Você está na página 1de 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

ANALISIS KASUS KEGIATAN USAHA


PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH YAKASABA
DI KABUPATEN MUARA ENIM SUMSEL

Disusun Oleh :
Sri Mulyani NPM. 0516104076

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS WIDYATAMA
KOTA BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Peranan UUD 1945 dalam kehidupan bernegara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sesuai dengan kata pepatah Tak Ada Gading yang Tak Retak.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun untuk makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi
penulis.

Bandung, November 2016

Penyusun

2 | Universitas Widyatama Bandung


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,


atau disingkat UUD 1945 atau UUD 45, adalah hukum dasar
tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik
Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar
negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27
Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17
Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5
Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara
aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Pada era atau zaman modern ini sangat banyak warga Negara
Indonesia sendiri baik itu orang tua, pemuda maupun anak-anak yang
belum memahami tentang UUD 1945. Bagaimana pengertian UUD 1945
itu dan maupun peranan dan fungsi bagi kehidupan bernegara.
Oleh Karena itu, dengan adanya pembuatan makalah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca agar dapat
memahami tentang apa itu pengertian UUD 1945 maupun peranan dan
fungsi bagi kehidupan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


Sejauh manakah peran dan fungsi UUD 1945 di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia?

1 | Universitas Widyatama Bandung


1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi


bahan dan sekaligus untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Dan juga untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca agar lebih memahami pengertian UUD 45 serta peran UUD 1945
dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia.

2 | Universitas Widyatama Bandung


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
atau disingkat UUD 1945 atau UUD 45, adalah hukum dasar
tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik
Indonesia saat ini.

UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara


oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27
Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17
Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5
Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara
aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali


perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga
dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

2.2 Naskah Undang-Undang Dasar 1945


Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan,
Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal
yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri
dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan
Tambahan), serta Penjelasan.
Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab,
37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan
Tambahan.
Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam

3 | Universitas Widyatama Bandung


Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada
Opini.

2.3 Sejarah
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang
menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang
berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945,
Ir.Soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi
nama Pancasila. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI
membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk
merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD
1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban
menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah
Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus
1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang
Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Nama
Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah
Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua
tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan
UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
2.3.1 Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat
dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan
perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden
Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa
KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum
terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensial
(Semi-Parlementer) yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan
perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.

4 | Universitas Widyatama Bandung


2.3.2 Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949-17 Agustus
1950)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
Bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang
didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara
bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam
negerinya.
2.3.3 Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)
Pada periode UUDS 50 ini diberlakukan sistem Demokrasi
Parlementer yang sering disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula
kabinet selalu silih berganti, akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar,
masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau
golongannya. Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem
Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia selama hampir 9 tahun,
maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi
Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD
1945. Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan
Indonesia membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta
merintangi pembangunan semesta berencana untuk mencapai masyarakat
adil dan makmur; sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan dekrit
mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945
serta tidak berlakunya UUDS 1950.
2.3.4 Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959-11 Maret 1966)
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana
banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal
menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959,
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar,
menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada
waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di


antaranya:

5 | Universitas Widyatama Bandung


Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta
Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara

MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30


September Partai Komunis Indonesia

2.3.5 Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1996-21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan
menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang
sangat sakral, melalui sejumlah peraturan:

Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR


berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak
akan melakukan perubahan terhadapnya

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara


lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945,
terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang


merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

2.3.6 Periode 21 Mei 1998-19 Oktober 1999


Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden
Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi
Timor Timur dari NKRI.
2.3.7 Periode perubahan UUD 1945
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya
perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan
perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan
tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),
6 | Universitas Widyatama Bandung
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang
terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan
rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum
cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan


aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian
kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal
lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat
structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem
pemerintahan presidensial.

2.4 Peranan dan Fungsi UUD 1945 dalam Sistem Pemerintahan Republik
Indonesia
2.4.1 Sistem Politik Indonesia
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan.
Para Bapak Bangsa (the Founding Fathers) yang meletakkan dasar
pembentukan negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal
dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan
pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah
Republik Indonesia Serikat (RIS) selama tujuh bulan (27 Desember 1949 -
17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk pemerintahan republik.
Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan

