Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Ramli Ahmad
F1A012120
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2016
ARTIKEL ILIMIAH
Oleh:
Ramli Ahmad
F1A012120
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
1. Pembimbing Utama
Hariyadi, ST., MSc. (Eng)., Dr. Eng. Tanggal: September,
2016
NIP. 19731027 199802 1 001
2. Pembimbing Pendamping
Suparjo, ST., MT. Tanggal:
September, 2016
NIP. 19670814 199412 1 001
Mengetaui
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Mataram
Jauhar Fajrin, ST., M.Sc (Eng)., Ph.D.
NIP. 19740607 199802 1 001
INTISARI
2
bangunan tahan gempa salah satunya adalah konsep Performance Based
Seismic Evaluation (PBSE) dengan metode analisis static non-linier Pushover.
Metode ini mampu memberikan informasi pola keruntuhan bangunan yang sudah
ada ketika terbebani gaya gempa yang melebihi kapasitas bangunan dan titik
mulai terjadinya keruntuhan sehingga dapat diketahui kriteria kinerja struktur dan
tindakan teknis dalam antisipasi terhadap keruntuhan struktur bangunan.
Analisis pushover dapat memberikan hasil yang baik apabila input data dan
tahapan pengerjaannya dilakukan dengan baik, serta mengacu pada standar
metode yang benar. Prinsip kerja pushover adalah dengan menginput data
beban mati, beban hidup dan beban gempa serta parameternya, beban-beban
akan ditingkatkan sampai mencapai batas kemampuan struktur bangunan
tersebut. Hasil yang dapat ditinjau dari analisis pushover ini adalah besarnya
gaya geser dasar dan perpindahan atap (roof displacement), serta mekanisme
keruntuhan dari struktur tersebut. Hasil yang diperoleh ditinjau terhadap
peraturan yang ada seperti SNI 1726-2012 dan code ATC-40 guna mengetahui
kriteria kinerja dan kemapuan struktur serta pola keruntuhan yang terjadi.
Dari hasil analisis diperoleh gaya geser dasar 7066,522 KN lebih kecil dari
gaya geser rencana 8211,067 KN dan simpangan maksimum 0,395 m lebih kecil
dari simpangan ijin 0,855 m. Selain itu diperoleh angka keamanan struktur dari
kondisi batas elastis menuju batas plastis yakni sebesar 32,58% untuk gaya
geser dan 17,391% untuk simpangan atap. Struktur bangunan termasuk dalam
kriteria Immediate Occupancy (IO), yang berarti bila terjadi gempa rencana,
gedung tidak mengalami kerusakan struktural sehingga bangunan tersebut tetap
aman digunakan. Namun apabila gaya gempa terus ditingkatkan, akan terjadi
keruntuhan yang diawali dengan keruntuhan kolom pada lantai dasar yang
ditunjukkan dari mekanisme sendi plastis yang diperoleh. Pola keruntuhan
tersebut tidak memenuhi konsep desain kapasitas dengan konsep kolom kuat
balok lemah (Strong Coulomn-Weak Beam). Selain itu apabila terjadi kegagalan
dari kolom suatu tingkat, akan mengakibatkan keruntuhan dari struktur bangunan
secara keseluruhan, untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya tidakan
teknis yang berupa peningkatan kekakuan terhadap kolom dengan salah satu
cara yakni, penambahan dinding geser setempat pada kolom yang mengalami
kegagalan.
3
BAB I terhadap struktur bangunan gedung
dianggap sebagai beban-beban
PENDAHULUAN
statik yang menangkap pada pusat
massa masing-masing lantai, yang
Indonesia merupakan salah nilainya ditingkatkan secara
satu negara yang memiliki daerah berangsur-angsur sampai
dengan resiko gempa yang cukup melampaui pembebanan yang
tinggi dan intensitas yang cukup menyebabakan terjadinya pelelehan
besar. Hal ini dikarenakan wilayah (sendi plastis) pertama di dalam
Indonesia berada pada jalur gempa struktur bangunan gedung,
Pasifik (Circum Pasifik Earthquake kemudian dengan peningkatan
Belt) dan jalur gempa Asia (Trans beban lebih lanjut mengalami
Asiatic Earhquake Belt). Gempa perubahan bentuk pasca-elastik
merupakan salah satu komponen yang besar sampai mencapai
beban yang sangat berpengaruh kondisi elastik. Kemudian disusul
dalam perencanaan desain struktur pelelehan (sendi plastis) dilokasi
bangunan. yang lain distruktur tersebut.
