Você está na página 1de 19

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS KINERJA SEISMIK STRUKTUR BETON DENGAN


METODE PUSHOVER MENGGUNAKAN PROGRAM
SAP2000 V.14
Studi Kasus: Gedung Hotel Golden Tulip Mataram

Oleh:

Ramli Ahmad
F1A012120

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2016
ARTIKEL ILIMIAH

ANALISIS KINERJA SEISMIK STRUKTUR BETON


DENGAN METODE PUSHOVER MENGGUNAKAN
PROGRAM SAP 2000 v.14
Studi Kasus: Gedung Hotel Golden Tulip Mataram

Oleh:

Ramli Ahmad
F1A012120
Telah diperiksa dan disetujui oleh:

1. Pembimbing Utama
Hariyadi, ST., MSc. (Eng)., Dr. Eng. Tanggal: September,
2016
NIP. 19731027 199802 1 001

2. Pembimbing Pendamping
Suparjo, ST., MT. Tanggal:
September, 2016
NIP. 19670814 199412 1 001

Mengetaui
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Mataram
Jauhar Fajrin, ST., M.Sc (Eng)., Ph.D.
NIP. 19740607 199802 1 001
INTISARI

Indonesia merupakan negara yang berada di wilayah rawan gempa, yang


sangat berpengaruh terhadap kinerja struktur bangunan. Pengaruh gempa
menjadi faktor penting dalam mendesain suatu konstruksi bangunan terlebih lagi
untuk bangunan yang digunakan untuk pelayanan publik. Ketinggian bangunan,
berat struktur, variasi bentuk, merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya
pengaruh gempa, sedangkan kekauan struktur, dimensi dan material yang
digunakan merupakan faktor penentu kriteria kinerja bangunan. Sehingga
bangunan yang diklaim tahan gempa pada saat perencanaan belum tentu sesuai
dengan yang diharapkan. Seiring berkembangnya kemajuan di bidang teknik
sipil, muncul konsep dan metode baru dalam analisis dan perencanaan

2
bangunan tahan gempa salah satunya adalah konsep Performance Based
Seismic Evaluation (PBSE) dengan metode analisis static non-linier Pushover.
Metode ini mampu memberikan informasi pola keruntuhan bangunan yang sudah
ada ketika terbebani gaya gempa yang melebihi kapasitas bangunan dan titik
mulai terjadinya keruntuhan sehingga dapat diketahui kriteria kinerja struktur dan
tindakan teknis dalam antisipasi terhadap keruntuhan struktur bangunan.

Analisis pushover dapat memberikan hasil yang baik apabila input data dan
tahapan pengerjaannya dilakukan dengan baik, serta mengacu pada standar
metode yang benar. Prinsip kerja pushover adalah dengan menginput data
beban mati, beban hidup dan beban gempa serta parameternya, beban-beban
akan ditingkatkan sampai mencapai batas kemampuan struktur bangunan
tersebut. Hasil yang dapat ditinjau dari analisis pushover ini adalah besarnya
gaya geser dasar dan perpindahan atap (roof displacement), serta mekanisme
keruntuhan dari struktur tersebut. Hasil yang diperoleh ditinjau terhadap
peraturan yang ada seperti SNI 1726-2012 dan code ATC-40 guna mengetahui
kriteria kinerja dan kemapuan struktur serta pola keruntuhan yang terjadi.

Dari hasil analisis diperoleh gaya geser dasar 7066,522 KN lebih kecil dari
gaya geser rencana 8211,067 KN dan simpangan maksimum 0,395 m lebih kecil
dari simpangan ijin 0,855 m. Selain itu diperoleh angka keamanan struktur dari
kondisi batas elastis menuju batas plastis yakni sebesar 32,58% untuk gaya
geser dan 17,391% untuk simpangan atap. Struktur bangunan termasuk dalam
kriteria Immediate Occupancy (IO), yang berarti bila terjadi gempa rencana,
gedung tidak mengalami kerusakan struktural sehingga bangunan tersebut tetap
aman digunakan. Namun apabila gaya gempa terus ditingkatkan, akan terjadi
keruntuhan yang diawali dengan keruntuhan kolom pada lantai dasar yang
ditunjukkan dari mekanisme sendi plastis yang diperoleh. Pola keruntuhan
tersebut tidak memenuhi konsep desain kapasitas dengan konsep kolom kuat
balok lemah (Strong Coulomn-Weak Beam). Selain itu apabila terjadi kegagalan
dari kolom suatu tingkat, akan mengakibatkan keruntuhan dari struktur bangunan
secara keseluruhan, untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya tidakan
teknis yang berupa peningkatan kekakuan terhadap kolom dengan salah satu
cara yakni, penambahan dinding geser setempat pada kolom yang mengalami
kegagalan.

