Você está na página 1de 8

SUKU TANA TOA

LOKASI TANA TOA

Gambar 1
(Sumber: mimpikota.blogspot)

Kecamatan kajang, kabupaten bulukumba, sulawesi selatan,Indonesia. Luas


lokasi desa tana toa 331,17 ha, 90 ha dipakai area pertanian. Ada tiga lokasi
hutan suku ammatoa kajang. Pertama barong karamaka yaitu hutan
keramat, lokasi kedua barong batassaya yaitu hutan perbatasan, kawasan
ketiga yaitu borong luara atau hutan rakyat.

SEJARAH TANA TOA


Tanatoa salah satu desa di kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba
Sulawesi Selatan. Masyarakat disana dikenal dengan masyarakat amatoa
kajang. Ammatoa ialah sebutan bagi pemimpin adat mereka dari turun-
temurun. Amma yang berarti bapak, dan toa berarti yang di tuakan.

Secara keseluruhan Luas lokasi desa Tana Toa ini yaitu 331,17 ha, baik
yang terhitung lokasi Kajang dalam ataupun Kajang luar. Serta dari 331,17
ha tersebut, kurang lebih 90 ha dipakai untuk area pertanian. Tanaman yang
dibudidayakan diatas area seluas itu cukup bermacam, salah satunya padi,
jagung, coklat, kopi, dan sebagainya.

1
Terdapat dua kelompok masyarakat yaitu kawasan adat ammatoa dan
tanah kausayya yang lebih dikenal dengan kajang luar. Perbedaan itu
dipengaruhi oleh letak pemukiman dan penyebaran agama islam. Dimana
ammatoa kajang atau ammatoa dalam masih memegang erat adat istiadat
dan tradisi.

Masyarakat ammatoa dalam dari dahulu hingga kini masih bertahan


dengan cara tradisional dan bersahaja walaupun sudah banyak budaya asing
yang berkembang dikisaran sulawesi selatan. Mereka percaya bahwa gaya
hidup atau pola hidup seperti ini harus diturun temurunkan dari nenek
moyang ke penerusnya, sehingga terlihat jelas sampai saat ini konsisten nilai
adat dan tradisi yang sangat terasa di kawasan adat ammatoa.

ADAT DAN KEBUDAYAAN TANA TOA

Agama dan Kepercayaan


Masyarakat ammatoa beragama islam. Kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat ammatoa kajang ialah patuntung. Berasal dari kata
Tuntungyang mendapat awalan pe yang berarti penuntut atau pelajar.
Jadi patuntung maksudnya seorang yang sedang mempelajari
panggisengang atau ilmu pengetahuan yang bersumber pasang ri kajang
atau mengandung pesan-pesan, petuah atau pedoman. Kepercayaan ini
bertolak belakang dari keyakinan tentang keberadaan manusia di bumi yang
hanya semata-mata untuk mempersiapkan diri menuju kebahagiaan akhirat,
tempat para leluhur mendapat kemuliaan, dan menanti turunan mereka.

Kepemimpinan Ammatoa
Bagi masyarakat ammatoa yang bermukim di kawasan adat, konsep
kehidupan kamase-masea adalah bentuk kehidupan yang ideal dan cukup.
Mereka ikhlas dan pasrah hidup secara sederhana sebagai hidup yang telah
ditakdirkannya.

2
Sistem Kekerabatan
Hubungan kekerabatan tampak jelas pada ruang dan tatanan massa
rumah mereka (Wiwik,2000) untuk keseluruhan tatanan massa pada
pemukinan ammatoa (kajang dalam), pada dasarnya bermakna yang muda
melindungi yang tua.

Sosial
Pada dasarnya tidak adanya pelapisan social dalam komunitas
ammatoa kajang karena terlihat dari desain rumah relative sama. Bagi
merkea rumah bukanlah suatu kebutuhan karena yang menjadi kebutuhan
ialah bagaiman mereka hidup sebaik-baiknya sehingga selamat di akhirat.

Hubungan antar individu sangatlah baik. Desain rumah yang


berkonsep panggung yang memiliki kolong berperan besar dalam menjalin
hubungan social antara tetangga dan sesame keluarga inti.