4
Masalah yang dituangkan a. Beban mati (berupa berat
dalam penelitian ini didasarkan pada sendiri struktur bangunan)
b. Beban hidup (berupa beban
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapa besar beban dorong akibat fungsi bangunan
akibat gempa yang mampu sesuai dengan SNI 1726 -
dipikul oleh suatu struktur 2012).
c. Beban lateral (berupa beban
gedung?
2. Berapa besar tingkat keamanan gempa sesuai dengan SNI
yang disediakan SNI terhadap 1726 2012 Tata Cara
keruntuhan struktur bangunan Perenccanaan Ketahanan
gedung? Gempa untuk Struktur
3. Bagaimana pemodelan struktur
Bangunan Gedung dan Non
gedung yang ditinjau dengan
Gedung, tanpa
menggunakan program SAP
memperhitungkan beban
2000 v.14 dan penerapannya
angin).
terhadap analisis pushover? d. Peraturan pembebanan
4. Bagaimana output analisis
berdasarkan Peraturan
pushover pada penggunaan SAP
Pembebanan Indonesia
2000 v.14?
untuk Rumah dan Gedung
5. Bagaimana pola keruntuhan
SNI 1727 2013.
gedung setelah dilakukan analisis 4. Kriteria kinerja menggunakan
dengan metode pushover? code ATC 40.
5. Perilaku struktur dianalisis
1.2 Batasan Masalah
1. Struktur gedung yang berfungsi dengan metode pushover
sebagai rumah tinggal menggunakan SAP 2000 V.14.
perhotelan, terdiri dari 12 tingkat.
1.3 Tujuan Penelitian
Struktur gedung merupakan Tujuan dilakukannya analisis
gedung beton bertulang yang pushover pada bangunan gedung
beraturan, struktur daktail penuh, hotel Golden Tulip ini adalah
terletak di kota Mataram dengan sebagai berikut:
1. Memperlihatkan kurva kapasitas,
risiko gempa II, dan struktur
hubungan base shear dengan
tanah lunak (SE).
2. Struktur yang digunakan adalah roof displacement, pada kurva
struktur beton, meliputi : pushover sebagai representasi
a. Struktur portal beton
tahapan perilaku struktur saat
bertulang.
dikenai gaya geser pada level
b. Pelat lantai beton bertulang.
c. Atap dengan pelat beton tertentu serta performace point.
2. Menetukan kriteria kinerja seismik
bertulang.
3. Pembebanan gedung meliputi: struktur gedung hotel dari hasil
5
nilai performance point beban gempa yang terjadi
menggunakan code ATC 40. sehingga dapat diketahui langkah
3. Meperlihatkan skema kelelehan
perbaikan yang akan dilakukan.
(distribusi sendi plastis) yang
terjadi dari hasil perhitungan Dapat mengantisipasi tingkat
6
BAB II 1. Menentukan kategori resiko
DASAR TEORI struktur bangunan (I-IV) dan
faktor keutamaan (Ie)
2.1 Tinjauan Pustaka
2. Menentukan parameter
Dewobroto (2006) telah percepatan gempa terpetakan
melakukan evaluasi bangunan baja (SS, S1)
tahan gempa dengan analisis 3. Menentukan kelas situs (SA
pushover yang di modelkan SF)
-
4. Menentukan koefisien situs
berdasarkan pemodelan SAP 2000
yang menunjukkan perilaku struktur dan parameter respons
dengan:
7
Untuk perhitungan koefisien Wi,Wx = Berat efektif total
respons seismik, Cs, harus struktur
ditentukan sesuai dengan hi,hx = Tinggi struktur tingkat
persamaan berikut: k = Eksponen perioda struktur.
S DS I e
C s=
R
2.2.3 Gaya Gravitasi Pada
dengan:
Struktur Bangunan
SDS = Parameter percepatan
1. Beban mati
perioda pendek.