Kata Kunci: gempa, pushover, sendi plastis

3
BAB I terhadap struktur bangunan gedung
dianggap sebagai beban-beban
PENDAHULUAN
statik yang menangkap pada pusat
massa masing-masing lantai, yang
Indonesia merupakan salah nilainya ditingkatkan secara
satu negara yang memiliki daerah berangsur-angsur sampai
dengan resiko gempa yang cukup melampaui pembebanan yang
tinggi dan intensitas yang cukup menyebabakan terjadinya pelelehan
besar. Hal ini dikarenakan wilayah (sendi plastis) pertama di dalam
Indonesia berada pada jalur gempa struktur bangunan gedung,
Pasifik (Circum Pasifik Earthquake kemudian dengan peningkatan
Belt) dan jalur gempa Asia (Trans beban lebih lanjut mengalami
Asiatic Earhquake Belt). Gempa perubahan bentuk pasca-elastik
merupakan salah satu komponen yang besar sampai mencapai
beban yang sangat berpengaruh kondisi elastik. Kemudian disusul
dalam perencanaan desain struktur pelelehan (sendi plastis) dilokasi
bangunan. yang lain distruktur tersebut.

Potensi runtuhnya struktur Perkembangan teknologi


akan membahayakan keselamatan sangat membantu para pekerja
dari penghuni atau pemakai struktur konstruksi dalam perencanaan dan
tersebut. Oleh karena itu, para analisis terhadap kinerja suatu
insinyur dituntut mendesain struktur struktur bangunan. Tersedianya
dengan kemampuan tahan gempa. program SAP 2000 dan ETABS
Dimana konsep terbaru untuk mampu menyederhanakan
rekayasa gempa adalah persoalan dalam bentuk pemodelan
Performance Based Earthquake yang sebelumnya sangat kompleks
Engineering (PBEE). PBEE terbagi apabila dikerjakan secara
menjadi dua, yaitu Performance konvensional. Oleh sebab itu penulis
Based Seismic Design (PBSD) dan melakukan analisis kinerja seismik
Performance Based Seismic struktur beton dengan metode
Evaluation (PBSE). Evaluasi pada pushover menggunakan bantuan
PBSE salah satunya adalah dengan program SAP 2000 yang kemudian
analisis nonlinier Pushover. mengkaji dan membahas output

Yosafat Aji Pranata (2006) yang dihasilkan program tersebut.

menyatakan pushover analysis 1.1 Rumusan Masalah


adalah suatu analisis statik nonlinier
dimana pengaruh gempa rencana

4
Masalah yang dituangkan a. Beban mati (berupa berat
dalam penelitian ini didasarkan pada sendiri struktur bangunan)
b. Beban hidup (berupa beban
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapa besar beban dorong akibat fungsi bangunan
akibat gempa yang mampu sesuai dengan SNI 1726 -
dipikul oleh suatu struktur 2012).
c. Beban lateral (berupa beban
gedung?
2. Berapa besar tingkat keamanan gempa sesuai dengan SNI
yang disediakan SNI terhadap 1726 2012 Tata Cara
keruntuhan struktur bangunan Perenccanaan Ketahanan
gedung? Gempa untuk Struktur
3. Bagaimana pemodelan struktur
Bangunan Gedung dan Non
gedung yang ditinjau dengan
Gedung, tanpa
menggunakan program SAP
memperhitungkan beban
2000 v.14 dan penerapannya
angin).
terhadap analisis pushover? d. Peraturan pembebanan
4. Bagaimana output analisis
berdasarkan Peraturan
pushover pada penggunaan SAP
Pembebanan Indonesia
2000 v.14?
untuk Rumah dan Gedung
5. Bagaimana pola keruntuhan
SNI 1727 2013.
gedung setelah dilakukan analisis 4. Kriteria kinerja menggunakan
dengan metode pushover? code ATC 40.
5. Perilaku struktur dianalisis
1.2 Batasan Masalah
1. Struktur gedung yang berfungsi dengan metode pushover
sebagai rumah tinggal menggunakan SAP 2000 V.14.
perhotelan, terdiri dari 12 tingkat.
1.3 Tujuan Penelitian
Struktur gedung merupakan Tujuan dilakukannya analisis
gedung beton bertulang yang pushover pada bangunan gedung
beraturan, struktur daktail penuh, hotel Golden Tulip ini adalah
terletak di kota Mataram dengan sebagai berikut:
1. Memperlihatkan kurva kapasitas,
risiko gempa II, dan struktur
hubungan base shear dengan
tanah lunak (SE).
2. Struktur yang digunakan adalah roof displacement, pada kurva
struktur beton, meliputi : pushover sebagai representasi
a. Struktur portal beton
tahapan perilaku struktur saat
bertulang.
dikenai gaya geser pada level
b. Pelat lantai beton bertulang.
c. Atap dengan pelat beton tertentu serta performace point.
2. Menetukan kriteria kinerja seismik
bertulang.
3. Pembebanan gedung meliputi: struktur gedung hotel dari hasil

