Você está na página 1de 9

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


( DIT. JEN. P2P )
KEMENTERIAN KESEHATAN

LAPORAN PERJALANAN DINAS

I. NAMA PEGAWAI

1. NAMA : Fachri Lati, SKM


NIP : 1989049 201503 1 001
PANGKAT / GOL. : Penata Muda/ IIIa
JABATAN : Staf Seksi Surveilans Epidemiologi BTKLPP Kelas I Manado

II. TANGGAL : 28 November-02 Desember 2016

III. PEJABAT YANG DITEMUI :


1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
2. Kabid P2P Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango
4. Kepala Bidang P2 Dinas Kesehatan Kab.Bone Bolango
5. Pengelola Program PTM Dinas Kesehatan Kab.Bone Bolango
6. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango
7. Kepala Tata Usaha Kantor Satpol PP Kabupaten Bone Bolango
8. Kepala Puskesmas Tilongkabila

IV. TEMPAT YANG DIKUNJUNGI:


1. Kantor Dinas Kesehatan Kab.Bone Bolango
2. Kantor Dinas Pendidikan Kab.Bone Bolango
3. Kantor Satpol PP Kabupaten Bone Bolango
4. UPTD Puskesmas Tilongkabila.
Beberapa Sekolah (3 SD, 3 SMP, dan 4 SMA) di wilayah Kab. Bone Bolango yang terdiri
dari
5. SMP Negeri 1 Tilongkabila.
6. SDN 1 Tilongkabila
7. SDN 2 Kabila
8. SMA Negeri 1 Suwawa
9. Yayasan Al-Fath Wiraga Mulia SMA Terpadu Wira Bhakti
10. SMA Negeri 1 Kabila
11. SMP Negeri 1 Tapa
12. SMA Negeri 1 TAPA
13. SMP Negeri 1 Kabila
14. SDN 2 Tapa

V. MAKSUD PERJALANAN DINAS


Review Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kabupaten Kab.Bone Bolango