Ie = Faktor keutamaan gempa. Beban mati adalah berat dari
R = Faktor modifikasi respons. semua bagian suatu gedung yang
bersifat tetap, termasuk segala
W X hX
k Spektrum
CVX =
W i h ik Struktur gedung saat
menerima beban gempa, maka akan
dengan:
memikul base shear. Base shear
Cvx = Faktor distribusi
tiap lantai merupakan fungsi dari
vertikal.
massa (m) dan kekakuan (k) dari
V = Gaya lateral desain total
tiap lantai tersebut. Base shear
mengakibatkan tiap lantai
8
bergeser/displacement dari suatu bangunan terhadap gempa,
kedudukan semula. dikenal pula sebagai analisis
pushover. Kurva kapasitas
Saat gaya gempa bekerja,
maka gedung akan merespon beban Hasil analisis statis pushover
gempa tersebut dengan memberikan nonlinier adalah kurva yang
gaya dalam. Apabila gaya dalam menunjukkan hubungan antara gaya
tersebut melebihi kapasitas gedung, geser dasar (Base Shear) dan
maka gedung akan berperilaku in- simpangan atap (Roof
elastis apabila sifat struktur cukup Displacement). Hubungan tersebut
daktail tetapi langsung hancur kemudian dipetakan menjadi suatu
apabila kurang daktail. kurva yang dinamakan Kurva
Roof Displacement
Kapasitas struktur.
F4 Roof Displacement
F3
F2
F1
Gempa
Base Shear
Roof Risplacement
9
struktur setelah terjadi sendi plastis. mengalami kerusakan struktural
dan tidak mengalami kerusakan
non struktural. Sehingga dapat
langsung dipakai.
2. Life Safety (LS)
Bila gempa terjadi, struktur
mampu menahan gempa,
dengan sedikit kerusakan
struktural, manusia yang
tinggal/berada pada bangunan
tersebut terjaga keselamatannya
Gambar 2.4 Performance poit
dari gempa bumi.
3. Collapse Pervention (CP)
2.2.7 Kriteria Bangunan
Bila gempa terjadi, struktur
Tahan Gempa Berbasis mengalami kerusakan struktural
Kinerja yang sangat berat, tetapi belum
runtuh.
Proses perencanaan tahan
gempa berbasis kinerja dimulai
dengan membuat model rencana
bangunan kemudian melakukan
simulasi kinerjanya terhadap
berbagai kejadian gempa.
Gambar 2.6 Kurva kriteria kinerja
Menurut ATC-40, untuk
menentukan batasan rasio drift
digunakan formula sebagai berikut:
1. Maksimum total drift:
Dt
Dmax =
H tot
10
2. Pengumpulan Data
3. Pemodelan Tiga Dimensi (3D)
4. Perhitungan Pembebanan
5. Analisis Respon Spectrum
6. Penetuan Sendi Plastis
7. Analisis Nonlinier Pushover
dak atap. Struktur bangunan ini berlaku sesuai dengan SNI 1726-
Selesai
Gambar 3.1 Bagan alir analisis
pushover
12
BAB IV
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
13
m. Membuat Titik Tinjau Sendi - Jika (Ta < Tc < Cu.Ta), maka
Plastis (Hinge) pada Kolom digunakan T = Tc
- Jika (Tc < Ta), maka digunakan
dan Balok
n. Running Pushover Analysis T = Ta
- Dari hasil analisis Pushover
2. Hasil Analisis Pushover
a. Grafik Hasil Analisis dengan program SAP 2000
m, periode efektif (T) sebesar 5,208 diatas, maka dapat ditentukan nilai T
sebesar 5,3%. Dari nilai tersebut 1,865 detik, karena (Tc = 8,0189 >
14
Dari hasil analisis pushover Berdasarkan hasil analisis
dengan program SAP 2000 V.14 pushover diperoleh nilai simpangan
diperoleh gaya geser dasar V = maksimum (max = 0,395 m) dan