5
nilai performance point beban gempa yang terjadi
menggunakan code ATC 40. sehingga dapat diketahui langkah
3. Meperlihatkan skema kelelehan
perbaikan yang akan dilakukan.
(distribusi sendi plastis) yang
terjadi dari hasil perhitungan Dapat mengantisipasi tingkat

program SAP 2000 v.14. keamanan struktur bangunan


4. Mengetahui pola keruntuhan terhadap beban gempa yang terjadi
bangunan sehingga dapat di daerah tersebut.
diketahui elemen struktur yang
mengalami kerusakan dan
kehancuran.

Mengetahui besarnya angka


keamanan struktur yang disediakan
oleh peraturan terhadap
kemampuan gedung sebenarnya
dalam menerima beban gempa
dengan pemodelan pushover sesuai
dengan SNI 1726 2012.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dilakukannya
analisis terhadap gedung hotel
Golden Tulip ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui besar gaya
gempa lateral yang mampu
diterima oleh struktur gedung
dengan penyajian kurva
pushover.
2. Dapat mengetahui tahapan
terjadinya keruntuhan terhadap
struktur bangunan yang ditinjau
berdasarkan code ATC 40.
3. Mengetahui posisi terjadinya
sendi plastis pada portal struktur
gedung, sehingga dapat
diantisipasi tingkat kerusakan
yang terjadi.
4. Dapat mengetahui persentase
kerusakan bangunan akibat

6
BAB II 1. Menentukan kategori resiko
DASAR TEORI struktur bangunan (I-IV) dan
faktor keutamaan (Ie)
2.1 Tinjauan Pustaka
2. Menentukan parameter
Dewobroto (2006) telah percepatan gempa terpetakan
melakukan evaluasi bangunan baja (SS, S1)
tahan gempa dengan analisis 3. Menentukan kelas situs (SA
pushover yang di modelkan SF)
-
4. Menentukan koefisien situs
berdasarkan pemodelan SAP 2000
yang menunjukkan perilaku struktur dan parameter respons

bangunan baja 6 (enam) tingkat, spektral percepatan gempa


dimana didapatkan bahwa titik maksimum yang
evaluasi kinerja atau target dipertimbangkan risiko-
displacement (T), merupakan hal tertarget (MCER)
yang penting untuk mengevaluasi 5. Menentukan nilai parameter
kinerja struktur terhadap suatu percepatan spektral desain.
6. Menentukan spektrum respons
gempa rencana, menjadi indikasi
sejauh mana kondisi struktur bila desain
7. Menentukan kategori desain
ada gempa tertentu. Ternyata
seismik (A-D)
beberapa metode yang digunakan 8. Pemilihan sistem struktur dan
untuk menentukan T tersebut
parameter sistem (R, Cd, 0)
memberikan hasil yang berbeda
satu sama lain. Metode yang sudah
2.2.2 Prosedur Gaya Lateral
built-in di program SAP 2000 yaitu
Pada Struktur Bangunan
metode Spektrum Kapasitas,
memberi nilai T yang paling kecil 1. Gaya geser dasar seismik
dibanding tiga metode lain yang Geser dasar seismik, V,
ditinjau. Kebetulan ketiga metode dalam arah yang ditetapkan harus
tersebut belum tersedia secara built- ditentukan sesuai dengan
in dalam program SAP 2000 dan persamaan berikut:
harus dihitung secara manual. V =C s W

dengan:

2.2 Landasan Teori V = Geser dasar seismik.


2.2.1 Prosedur Analisis Beban Cs = Koefisien respons seismik.
Gempa W = Berat seismik efektif

7
Untuk perhitungan koefisien Wi,Wx = Berat efektif total
respons seismik, Cs, harus struktur
ditentukan sesuai dengan hi,hx = Tinggi struktur tingkat
persamaan berikut: k = Eksponen perioda struktur.