VI. LATAR BELAKANG


Kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia masih menimbulkan perdebatan yang
panjang, mulai dari hak asasi seorang perokok, fatwa haram merokok di tempat umum sampai
dengan dampak anti rokok terhadap perekonomian dan tenaga kerja di Indonesia. Padahal hasil
kajian di beberapa negara menunjukkan bahwa kebijakan merupakan cara yang efektif untuk
mengendalikan tembakau atau lebih khusus untuk mengurangi kebiasaan merokok. Kebiasaan
merokok merupakan salah satu perubahan gaya hidup yang disebabkan oleh efek globalisasi yang
dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
Menurut data WHO (World Health Organization), kematian 6 juta orang tiap tahunnya
disebabkan oleh kebiasaan merokok, termasuk di dalamnya yaitu perokok pasif sejumlah 600.000
meninggal akibat terpapar asap rokok. Jika hal ini terus berlanjut, maka diprediksikan pada tahun
2030 akan terjadi kematian 8 juta orang tiap tahunnya, dimana 80% terjadi di negara miskin dan
berkembang (WHO, 2011). Data Youth Tobacco Surve (GYTS) 2009 menunjukkan bahwa 20,3%
remaja usia 13-15 tahun pernah merokok. Perokok Pemula remaja usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat
dalam 10 tahun terakhir dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010 (SKRT, 2001;
RISKESDAS, 2010).
Hasil Jajak Pendapat Siswa Sekolah Menengah Terhadap Larangan Iklan dan Sponsor Rokok
Tahun 2013 Dit PPTM Kemenkes RI dengan PUSLITKES UI juga menunjukkan bahwa usia pertama
kali merokok sejak usia dibawah lima tahun sebanyak 2-7,5% dan mulai merokok pada usia 6-12
tahun sebanyak 27-68,5%. Siswa yang merokok kurang dari 7 hari dalam sebulan (72-94%).
Merokok lebih dari 20 hari dalam sebulan berkisar antara 2,7-13%. Serta sebanyak 75-88% siswa
menghisap rokok kurang dari 12 batang dan siswa yang mengaku menghisap rokok 100 batang
dengan persentase 0,7-8%.
Dalam hal pencegahan, upaya yang dapat dilakukan di antaranya yaitu dengan menjauhkan
anak dari kases rokok, perlindungan dari sasaran marketing industry rokok (dengan pelarangan
iklan, promosi dan sponsor rokok), pemberian inormasi yang benar dan baik tentang bahaya rokok
(edukasi, peringatan kesehatan bergambar) dan perlindungan dari terpapar asap rokok, penerapan
Kawasan Tanpa Rokok, termasuk ketentuan bahwa tempat khusus untuk merokok harus terbuka
dan berhubungan langsung dengan udara luar (untuk tempat kerja dan tempat umum), larangan
iklan, promosi dan sponsorship, perlindungan pada anak dibawah usia 18 tahun. Pelarangan ini
dimaksudkan sebagai upaya dalam penanggulangan masalah tembakau sebagai akibat tingginya
dampak penyakit yang ditimbulkan karena produk tembakau / rokok dengan mempersempit
jangkauan anak untuk memperoleh produk tembakau dan untuk menghindari penjualan kepada
anak dibawah umur, serta melakukan screening dan konseling UBM di Sekolah-Sekolah.
Pemerintah berupaya untuk merumuskan berbagai regulasi dan kebijakan yang dapat
diimplementasikan dalam menanggulangi dampak bahaya rokok tersebut diantaranya melalui
Undang-Undang Kesehatan No. 36/2009. Berdasarkan berbagai kebijakan tersebut, salah satu
kebijakan yang wajib diimplementasikan oleh seluruh daerah di Indonesia adalah menetapkan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang dapat dimulai dari institusi kesehatan, pendidikan dan tempat-
tempat umum lainnya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No.36/2009 pasal 115
ayat 2 yang menyatakan bahwa Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok
didaerahnya. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk
merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/ atau mempromosikan produk
tembakau. Guna mendukung pengembangan KTR di seluruh daerah, maka dikeluarkan peraturan
bersama Menteri Kesehetan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 Nomor 7
tahun 2011 tentang pedoman Pelaksanaan KTR, yang ditindaklanjuti dengan surat Menteri Dalam
Negeri Nomor 440/885/SJ tanggal 22 Maret 2011 (DItjen P2PL, 2015).
Kawasan Tanpa Rokok yang dimaksud antara lain fasilitas pelayanan kesehatan, tempat
proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan
tempat umum serta tempat lain yang ditetapkan. Amanat Undang-Undang Kesehatan No.36/2009
yang mewajibkan tiap daerah untuk menetapkan Kawasan Tanpa Rokok disambut baik oleh
beberapa daerah di Indonesia termasuk salah satunya adalah Provinsi Gorontalo yang menyusun
peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok di daerahnya masing-masing. Daerah-daerah tersebuta
antara lain Kota Gorontalo yang menetapkan Surat Edaran Walikota dan Kabupaten Bone Bolango
yang menetapkan Peraturan Bupati Bone Bolango No 48 Tahun 2011 Tentang Kawasan Bebas
Rokok.
Pelaksanaan peraturan daerah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) akan memberikan banyak
manfaat baik bagi masyarakat, pengelola rumah makan dan restoran serta pimpinan kantor yaitu
dapat menghargai dan melindungi hak asasi bukan perokok, meningkatkan produktivitas kerja,
menurunkan angka kesakitan akibat kebiasaan merokok, memberikan citra atau image positi bagi
masyarakat lainnya atau tempat kerja yang menerapkannya. Berdasarkan hal tersebut maka Tim
Kementerian Kesehatan melakukan kegiatan Review implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di
Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo

