Você está na página 1de 8

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume IX, Nomor 1 : 3-10,1984

PENGUKURAN SALINITAS AIR LAUT DAN PERANANNYA


DALAM ILMU KELAUTAN
Oleh
Dharma Arief

ABSTRACT

SALINITY MEASUREMENT OF SEA WATER AND ITS ROLE IN MARINE


SCIENCE. One of the basic parameters in marine sciences is salinity. The concept of
salinity and its measurement technique have developed due to progress in technology.
Some definitions and methods of measurement of salinity are reviewed with the focus
of discussion on measurement of salinity by using salinometer. Some roles of salinity
in marine sciences are mentioned briefly.

PENDAHULUAN 1859 oleh FORCHHAMMER, sampai saat


kini masih berlaku bahwa air laut mempu-
Salah satu besaran dasar dalam bidang
nyai perbandingan komposisi garam yang
ilmu kelautan adalah salinitas air laut.
Salinitas seringkali diartikan sebagai kadar sama untuk hampir semua perairan di dunia.
garam dari air laut, walaupun hal tersebut Memanfaatkan hal tersebut, maka penentuan
tidak tepat karena sebenarnya ada perbeda- salinitas air laut dapat dilakukan melalui
an antara keduanya. Definisi tentang salini- pengukuran kadar khlor dalam air laut
tas pertama kali dikemukakan oleh C. yang disebut khlorinitas air laut. Definisi
FORCH; M. KNUDSEN dan S.PX. SOREN- tentang khlorinitas diusulkan oleh J.P.
SEN tahun 1902. Salinitas didefinisikan JACOBSEN dan M. KNUDSEN tahun 1940
sebagai berat dalam gram dari semua zat yaitu sebagai jumlah gram dari atom perak
padat yang terlarut dalam 1 kilo gram air yang diperlukan untuk mengendapkan se-
laut jikalau semua brom dan yodium digan- mua halogen dalam 0,325234 kg air laut.
tikan dengan khlor dalam jumlah yang Khlorintitas dinyatakan dalam g/kg yang
setara; semua karbonat diubah menjadi umumnya dituliskan dengan lambang
oksidanya dan semua zat organik dioksida- atau ppt.
sikan. Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg
yang umumnya dituliskan dalam atau ppt Hubungan antara salinitas dengan khlori-
yaitu singkatan dari part-per-thousand. nitas air laut diusulkan oleh M. KNUDSEN
pada tahun 1901, dan kemudian diterima
DEFANT pada tahun 1961 (MAMAYEV secara luas hingga saat ini. Rumus tersebut
1975), menunjukkan bahwa salinitas air selanjutnya dikenal sebagai "rumus Knud-
laut kira-kira 0,14 lebih kecil di- sen":
bandingkan dengan kadar garam sesungguh-
nya yang ada di air laut. Yang dimaksud Salinitas () = 0,30 + 1,805 x khlo-
dengan garam di sini ialah istilah garam da- rinitas ()
lam pengertian kimia, yaitu semua senyawa-
an yang terbentuk akibat reaksi asam dan Rumus Knudsen ini berlaku untuk salinitas
basa. Jadi bukannya garam dalam arti garam antara 2,69 hingga 40,18 Dalam tahun
dapur saja. 1962, The UNESCO Joint Panel on
Equiation of Sea Water mengusulkan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap hubungan baru yang merupakan modifikasi
komposisi garam di air laut sejak tahun dari rumus Knudsen yaitu :

1) Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Oseanologi Nasional - LIPI, Jakarta.