S DS I e
C s=
R
2.2.3 Gaya Gravitasi Pada
dengan:
Struktur Bangunan
SDS = Parameter percepatan
1. Beban mati
perioda pendek.
Ie = Faktor keutamaan gempa. Beban mati adalah berat dari
R = Faktor modifikasi respons. semua bagian suatu gedung yang
bersifat tetap, termasuk segala

2. Perioda fundamental Struktur unsur tambahan, penyelesaian,

Penentuan perioda fundamental mesin serta peralatan tetap yang

pendekatan (Ta), dalam detik, harus merupakan bagian yang tak

ditentukan dari persamaan berikut: terpisahakan dari gedung itu.

T a=C t hn x 2. Beban hidup

dengan: Beban hidup adalah semua

hn = Ketinggian struktur. beban yang terjadi akibat

Ct, x = Koefisien perioda penggunaan gedung dan di


dalamnya termasuk beban-beban
3. Distribusi vertikal gaya gempa pada lantai yang berasal dari

Gaya gempa lateral (Fx) yang barang-barang yang dapat

timbul di semua tingkat harus berpindah sehingga dapat

ditentukan dari persamaan berikut: mengakibatkat perubahan dalam


pembebanan lantai atau atap.
F x =C VX V
2.2.4 Analisis Ragam Respon

W X hX
k Spektrum
CVX =
W i h ik Struktur gedung saat
menerima beban gempa, maka akan
dengan:
memikul base shear. Base shear
Cvx = Faktor distribusi
tiap lantai merupakan fungsi dari
vertikal.
massa (m) dan kekakuan (k) dari
V = Gaya lateral desain total
tiap lantai tersebut. Base shear
mengakibatkan tiap lantai

8
bergeser/displacement dari suatu bangunan terhadap gempa,
kedudukan semula. dikenal pula sebagai analisis
pushover. Kurva kapasitas
Saat gaya gempa bekerja,
maka gedung akan merespon beban Hasil analisis statis pushover
gempa tersebut dengan memberikan nonlinier adalah kurva yang
gaya dalam. Apabila gaya dalam menunjukkan hubungan antara gaya
tersebut melebihi kapasitas gedung, geser dasar (Base Shear) dan
maka gedung akan berperilaku in- simpangan atap (Roof
elastis apabila sifat struktur cukup Displacement). Hubungan tersebut
daktail tetapi langsung hancur kemudian dipetakan menjadi suatu
apabila kurang daktail. kurva yang dinamakan Kurva

Roof Displacement
Kapasitas struktur.
F4 Roof Displacement

F3

F2

F1

Gempa
Base Shear

Gambar 2.1 Respon Struktur

Roof Risplacement

2.2.5 Pemodelan Sendi Plastis Gambar 2.3 Kurva kapasitas


1. Hinge properti balok
2. Hinge Properti Kolom
3. Penentuan letak sendi plastis 1. Performance Point

Perfomance point adalah titik


dimana capacity curve berpotongan
dengan response sprectrum curve
seperti yang dipergunakan dalam
capacity spectrum method (ATC-
40,1996).
Gambar 2.2 Sendi Plastis
Pada performance point dapat
diperoleh informasi mengenai
periode bangunan dan redaman
2.2.6 Analisis Pushover
efektif akibat perubahan kekakuan
Analisa statik nonlinier
merupakan prosedur analisa untuk
mengetahui perilaku keruntuhan

9
struktur setelah terjadi sendi plastis. mengalami kerusakan struktural
dan tidak mengalami kerusakan
non struktural. Sehingga dapat
langsung dipakai.
2. Life Safety (LS)
Bila gempa terjadi, struktur
mampu menahan gempa,
dengan sedikit kerusakan
struktural, manusia yang
tinggal/berada pada bangunan
tersebut terjaga keselamatannya
Gambar 2.4 Performance poit
dari gempa bumi.
3. Collapse Pervention (CP)
2.2.7 Kriteria Bangunan
Bila gempa terjadi, struktur
Tahan Gempa Berbasis mengalami kerusakan struktural
Kinerja yang sangat berat, tetapi belum
runtuh.
Proses perencanaan tahan
gempa berbasis kinerja dimulai
dengan membuat model rencana
bangunan kemudian melakukan
simulasi kinerjanya terhadap
berbagai kejadian gempa.
Gambar 2.6 Kurva kriteria kinerja
Menurut ATC-40, untuk
menentukan batasan rasio drift
digunakan formula sebagai berikut:
1. Maksimum total drift:
Dt
Dmax =
H tot

Gambar 2.5 Pola keruntuhan 2. Maksimum total in-elastic drift:


gedung (DtD 1)
Dimax =
H tot
Menurut ATC-40, kriteria-kriteria
struktur tahan gempa adalah dengan:
sebagai berikut: Dt = Perpindahan atap total.
1. Immediate Occupancy (IO)
D1 = Perpindahan pada kondisi
Bila gempa terjadi, struktur
sendi plastis pertama.
mampu menahan gempa
Htot = Tinggi total struktur gedung.
tersebut, struktur tidak