7 | Universitas Widyatama Bandung


daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat
sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk
mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
2.4.2 Undang-Undang Dasar 1945
Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-undang Dasar (UUD)
1945, yang mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara
negara; kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara
(legislatif, eksekutif, dan yudikatif). UUD 1945 juga mengatur hak dan
kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) yang merupakan lembaga tertinggi negara dan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).
Lembaga Eksekutif terdiri atas Presiden, yang dalam menjalankan
tugasnya dibantu oleh seorang wakil presiden dan kabinet. Di tingkat
regional, pemerintahan provinsi dipimpin oleh seorang gubernur,
sedangkan di pemerintahan kabupaten/kotamadya dipimpin oleh seorang
bupati/walikota.
Lembaga Yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang
dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA) sebagai lembaga kehakiman
tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain yang berada di bawahnya.
Fungsi MA adalah melakukan pengadilan, pengawasan, pengaturan,
memberi nasehat, dan fungsi adminsitrasi.
Saat ini UUD 1945 dalam proses amandemen, yang telah
memasuki tahap amandemen keempat. Amandemen konstitusi ini
mengakibatkan perubahan mendasar terhadap tugas dan hubungan
lembaga-lembaga negara.
2.4.3 Fungsi Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 sebagai sumber pokok sistem pemerintahan RI, terdiri
atas:
1. Hukum Dasar Tertulis:
UUD 1945 (Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan)
2. Hukum Dasar Tidak Tertulis:

8 | Universitas Widyatama Bandung


Undang-Undang Dasar suatu negara merupakan Hukum Dasar yang
tertinggi dalam negara tersebut. Undang-Undang Dasar ini dapat tertulis
maupun tidak tertulis. Undang- Undang Dasar adalah merupakan program
yang sengaja dibuat yang memuat segala hal yang diaggap menjadi asas
fundamental dari negara waktu itu, sehingga Undang- Undang Dasar
tertulis menjamin kepastian hukum. Undang-Undang Dasar biasanya
mengandung :
1. Ketentuan-ketentuan tentang Organisasi negara dan pemerintahannya
2. Batas tugas dan kekuasaan Negara dan aparatur Pemerintah
3. Hubungan antara Aparaturnya dengan warga negara dan sebaliknya
4. Kewajiban-kewajiban dan hak-hak pokok dari warga negaranya
Sebagai hukum dasar UUD 45 mengatur dan membatasi kekuasaan
yang bersifat mengikat & harus menjadi acuan bagi setiap kebijakan dalam
kehidupan bernegara.
Pemahaman materi UUD 45 mutlak diperlukan bagi segenap
komponen bangsa baik para pejabat, pemimpin/tokoh masyarakat dan juga
masyarakat umum.
Sosialisasi materi UUD 45 setelah amandemen masih relatif sangat
kurang. Diharapkan dapat dirumuskan suatu metoda penyampaian dan
penjelasan materi UUD 45 hasil amandemen yang bekerja efektif, teratur
serta dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Pada masa pemerintahan ORBA banyak terjadi penyimpangan baik
di bidang Politik dan Ekonomi, karena tidak adanya kontrol terhadap
jalannya kekuasaan, kurangnya semangat para pemimpin bangsa & adanya
beberapa kelemahan dalam UUD 45 sehingga cita-cita bangsa yg
terkandung dalam pembukaan UUD 45 tidak dapat diwujudkan melalui
mekanisme bernegara yang terkandung didalam pasal-pasalnya.
Selama ini peranan UUD 45 sangat penting :
1. Sebagai simbol kemerdekaan dan perlawanan terhadap penjajah
2. Sebagai lambang kesetiaan kepada NKRI dan lambang persatuan dan
kesatuan bangsa.

9 | Universitas Widyatama Bandung


3. Sebagai lambang perlawanan dalam menegakkan kebenaran dan
keadilan.

2.4.4 Prinsip Dasar Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan


Republik Indonesia
Bagi bangsa Indonesia Pancasila sebagai landasan idiil memiliki
arti sebagai pandangan hidup dan jiwa bangsa, kepribadian bangsa, tujuan
dan cita-cita bangsa, cita-cita hukum bangsa dan negara, serta cita-cita
moral bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan yang pasti
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Ada dua hal
yang mendasar yang digariskan secara sistematis, yaitu Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum, dan tata urut peraturan perundangan
Republik Indonesia adalah UUD 1945, Tap MPR, UU dan Perpu, PP,
Keputusan presiden (Keppres), dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Beberapa prinsip dasar sistem pemerintahan Indonesia yang terdapat
dalam UUD 1945 (setelah diamandemen) adalah : Indonesia adalah negara
hukum, sistem konstitusi, kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR,
Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di
bawah majelis, presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR, menteri
negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada DPR, dan kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Sistem Pemerintahan Republik Indonesia dijelaskan Undang-Undang
Dasar 1945, terdiri atas 7 kunci pokok, yaitu :

