anas r.a bersabda rasulullah SAW: carilah ilmu walaupun sampai kenegeri
cina, karena sesungguhnya mencari ilmu diwajibkan atas setiap muslim,
sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu
karena rida kepada apa yang dicarinya.7[7]
7
Hadits diatas menerangkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, baik laki-laki
maupun perempuan. Sebagai siswa muslim, hendaklah berupaya semaksimal
mungkin untuk menuntut ilmu walaupun sangat jauh. Karena bagi siapa saja yang
rida dengan ilmu yang dicaarinya dan memberikan manfaat baginya, para
malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya sebagai naungan.
Kewajiban seorang muslim dalam memahami dalam memahami sebuah hadits
tidak saja dalam hal membaca. Akan tetapi, kita juga wajib mempelajari dan
mengamalkannya. Sebagaimana halnya hadits tentang menuntut ilmu tidak hanya
dilakukan dengan membaca, tetapi juga harus diamalakan.
Sedangkan kandungan hadits tersebut adalah mencakup tentang pengertian
menuntut ilmu, hukum menuntut ilmu, dan jenis-jenis ilmu.
1. Pengertian menuntut ilmu
Menuntuntut ilmu adalah suatu usaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baik
dengan cara melihat, menelaah, mendengar, maupun menanyakan.
2. Hukum menuntut ilmu
Hukum menuntut ilmu adalah wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan
3. Jenis-jenis ilmu
Ilmu meliputi ilmu yang sifatnya fardu ain dan fardu kifaya. Yang termasuk dalam
ilmu fardu ain adalah ilmu-ilmu agama (tauhid, fiqh, dan muamalah), sedangkan
yang termasuk dalam ilmu fardu kifayah adalah ilmu umum atau yang bersifat
duniawi.
b. Semester dua, hadits tentang kebersihan
:
:
( )
Artinya: Abu Malik Al Harits bin Ashim Al Asyari r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda:
bersuci itu sebagian dari iman, ucapan alhamdulillahi memberatkan timbangan
(kebaikan)8[8].
Hadits tersebut juga menegaskan kepada umat Islam untuk senantiasa menjaga
kebersihan karena agama Islam adalah agama yang suci. Orang yang selalu bersih
dan suci pertanda bahwa ia telah melaksanakan sebagian dari perintah agama dan
merupakan salah sati perwujudan iman
8
bagus atau cukup memadai setidaknya dapat memberikan informasi/modal awal
bagi guru dan siswa untuk dikembangkan berikutnya. Namun untuk level SMP
yang tingkat penalaran dan daya kritis nya masih tergolong biasa, materi ini cukup
membantu memberikan pemahaman singkat dan straight to the point.
Adapun tentang akurasi materi berupa acuan sumber materi di tiap-tiap bab
dan sub bab memang tidak dicantumkan secara khusus, dalam pengertian hadits
pada SMA ini tidak menerangkan secara terperinci kandungan hadits tersebut
karena memang tidak ada dalam SK dan KD. Adapun penentuan pokok bahasan
dan sub pokok bahasan sudah cukup bagus dan akurat, setidaknya dari sudut
sistematika uraian materi sudah cukup sinkron antara pembahasan bab utama
dengan sub pokok bahasannya.
E. Kesimpulan
Materi aspek hadits pada SMP, menekankan pada kemampuan baca tulis yang
baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan materi aspek hadits pada SMA, bersifat anjuran, penunjang, dan
pelengkap dalil dari setiap materi aspek Pendidikan Agama Islam.
10
tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara
tepat.11[3]
b) Sunnah
Ada sebuah hadis, yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya:
11
12
Dari Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan, dari Amasy, dari Abi Wail, dari Ibn
Masud yang mengatakan: bahwa Nabi SAW selalu mengatur waktu ketika
member nasihat-nasihat kepada kita dalam beberapa hari karena kuatir kita
menjadi bosan. (HR. Bukhari)
Maksudnya, dalam member nasihat-nasihat kepada para sahabatnya,
Rasulullah sangat berhati-hati dan memperhatikan situasi dan keadaan para
sahabat. Nasehat itu diberikan pada waktu-waktu tertentu saja, tidak dilakukan
setiap hari agar tidak membosankan.