VII. HASIL:
a. Hari pertama
Tim pusat berangkat pagi hari dan sampai di Provinsi Gorontalo langsung menuju Dinas
Kesehatan Provinsi dan bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang P2P, dan
Kasi P2 serta dengan pengelola program P2PTM.
Kegiatan di Dinkes Provinsi:
Tim berdiskusi dan menyampaikan maksud dan tujuan review implementasi kawasan
tanpa rokok (KTR) di Dinas Kesehatan Provinsi.
Tim melakukan Sosialisasi awal Review Implementasi KTR di Dinas Kabupaten
dengan lintas terkait
Penyampaian teknis pelaksanaan Review Implementasi KTR di Dinas Kabupaten Bone
Bolango dengan mengundang lintas sector seperti satpol PP dan Dinas Pendidikan
Kabupaten Bone Bolango.
Dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi.
Tim membagi dua dalam pelaksanaan Review Implementasi KTR di 2 lokasi berbeda
dengan target masing-masing tim 1 sebanyak 5 sekolah dan 4 SKPD sedangkan Tim 2
melakukan observasi dan survey ke 5 sekolah yang terpilih.
b. Hari ke-dua dan ke-tiga
Tim berangkat dari Dinas Kesehatan Prov menuju ke Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone
Bolango untuk melaksanakan kegiatan review implementasi KTR selama 2 hari berturut-turut
ke 10 sekolah , 1 fasilitas kesehatan dan 3 instansi pemerintah (SKPD).

c. Hari ke-empat
Tim pusat merekapitulasi seluruh kegiatan review implementasi di dua kabupaten/Kota dan
pendamping Dinas Kesehatan provinsi mempersiapkan undangan serta pelaksanaan
pertemuan sosialisasi hasil Review KTR di Kota Gorontalo dan Kab.Bone Bolango.

d. Hari ke-lima
Tim pusat melakukan sosialisasi hasil review implementasi KTR di Dinas Kesehatan Provinsi
Provinsi Gorontalo, tempat di Gedung pertemuan Restaurant Maar Sharon Kota Gorontalo.
yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi , Dinas Pendidikan Prov.Gorontalo, Bagian
Hukum Setda Provinsi, Kantor Satpol PP Provinsi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab
dan diskusi setelah selesai egiatan Tim pusat pamit dengan Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo dan para tamu kembali ke tempat asal instansi masing-masing.

VI. PERMASALAHAN
Permasalahan dalam pelaksanaan review implementasi KTR antara lain:
a. Belum tersosialisasi PERDA/PERBUB/PEGUB tentang KTR secara komprehensif.
b. Masih ada beberapa Instansi Pemerintah (SKPD) yang masih belum menerapkan KTR.
c. Belum adanya Tim pengawas kawasan tanpa rokok (KTR) di tingkat kabupaten maupun
SKPD
d. Masih ditemukan asbak dan puntung rokok di ruang kerja dan halaman gedung SKPD dan
sekolah-sekolah.
e. Program kawasan tanpa rokok belum menyatu dengan program UKS dalam mengembangkan
Sekolah Sehat Bebas Asap Rokok.
f. Belum adanya penegakan hukum dan sanksi tegas tentang PERDA KTR untuk di sekolah dan
SKPD.

VIII. PENYELESAIAN/TINDAK LANJUT


Perlu sosialisasi PERDA KTR secara komprehensif pada Instansi Pemerintah/ SKPD dan
Sekolah serta seluruh lapisan masyarakat
Perlu Pembentukan tim pengawas KTR di lingkungan tempat kerja/ SKPD dan sekolah bagi
SKPD dan sekolah yang belum membentuk tim pengawas Khusus.

IX. SARAN SARAN :


1. Pembuatan peraturan atau surat edaran dari turunan PERDA
KTR didistribusikan dan dibuatkan spanduk besar serta di pasang di Space iklan di tempat yang
sangat strategis agar seluruh masyarakat dapat mengetahui PERDA tersebut.
2. Sosialisasi dampak rokok bagi kesehatan di institusi (SKPD) dan
sekolah perlu diintensikan.
3. Pemasangan spanduk Kawasan Tanpa Rokok di gerbang
masing-masing SKPD dan sekolah
4. Pendistribusian stiker KTR di masing-masing sekolah
diintensifkan.
5. Pelatihan Peningkatan SDM tenaga kesehatan dan guru upaya
berhenti merokok dalam rangka implementasi kawasan tanpa rokok (KTR).