3

Oseana, Volume IX No. 1, 1984


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Salinitas () = 1,80655 x khlorinitas Metode ini hingga sekarang dikenal sebagai


() "Metode Knudsen" (U.S. HYDROGRAPHIC
OFFICE 1959). Dalam metode ini ion khlor
Perbedaan antara kedua rumus tersebut ada- diikat oleh ion perak sehingga terbentuk ga-
lah sekitar 0,0026 untuk salinitas antara ram perak yaitu perak khlorida (AgCl2)
32 38 . Perbedaan ini dapat diabaikan yang akan mengendap. Sebagai indikator
terhadap ketelitian dalam pengukuran reaksi tersebut digunakan garam khromat
salinitas. (K2CrO4). Jumlah ion perak yang dinyata-
Hubungan umum antara salinitas dengan kan dalam jumlah gram perak nitrat yang
khlorinitas tersebut tidak berlaku pada diperlukan dalam reaksi tersebut menun-
beberapa perairan tertentu yang kondisi jukkan besarnya nilai salinitas setelah dihi-
lingkungannya menyebabkan komposisi ga- tung melalui rumus konversi. Perincian se-
ramnya berbeda dengan air laut pada umum- lengkapnya mengenai persiapan pereaksi
nya, atau perairan yang mempunyai nilai dan pelaksanaan pengukuran dapat dibaca
salinitas yang tinggi, yaitu di atas 40 . dalam U.S. HYDROGRAPHIC OFFICE A
Contoh perairan tersebut adalah Laut Kas- (1959) Publication 607.
pia yang merupakan laut terisolasi oleh Ketelitian pengukuran berdasarkan meto-
daratan sekitarnya. Untuk perairan tersebut de Knudsen adalah 0,02 (MAMAYEV
berlaku hubungan salinitas dan khlorinitas 1975), dan metode ini sudah jarang diguna-
yang khusus. Sejalan dengan perkembangan kan oleh karena kurang praktis untuk dilaku-
teknologi, sejak tahun 1957 daya hantar kan di lapangan dan besar biayanya.
listrik air laut mulai digunakan dalam pe-
nentuan nilai salinitas air laut di dunia. b. Metode berat jenis
Oleh karena itu definisi mengenai salinitas Berat jenis air laut tergantung pada nilai
yang ada sebelumnya perlu dilengkapi suhu dan salinitasnya . Dengan menentukan
lagi mengingat definisi tersebut berdasarkan berat jenis dan suhu suatu air laut, maka
kepada metode titrasi kimia. Salah satu usul- nilai salinitas air laut tersebut dapat ditentu-
an tentang hal tersebut dilakukan oleh T.M. kan. Alat ukur yang menggunakan metode
DAUPHINE, F. CULKIN dan A POISON ini disebut Hydrometer. Ada dua jenis
(UNESCO 1979) yaitu daya hantar listrik hydrometer yaitu "density hydrometer"
pada 15C dari kg larutan kalium khlorida yang mengukur berat jenis air laut dan nilai
yang mengandung 32.4357 g KC1 salinitas dihitung dari tabel alat tersebut, dan
"salinity hydrometer" yang langsung menun-
METODE PENGUKURAN SALINITAS jukkan nilai slinitas air laut yang bersangkut-
AIR LAUT an. Ketelitian hydrometer hingga 0,10 .
Penentiuan nilai salinitas air laut dapat Alat ini biasanya digunakan sebagai alat ukur
dilakukan melalui berbagai cara, baik yang penguji sementara dan untuk pengukuran sa-
berdasarkan metode kimia maupun metode linitas secara kasar.
fisika. Diantaranya yang umum dilakukan c. Metode pembiasan cahaya
adalah : Cahaya yang menembus permukaan an-
a. Metode titrasi khlor. tara dua zat yang berbeda berat jenisnya
akan mengalami pembelokan arah penjala-
Metode titrasi khlor merupakan metode
rannya. Peristiwa ini dikenal dengan nama
klasik dalam pengukuran salinitas air laut.
pembiasan cahaya. Perbandingan antara si-
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh
nus sudut datang dan sinus sudut bias ca-
OTTO PATTERSON yang kemudian metode
haya disebut indeks bias. Indeks bias air
tersebut disempurnakan oleh M. KNUDSEN.