Hadis tersebut berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa
pembelajaran itu harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang
akan belajar.
c) Sunnah
Ada sebuah hadis, yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya:
Dari Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan, dari Amasy, dari Abi Wail, dari Ibn
Masud yang mengatakan: bahwa Nabi SAW selalu mengatur waktu ketika
member nasihat-nasihat kepada kita dalam beberapa hari karena kuatir kita
menjadi bosan. (HR. Bukhari)
Maksudnya, dalam member nasihat-nasihat kepada para sahabatnya,
Rasulullah sangat berhati-hati dan memperhatikan situasi dan keadaan para
sahabat. Nasehat itu diberikan pada waktu-waktu tertentu saja, tidak dilakukan
setiap hari agar tidak membosankan.
Hadis tersebut berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa
pembelajaran itu harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang
akan belajar.
Filsafat dalam pembelajaran berupaya menjawab secara kritis dan mendasar
berbagai pertanyaan pokok sekitar pembelajaran,seperti apa, mengapa, ke mana,
bagaimana dan sebagainya dari pembelajaran itu. Kejelasan berbagai hal tersebut
sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan dan tindakan yang
dilakukan dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting karena hasil pembelajaran
tidak segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus diyakinkan
kebenaran dan ketepatannya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan.
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau
hakikat pembelajaran, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti:
Apakah pembelajaran itu, mengapa pembelajaran itu diperlukan, apa yang
seharusnya menjadi tujuannya,dan sebagainya. Landasan filosofis merupakan
landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah). Kata filsafat
(philosophy) bersumber dari bahasa Yunani. Philein berarti mencintai, dan sophos
atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana.
Terdapat kaitan yang erat antara pembelajaran dengan filsafat karena filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan
pembelajaran berusaha mewujudkan citra tersebut. Rumusan tentang harkat dan
martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara
penyelenggaraan pembelajaran. Dan dari sisi lain, pembelajaran merupakan
proses memenusiakan manusia.
Filsafat dalam pembelajaran berupaya menjawab secara kritis dan mendasar
berbagai pertanyaan pokok sekitar pembelajaran,seperti apa, mengapa, ke mana,
bagaimana dan sebagainya dari pembelajaran itu. Kejelasan berbagai hal tersebut
sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan dan tindakan yang
dilakukan dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting karena hasil pembelajaran
tidak segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus diyakinkan
kebenaran dan ketepatannya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan. 13[5]
3. Landasan Sosiologis
Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada makhluk
hidup lainnya, yaitu hewan. Meskipun demikian, pengelompokan manusia jauh
lebih rumit dari pengelompokan hewan. Kehidupan social manusia tersebut
dipelajari oleh filsafat, yang berusaha mencari hakikat masyarakat yang
13
sebenarnya. Filsafat social sering membedakan antar manusia sebagai individu
dan manusia sebagai masyarakat.
Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu proses interaksi
antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda
mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga
sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. 14[6]
4. Landasan Psikologis
Banyak factor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas hasil pembelajarn siswa. Namun diantara factor-faktor
rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai
berikut:
a. Tingkat kecerdasan/inteligensi siswa
b. Sikap siswa
c. Bakat siswa
d. Minat siswa
e. Motivasi siswa
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah diperolehnya perubahan tingkah
laku individu. Perubahan tersebut merupakan akibat perbuatan belajar.15[7]
C. Tujuan Metode Pembelajaran
Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan
pembelajaran. Metode harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif
berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah
mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bias menyelesaikan
segala permasalahan yang dihadapinya.dipilihnya beberapa metode tertentu dalam
suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi
pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks
lain, metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun
data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini,
14
15
metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran
sehingga apa yang telah direncanakan bias diraih dengan sebaik dan semudah
mungkin.