Gaya Hidup
Kamase-masae ialah gaya hidup sederhana komunita ammatoa. Gaya
hidup sederhana seperti ini terlihat dari cara berpakaian, komunikasi,
menyambut tamu dan sampai pada bentuk dan tatanan ruang.

Dalam kehidupan sehati-hari bahkan dalam berarsitektur komunitas


ammatoa masih berpedoman dengan kepercayaan leluhur mereka.

Kosmologis
Komunitas ammatoa memiliki konsep 3 pelapisan jagad raya. Alam
atas dinamakanbotinglangi, alam tengah alekawa, dana lam bawah uri liyu,
yang diterapkan dalam arsitektur tradisional kajang dalam 3 tingkatan
secara vertical, yaitu para (atap), kale balla (badan rumah), dan siring
(kolong).

Orientasi rumah adat kajang yaitu panjolang atau menghadap ke


barat. Arah barat bukanlah menunjuk pada satu tempat, namun apa yang
mereka namakan parasangang iraya (perkampungan sebelah barat) yang

3
terletak di dalam hutan adat Tupalo, dimana pada sejarah leluhur di tempat
itu leluhur mereka turun menginjak bumi, maka itu seblah barat awal mula
keberadaan manusia di bumi. Dan tempat untuk kembali di parasangang
ilau (perkampungan di sebelah timur) yang terletak di dalam hutan
karanjang. Keuda tempat ini menjadi orientasi arah rumah.

POLA KAMPUNG

Gambar 2

(Sumber: Haryati.(2013). Menguak tradisi pada rumah tinggal masyarakat


ammatoa-tanatoa kajang. Indonesia)

Letak rumah tradisional dipengaruhi system kekerabatan, walaupun


sudah berkeluarga masih tetap tinggal di desa setempat. Semua rumah
menhadap kearah barat karena mereka percaya bahwa di barat leluhur
merka pertama kali menginjak bumi, sedangkan arah timur pada bagian
belakang rumah.

Tidak ada pola khusus antara kepala desa dan masyarakat lain, karena
suku ammatoa sangat mementingkan kesetaraan social, dan hidup
sederhana.

POLA RUMAH

4
Gambar 3

Gambar 4

(Sumber: Haryati.(2013). Menguak tradisi pada rumah tinggal masyarakat


ammatoa-tanatoa kajang. Indonesia)

Bentuk rumah ialah rumah panggung. Bedanya dengan rumah


panggung di Sulawesi selatan lainnya yaitu memiliki kesamaan dalam
bentuk, kontruksi, ruang, dan penggunaan bahan.

Berdasarkan konsep, bagian atas disebut para, tempaat dainggap suci


biasanya dipakai untuk menyimpan bahan makanan, bagian tengah disebut
kale balla, sebagai tempat manusia menetpa atau tinggal, bagian bawah
disebut siring, sebagai tempat meneun kain atau sarung hitam yang
merupakan pakaian khas masyarakat ammatoa. Konsep ini mencerminkan
dari wujud fisik manusia yang terdiri dari kepala, badan, dan kaki.

Di bagian badan dianalogikan bahu manusia yakni berupa rak-rak

5
selebar 60 cm. berada di luar dinding tepat di bawah atap menjorok keluar
dan memanjang sepanjang bangunan. Bagian ini dinamakan para-para.
Ketinggian para-para setinggi telinga Bagian ini disebut yang dimaksudkan
agar si pemilik rumah bisa melihat/mendengar jika ada yang bermaksud
jahat.Para-para ini difungsikan sebagai tempat menyimpan peralatan
dapur.Sedang langit-langit rumah Kajang difungsikan sebagai lumbung
tempat menyimpan bahan makanan seperti padi dan juga sebagai tempat
menyimpan benda pusaka.

Bagian paling atas ialah penutup para. Bagian muka dan belakang dari
atap terdapat timpa laja yakni atap pada bagian muka dan
belakangberbentuk segitiga sama kaki selain sebagai penutup para untuk
melindungi bahan makanan dari tampiasan hujan dan penghawaan. Timpa
terdiri atas dua susun dan hanya terdapat pada bala hanggang ini
mencerminkan keseragaman masyarakat ammatoa tidak melihat strata
social dari bentuk dan model rumah.

