Você está na página 1de 10

A.

Mengenal Budidaya Ikan Hias


Budidaya ikan hias memang sangat menggiurkan. Dengan modal
yang tidak terlalu besar dan dengan sedikit keterampilan
membudidayakannya, dapat mengambil potensi income dari
budidaya ini.

Salah satu yang menjadikan alasan, mengapa ikan hias bisa menjadi
sumber penghasilan yang menggiurkan? Jawabannya adalah karena
usaha budidaya ikan hias tidak membutuhkan lahan yang luas, tidak
harus dimulai dengan modal yang besar, dan yang terpenting
adalah dapat dilakukan oleh siapa saja.

Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium.


Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang
terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari
sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat
dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan
bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup
yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur
ataupun menyusun sarangnya.

a. Cara perkembangbiakkan ikan hias ada beberapa macam:


1. Ikan-ikan hias yang beranak.

2. Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.

3. Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.

4. Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang


busa.

5. Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan


ikan hias yang beranak (live bearer), misalnya:

1. Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)

2. Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)

1
3. Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)

4. Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)

b. Ciri-ciri induk jantan dan betina

Induk Jantan

- Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip


perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa
menjadi sirip yang panjang.
- Tubuhnya ramping
- Warnanya lebih cerah.
- Sirip punggungnya lebih panjang
- Kepalanya besar.

Induk Betina

- Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa


sirip halus.
- Tubuhnya gemuk.
- Warnanya kurang cerah.
- Sirip punggung biasa.
- Kepalanya sedikit runcing.

2
B. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemeliharaan

1. Air
- Air yang diperlukan adalah air yang cukup mengandung
Oksigen (O2) dan jernih.

- Suhu air berkisar antara 15 ~ 27C.


- pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.

2. Wadah Pemeliharaan Ikan Hias

- Untuk wadah pemeliharaan umumnya menggunakan


akuarium, kolam bak dari semen, kolam bak dai terpal,
bak fiber glass atau wadah lain yang tidak bocor dan dengan
ukuran yang beragam. Karena itu kita dapat memanfaatkan
3
barang-barang bekas yang tidak bocor dan dengan ukuran
yang beragam pula.
- Wadah pemeliharaan ikan ada yang sistem airnya mengalir
dan ada yang tidak atau hanya tergenang. Wadah
pemeliharaan bisa digunakan dengan fungsi yang berbeda,
seperti wadah untuk perawatan induk ikan, tempat pemijahan,
tempat penetasan telur, tempat pendederaan, tempat
pembesaran serta untuk tempat penampungan hasil.
- Sesuaikan wadah sesuai jenis ikan yang dibudidayakan.
Seperti besarnya wadah dan juga untuk beberapa jenis
sebaiknya anda beri sket untuk memisahkan mereka. Ini
dilakukan agar ikan tidak melukai yang lainnya.

3. Penyesuaian Wadah Untuk Ikan Hias

- Ikan hias yang satu dengan yang lainnya memiliki lingkungan


hidup yang berbeda. Lingkungan hidup yang paling
berpengaruh adalah air, suhu, derjat keasaman (PH),
kandungan oksigen dan juga kecerahan.
- Sediakan air dengan kandungan kimiawi zero atau paling tidak
minimal. Untuk suhu air sebaiknya berkisar antara 24-30 C.
keasaman air (PH) kurang lebih 6-7, oksigen terlarutnya > 3
ppm dan kecerahan air berkisar 30-60 cm.
- Sumber air bisa kita dapatkan juga dari berbagai sumber,
seperti berasal dari air tanah, air sungai dan air PAM. Air yang

4
akan digunakan harus didiamkan terlebih dahulu dan
diendapkan selama 12-24 jam sebelum dipakai. Ini bertujuan
agar kandungan oksigen terlarutnya cukup dan gas-gas yang
ada di dalam air hilang. Kemudia, untuk menyesuaikan PH
dapat dilakukan dengan memberikan kapur pertanian atau
kapur bordo dengan dosis secukupnya bila terlalu asam atau
basa.
- Air yang digunakan akan mengalami penurunan kualitas.
Seperti air menjadi kotor akibat sisa pakan dan kotoran ikan.
Oleh karena itu di butuhkan pembersih air (penyiponan).
Caranya dengan membuka pipa pembuangan atau
menyedotnya. Air yang dibuang maksimal bagiannya.
Setelah itu diisi kembali dengan air yang sudah diendapkan
sebelumnya.

4. Pakan Ikan Hias

Pakan untuk ikan hias biasanya pakan alami dan pakan buatan.
Jenis pakan alami yang biasa diberikan yaitu infusoria, kutu air,
jentik nyamuk, cacing sutera, serangga, kodok, dan ikan kecil.
Untuk pakan buatan pada umumnya berbentuk pellet yang
kadar proteinnya dapat diatur sesuai kebutuhan pertumbuhan
ikan.