Dengan demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan bahwa ada
materi yang berkenaan dengn dimensi afektif dan psikomotorik, dan ada materi
yang berkenaan dengan dimensi afektif, yang kesemuanya itu menghendaki
pendekatan metode yang berbeda-beda.16[8]
D. Metode-metode yang digunakan dalam pembelajara Al-Quran dan Hadits
pada siswa MA kelas X semester I
1. Metode Debat
Metode Debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting
untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun
menjadi paket Pro dan Kontra. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan
setiap kelompok terdiri dari empet orang. Didalam kelompoknya, siswa (dua
orang mengambilposisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra)
melakukan perdebatan tentang topic yang ditugaskan. Laporan masing-masing
kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi
yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa
terlibat dalam prosedur debat.17[9]
2. Metode picture and picture
Metode picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan/ diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Menyajika materi sebagai pengantar.
16
17
c. Guru menunjukan/ memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi.
d. Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tesebut.
f. Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/ materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpilan/ rangkuman.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan Metode picture and picture adalah guru lebih mengetahui kemampuan
masing-masing siswa, melatih berfikir logis dan sistematis.
Kekurangan metode picture and picture adalah memakan banyak waktu, banyak
siswa yang pasif.18[10]
3. Metode numbered heads together
Metode numbered head together adalah suatu metode belajar dimana setiap
siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru
memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f. Kesimpulan
Kelebihan dan kelemahan
a. Kelebihan
18
- Setiap siswa menjadi siap semua
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
b. Kelemahan
- Kemungkian nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.19[11]
4. Metode investigasi kelompok
Metode investigasi kelompok dipandang sebagai metode yang paling
kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topic
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang
menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas mejadi
beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik
yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan
berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topic tertentu. Para siswa memilih
topic yang ingin dipelajari, mengikuti investasi mendalam terhadap berbagai
subtopic yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan
didepan kelas secara keseluruhan.
Langkah-langkah
a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopic dalam suatu wilayah masalah umum
yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya
diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task
oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok
heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
19
Para siswa besera guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas
dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topic dan subtopic yang telah
dipilih dari langkah (a) diatas.
c. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (b).
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktifitas dan ketrampilan dengan fariasi
yang luas dengan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber
baik yang terdapat didalam maupun diluar sekolah. Guru secara terus-menerus
mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan Sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh
pada langkah (c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian Hasil Akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai
topic yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan
mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topic tersebut. Presentasi
kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi setiap kelompok
terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup
setiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.20[12]
5. Metode Student Teams Achievent Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai
menjelaska anggota lain sampai mengerti.
Langkah-Langkah
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran
menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
20
d. Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis
tidak boleh saling membantu.
e. Memberi evaluasi.
f. Penutup.
Kelebihan dan Kelamahan
a. Kelebihan
- Seluruh siswa menjadi lebih siap.
- Melatih kerjasama dengan baik.
b. Kelemahan
- Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
- Membedakan siswa.21[13]
6. Metode examples non examples
Metode examples non examples adalah metode belajar yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/ gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah
a. Guru mempersiapkan ganbar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan/ menganalisa gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas.
e. Setiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
f. Mulai dari komentar/ hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan.
Kebaikan dan Kekurangan
a. Kebaikan
- Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
- Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
- Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
b. Kekurangan
- Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
- Memakan waktu yang lama.
7. Metode internalisasi
Sesuatu yang telah diketahui dapat saja sekedar diketahui, tempatnya di otak.
Untuk mengetahui apakah murid sudah tahu, guru dapat memberikan soal ujian
atau ulangan. Jika jawabannya benar, berarti murid sudah tahu, murid mampu
bahkan terampil melaksanakan yang diketahui itu. Tempatnya di anggota badan.
