Você está na página 1de 18

Keperawatan Medikal Bedah I

Faringitis

Disusun Oleh:

1. Arif Sanjaya
2. Duma Tiodora
3. Dwi Julia putri
4. Dwi Angger Winarsih
5. Fitter Fernando
6. Fitri Mardhatillah
7. Lezi Ratniaty
8. Ollyvia Wanda Pujiastuti
9. Rahmat aprianto
10. Winda Ulfa Marhamah
Dosen Pembimbing : Ns. Gusnilawati, S.Kep, M.Epid

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Prodi DIII Keperawatan
TA 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
berjudulAskep Teoritis Faringitis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sekalian serta dosen
pembimbing Ns. Gusnilawati, S.Kep, M.Epid yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Sehingga, makalah ini selesai dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Oktober 2014

Penulis

Daftar Isi
Cover Depan
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Faringitis..............................................................................
B. Klasifikasi Faringitis..............................................................................
C. Etiologi Faringitis..................................................................................
D. Manifestasi klinis..................................................................................
E. Patofisiologi..........................................................................................
F. Penatalaksanaan....................................................................................
G. Pemeriksaan Penunjang........................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan olehbakteri atau virus tertentu.Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok. (Wikipedia.com). Faringitis kadang juga disebut
sebagai radang tenggorok.Faringitis-Viral (Faringitis karena Virus) adalah peradangan
pharynx (bagian tenggorokan antara amandel dan pangkal tenggorokan) yang disebabkan
oleh virus. Selain virus, bakteri juga dapat menyebabkan perdadangan.
B. Rumusan Masalah
1. apa itu faringitis?
2. Bagimana klasifikasinya, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan
penunjang , faringiitis
3. Bagimana askep teoritis pada penderita faringitis?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa faringitis itu, mulai dari pengertian, klasifikasinya, etiologi,
manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang , faringiitis.
2. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan untuk pasien faringitis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Faringitis

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan olehbakteri atau virus tertentu.Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok. (Wikipedia.com). Faringitis kadang juga disebut
sebagai radang tenggorok.Faringitis-Viral (Faringitis karena Virus) adalah peradangan
pharynx (bagian tenggorokan antara amandel dan pangkal tenggorokan) yang disebabkan
oleh virus. Selain virus, bakteri juga dapat menyebabkan perdadangan.

B. Klasifikasi Faringitis
1. Faringitis akut
Faringitis akut merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukan semua infeksi akut
pada faring, termasuk tonsillitis (tonsilofaringitis) yang berlangsung hingga 14 hari dan
merupakan peradangan akut membran mukosa faring dan struktur lain disekitarnya.
Karena letaknya yang sangat dekat dengan hidung dan tonsil, jarang terjadi hanya pada
tonsillitis namun juga mencangkup nasofaring, dan tonsilofaringitis dan ditandai dengan
keluhan nyeri tenggorok. faringitis streptokokus beta hemolitikus group A (SBHGA)
adalah infeksi akut orofaring dan nasofaring oleh SBHGA. (Raharjoe, 2012). Penyakit
ini sering bersama dengan radang hidung, disebut rinofaringitis atau bersama dengan
radang tonsil. Tonsilo-faringitis.Keluhan pasien ialah demam, rasa nyeri di tenggorok,
terutama untuk menelan air liur. Pada pemeriksaan akan tampak dinding faring belakang
sangat merah (hipermis). Pada tonsilofaringitis akut, selain dari dinding faring, juga
tonsil tampak merah dan membengkak (udem).
2. Faringitis kronis
Seringkali rasa nyeri di tenggorokan berlangsung lama. Pada pemeriksaan tampak
dinding faring belakang tidak terlalu merah, tetapi dindingnya tidak licin, tampak
berbenjol kecil-kecil (bergranula).

C. Etiologi

Bakteri dan virus merupakan penyebab dari faringitis dan virus merupakan menyaji penyabab
terbanyak seperti :

1. Virus epstein barr (epstein barr virus, EBV) disertai dengan gejala infeksi mononukleus
seperti splenomegali dan limfadenopati generalisita.
2. Infeksi virus campak
3. Cytomegalovirus (CMV)
4. Virus rubella
5. Virus penyebab penyakit respiratori seperti Adenovirus, Rhinovirus, dan virus
parainfluinza