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum Negara hukum


Indonesia adalah negara hukum material, yaitu disamping memenuhi
syarat sebagai negara hukum formal ditambah dengan pemerintah
bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Adapun syarat negara
hukum formal adalah :
a. Adanya pemisahan kekuasaan (schending van machten)

10 | Universitas Widyatama Bandung


b. Pemerintah berdasarkan Undang-Undang
c. Adanya pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia
d. Adanya peradilan tata usaha negara
Negara Indonesia tidak menganut Pemisahan Kekuasaan,
melainkan menganut Pembagian Kekuasaan yang membagi kekuasan
menjadi 6, yaitu :
a. Kekuasaan Konstitutif (MPR)
b. Kekuasaan Legislatif (Presiden dan DPR)
c. Kekuasaan Eksekutif (Presiden)
d. Kekuasaan Konsultatif (DPA)
e. Kekuasaan Yudikatif (MA)
f. Kekuasaan Inspektif (BPK)
Pemerintah Indonesia selalu melaksanakan tugasnya berdasarkan
Undang-Undang sehingga tindakannya selalu berdasarkan hukum Sampai
Era reformasi sebelum adanya amandemen.

2. Sistem Konstitusional : Pemerintahan berdasarkan atas sistem


konstitusional (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekusaan
yang tidak terbatas). Sistem ini menegaskan bahwa cara pengendalian
pemerintah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi ditangan MPR Menurut pasal 1 ayat
(2) Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan
demikian MPR adalah mendatarisnya rakyat yang mempunyai
kekuasaan tertinggi di Indonesia. Sesudah diadakan amandemen
terhadap Undang-Undang Dasar 45 pasal 1 ayat (2) berbunyi :
Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar.
4. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi di bawah
MPR. Menurut penjelasan UUD-45 dinyatakan bahwa dibawah
majelis permusyawaratan rakyat Presiden ialah penyelenggara

11 | Universitas Widyatama Bandung


pemerintah tertinggi. Hal ini wajar karena Presiden adalah mandataris
MPR.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR Dalam penjelasan
UUD-45 dinyatakan bahwa disamping Presiden ialah Dewan
Perwakilan Rakyat. Presiden harus bekerja sama dengan DPR dalam
membuat Undang-Undang. Kedudukan Presiden adalah sejajar dengan
DPR. Sesudah diadakan amandemen terhadap UUD-45 pembuat
Undang-Undang bisa saja diusulkan oleh Presiden tetapi keputusan
tetap di tangan DPR.
6. Menteri negara ialah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak
bertanggung jawab kepada DPR Dalam penjelasan UUD-45
dinyatakan bahwa Presiden mengangkat dan memberhentikan Menteri
Negara, sehingga kedudukan Menteri Negara tergantung kepada
Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas Penjelasan UUD-45
menyatakan bahwa meskipun Kepala Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR ia bukan diktator artinya kekuasaannya tidak tak terbatas.
Ia harus tunduk kepada Undang-Undang Dasar, tap-tap MPR dan
peraturan lain, serta dibatasi juga oleh Menteri Negara Kekuasaannya.
Sehingga ia bukan dictator. Sesudah diadakan amandemen terhadap
UUD-45 penjelasan UUD-45 dihapuskan.

12 | Universitas Widyatama Bandung


BAB III
KESIMPULAN

Pengertian UUD 1945 ialah hukum tertulis atu keseluruhan naskah yang
terdiri dari dan tersusun atas tiga bagian yaitu pembukaan, batang tubuh, dan
penjelasan.
Fungsi Undang-Undang Dasar dalam masyarakat : mengatur dan
membatasi kekuasaan yang bersifat mengikat & harus menjadi acuan bagi setiap
kebijakan dalam kehidupan bernegara.
Pemahaman materi UUD 45 mutlak diperlukan bagi segenap komponen
bangsa baik para pejabat, pemimpin/tokoh masyarakat dan juga masyarakat
umum.
Sosialisasi materi UUD 45 setelah amandemen masih relatif sangat
kurang. Diharapkan dapat dirumuskan suatu metoda penyampaian dan penjelasan
materi UUD 1945 hasil amandemen yang bekerja efektif, teratur serta dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

13 | Universitas Widyatama Bandung


DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi . 2007 . Pendidikan Kewarganegaraan . Yogyakarta :


Paradigma, Edisi pertama.

Afrizal, Muhammad. 2013. Peranan dan Fungsi UUD 1945 . (Online).


(http://afrizalchelsea.blogspot.co.id/2013/11/peranan-dan-fungsi-uud-
1945.html)
Dikses 28 November 2016 Pukul 15.04

Você também pode gostar