Nah, yang di otak dan yang di badan itu boleh jadi menetap saja disitu; dua-
duanya itu masih berada di luar kepribadian, masih berada di daerah ekstern,
21
belum berada di daerah dalam kepribadian (intern). Karena itu pengetahuan dan
keterampilan harus dimasukkan ke daerah intern. Proses memasukkan inilah yang
disebut internalisasi.22[14]
BAB III
ANALISIS PEMBAHASAN
22
3.3 Menerapkan fungsi al- a. Petunjuk bagi Pemahaman.
quran dalam kehidupan manusia
sehari- hari b. Sumber pokok
agama islam
c. Peringatan dan
pelajaran bagi
manusia
23
Aqidah adalah keyakinan, kepercayaan. Aqidah Islam adalah suatu
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh orang
Islam.
Pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini menjadi aqidah
orang muslim ada enam yang disebut rukun iman.
b. Ibadah dan Muamalah
Manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi, berbakti dan
beribadah kepada-Nya. Manusia adalah makhluk sosial, dalam
kehidupannya memerlukan berbagai kagiatan dan hubungan atau
komunikasi. Komunikasi dengan Allah yang disebut hablun min Allah yang
tata hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Seperti shalat, membayar
zakat dan ibadah lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lain serta
alam sekitarnya yang disebuut hablun minannas, seperti jual beli,
silaturrahmi, dan kegiatan kemasyarakatan lain yang disebut muamalat.
c. Akhlaq
Nabi Muhammad SAW ditugaskan Allah adalah untuk membangun
akhlak mulia. Meningkatkan derajat manusia dari lembah hina menjadi
mulia, dari kehidupan yang gelap menjadi cemerlang.
Nabi mmuhammad SAW berakhlak mulia. Menjadi suri tauladan
dan panutan umat manusia yang mendambakan kebahagiaan dan rahmat
Allah.
d. Hukum
Al-Quran merupakan sumber pokok hukum islam guna mengatur
tata kehidupan yang aman damai, sejahtera, bahagia, adil makmur,
selamat didunia dan akhirat.
Secara garis besar Al-Quran mengatur beberapa ketentuan tentang
hukum-hukum perkawinan, perceraian, waris, perjanjian, pidana, dan masih
banyak lagi.
e. Sejarah
Pada dasarnya Al-Quran adalah pedoman hidup. Disamping berisi
pokok-pokok ajaran dan hukum Islam, Al-Quran juga mengandung banyak
peristiwa sejarah, kisah para Nabi dan umat manusia pada zaman dahulu.
Fungsi dari sejarah adalah untuk menjadi pelajaran yang baik ditiru
dan yang tidak baik ditinggalkan.
24
25
adalah mengklasifikasikan surat dan ayat Al-Quran berdasarkan topik,
masalah atau pokok bahasan.26[18]
b. QS. Al-Nahl: 78
Artinya:
78. Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
c. QS. Al-Baqarah: 30
Artinya:
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
26
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
d. QS. Adz-Dzariyat: 56
Artinya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.27[19]
VI. Demokrasi
27
menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada
mereka.28[20]
C. Analisis Metode Pembelajaran Terhadap Materi PAI Al-
Quran Hadits MA Kelas X Semester I
Dalam makalah kami, mendapatkan beberapa metode sebagai berikut:
a. Metode Debat
b. Metode Picture and Picture
c. Metode Numbered Heads Together
d. Metode Student Teams- Achievement Division
e. Metode Investigasi Kelompok
f. Model Examples Non Examples
g. Metode Internalisasi
Menurut analisis kami, metode yang tepat digunakan dalam materi
Alquran Hadits MA kelas X semester I adalah:
i. Metode Numbered Heads Together
Metode Numbered Heads Together dapat diterapkan dalam materi Alquran
Hadits, karena metode ini sangat membantu bagi guru untuk dapat
memahamkan materi dengan baik. Sesuai dengan sifat materi tersebut
(bersifat baku).
ii. Metode Student Teams- Achievement Division
Metode Student Teams- Achievement Division dapat diterapkan dalam
materi Alquran Hadits, sama halnya pada Metode Numbered Heads
Together, akan tetapi sebagian siswa berperan sebagai guru. Dan guru
hanya mengawasi dan memberikan komentar.
iii. Metode Internalisasi
Begitu juga dengan Metode Internalisasi, yang intinya adalah
tersampaikannya materi Alquran Hadits terhadap para murid.