10
2. Pengumpulan Data
3. Pemodelan Tiga Dimensi (3D)
4. Perhitungan Pembebanan
5. Analisis Respon Spectrum
6. Penetuan Sendi Plastis
7. Analisis Nonlinier Pushover

BAB III 3.3 Parameter Kontrol Hasil


METODE PENELITIAN
Analisis Pushover
Berdasrkan grafik hasil analisa
3.1 Data Struktur Bangunan pushover yang menunjukkan adanya
1. Lokasi dan Deskripsi Gedung performance point, maka dapat

Pada penelitian ini dilakukan diperoleh parameter-parameter yang

pada gedung hotel Golden Tulip harus dilakukan pengecekan

yang terdiri dari 11 lantai + 1 lantai terhadap batasan peraturan yang

dak atap. Struktur bangunan ini berlaku sesuai dengan SNI 1726-

dirancang menggunakan konstruksi 2012

beton. Bangunan hotel Golden Tulip 1. Displacement (Simpangan)


Mulai hasil analisa pushover
Dari grafik
berada didaerah Mataram yang
maka dapat diperoleh nilai
berdiri pada kondisi tanah lunak
simpangan atap pada kondisi gaya
(SE).
dengan level : tertentu dan Gaya
Input Data
2. Spesifikasi bahan Data tanah, Shop Drawing,
geser data perencanaan
dasar efektif
a. Mutu Beton (V < V rencana)
- Tie Beam (fc = 29,05 MPa) 2. Posisi sendi plastis
- Pelat dan Balok (fc = 29,05 Dari grafik yang sama degan adanya
Perhitungan pembebanan (Beban mati,maka
bebandapat
hidup)
MPa) performance point,
- Kolom dan Core Wall (fc =
diketahui pula posisi-posisi sendi
29,05 MPa)
plastis yang terjadi.
b. Mutu Baja TulanganPemodelan geometri struktur 3D sesuai data yang ada
3. Kinerja struktur bangunan
- Baja tulangan polos U-24 (fy
Mengacu kepada code- ATC 40,
= 240 MPa) = 8, 10, 3.4 Bagan Alir Analisis Pushover
12 Analisis struktur dengan program SAP 2000 V.14
- Baja tulangan deform U-40
(fy = 400 MPa) = D10,
Analisis hasil dari SAP 2000 V.14 :
D13, D16, D19, D22, D28,
Kurva kapasitas, kurva respon spectrum, drift/displacement
D32
3. Gambar Kerja dan Desain
Gedung
- Denah Lantai Cek struktur terhadap peraturan yang berlaku
- Denah balok
- Data penampang elemen
3.2 Tahapan Analisis
1. Studi Literatur
Struktur
aman
11

Selesai
Gambar 3.1 Bagan alir analisis
pushover

12
BAB IV
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Respon Spectrum


Dari hasil evaluasi awal untuk
analisis struktur terhadap beban
gempa berdasarkan SNI 1726 - Gambar 4.1 Kurva respon spectrum
2012, didapatkan data-data
4.2 Analisis Pushover
perencanaan sebagai berikut:
1. Lokasi bangunan termasuk kelas
1. Prosedur Analisis Pushover
situs SE (kondisi tanah lunak) a. Mendefinisikan karakterisktik
2. Bangunan digunakan sebagai
material
gedung untuk fasilitas apartemen b. Mendefinisikan dimensi
(hotel) dengan kategori risiko II elemen
c. Menggambarkan elemen
dan Faktor Keutamaan (Ie) = 1,0
3. Berdasarkan parameter respon struktur menjadi sebuah
percepatan pada periode pendek struktur rangka
d. Mendefinisikan jenis
(SDS) = 0,607 dan periode 1 detik
tumpuan
(SD1) = 0,633 dimana nilai S1 =
e. Mendefinisikan beban-beban
0,385 > 0,75, bangunan gedung
yang bekerja
termasuk Kriteria Desain f. Mendefinisikan parameter
Sesimik (KDS) : D. respon spectrum
4. Sistem penahan gaya gempa g. Menambahkan analisis Case
yang diijinkan adalah Sistem untuk respon spectrum (Load
Rangka Pemikul Momen Case)
h. Mendefinisikan kombinasi
Khusus (SRPMK), dengan
pembebanan (Load
Koefisien Modifikasi Respon (R) =
Combination).
8,0.
i. Memasukkan parameter
5. Beban gempa yang bekerja pada
massa
struktur dihitung dengan Metode
j. Memasukkan Joint
Analisis Dinamik Ragam Respon
Constraint pada pelat lantai
Spectrum, dimana digram respon k. Membuat Case Gravitasi
Spectrum untuk bangunan hotel pada Program SAP 2000
Golden Tulip dapat dilihat pada V.14
l. Membuat Case Pushover
gambar berikut:
pada Program SAP 2000
V.14