Oseana, Volume IX No. 1, 1984


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

laut merupakan fungsi dari suhu dan salinitas perlukan sistem alat ukur yang sangat peka
serta panjang gelombang cahaya. Dengan dan hal ini berkaitan erat dengan harga
mengukur suhu dan indeks bias air laut untuk alat ukur tersebut.
suatu panjang gelombang cahaya tertentu,
Alat ukur ini dapat dibedakan menjadi
nilai salinitas air laut dapat ditentukan.
dua kelompok, yaitu:
Alat ukur yang berdasarkan metode ini
dinamakan "refraktometer". Refraktometer 1. Alat ukur yang langsung mengukur nilai
memerlukan contoh air laut antara beberapa saiinitas ketika alat tersebut dicelupkan
tetes hingga sekitar 15 ml, tergantung pada ke dalam air. Umumnya di samping
jenis alatnya. Ketelitian alat ukur ini berkisar mengukur saiinitas, alat ini mengukur
antara 0,5 hingga 0,05 Alat ukur pula suhu air laut dan kedalaman pe
ini ringkas dan sangat praktis untuk ngukuran atau sejumlah besaran lainnya
digunakan di lapangan. seperti pH, kadar oksigen terlarut, kejer-
nihan air dan kecepatan suara di air
d. Metode daya hantar listrik
tergantung dari tipe alat ukurnya. Alat
Air laut merupakan suatu larutan elek- ukur yang termasuk dalam kelompok
trolit yang artinya dapat menghantarkan ini misalnya STD meter (Salinity, Tem
aliran listrik. Sifat daya hantar listrik ini perature, Depth meter), salithermograph
bergantung pada nilai salinitas dan suhu air (hanya mengukur saiinitas dan suhu air)
laut. Hubungan antara salinitas dengan daya dan jenis "water quality checker" se-
hantar listrik air laut pada 15 C adalah : perti Horiba.
Saiinitas = 2. Alat ukur yang memerlukan contoh air
laut. Alat ukur ini disebut "salinometer",
- 0,08996+ 28,79720R 15 - 12,800832R 2 15 dan pada umumnya salinometer mem-
punyai ketelitian yang lebih baik diban
-10,67869R315+ 5,98624R415 - l,32311R515 dingkan dengan alat ukur kelompok
pertama. Gambar 1 adalah contoh dari
salinometer.

dimana R15 adalah perbandingan antara PEMAKAIAN SALINOMETER UNTUK


daya hantar listrik air laut yang diukur MENGUKUR SALINITAS
terhadap hantar air laut bersalinitas 35
Pemakaian salinometer dalam pengukuran
pada suhu pengukuran 15 C.
saiinitas memerlukan adanya contoh air
Hampir semua pengukuran saiinitas dewa- laut, umumnya berkisar antara 50 ml hingga
sa ini menggunakan metode daya hantar 100 ml. Umumnya contoh air laut yang
listrik. Metode ini memberikan beberapa dikumpulkan selama suatu kegiatan lapang-
keuntungan dibandingkan dengan metode an meliputi contoh air laut di bagian per-
lain, antara lain pengukuran menjadi sangat mukaan air dan pada beberapa kedalaman
praktis dengan ketelitian yang tinggi. Kete- tertentu. Pengambilan air laut tersebut
litian alat ukur ini sangat bervariasi yaitu dilakukan dengan menggunakan alat khusus
antara 0,1 hingga 0,003 tergantung terutama untuk contoh air bukan pada per-
pada tujuan pengukuran yang dilakukan. mukaan air. Contoh alat khusus tersebut
Untuk studi biologi kelautan ketelitian diantaranya botol Nansen (Gambar 2).
sebesar 0,1 umumnya sudah dianggap Seringkali disebabkan oleh adanya ber-
sudah mencukupi, tetapi untuk studi bagai keterbatasan kerja di lapangan, contoh
dinamika massa air diperlukan ketelitian air laut yang diambil tidak langsung diukur
minimal 0,01 salinitasnya melainkan diukur setelah bebe-
Untuk mencapai ketelitian yang tinggi di-
5