Mikroorganisme penyebab faringitis akut

mikroorganisme Kelainan yang ditimbulkam


Bakteri
Streptokokus, group A Faringitis, tonsillitis, demam scarlet
Streptokokus, group C dan G Faringitis, tonsillitis, scarlatiniform
Campuran bakteri anaerob Vincents angina
Neisserja gonorrhoeae Faringitis, tonsillitis
Corunebacterium diphtheriae difteri
Arcanobcterium haemolyticum Faringitis, scarlatiniform
Yersinia enterocolitica Faringitis, enterokolitis
Yersinia pestis Plague
Francisella tularensis Tularemia (oropharyngeal form)
Virus
Virus rino Common cold/rhinitis
Virus corona Common cold
Virus adeno Pharyngoconjunctival fever, IRA
Virus herpes simplex 1&2 Faringitis, gingivostomatitis
Virus parainfluenza Cold, croup
Virus coxsackie A Heparangina, hand-foot-and-mouth disease
Virus epstein-barr Infeksi mononucleosis
Virus sitomegalo Mononucleosis viris sitomegalo
Hman imunodeficiency virus Infeksi HIV primer
Virus influenza A dan B Influenza
mikroplasma
Mycoplasma pneumoniae Pneumoniae, bronchitis, faringitis
Klamidia
Champlidia psittaci IRA, pneumonia
C. pneumoniae Pneumonia, faringitis

D. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala faringitis :

1. Awitan akut disertai mual muntah


2. Faring hiperemis
3. Nyeri tenggorokan
4. Tonsil bengkak dengan eksudasi
5. Kelenjar getah bening leher anterior bengkak dan nyeri
6. Uvula bengkak dan merah
7. Ekskoriasi hidung disertai lesi impetigo sekunder
8. Ruam skarlatina
9. Petekie palatinum mole
10. Nyeri telan
11. Sulit menelan
12. Demam
13. Tonsil hyperemia
14. Mulut berbau
15. Otalgia (sakit di telinga)

E. PATOFISIOLOGI
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung
menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman menginfiltrasi
lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal
terdapat hipertermi , kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula
serosa tapi menjadi menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada
dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk
sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan
limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau
terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membeng kak sehingga timbul radang pada
tenggorok atau faringitis. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan
iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal.
Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan
extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat
karena fragmen M protein dari Group A streptococcus memiliki struktur yang sama dengan
sarkolema pada myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub
jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus
terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.

F. PETALAKSANAAN
1. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanomida
a. Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral dengan penisilin (125-250
mg penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari)
b. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin (125 mg/6 jam untuk usia 0-2
tahun dan 250 mg/6 jam untuk usia 2-8 tahun) atau klindamisin.
2. Tirah Baring
3. Pemberian cairan yang adekuat
4. Diet ringan
5. Obat kumur hangat.

Berkumur dengan 3 gelas air hangat. Gelas pertama berupa air hangat sehingga
penderita dapat menahan cairan dngan rasa enak. Gelas kedua dan ketiga dapae
diberikan air yang lebihhangat.Anjurkan setiap 2 jam. Obatnya yaitu:

a. Cairan saline isotonik ( sendok teh garam dalam 8 oncesair hangat)


b. Bubuk sodium perbonat (1 sendok teh bubuk dalam 8 ounces air hangat). Hal
ini terutama berguna pada infeksi vincent atau penyakit mulut.(1 ounce = 28 g)
6. Pendidikan Kesehatan.
a. Instruksikan pasien menghindari kontak dengan orang lain sampai demam
hilang. Hindari penggunaan alkohol, asap rokok, tembakau dan polutan lain.
b. Anjurkan pasien banyak minum. Berkumur dengan larutan normal salin dan
pelega tenggorokan bila perlu.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak,
hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran).
Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak.
2. Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar
faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa
dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.
3. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam
diagnosis etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang
berharga.
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Sel darah putih (SDP)
Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau
inflamasi.
b. Analisa Gas Darah

Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal
diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.

BAB III
ASKEP TEORITIS FARINGITIS

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Meliputi : Nama, Umur, Jenis kelamin, Alamat, Pekerjaan, Agama, suku bangsa, dll
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pasien mengeluh demam , nyeri tenggorokan, dan kesulitan menelan.

b. Riwayat Kesehatan dahulu


mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang
berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya pasien
mengatakan pernah mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah
menjalani perawatan RS.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Mengkaji apakah dalam keluarga pasien / klien yang menggalmai penyakit yang
sama

d. Riwayat Psikososial
Ada/tidak riwayat merokok
3. Pemeriksaan Fisik di Fokuskan
Terkadang pasien dengan faringitis yang disertai dengan gejala flu yang lain seperti
demam, sakit kepala, pilek, dan batuk. Namun penyakit ini dengan mudah dapat
dikenali dengan pemeriksaan tenggorokan pasien.