Sedangkan metode yang tidak tepat dalam pembelajaran materi Alquran
Hadits MA kelas X semester I adalah:
a. Metode Debat
28
Pada Metode Debat tidak tepat digunakan karena metode tersebut
materinya bersifat pro dan kontra. Sehingga tidak tepat dalam pembelajara
Alquran Hadits, karena alquran dan hadits adalah suatu materi yang
sudah pasti (sebagai dasar dalam agama islam), adapun akan
menerapkan metode ini adalah pada pengembangan hukumnya, itu pun
bagi mereka yang telah dianggap mampu untuk ber ijtihad.
Analisa silabus
PENDAHULUAN
29
PEMBAHASAN
30
31
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan untuk SD, SMP,
SMP, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintah dibidang
agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.32[4]
32
33
34
35
36
mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Ketiga, Sistematis, yang berarti seluruh komponen-komponen silabus saling
berhubungan secara fungsonal dalam mencapai kompetensi. Keempat, Konsisten,
mengandung arti bahwa SK, KD, indicator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar dan sistem penilaian memiliki hubungan dalam membentuk
kompetensi peserta didik. Kelima, Memadai, artinya cukup indikator, materi
pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Keenam, Aktual dan
Kontekstual, yang berarti cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nayata, dan peristiwa yang terjadi.
Ketujuh, Fleksibel, mengandung makna bahwa pelaksanaan program, peserta
didik dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak yang
berarti komponen silabus mampu mengakomodasi keragaman dan dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan mansyarakat. Kedelapan,
Menyeluruh, artinya komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotorik) seperti yang dikemukakan oleh Bloom.
Kesembilan, Efektif, mengandung arti yakni memperhatikan keterlaksanaan
silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi
sesuai dengan SK yang telah ditetapkan. Dan kesepuluh, efisien, yang berarti
dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat
penggunaan, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar
yang ditetapkan.37[9]
Sebelum menyusun silabus guru harus mengetahui terlebih dahulu
karakteristik mata pelajaran yang akan diampunya. Misalnya mata Quran Hadiht
pada tingkat Madrasah Tsanawiyah. Pada lampiran 3b bab VII Permenag No 2
tahun 2008 menyebutkan bahwa Al-Quran Hadiht di MTs merupakan salah satu
mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan Qurdiht
pada masyarakat Islam
37
Secara substansial, mata pelajaran Qurdiht memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati al-Quran dah Hadiht sebagai pegangan ummat Islam, yang
mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,
membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Berdasarkan uraian
tersebut penyusunan silabus mata pelajaran Qurdiht dapat dikembangkan menjadi
beberapa komponen yang bertujuan untuk (a) Meningkatkan pengenalan dan
kemampuan mengambil ibrah terhadap pengertian al-Quran (b) mengamalkan
apa yang ada dalam al quran dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan
sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan (c) Meneladani nilai-nilai
yang ada dalam al quran dan hadiht.
Analisis Silabus Mata Pelajaran al-Quran dah Hadiht,Dari format silabus
yang dijadikan sebagai studi kasus dalam makalah ini, secara garis besar
didapatkan temuan-temuan sebagai berikut (lihat tabel):
lampiran 2.
38
39
belajarnya hanya berdasarkan tujuan kognitif saja, sementara itu penilaian tentang
tujuan afektif dan psikomotorik belum dimunculkan.
Kesepuluh, dari aspek efisien daya dan waktu dapat diperkecil, namun
belum tentu dapat mencapai hasil atau standar kompetensi yang ditetapkan karena
silabus tersebut belum menggambarkan bagaimana tujuan afektif dan
psikomotorik yang dapat dinilai oleh guru.