7066,522 KN sedangkan simpangan pada pelelehan pertama
berdasarkan hasil analisis ( 1 = 0,186), sehingga dapat
pendekatan 0,85 V = 6979,407 dihitung faktor daktilitas struktur
KN drngan formula sebagai berikut:
V = 7066,522 KN >
6979,407 KN (memenuhi max 0,395
= 1 = 0,186 = 2,12
syarat)
15
sehingga bangunan tersebut tetap Dengan diketahuinya mekanisme
aman digunakan. sendi plastis tersebut maka untuk
antisipasi terhadap keruntuhan
3. Mekanisme Sendi Plastis
struktur apabila terjadi gempa yang
Berdasarkan gambar dan tabel melebihi kapasitas struktur
distribusi mekanisme sendi plastis, bangunan tersebut, perlu dilakukan
dapat dilihat bahwa sendi plastis tindakan teknis dalam upaya
mulai muncul pada step ke 2 pada meningkatkan kekakuan kolom pada
level B, kemudian terus meningkat lantai dasar tersebut. Adapun salah
seiring penambahan gaya gempa satu cara yang dapat ditempuh
yang diberikan sampai mencapai adalah dengan memasangkan
level C pada step ke- 5 dan iterasi dinding geser pada tepi kolom,
berhenti pada step ke-6 dikarenakan mengikuti posisi balok penumpu
elemen struktur sudah tidak mampu sehingga tidak mengurangi nilai
menahan gaya yang diberikan estetika dari struktur bangunan
(Collapse). Selain itu dapat di amati tersebut.
bahwa sendi plastis terlebih dahulu
4. Kapasitas dan Target
terjadi pada kolom, tepatnya pada
Perpindahan Struktur
lantai dasar dengan tinggi 6,4 m. Hal
ini menggambarkan bahwa
perencanaan struktur dari gerdung
tersebut, tidak berdasarkan pada
konsep Kolom kuat-balok lemah
(Strong coloumn-weak beam) atau
dikenal juga dengan istilah Beam
Sidesway Mechanism, namun
direncanakan dengan mekanisme
Gambar 4.4 Grafik target
sebaliknya yaitu, Balok kuat-kolom
perpindahan
lemah (Strong beam-weak coulumn)
atau dikenal dengan istilah Column Berdasarkan grafik di atas,
Sidesway Mechanism. Perencanaan diperoleh gaya geser dasar target (V
dengan mekanisme tersebut dinilai = 12180,105 KN) denan target
kurang baik, karena kegagalan dari perpindahan (D = 1,035 m), hal ini
kolom pada suatu tingkat akan menunjukkan bahwa adanya ruang
mengakibatkan keruntuhan dari yang disediakan oleh peraturan
struktur bangunan secara sebagai safety faktor untuk menjaga
keseluruhan. keamanan dan kenyamanan struktur
tersebut. Persentase angka
16
keamanan yang disediakan dapat namun juga untuk memberikan
dihitung dengan cara sebagai kenyamanan bagi pengguna
berikut: bangunan tersebut.
a. Persentase angka keamnan
untuk gaya gempa (V)
- V rencana = 8211,067 BAB V
KN KESIMPULAN DAN SARAN
- V target = 12180,105 KN
- Persentase
5.1 Kesimpulan
V target V rencana Berdasarkan hasil analisis static
V target x 100
non-linier pushover dengan program
12180,105 - 8211,067 SAP 2000 V.14, maka dapat
12180,105 x 100
diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
= 32,58%
1. Diperoleh kurva kapasitas yang
b. Persentase angka keamnan menunjukkan hubungan antara base
untuk perpindahan (D) shear dan roof displacement, serta
- Simpangan Maksimum ijin
nilai nilai-nilai pada titik performance
= 0,855 m
- Simpangan Maksimum target point.
