Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tahap 1 dalam kerangka kerja perumusan strategi terdiri atas matrik EFE, matrik IFE, dan
matrik profil kompetitif ( CPM ) disebut Tahap Input. tahap ini meringkas informasi dasar yang
dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
Tahap 2, disebut Tahap Pencocokan. Teknik tahap ini mencakup matriks kekuatan
kelemahan peluang ancaman ( SWOT ), matriks evaluasi tindakan dan posisi strategi
( SPACE ), matriks boston consulting group ( BCG ), matriks internal eksternal ( IE ), dan
matriks strategi besar. Tahap ini berfokus pada menciptakan alternative strategi yang layak dengan
mencocokan faktor eksternal dan internal kunci.
Tahap 3, disebut Tahap Keputusan, melibatkan strategi tunggal yaitu matriks perencanaan
strategi kuantitatif ( QSPM ). QSPM ini menggunakan input tahap 1 untuk mengevaluasi secara
objektif alternative alternative strategi yang layak dan dengan demikian memberikan dasar
tujuan untuk memilih strategi yang spesifik.
Kesembilan teknik tercakup dalam kerangka kerja perumusan strategi membutuhkan integrasi dari
intuisi dan analisis.Divisi yang otonom dalam sebuah organisasi biasanya menggunakan terknik
perumusan strategi untuk mengembangkan strategi dan tujuan. Analisi divisional memberikan
dasar untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih diantara alternative strategi ditingkat
korporasi
C. Tahap Input
Alat input membutuhkan penyusun strategi untuk menguantifikasi sevara subjekti selama tahap
awal dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input berhubungan
dengan tingkat penting relative dari faktor internal dan eksternal memungkinkan penyusun strategi
dengan lebih efektif.
D. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat
digunakan dalam urutan apapun ; matriks SWOT, SPACE, BCG, IE, dan matriks grand strategi.
Alat ini bersandar dari informasi yang diturunkan dari tahap input untuk mencocokan peluang
ancaman eksternal dengan kekuatan kelemahan internal. Mencocokan actor keberhasilan kunci
internal dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternative strategi yang layak secara
efektif.
Mengembangkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengapitalisasi peluang dapat
dianggap sebagai serangan, sementara strategi yang didesain untuk memperbaiki kelemahan
sementara menghindari ancaman dapat dianggap pertahanan.Setiap organisasi memiliki beberapa
peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat dihubungkan
untuk merumuskan alternative strategi yang layak.
1. Matriks kekuatan kelemahan peluang ancaman ( SWOT Matriks )
SWOT Matriks adalah alat untuk mencocokan yang penting yang membantu manajer
mengembangkan empat tipe strategi ; SO ( kekuatan peluang ), WO ( kelemahan peluang ),
ST ( Kekuatan ancaman ), WT ( kelemahan ancaman ).
Kekuatan keuangan
Stabilitas lingkungan
Pangsa pasar
Kualitas produk
Siklus hidup produk
Kesetiaan pelanggan
Utilitas fasilitas pesaing
Pengetahuan teknologi
Control atas pemasok dan distributor
Potensi pertumbuhan
Potensi laba
Stabilitas keuangan
Technology know how
Utilisasi sumberdaya
Kemudahan masuk kepasar
Produktivitas, utilitas kapasitas
3. Matriks boston consulting group ( BCG )
Matriks BCG secara grafis menunjukkan perbedaan diantara berbagai divisi dalam posisi pangsa
pasar relative dan tingkat pertumbuhan industry. Matriks BCG memungkinkan organisasi
multidivisi untuk mengelola portofolio bisnisnya dengan mempertimbangkan posisi pangsa pasar
relative dan tingkat pertumbuhan industry dari masing masing divisi relative terhadap divisi
lain dalam organisasi.
Kelebihan utama dari matriks BCG adalah bahwa ia memusatkan perhatian pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi organisasi. Matriks BCG tidak menggambar
apakah berbagai divisi atau industry mereka bertumbuh sepanjang waktu ; jadi, matriks tersebut
tidak memiliki karakteristik waktu.
4. Matriks internal eksternal ( IE )
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda.
1. Rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I,II atau IV dapat digambarkan sebagai
tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif ( penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk ) atau integrative ( integrasi kebelakang, kedepan dan horizontal ) dapat
menjadi paling sesuai untuk divisi divisi ini.
2. Divisi yang masuk kedalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan
strategi jaga dan pertahankan ;penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang
umum digunakan untuk divisi tipe ini.
3. Rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk kedalam sel IV, VIII dan IX
adalah tuai atau divestasi.
4. Matriks strategi besar (Grand Strategy)
Matriks strategi besar didasarkan pada dua dimensi evaluative ; posisi kompetitif dan
pertumbuhan pasar. Strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan suatu organisasiterdapat pada
urutan daya tariknya dalam masing masing kuadran dalam matriks.
E. Tahap Keputusan
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. Manajemen strategi edisi sepuluh. Jakarta. Salemba empat. 2006