13
m. Membuat Titik Tinjau Sendi - Jika (Ta < Tc < Cu.Ta), maka
Plastis (Hinge) pada Kolom digunakan T = Tc
- Jika (Tc < Ta), maka digunakan
dan Balok
n. Running Pushover Analysis T = Ta
- Dari hasil analisis Pushover
2. Hasil Analisis Pushover
a. Grafik Hasil Analisis dengan program SAP 2000

Pushover V.14 diperoleh Tc = 5,208 detik


- Nilai koefisien periode
terhitung (Cu) diperoleh
berdasarkan tabel yang
didasarkan pada nilai SD1
- Berdasarkan data seismik
untuk hotel Golden Tulip,
diperoleh nilai SD1 = 0,633,
Gambar 4.2 Grafik analisis pushover maka berdasarkan Tabel 2.10,
diperoleh Cu = 1,4
- Periode fundamental
pendekatan dapat dihitung
dengan rumus :
- Ta = Ct .hnx
- Diperoleh Ct = 0,0466 dan x =
0,9
- Ta = 0,0466 x 41,50,9
- Ta = 1,332 detik
Gambar 4.3 Capacity Spektrum
- Dari hasil perhitungan Ta
Dari hasil analisis pushover
dapat diperoleh :
diperoleh nilai pada performance
- Cu.Ta = 1,4 x 1,332 = 1,865
point antara lain, gaya geser dasar
detik
efektif (V) sebesar 7066,522 KN,
simpangan atap (D) sebesar 0,395 Berdasarkan hasil perhitungan

m, periode efektif (T) sebesar 5,208 diatas, maka dapat ditentukan nilai T

detik dan redaman efektif () yang digunakan adalah T = Cu.Ta =

sebesar 5,3%. Dari nilai tersebut 1,865 detik, karena (Tc = 8,0189 >

dapat ditentukan kriteria kinerja Cu.Ta = 1,865).

struktur berdasarkan code ATC-40. b. Kontrol terhadap gaya geser

4.3 Pembahasan Hasil Anilisis dasar


Nilai gaya geser dasar (V) yang
Pushover
1. Evaluasi Kinerja Struktur
diperoleh dari hasil analisis
a. Penentuan periode fundamental pushover tidak boleh lebih kecil
(T) yang digunakan. 15% dari nilai gaya geser
- Jika (Tc > Cu.Ta), maka
pendekatan (0,85V< V1).
duigunakan T = Cu.Ta

14
Dari hasil analisis pushover Berdasarkan hasil analisis
dengan program SAP 2000 V.14 pushover diperoleh nilai simpangan
diperoleh gaya geser dasar V = maksimum (max = 0,395 m) dan
7066,522 KN sedangkan simpangan pada pelelehan pertama
berdasarkan hasil analisis ( 1 = 0,186), sehingga dapat
pendekatan 0,85 V = 6979,407 dihitung faktor daktilitas struktur
KN drngan formula sebagai berikut:
V = 7066,522 KN >
6979,407 KN (memenuhi max 0,395
= 1 = 0,186 = 2,12
syarat)

c. Kontrol Terhadap Simpangan


Ditinjau terhadap persayartan
Maksimum yang dijinkan
(1,0 = 2,12 m = 5,2),
Untuk simpangan maksimum memenuhi syarat.
akibat perpindahan atap (roof
2. Kriteria Kinerja Struktur
displacement) harus ditinjau
terhadap simpangan maksimum Batasan rasio drift atap yang

yang diijinkan. dievaluasi pada performance point


yang mana parameternya adalah
1. Roof Displacement ( max) =
maksimum total drift dan maksimum
0,395 m
2. Simpangan maksimum ijin (a in-elastis drift. Perhitunganya seperti

max) = 2% x Htotal = 0,02 x 42.75 berikut:

= 0,855 m 1. Maksimum total drift


3. (0,395 m) > a (0,855 m), Dt 0,3955
memenuhi persyaratan Htot. = 42,75 = 0,0093
simpangan.
< 0,01
Dari kedua hasil tersebut maka 2. Maksimum in-elastis drift
dapat diihat bahwa struktur hotel
Dt - D1 0,3955-0,1856
Golden Tulip, memenuhi
Htot. = 42,75
peersyratan simpangan baik
simpangan antar lantai maupun = 0,0049 < 0,005
simpangan maksimum pada
Berdasarkan hasil analisis
perpindahan atap (roof
diperoleh kriteria kinerja struktur
displacement)
masih termasuk dalam range
Immediate Occupancy (IO), hal ini
berarti bahwa bila terjadi gempa
d. Faktor daktilitas Struktur
gedung tidak mengalami kerusakan
struktural dan non struktural