Pada pemeriksaan ini ditemukan peradangan pada daerah faring dan tanda berupa
kemerahan serta ditemukan pembesaran pada kelenjar limfe regional / disekitarnya,
pada kasus yang berat bisa ditemukan nanah / eksudat. Pasien mengalami nyeri
tenggorakan dan nyeri menelan. Hal ini disebutkan karena adanya peradangan pada
faring. Dapat menentukan apakah ada keterbatasan gerak pada leher karena adanya
pembesaran kelenjar getah bening di leher. Pemeriksaan lainnya:

a. Pernapasan
Pernapasan dangkal, dipneu, takipneu, tanda bunyi napas ronchi halus dan
melemah, wajah pucat atau sianosis bibir atau kulit
b. Aktivitas atau isirahat
Kelelahan, malaise, insomnia, penurunan toleransi aktivitas, sirkulasi takikardi,
dan pucat
c. Makanan dan cairan
Gejala :Kehilangan nafsu makan, disfagia, mual dan muntah.
d. Observasi
1. Adanya retraksi atau pernapasan cuping hidung
2. Adanya kepucatan atau sianosis warna kulit
3. Adanya suara serak, stridor, dan batuk
4. Perilaku: gelisah, takut
5. Adanya sakit tenggorok, adanya pembesaran tiroid, pengeluaran sekret,
kesulitan menelan.
6. Tanda-tanda: nyeri dada, nyeri abdomen, dyspnea
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi
2. Hambatan komunikasi verbal b.d iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau
pembekakan
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
4. Gangguan menelan b.d abnormalitas orofaring, gangguan neuro muskuler (hilangnya
reflek muntah)

Discharge planning

1. Menghindari makanan dan minuman yang bersifat dingin


2. Menghindari makanan yang memakai perasa dan bahan pengawet
3. Memakai masker di kawasan yang berdebu dan berpolusi
4. Minum suplemen dan olahraga secara teratur untuk menjaga daya tahan tubuh
5. Berkumur-kumur dengan air garam minimal 3-4 kali sehari
6. Mengkompres dengan air hangat pada leher
7. Istirahat dan tidur
C. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil intervensi


o keperawatan
1 Nyeri b.d iritasi NOC: NIC
jalan napas atas Mampu Lakukan pengkajian

sekunder akibat mengontrol nyeri secara

infeksi nyeri(tahu komprehensif


penyebab nyeri, termasuk
mampu karakteristik ,
menggunakan lokasi, durasi,
tehnik frekuensi, kualitas
nonfarmakologi dan faktor
untuk mengurangi presipitasi
Observasi reaksi
nyeri, mencari
bantuan) non verbal dari
Melaporkan ketidaknyamanan.
bahwa nyeri Gunakan teknik

berkurang dengan komunikasi

menggunakan terapeutik untuk

majemen nyeri mengetahui


Mampu mengenali pengalamanan nyeri
nyerib(skala pasien.
Kaji kultur yang
intensitas,
memperngaruhi
frekuensi dan respon nyeri
tanda nyeri) Evaluasi
Menyatakan rasa pengalamanan nyeri
nyaman setelsh masa lampau
Evaluasi bersama
nyeri berkurang
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau.
Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan.
Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
kontrol nyeri seperti
suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor
presepitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
( farmakologi dan
non farmakologi )
dan ( interpersonal )
Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menemukan
intervensi
Ajarkan tentang
shock non
farmakologi
Berikan analgesik
teknik non
farmakologi
Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan
dengan dokter
2 Hambatan NOC : NIC :
Self estreem, Buat interaksi
komunikasi verbal
b.d iritasi jalan situasion terjadwal
Communication Dorong pasien ke
napas atas
impaired verbal kelompok atau
sekunder akibat
Kreiteria hasil : program
infeksi atau
Lingkungan yang keterampilan
pembekakan
supportif yang interpersonal
Identifikasi
bercirikan
hubungan dan perubahan perilaku

tujuan anggota tertentu


Berikan umpan
keluarga
Menggunakan balik positif bila

aktivitas yang pasien berinteraksi

menyenangkan, dengan orang lain.