Oseana, Volume IX No. 1, 1984


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 1. Salinometer

rapa hari sejak pengambilannya. Oleh karena dalming, Surrey - Inggris. Air laut baku
itu contoh air lau biasanya disimpan dalam tersebut dikemas dalam ampul gelas ber-
botol gelas yang tertutup rapat untuk meng- volume 300 ml. Air laut baku harganya
hindarkan terjadinya penguapan. Perubahan cukup mahal dan biasanya tersedia dalam
nilai salinitas akibat penyimpanan air laut jumlah terbatas, oleh karena itu pemakaian
tersebut biasanya masih dalam batas keteliti- air laut baku ini seringkali dibantu dengan
an yang dikehendaki oleh maksud peng- air laut yang disebut air laut anak baku
ukuran salinitas tersebut. Untuk air laut "(sub standard sea water"). Air laut anak
yang telah disaring dan disimpan dengan anak baku adalah air laut yang diambil pada
baik, perubahan nilai salinitasnya diketahui jarak yang cukup jauh dari daratan, mempu-
kurang dari 0,01 per bulan. nyai variasi salinitas yang kecil dan nilainya
Dalam melakukan pengukuran salinitas 35 , jernih dan mengandung sedikit
dengan salinometer diperlukan adanya air mungkin organisme seperti plankton. Air
laut yang telah diketahui nilai salinitasnya laut yang memenuhi syarat tersebut biasanya
dengan sangat teliti dan mendekati nilai dapat diperoleh pada kedalaman lebih 200
35 Air laut yang demikian itu dikenal meter. Air laut anak baku tersebut setelah
dengan nama air laut baku ("standard sea disaring terlebih dahulu dapat digunakan
water") dan dihasilkan oleh beberapa untuk pengukuran salinitas lebih dari 2
instansi tertentu yang diakui secara inter- bulan kemudian.
nasional. Dewasa ini air laut baku yang Setiap kali akan dipakai, salinometer ha-
digunakan oleh Lembaga Oseanologi Na- ms diuji terlebih dahulu kondisinya sesuai
sional - LIPI dikeluarkan oleh Institute of dengan prosedur yang dianjurkan dalam
Oceanographic Sciences, Wormley, Go- buku petunjuk alat. Tahap selanjutnya ada

Oseana, Volume IX No. 1, 1984


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 2. Botol Nansen dengan cara kerjanya.


Keterangan: A Botol terbuka
B Botol telah tertutup
C Botol yang tertutup dan pemukul menuju botol Nansen
berikutnya

lah melakukan pembakuan selinometer terse- dR = R15 - Rt = 10-5Rt(Rt - 1) (t - 15)


but terhadap air laut baku. Air laut anak ba-
ku harus ditentukan salinitasnya dengan teli- (96,7-72,0 R t +37.3 R t 2) -
ti setelah sebelumnya sel salinometer untuk
contoh air laut dibilas beberapa kali dengan (0,63+0,21 R t2)(t-15) sehingga
menggunakan air laut anak baku tersebut.
diperoleh R15 = Rt + dR
Pada umumnya nilai yang diperoleh dari
salinometer adalah nilai yang menyatakan
perbandingan daya hantar listrik antara
contoh air laut yang diukur terhadap air Dengan menggunakan rumus hubungan
laut bersalinitas 35, pada suhu peng- antara salinitas dengan R15 dari UNESCO,
ukuran. Nilai ini disebut sebagai daya han- maka nilai salinitas air laut dapat dihitung.
tar ratio dari contoh air tersebut. Jikalau Untuk mendapatkan ketelitian pengukuran
suhu air laut pada waktu pengukuran dilaku- yang tinggi, pengukuran suhu contoh air
kan tidak sama dengan 15C, misalnya laut perlu dilakukan dan dicatat. Untuk
tC, maka daya hantar ratio yang diperoleh pengukuran contoh air laut, nilai selintas
yaitu Rt harus dikonversikan dahulu menjadi yang telah diperoleh tersebut masih harus
daya hantar ratio pada suhu 15C yaitu ditambahkan dengan dua macam koreksi
R15, dengan faktor koreksi dR sebesar ; (BECKMAN INC) yaitu :
7