Bagian lain adalah tiang pusat, dinamakan pocci balla dianggap


memiliki nilai religious, atau keramat. Tiang ini mendapat perhatian paling
penting dengan syarat termasuk bahan/jenis kayu dan tata cara
mendirikannya.

Tiang rumah ditanam kedalam tanah dan diukur tingginya sesuai


aktivitas yang dapat dilakukan. Tangga dan pintu masuk hanya ada di bagian
tengah. System kontruksi yang sangat sederhana berupa system ikat dan
pasak. Desain jendela dan pintu juga sangat sederhana dengan system
kontruksi menggunakan system geser.

Latta Riolo berada pada bagian depan rumah yang mempunyai fungsi
seperti; pada bagian depan sebelah kiri berfungsi sebagai dapur (Kajang:
papaluang). Pada bagian tengah sebagai tempat menerima tamu khusus

6
dan pada bagian depan kanan selain sebagai tempat menerima tamu juga
sebagai ruang tidur laki-laki bujang. Latta riolo ini dibatasi oleh tiang tengah
(possi bola) dan balok melintang yang disebut papahentulang.Latta
Tangnga merupakan ruang bagian tengah mempunyai fungsi sebagai ruang
perjamuan untuk tamu yang dihormati (panggadakang), ruang makan
(panganreang) dan juga sebagai tempat tidur laki-laki yang sudah dewasa
atau remaja.Untuk tamu wanita dilarang duduk di Latta tangnga kecuali ada
tuan rumah perempuan di ruang tersebut. Latta Riboko merupakan bagian
belakang badan rumah. Bagian ini biasanya ditinggikan 1-2 genggam(18-20
cm) dan dibatasi oleh dinding. Ruang ini berfungsi sebagai tempat tidur
suami-istri pemilik rumah dan anak gadisnya. Tidak diperkenankan bagi laki-
laki dewasa/remaja yang belum berkeluarga.

Perbandingan panjang, tinggi, dan lebar bangunan 1:1,5:0,7. Rumah


terdiri dari 4 petak. Satu petak bagian depan, dua petak bagian tengah, dan
satu petak pada bagian belakang.

Terdapat dua jenis kontruksi uaitu bola hanggang dan bola paleha. Bola
hanggang tiangnya ditanam kedalm tanh 100 m dan tidak memiliki balok
yang menghubungkan tiang-tiang pada arah lebar bangunan bagian bawah.
Sedangkan bola palahe, tiang berdiri diatas umpak, dan taing dihubungkan
oleh patodo

Ornament hanya terdapat pada puncak atap. Tidak adanya ornament


lain karena sesuai dengan konsep mayarakat ammatoa yaitu hidup
sederhana. Ornament pada puncak atap umumnya berbentuk ekor ayam
hanya sebagai penghias tanpa mempunyai makna tertentu, kecuali untuk
membedakan antara komunitas ammatoa yang menonjolkan kesederhanaan.

KONSEP ARSITEKTUR TANA TOA

7
Gambar 5

(Sumber: Haryati.(2013). Menguak tradisi pada rumah tinggal masyarakat


ammatoa-tanatoa kajang. Indonesia)

Konsep arsitektur diterapkan dari nilai-nilai yang ada pada masyarakat


ammatoa, pola pemukiman, orientasi bangunan, semua menghadap ke barat
sampai pada pola tata ruang, bentuk, dan truktur kontruksi rumah
memperlihatkan keragaman.

Konsep bangunan yang sederhana tanpa banyaknya ornament dan


tidak di cat. Semua konsep arsitektur ini mencerminkan cara hidup
masyarakat ammatoa yang selalu hidup sederhana dan selalu berorientasi
pada lingkungan sebagaimana yang tercantum dalam aturan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Wiranto. (1999). Arsitektur vernakuler Indonesia. Indonesia.

Yunus,pangeran paita. (2013). Applying policy of south Sulawesi. Indonesia.

Murakami,shuzo. (2008). Evaluating environmental architecture. Japan.

Nuryanto. (2009). Arsitektur vernakuler Indonesia. Indonesia.

Haryati.(2013). Menguak tradisi pada rumah tinggal masyarakat ammatoa-tanatoa kajang.


Indonesia.

Você também pode gostar