Hasil Review Implementasi KTR

Rekapitulasi Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Provinsi Papua

NAMA NAMA ATURAN KTR BENTUK REGULASI KETERANGAN


(Perda/Pergub/Perwali/P (Lampiran
No Tidak erbup/ aturan/
PROVINSI KAB/KOTA Ada
Ada
SK Gub-Bupati-Walikota) No. Aturan KTR)
Prov.Goront
alo

No.48 Tahun
2011
1 Kab. Bone Bolango v Peraturan Bupati
Tentang Kawasan
Bebas Rokok

Catatan:
Kab. Bone Bolango PERDA KTR sudah diketok palu dan saat ini sedang proses penomoran PERDA
Kesimpulan:

1. Sekolah yang disupervis di wilayah Kabupaten Bone Bolango sekolah yang telah menerapkan
KTR adalah hanya mencapai 40%.
2. Puskesmas di Kabupaten Bone Bolango telah menerapkan KTR
3. Tempat Kerja Pemerintah (SKPD) yang disupervisi di Kabupaten Bone Bolango SKPD hanya
Kantor Ssatpol PP yang telah menerapkan KTR, dan yang tidak menerapkan KTR adalah
Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan.
4. Masih ditemukan orang yang merokok dan asbak di ruang tempat kerja serta puntung rokok
dan tercium bau asap rokok didalam gedung yang tidak menginplemntasikan KTR.
5. Di Kab.Bone Bolango yang disupervisi sebanyak 60% Kepala sekolah, dan Guru mengetahui
tentang Permendikbud Nomor: 64 Tahun 2015.
6. 90% Guru sekolah yang telah dilakukan disupervisi di Kab Bone Bolango mengetahuhi
Perbub Bone Bolango Nomor 48 Tahun 2011 tentang Kawasan Bebas Rokok.
7. Masih ditemukan puntung rokok di dalam lingkungan sekolah dan SKPD/Fasyankes
8. Berdasarkan hasil FGD dengan siswa/siswi pada 2 sekolah di Kab.Bone Bolango
menunjukkan bahwa 99% siswanya mengerti dan paham tentang dampak buruk
mengkonsumsi rokok.
9. Belum adanya Tim Pengawas pelaksanaan PERDA KTR di tingkat Kabupaten, SKPD,
Fasyankes dan Sekaolah

Saran

1. Sosialisasi dan Edukasi secara komprehensif PERDA Kab. Bone Bolango Nomor 48 Tahun
2011 tentang Kawasan Bebas Rokok di Institusi/SKPD dan sekolah (guru dan siswa)

2. PERDA tentang KTR di Kabupaten Bone Bolango harus segera disosialisikan secara intensif
3. Membuat Paraturan atau Surat Edaran Bupati yang telah memiliki PERDA tentang KTR
4. Pemerataan distribusi stiker dan spanduk KTR baik di SKPD/Fasyankes dan sekolah

5. Tidak diperkenankan Area Smoking/ tempat rokok di dalam gedung.

6. Pembentukan Tim pengawas KTR di Tatanan SKPD dan Sekolah


7. Sosialisasi Penegakan Hukum KTR
8. Pelatihan petugas penegakan hukum KTR
9. Akselerasi penyusunan PERDA KTR di Kabupaten perlu dipercepat.

Gorontalo, 02 Desember 2016


Yang melakukan perjalanan dinas :

1. Fachri Latif, SKM


DOKUMENTASI SOSIALISASI DI KABUPATEN

Foto Sosialisasi Review KTR di Dinas Foto bersama dengan Peserta Sosialisasi
Kesehatan Kab Bone Bolango Review KTR di Dinas Kesehatan Kab Bone
Bolango

-
DOKUMENTASI PELAKSANAAN REVIEW KTR DI SKDP & FASYANKES
DOKUMENTASI PELAKSANAAN REVIEW KTR TINGKAT SEKOLAH
Proses FGD dengan Siswa dan Siswi

Você também pode gostar