Oseana, Volume IX No. 1, 1984


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

1. Koreksi drift salinometer (Sd) 2. Koreksi kontaminasi (Sk )


Yang dimaksud dengan "drift salinome- Yang dimaksud dengan kontaminasi disini
ter" adalah perbedaan hasil pengukuran un- adalah pencampuran antara sisa air laut
tuk air laut yang sama akibat adanya perbe- dalam sel salinometer dari pengukuran sebe-
daan waktu pengukuran yang disebabkan lumnya dengan air laut yang akan diukur
oleh kondisi salinometer tersebut. Untuk kemudian. Walaupun sisa air laut tersebut
mengkoreksi drift saiinometer tersebut perlu sedikit. sedangkan perbedaan salinitas antara
diiakukan pengukuran ulang dari air laut kedua air laut tersebut cukup besar, maka
anak baku secara berkala dengan teliti, efek kontaminasi tersebut akan lebih besar
misalnya tiap 10 atau 20 kali pengukuran daripada ketelitian salinometer. Jadi hal
contoh air laut. Sebelum diiakukan tersebut tidak dapat diabaikan. Koreksi
pengukuran tersebut, sel salinometer harus ini hanya perlu diiakukan tanpa meiakukan
dibilas dulu beberapa kali dengan air laut pembilasan sel salinometer terlebih dahulu
anak baku tersebut. Jikalau terdapat perbe- dengan air laut yang akan diukur. Untuk
daan nilai salinitas antara 2 pengukuran menghitung kontaminasi ini (BECKMAN
air laut anak baku yang terturutan dan de- INC) perlu ditentukan dulu koefisien konta-
minasi C yaitu :
ngan menganggap bahwa drift salinometer
tersebut terjadi secara linier terhadap waktu, C = (Ssub-Ssub')/Ssub
maka nilai koreksi yang harus ditambahkan
kepada nilai salinitas contoh air laut adalah : dimana Ssub adalah salinitas air laut anak
baku Ssub' adalah salinitas air laut
S d = i / ( n + l)(S s u b 1 -S s u b 2 ) anak baku yang diukur tanpa
membillas terlebih dahulu sel
dimana: i adalah pengukuran contoh air salinometer yang sebelumnya telah
laut ke i dibilas beberapa kali dengan
n adalah jumlah pengukuran con- aquadest Salinitas aquadest dianggap
toh air laut antara 2 pengukuran sama dengan nol.
air laut anak baku yang Kemudian nilai koreksi kontaminasi Sk dihi-
bertumtan.
tung yaitu :
Ssub 1 dan Ssub 2 adalah salinitas
Sk=C(Si'-Si-1)
air laut anak baku hasil pengu-
kuran ke 1 dan 2 dimana Si-1 adalah nilai salinitas yang
telah dikoreksi terhadap suhu,
drift salinometer dan konta-
Dalam melakukan koreksi ini lama waktu
minasi.
yang sama untuk tiap kali pengukuran akan
memberikan nilai koreksi yang lebih baik. Si' adalah nilai salinitas yang
Kebutuhan akan air anak baku sebagai peng- telah dikoreksi terhadap su-
ukuran ada tidaknya drift salinometer me- hu dan drift salinometer
meriukan kondisi air laut anak baku tersebut untuk pengukuran contoh.
yang sama dalam tiap kali pengukuran. Oleh air laut ke i.
karena itu penyiapan air laut anak baku
yang cukup dan menghindarkannya dari PERANAN SALINITAS AIR LAUT
penguapan merupakan syarat mutlak yang Apa yang terjadi di alam umumnya meru-
harus dipenuhi. Pemakaian air laut baku da- pakan suatu proses yang rumit dan merupa-
lam hal ini akan lebih baik, tetapi akan me- kan rangkaian berbagai peristiwa yang
meriukan air laut baku dalam jumlah banyak