15
sehingga bangunan tersebut tetap Dengan diketahuinya mekanisme
aman digunakan. sendi plastis tersebut maka untuk
antisipasi terhadap keruntuhan
3. Mekanisme Sendi Plastis
struktur apabila terjadi gempa yang
Berdasarkan gambar dan tabel melebihi kapasitas struktur
distribusi mekanisme sendi plastis, bangunan tersebut, perlu dilakukan
dapat dilihat bahwa sendi plastis tindakan teknis dalam upaya
mulai muncul pada step ke 2 pada meningkatkan kekakuan kolom pada
level B, kemudian terus meningkat lantai dasar tersebut. Adapun salah
seiring penambahan gaya gempa satu cara yang dapat ditempuh
yang diberikan sampai mencapai adalah dengan memasangkan
level C pada step ke- 5 dan iterasi dinding geser pada tepi kolom,
berhenti pada step ke-6 dikarenakan mengikuti posisi balok penumpu
elemen struktur sudah tidak mampu sehingga tidak mengurangi nilai
menahan gaya yang diberikan estetika dari struktur bangunan
(Collapse). Selain itu dapat di amati tersebut.
bahwa sendi plastis terlebih dahulu
4. Kapasitas dan Target
terjadi pada kolom, tepatnya pada
Perpindahan Struktur
lantai dasar dengan tinggi 6,4 m. Hal
ini menggambarkan bahwa
perencanaan struktur dari gerdung
tersebut, tidak berdasarkan pada
konsep Kolom kuat-balok lemah
(Strong coloumn-weak beam) atau
dikenal juga dengan istilah Beam
Sidesway Mechanism, namun
direncanakan dengan mekanisme
Gambar 4.4 Grafik target
sebaliknya yaitu, Balok kuat-kolom
perpindahan
lemah (Strong beam-weak coulumn)
atau dikenal dengan istilah Column Berdasarkan grafik di atas,
Sidesway Mechanism. Perencanaan diperoleh gaya geser dasar target (V
dengan mekanisme tersebut dinilai = 12180,105 KN) denan target
kurang baik, karena kegagalan dari perpindahan (D = 1,035 m), hal ini
kolom pada suatu tingkat akan menunjukkan bahwa adanya ruang
mengakibatkan keruntuhan dari yang disediakan oleh peraturan
struktur bangunan secara sebagai safety faktor untuk menjaga
keseluruhan. keamanan dan kenyamanan struktur
tersebut. Persentase angka

16
keamanan yang disediakan dapat namun juga untuk memberikan
dihitung dengan cara sebagai kenyamanan bagi pengguna
berikut: bangunan tersebut.
a. Persentase angka keamnan
untuk gaya gempa (V)
- V rencana = 8211,067 BAB V
KN KESIMPULAN DAN SARAN
- V target = 12180,105 KN
- Persentase
5.1 Kesimpulan
V target V rencana Berdasarkan hasil analisis static
V target x 100
non-linier pushover dengan program
12180,105 - 8211,067 SAP 2000 V.14, maka dapat
12180,105 x 100
diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
= 32,58%
1. Diperoleh kurva kapasitas yang
b. Persentase angka keamnan menunjukkan hubungan antara base
untuk perpindahan (D) shear dan roof displacement, serta
- Simpangan Maksimum ijin
nilai nilai-nilai pada titik performance
= 0,855 m
- Simpangan Maksimum target point.

= 1,035 m
- Persentase
Dtarget Dijin
Dtarget x 100

1,035 - 0,855
1,035 x 100 = 17,391%

Berdasarkan persentase
angka kemanan struktur yang
diambil dari nilai yang diijinkan Gambar 5.1 Grafik hubungan
terhadap kemampuan strukutur gaya geser dasar dan
sebenarnya sampai terjadi perpindahan atap
keruntuhan (Collapse) untuk
Dari hasil analisis pushover
kondisi yang sesuai dengan data
diperoleh nilai-nilai pada
perencanaan hotel Golden Tulip,
performance point antara lain, gaya
dapat dikatakan bahwa
geser dasar efektif (V) sebesar
pemerintah memberikan safety
7066,522 KN, simpangan atap (D)
faktor yang cukup besar, hal ini
sebesar 0,395 m, periode efektif (T)
dilakukan bukan hanya untuk
sebesar 5,208 detik dan redaman
menjaga kemanan struktur,
efektif () sebesar 5,3%. Dari nilai