= 1,035 m
- Persentase
Dtarget Dijin
Dtarget x 100
1,035 - 0,855
1,035 x 100 = 17,391%
Berdasarkan persentase
angka kemanan struktur yang
diambil dari nilai yang diijinkan Gambar 5.1 Grafik hubungan
terhadap kemampuan strukutur gaya geser dasar dan
sebenarnya sampai terjadi perpindahan atap
keruntuhan (Collapse) untuk
Dari hasil analisis pushover
kondisi yang sesuai dengan data
diperoleh nilai-nilai pada
perencanaan hotel Golden Tulip,
performance point antara lain, gaya
dapat dikatakan bahwa
geser dasar efektif (V) sebesar
pemerintah memberikan safety
7066,522 KN, simpangan atap (D)
faktor yang cukup besar, hal ini
sebesar 0,395 m, periode efektif (T)
dilakukan bukan hanya untuk
sebesar 5,208 detik dan redaman
menjaga kemanan struktur,
efektif () sebesar 5,3%. Dari nilai
17
tersebut dapat ditentukan kriteria suatu tingkat akan mengakibatkan
kinerja struktur berdasarkan code keruntuhan dari struktur bangunan
ATC-40 secara keseluruhan.
5. Berdasarkan hasil analisis terhadap
2. Berdasarkan nilai performance point kapasitas dan target perpindahan
diperoleh nilai maksimum total drift struktur, diperoleh angka keamanan
dan maksimum in-elastik drift terhadap kemampuan struktur
berturut-turut sebesar, 0,0093 dan sebenarnya dalam menerima gaya
0,0049. Berdasarkan kriteria kinerja gempa sebesar 32,58%, dan ditinjau
struktur ATC-40, nilai tersebut masuk dari target perpindahan, diperoleh
dalam kategori kriteria Immediate angka keamanan sebesar 17,391%.
Occupancy (IO), yang berarti bila
5.2 Saran
terjadi gempa gedung tidak
1. Dalam analisis ini konstruksi tangga
mengalami kerusakan struktural dan
hanya dijadikan sebagai beban
non struktural sehingga bangunan
terhadap elemen struktur yang
tersebut tetap aman digunakan
menopangnya, diharapkan ada
3. Berdasarkan gambar dan tabel
penelitian lanjutan yang
distribusi mekanisme sendi plastis,
memperhitungkan tangga sebagai
dapat dilihat bahwa sendi plastis
struktur yang ikut menahan gaya
mulai muncul pada step ke 2 pada
lateral.
level B, kemudian terus meningkat
2. Untuk mengantisipasi keruntuhan
seiring penambahan gaya gempa
bangunan secara keseluruhan
yang diberikan sampai mencapai
akibat terjadinya sendi plastis pada
level C pada step ke- 5 dan iterasi
kolom maka perlu dilakukan
berhenti pada step ke-6.
tindakan teknis dalam upaya
4. Mekanisme sendi plastis terlebih
penigkatan kekakuan kolom pada
dahulu terjadi pada kolom, tepatnya
lantai dasar dengan cara
pada lantai dasar. Hal ini
memasangkan diding geser
menggambarkan bahwa
setempat.
perencanaan struktur dari gerdung
3. Perlu dicoba dengan variasi
tersebut, tidak memenuhi konsep
pemodelan bentuk dan jenis struktur
Kolom kuat-balok lemah (Strong
yang lain.
coloumn-weak beam). namun 4. Perlu diteliti kembali tingkat kinerja
termasuk dalam konsep, Balok kuat- struktur berdasarkan metode-
kolom lemah (Strong beam-weak metode lain untuk mendapatkan
coulumn). Perencanaan dengan hasil yang lebih baik mengenai
konsep tersebut dinilai kurang baik, prilaku struktur terhadap gempa.
karena kegagalan dari kolom pada
18
DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya Beni S. 2007. Gempa Bumi, Apa dan Bagaimana. CV. Karya Mandiri
Pratama: Jakarta Pusat.
Indarto Himawan. 2013. Aplikasi SNI Gempa 1726 2012 for Dummies. .
Semarang: Universitas Diponegoro.
Afandi R.N. 2010. Evaluasi Kinerja Seismik Struktur Beton Dengan Analisis
Pushover Menggunakan Program Sap 2000. Universitas Sebelas Maret:
Surakarta.
Seputro Deli. 2009). Analisa Struktur Beton Gedung Bertingkat dengan Metode
Statik Beban Dorong (Pushover Analysis). Universitas Mataram: Mataram.
Pranata A.Y. Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa dengan
Pushover Analysis (Sesuai ATC-40, FEMA 356, dan FEMA 440).