Demikian uraian analisis dari silabus mata pelajaran al- Quran hadiht
yang ditampilkan. dan sebagai perbandingan dibawah ini akan ditampilkan silabus
yang telah disusun kembali. Lampiran
PENUTUP
Pengembangan silabus secara substansi bertujuan untuk merealisasikan
Standar Isi yang telah ditetapkan oleh Permenag no 2 tahun 2008. Namun dalam
prakteknya kendala-kendala berupa kurangnya pemahaman terhadap prinsip-
prinsip pengembangan silabus seringkali menyebabkan isi silabus kurang relevan
dan memadai. Pada akhirnya isi silabus sama sekali tidak menggambarkan
potensi-potensi yang dimiliki pendidik, peserta didik, dan lingkungan
pembelajaran.
Analisis silabus mata pelajaran al-Quran dah Hadiht bertujuan untuk
menyempurnakan kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan kompetensi sesuai alokasi waktu yang ditentukan dengan menggunakan
prinsip-prinsip pengembangan silabus. Jika melihat perkembangan dan perubahan
anak didik pada zaman modern ini, penyempurnaan silabus tersebut harus selalu
diperbarui.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang
strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu
pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam
penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran
dan penelitian secara mendalam. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu
sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum
suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji buku
kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku kurikulum tersebut kita dapat
mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum terhadap komponen-komponen
kurikulum yang lain.
Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar. Sistem diatas dipergunakan
melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan satu
sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dipandang sistem terhadapa
kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-
komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai
tujuan.
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi
guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi
sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum
berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)?
2. Silabus atau RPP seperti apakah yang harus disiapkan?
3. Bagaimanakah proses pengimplementasian atau (KBM)?
4. Bagaimana sistem penilaian dalam KBM?
5. Bagaimana struktur kurikulum 2013?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian KTSP
2. Mengetahui silabus atau RPP yang harus disiapkan
3. Mengetahui proses pengimplementasian atau (KBM)
4. Mengetahui sistem penilaian dalam KBM
5. Mengetahui struktur kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman
untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
beban belajar,
kalender pendidikan.40[1]
40
yang saya analisis adalah silabus berkarakter milik dari salah guru di SMK
Maarif Al-Munawwir Krapyak dengan mata pelajaran Quran Hadits. Menurut
saya silabus tersebut telah mencakupi keempat aspek dari kurikulum baik dari,
tujuan pembelajaran, materi yang akan diberikan, metode dan cara
mengajarkannya serta penilaian. Pada silabus ini tentunya mempunyai tujuan
dasar yaitu membuat siswa berkarakter sesuai dengan tuntunan Quran dan hadits
dikaitkan dengan filsafat pendidikan Islam itu sendiri, sehingga aspek-aspek
kurikulum yang dimasukan kedalam silabus tersebut harus mengandung nilai-nilai
Islam yang bersumber dari al-Quran dan hadis, serta memperhatikan semua sisi
kepribadian manusia yaitu jasmani, akal dan rohani dan perbedaan individu
tentang bakat dan minat para siswa itu sendiri.
Setelah menentukan standar kompetensi, barulah menyusun indikator,
KKM KD/indikator
KD/indikator,, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode
pembelajaran, penilaian, nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, alokasi
waktu, serta yang terakhir sumber belajar.
Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik
ini menjadi penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur
kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur
kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti kita berikan masukan.
Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum
diperlihatkan pada tabel 2. Bagaimana dengan jenjang
SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar kompetensi
lulusan (SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu
diberikan masukan.
Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013
Ada pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji
publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan
Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian
mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang,
kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab
kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah
masuk agenda Kementerian untuk implementasi kurikulum
2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku
murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan,
sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya
sebagai macan kertas.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk
pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu
berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum
dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun
dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas
satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta
kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan
dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan
terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena
tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah.
Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat
standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka
buku raport pun harus berubah.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi
kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang
kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau
melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu
sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin
terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan
kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan
anak didik kita dengan harga sekarang.41[2]
41
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-ktsp.html dikutip pada tanggal 5
Januari 2013 pukul 18.30 WIB
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-4 dikutip
pada tanggal 6 Januari 2013 pukul 12.48 WIB