5
5. Memilih Calon Indukan Ikan Hias

Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar,


bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna
yang indah.
Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak
untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki
keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara
memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
Dalam proses pemijahan diperlukan indukan ikan jantan dan
ikan betina. Induk yang digunakan harus cukup umur untuk
dipijahkan dan sudah matang gonad (kelamin).
Calon indukan kondisi badannya harus sehat, tidak terjangkit
penyakit dan berasal dari keturunan yang bagus.
C. Teknik Budidaya Ikan Hias

1. Teknik pemijahan

Pada proses pemijahan atau pembuahan telurnya ada yang


berlangsung secara internal dan eksternal. Karena ikan hias ada
yang bertelur dan beranak. Pada setiap jenis ikan perlakuan proses
pemijahannya berbeda. Untuk memudahkan kita harus menyiapkan
media, bahan, alat yang diperlukan dalam proses pemijahan.

6
Ikan hias yang tidak bisa memijah sendiri atau secara alami dapat
diperlakukan dengan cara menyuntikkan hormone perangsang
(induced spawning) agar dapat memijah sendiri baik secara alami
atau melalui pengurutan (stripping).

2. Perawatan benih

Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan,


karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5
hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang
sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan
dihancurkan.

Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan


makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7
cm) dapat diberi makanan cuk. Disamping makanan alami dapat
pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.

Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan


berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat
meerusak kualitas air. Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium
jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian
anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan
cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak
10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.

3. Penetasan Telur Ikan Hias

7
Lama waktu telur menetas tergantung pada masing-masing jenis
ikannya. Biasanya telur akan menetas setelah 24 jam dan menjadi
larva. Proses penetasan (inkubasi) telur dapat dilakukan di
akuarium, kolam permanen, corong dan hampa.

Saat proses penetasan ada yang dilakukan dengan cara


mengangkat induk secara keseluruhan atau ditinggal salah satu
induknya. Ini tergantung jenis ikan hiasnya karena setiap jenis ikan
hias memiliki karakteristik yang berbeda.

4. Perawatan Larva Hingga Pembesaran

Telur yang menetas akan menjadi larva. Larva ikan biasanya


ditempatkan di akuarium, kolam bak, bak plastic, fiber glass, kolam
tanah ataupun wadah lain.

Sejak menetas dan sampai kurang lebih berumur seminggu larva


tidak perlu diberi makan karena cadangan makanan mereka masih
ada yaitu berupa kuning telur (yolksack). Setelah seminggu baru
bisa diberi makan berupa kutu air, infusoria, cacing sutera atau
makanan lain baik yang alami maupun jenis makan buatan.

Di saat larva berubah menjadi ukuran benih dan mulai besar, maka
pakan yang diberikan juga berubah. Pakan yang biasanya diberikan
berupa kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, serangga, kodok, ikan
kecil dan pellet. Pemberian pakan harus disesuaikan, karena jika
tidak akan berpengaruh juga terhadap kualitas air. Apabila
pemberian pakan berlebihan akan mengakibatkan kekurangan
oksigen dalam air dan keracunan.

Untuk kepadatan penebaran benih harus disesuaikan dengan luasan


media. Jangan terlalu padat karena dapat menyebabkan
pertumbuhan ikan terhambat dan jangan terlalu jarang karena tidak
efisien atau pemborosan.

8
Ikan yang terawat akan mengalami pertumbuhan dengan baik.
Namun biasanya ada yang tidak seragam, ada yang besar dibanding
yang lain dan ada yang kecil. Untuk itu diperlukan penyortiran
berdasarkan ukuran agar pertumbuhannya seragam.

Setelah dilakukan penyortiran berdasarkan ukuran, lakukan juga


penyortiran anakan jantan dan betina. Ini dimaksudkan untuk
menghindari pemijahan dini.

5. Hama Dan Penyakit Ikan Hias

Penyakit yang menyerang ikan hias berupa penyakit yang


disebabkan oleh parasit dan bukan parasit (non parasiter). Penyakit
yang disebabkan oleh parasit pada umumnya menyerang badan
ikan, insang, maupun tubuh ikan itu sendiri. Penyakit ini berupa
protozoa, cacing, jamur, bakteri, dan virus. Penyakit yang
disebabkan bukan dari parasit (non parasite) biasanya bersumber
dari factor lingkungan dan makanan. Makanan yang tidak
dibersihkan akan menimbulkan berbagai penyakit, oleh karena itu
makanan harus dicuci terlebih dahulu sebelum diberikan.

6. Pemasaran Ikan Hias

9
Untuk memasarkan ikan hias kita bisa langsung menjualnya sendiri
ke konsumen atau menggunakan jasa pengepul yang biasanya
sudah mempunyai jaringan yang luas. Untuk memaksimalkan
pemasaran para pembudidaya harus bisa membuka jaringan yang
luas agar mendapat konsumen yang tetap.

7. PENUTUP

Budidaya ikan live bearer ini sangat mudah dan mempunyai tingkat
keberhasilan yang tinggi. Untuk satu pasang ikan dapat
menghasilkan 50 sampai 100 ekor ikan untuk satu kali pemijahan,
dengan harga perekor Rp. 25,-sampai Rp. 75,-. Jenis ikan ini juga
merupakan ikan hias yang dapat di eksport misalnya: ikan Guppy.
Dengan teknik pemeliharaan yang tepat dan ketekunan yang tinggi
akan didapat hasil dengan warna yang sangat indah.Pembudidaya
dianjurkan mempunyai pengepul tetap yang siap menampung hasil
budidaya mereka. Yang terpenting para pembudidaya harus aktif
mencari konsumen secara langsung maupun melalui media
komunikasi.

10

Você também pode gostar