Oseana, Volume IX No. 1, 1984


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

saling berkaitan. Peristiwa-peristiwa tersebut hal demikian, kita perlu mempunyai


dipengaruhi. oleh berbagai faktor yang juga data suhu air laut. Hal itu disebab-
tidak berdiri sendiri, tetapi berinteraksi. kan karena tiap jenis massa air laut yang
Hal yang sama juga terjadi di lingkungan berasal dari suatu perairan mempunyai
Laut. Oleh karena itu walaupun salinitas me- bentuk hubungan suhu-salinitas yang
rupakan suatu besaran yang penting dalam tertentu. Sebagai contoh dari hubungan
ilmu kelautan, besar - besaran lainnya seperti suhu dan salinitas diketahui bahwa di
suhu, kandungan oksigen dalam air laut, perairan Indonesia menalir beberapa jenis
kandungan zat hara di air laut dan sebagai- air laut yang berasal dari tempat yang
nya tidak dapat diabaikan. Walaupun berbeda di dunia yang dikenal dengan
demikian pada beberapa hal peranan nama asal massa air laut tersebut. Massa
salinitas tersebut memang menonjol air sub-tropik utara dan massa air sub-
dibandingkan dengan besaran-besaran tropik selatan berasal dari daerah sub-
lainnya. Pengukuran salinitas dapat dipakai tropik, mengalir ke perairan Indonesia
untuk berbagai tujuan seperti berikut. timur pada kedalaman sekitar 100 - 200
meter (BIROWO et al. 1975). Pada
1. Studi massa air.
percampuran antar massa air, hubungan
a. Percampuran air sungai dan air laut antara suhu dengan salinitas massa air
Seperti telah kita ketahui, air tawar campuran tersebut akan menunjukkan
mempunyai nilai salinitas yang rendah intensitas dan daerah terjadinya percam-
umumnya kurang dari 3 , sedangkan puran. Sehingga dengan mempelajari hu-
air laut mempunyai nilai salinitas di atas bungan suhu dan salinitas proses cam-
33 . Aliran air sungai ke laut akan puran yang terjadi dapat diketahui.
menimbulkan proses percampuran antara
air sungai dan air laut. Dalam proses c. Alisan massa air
percampuran tersebut nilai salinitas akan Studi aliran massa air dapat dilakukan de-
berkisar antara nilai salinitas air tawar ngan dua cara. Cara pertama secara langsung
dan salinitas air laut. Jika kita melaku- dengan mengukur kecepatan aliran air laut,
kan sejumlah pengukuran salinitas di cara kedua yaitu dengan cara tidak langsung
daerah percampuran massa air tersebut, yaitu menghitung kecepatan aliran air laut
maka hanya dari data salinitas dapat dari data pengukuran suhu, salinitas, keda-
diperoleh gambaran mengenai keadaan laman dan besaran-besaran lain. Cara kedua
dan sifat dari proses percampuran terse- ini sering dilakukan oleh karena untuk meng-
but. Demikian pula halnya dengan peris- ukur suhu, salinitas dan besaran dasar lain-
tiwa masuknya air laut ke dalam sungai nya jauh lebih mudah dibandingkan dengan
yang umumnya terjadi di daerah muara pengukuran arus laut. Azas yang digunakan
sungai. dalam cara kedua ini adalah azas kesetim-
bangan hidrodinamik. Jika pada dua titik
b. Percampuran antar air laut.
yang mendatar dari kolom air terdapat per-
Jika terjadi percampuran dari dua bedaan tekanan, maka akan terjadi aliran
atau lebih air laut yang berasal dari per- pada kedua titik tersebut. Peranan salinitas
airan yang berbeda, maka pengukuran dan suhu dalam hal ini ialah memberikan
salinitas belaka tidak cukup untuk mem- nilai berat jenis air laut yang berhubungan
pelajari proses percampuran tersebut. Hal dengan tekanan hidrostatik air laut Walau-
ini disebabkan nilai salinitas air laut pun demikian hal ini bukanlah merupakan
umumnya mempunyai kisaran salinitas suatu masalah yang sederhana, oleh karena
yang hampir sama. Untuk mengatasi yang mempengaruhi aliran air laut sangat-