menarik dan
menyenangkan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
Interaksi sosial
dengan orang,
kelompok atau
organisasi
Memahami
dampak dari
perilaku diri pada
interaksi sosial
3 Intoleransi aktivitas NOC NIC
Kolaborasikan
b/d kelemahan, Energy
dengan tenaga
conversation
Activity tolerance Rehabilitasi Medik
Self care: ADLs
dalam
Kriteria Hasil: merencanakan
Berpartisipasi program terapi
dalam aktivitas Bantu klien untuk
fisik tanpa disertai mengidentifikasi
peningkatan aktivitas yang
tekanan darah, mampu dilakukan
Bantu untuk
nadi, dan RR
Mampu memilih aktivitas
melakukan konsisten yang
aktivitas sehari- sesuai dengan
hari(ADLs) secara kemampuan fisik,
mandiri psikologi, dan social
Tanda-tanda vital Bantu untuk
normal mengidentifikasi
Energy dan mendapatkan
psikomotor sumber yang
Level kelemahan
diperlukan untuk
Mampu
altivitas yang
berpindah: dengan
diinginkan
atau tanpa bantuan
Bantu untuk
alat
mendapatkan alat
Status
bantuan aktivitas
kardiopulmonari
seperti kursi roda,
adekuat
Sirkulasi status krek
Bantu untuk
baik
mengidentifikasi
Status respirasi: aktivitas yang
pertukaran gas disukai
Bantu klien untuk
damn ventilasi
membuat jadwal
adekuat
latihan diwaktu
luang
Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon
fisik, emosi, sosial
dan spiritual
4 Gangguan menelan NOC NIC
b.d abnormalitas
Pencegahan Memantau tingkat

orofaring, aspirasi kesadaran, refleks


Ketidakefektifan
gangguan neuro batuk, reflek
pola menyusui
muskuler muntah dan
Status menelan:
(hilangnya reflek kemampuan
tindakan pribadi
muntah) menelan
untuk mencegah
Memonitorstatus
pengeluaran
paru
cairan dan partikel
menjaga/mempertah
padat ke dalam
ankan jalan napas
paru Posisikan tegak 90
Status menelan:
drajat atau sejauh
fase esofagus:
mungkin
penyaluran cairan Jauhkan manset
atau partikel padat trakea meningkat
dari faring Jauhkan pengaturan
kelambung hisap yang tersedia
Status menelan: Menyuapkan
fase oral: makanan dalam
persiapan, jumlah kecil
penahanan dan Periksa penempatan

pergerakan cairan tabung NG

atau partikel padat gastrostomy

kearah posterior sebelum menyusui


Periksa tabung NG
dimulut
Status menelan: atau gastrostomy

fase faring: sisa sebelum makan


Hindari makanan
penyaluran cairan
jika residu tinggi
atau partikel padat
tempat perwarna
dari mulut ke
dalam tabung
esofagus
pengisi NG
Kriteria Hasil:
Hindari cairan atau
Dapat menggunakan zat
mempertahankan pengental
makanan dalam Penawaraan
mulut makanan atau cairan
Kemampuan yang dapat dibentuk
menelan adekuat menjadi bolus
Pengiriman bolus
sebelum menelan
ke hipofaring Potong makanan
selaras dengan menjadi potong-
refleks menelan potong kecil
Kemampuan Permintaan obat
untuk dalam bentuk obat
mengosongkan mujarab
rongga mulut Istirahat atau
Mampu menghancurkan pil
mengontrol mual sebelum diberikan
dan muntah Jauhkan kepala
Imobilitas tempat tidur
konsekuensi: ditinggikan 30
fisiologis sampai 45 menit
Pengetahuan setelah makan,
tentang prosedur sesuai
pengobatan Sarankan
Tidak ada barpidato/berbicara
kerusakan otot patologi
tenggorokan atau berkonsultasi
otot wajah Sarankan barium
menelan, menelan kue atau
mengerakkan vidio fluoroskopi,
llidah, atau refleks sesuai
muntah
Pemulihan pasca
prosedur
pengobatan
Kondisi
pernapasan,
ventilasi adekuat
Mampu
melakukan
perawatan
terhadap non
pengobatan
parenteral
Mengidentifikasi
faktor emosi atau
psikologis yang
memghambat
menelan
Dapat
mentoleransi
ingesti makanan
tanpa tersedak
atau aspirasi
Menyusui adekuat
Kondisi menelan
bayi
Memelihara
kondisi gizi:
makanan dan
asupan cairan ibu
dan bayi
Hidrasi tidak
ditemukan
Pengetahuan
mengenai cara
menyusui
Kondisi
pernafasan
adekuat
Tidak terjadi
gangguan
neurologis

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan olehbakteri atau virus tertentu.Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok. (Wikipedia.com).

B. Saran
Faringitis dapat dicegah sejak dini dengan pengaturan gaya hidup terutama dalam
pengkonsumsian makanan dan orang perokok lebih rentan terkena penyakit faringitis. Kita
selaku tenga kesehatan menginformasikan bagimana pencegahan,pengobatan yang dapat
dilakukan oleh pasien faringitis, sehingga tidak akan menimbulkan tingkat keparahan yang
kronis.
Daftar Pustaka

http://mydocumentku.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien_1

Huda Amin Nuratif . Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis


Nanda Nic Noc. 2013: jilid 1

Você também pode gostar