17
tersebut dapat ditentukan kriteria suatu tingkat akan mengakibatkan
kinerja struktur berdasarkan code keruntuhan dari struktur bangunan
ATC-40 secara keseluruhan.
5. Berdasarkan hasil analisis terhadap
2. Berdasarkan nilai performance point kapasitas dan target perpindahan
diperoleh nilai maksimum total drift struktur, diperoleh angka keamanan
dan maksimum in-elastik drift terhadap kemampuan struktur
berturut-turut sebesar, 0,0093 dan sebenarnya dalam menerima gaya
0,0049. Berdasarkan kriteria kinerja gempa sebesar 32,58%, dan ditinjau
struktur ATC-40, nilai tersebut masuk dari target perpindahan, diperoleh
dalam kategori kriteria Immediate angka keamanan sebesar 17,391%.
Occupancy (IO), yang berarti bila
5.2 Saran
terjadi gempa gedung tidak
1. Dalam analisis ini konstruksi tangga
mengalami kerusakan struktural dan
hanya dijadikan sebagai beban
non struktural sehingga bangunan
terhadap elemen struktur yang
tersebut tetap aman digunakan
menopangnya, diharapkan ada
3. Berdasarkan gambar dan tabel
penelitian lanjutan yang
distribusi mekanisme sendi plastis,
memperhitungkan tangga sebagai
dapat dilihat bahwa sendi plastis
struktur yang ikut menahan gaya
mulai muncul pada step ke 2 pada
lateral.
level B, kemudian terus meningkat
2. Untuk mengantisipasi keruntuhan
seiring penambahan gaya gempa
bangunan secara keseluruhan
yang diberikan sampai mencapai
akibat terjadinya sendi plastis pada
level C pada step ke- 5 dan iterasi
kolom maka perlu dilakukan
berhenti pada step ke-6.
tindakan teknis dalam upaya
4. Mekanisme sendi plastis terlebih
penigkatan kekakuan kolom pada
dahulu terjadi pada kolom, tepatnya
lantai dasar dengan cara
pada lantai dasar. Hal ini
memasangkan diding geser
menggambarkan bahwa
setempat.
perencanaan struktur dari gerdung
3. Perlu dicoba dengan variasi
tersebut, tidak memenuhi konsep
pemodelan bentuk dan jenis struktur
Kolom kuat-balok lemah (Strong
yang lain.
coloumn-weak beam). namun 4. Perlu diteliti kembali tingkat kinerja
termasuk dalam konsep, Balok kuat- struktur berdasarkan metode-
kolom lemah (Strong beam-weak metode lain untuk mendapatkan
coulumn). Perencanaan dengan hasil yang lebih baik mengenai
konsep tersebut dinilai kurang baik, prilaku struktur terhadap gempa.
karena kegagalan dari kolom pada

18
DAFTAR PUSTAKA

Satyarno Irman, Nawangalam Purbolaras, Pratomo Indra. 2012. Belajar SAP


2000. Zamil Publishing: Yogyakarta.

Ambarjaya Beni S. 2007. Gempa Bumi, Apa dan Bagaimana. CV. Karya Mandiri
Pratama: Jakarta Pusat.

Widodo. 2001. Respon Dinamik Struktur Elastik. UII Press: Jogjakarta.

Dewobroto Wiryanto. 2007. Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP200 Edisi


Baru, Jakarta, PT Elex Media Komputindo.

Dewobroto Wiryanto. 2007 Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa


dengan SAP 2000.

ATC-40. 1996. Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings, Volume I.


California. Seismic Safety Commission State of California.

Indarto Himawan. 2013. Aplikasi SNI Gempa 1726 2012 for Dummies. .
Semarang: Universitas Diponegoro.

Afandi R.N. 2010. Evaluasi Kinerja Seismik Struktur Beton Dengan Analisis
Pushover Menggunakan Program Sap 2000. Universitas Sebelas Maret:
Surakarta.

Seputro Deli. 2009). Analisa Struktur Beton Gedung Bertingkat dengan Metode
Statik Beban Dorong (Pushover Analysis). Universitas Mataram: Mataram.

Pranata A.Y. Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa dengan
Pushover Analysis (Sesuai ATC-40, FEMA 356, dan FEMA 440).

Anonym. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur


Bangunan Gedung Dan Non Gedung (SNI 1726-2012). Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.

Anonym. 2013. Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan


Struktur Lain (SNI 1727-2013). Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Você também pode gostar