Oseana, Volume IX No. 1, 1984


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

banyak, misalnya bentuk dan keadaan berkembang di Indonesia. Pengetahuan me-


dasar peraliran, rotasi bumi, dan ngenai sifat udang terhadap salinitas dan ke-
kecepatan angin. mampuan mengatur nilai salinitas dari kolam
2. Sebagai data dasar menghitung besaran pemeliharaan udang tersebut dapat menen-
lainnya. tukan berhasil tidaknya usaha tersebut.
Beberapa besaran ilmu kelautan dapat
dihitung berdasarkan nilai pengukuran be-
saran lainnya. Hal ini dilakukan oleh sebab DAFTAR PUSTAKA
sulitnya atau mahalnya melakukan pengu-
kuran tersebut, sedangkan bagi besaran lain- BECKMAN INC. INSTRUCTION MANUAL. Model
RS7cPortable Induction Salinometer
nya pengukuran sudah merupakan hal yang Beckman Instumen Inc. New Jersey.
rutin. Selain itu, berdasarkan suatu peni- BIROWO, S., A.G. ILHUDE dan A. NONTJI
litian diperoleh rumus hubungan antara 1975. Staus pengetahuan dalam ilmu laut
besaran-besaran tersebut dengan ketelitian di Indonesia dewasa ini. Dalam: Atlas Oseano -
yang tinggi. Besaran ilmu kelautan yang logi perairan Indonesia dan sekitarnya (A.
dapat dihitung berdasarkan nilai salinitas SOEGHIARTO dan S. BIROWO eds.) Lembaga
antara lain berat jenis air laut, kecepatan Oseanologi Nasional - LIPI : 79 hal.
rambat suara dalam air laut, dan kelarutan MAMAYEV O.I. 1975. Temperature - Salinity
jenuh oksigen dalam air laut. Analysis of World Ocean Waters. Elseviver
Scientific Publ. C.: 374 hal.
3. Studi ekologi laut. UNESCO 1966. International Oceanographic Tables.
National Institute of Oceanography of Great
Sistem kehidupan di laut merupakan sua- Britain and UNESCO: 118 hal.
tu sistem yang sangat komplek dan saling
UNESCO 1979. Ninth Report of the Joint Panel on
bergantungan satu sama lain baik antara or- Oceanographic Tables and Standards. Unesco
ganisme dengan lingkungannya. Salah satu Technical papers in Marine Science no 30.
di antara besaran yang berperan penting UNESCO: 32 hal.
dalam sistem ekologi laut adalah salinitas U.S. HYDROGRAPHIC OFFICE 1959. Instruction
air laut. Beberapa jenis organisme ada yang Manual for Oceanographic Observation. H.O.
tahan dengan perubahan nilai salinitas yang PUB. No. 607. Washington D.C.
besar dan ada pula yang hanya menghendaki
perubahan nilai salinitas kecil saja. Perbe-
bedaan salinitas antara dua perairan dapat
menyebabkan perbedaan yang besar dari
sistem ekologi kedua perairan tersebut,
Peranan salinitas ini akan menjadi penting
misalnya dalam pembiakan dan pemelihara-
an udang yang sekarang ini sudah mulai

10

Oseana, Volume IX No. 1, 1984

Você também pode gostar