Você está na página 1de 10

Autisme

AUTISME

Pendahuluan

Autisme berasal dari perkataaan Yunani yang berarti autos atau

tidak adanya upaya diri. Tidak berinterasi sosial. Autisme, Autisma dan

Autistik adalah perkataan yang digunakan untuk menerangkan tentang

sejenis penyakit dimana penderita tidak sadar akan keadaan

disekitarannya dan berada seolah - olah seperti di dalam dunianya sendiri.

(1)

Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak, yang terjadi

pada usia sebelum tiga tahun. Tanda-tandanya, gangguan dalam bidang

interaksi sosial, komunikasi, perilaku juga mungkin sensori (penginderaan).

(2)

Epidemiologi

Angka penyandang autisme di Indonesia belum ada datanya, namun

data dari luar negeri terungkap bahwa jumlah penyandang autisme

diperkirakan mencapai 15-20 per 10.000 kelahiran. Data terakhir malah

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 1


Autisme

menunjukkan peningkatan, yaitu sekitar 60 per 10.000 kelahiran atau 1:

250 anak.(1)

Etiologi

Sebenarnya penyebab autisme hingga kini belum diketahui. Namun

ada sementara ahli yang menduga autisme timbul karena beberapa faktor

seperti kelainan genetika, imunologik, metabolisme, infeksi virus, dan lain-

lain.(2)

Gangguan autisme adalah gangguan organik. Keselarasan pada

kembar monozigot lebih tinggi daripada dizigot; minimal 2 % saudara

kandung terkena dan masalah bahasa dan atau belajar bertambah dalam

keluarga anak itu. Gangguan genetik terkait termasuk sklerosis tuberosa

dan sindrom fragil-X. Penyiksaan prenatal dan perinatal bertambah tapi

ini mungkin tak cukup tanpa predisposisi genetik. Tak ada kerusakan

organik khas bagi gangguan autisme.(3,4)

Autisme bisa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya,

seperti infeksi dalam kandungan, pengaruh logam berat merkuri pada bayi

dalam kandungan usia enam bulan, serta infeksi jamur pada wanita hamil

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 2


Autisme

seperti keputihan. Akhir-akhir ini penelitian imunologis terhadap

penderita gangguan autisme membuktikan adanya inkontabilitas

(ketidakcocokan) imunologis antara ibu dan janin. Limfosit penderita

gangguan autisme beraksi dengan antibodi ibunya, dan kemungkinan hal

tersebut menjadi penyebab kerusakan jaringan neural embrionik atau

ekstra embrional selama kehamilan.(1,2)

Autisme bukanlah penyakit mental. Anak-anak dengan autisme

bukanlah mereka yang sukar dikendalikan untuk berlaku sopan. Autisme

tidak disebabkan oleh pola asuh yang salah dari orangtuanya. Telah

diketahui pula, tidak ada faktor psikologis yang bisa memungkinkan

terjadinya autisme pada anak-anak.(1)

Gambaran klinis

Gejala autisme pada umumnya antara lain, menolak untuk dipeluk,

berjalan seolah-olah tidak melihat, tidak mau menengok bila dipanggil,

tidak dapat menatap orang yang mengajak bicara, terlambat bicara. Selain

itu, anak sering menceracau, bicara dengan kalimat yang pendek dengan

struktur yang salah, hanya menarik tangan orang lain bila menginginkan

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 3


Autisme

sesuatu, asyik bermain sendiri, sering melakukan gerakan berputar-putar,

berjinjit, membenturkan kepala, senang memutar-mutar benda yang

berputar, mengepak-ngepakkan tangannya, dan lain-lain. (1,2,4,5)

Diagnosis

Kriteria diagnostik DSM-III-R untuk gangguan autisme, minimal 8

dari 16 hal berikut terdapat, ini mencakup minimal 2 hal dari A, satu dari

B, dan satu dari C. Semua kriteria terpenuhi hanya jika perilaku itu

abnormal untuk tingkat perkembangan pasien. (3,4,5)

A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial resiprokal, seperti

ditunjukkan sebagai berikut ini :

1. Jelas kurang menyadari terhadap keberadaan atau perasaan

orang lain.

2. Tidak mencari kenyamanan atau mencari kenyamanan abnormal

dikala susah.

3. Peniruan tidak ada atau terganggu.

4. Permainan sosial tak ada atau abnormal.

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 4


Autisme

5. Gangguan besar dalam kemampuan menjalin persahabatan

dengan sebaya.

B. Gangguan kualitatif dalam komunikasi verbal dan nonverbal, dan

dalam aktivitas imajinatif :

1. Tak ada model komunikasi.

2. Komunikasi nonverbal abnormal jelas.

3. Absennya aktivitas imajinatif.

4. Gangguan jelas dalam produksi ucapan, termasuk volume,

nada, penekanan, kecepatan, irama dan intonasi.

5. Gangguan mencolok dalam bentuk atau isi ucapan, termasuk

penggunaan stereotip dan repetitif dari ucapan.

6. Gangguan jelas dalam kemampuan memulai atau

mempertahankan pembicaraan dengan orang lain, meskipun

ucapannya adekuat.

C. Adegan aktivitas dan minat yang sangat terbatas :

1.Gerakan tubuh stereotip.

2. Preokupasi persisten dengan bagian dari benda.

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 5


Autisme

3. Penderitaan mencolok perihal perubahan dalam hal segi-segi

kecil dari lingkungan.

4. Bersikeras tanpa alasan untuk mengikuti kerutinan secara tepat.

5. Rentang minat yang sangat terbatas dan preokupulasi dengan

satu minat yang sempit.

D. Mulai pada usia baya atau anak.

Pengobatan

Paling penting dalam hal ini adalah deteksi dini dan penanganan dari

autisme tersebut. Intervensi terpilih ( intervention of choice) yang

diyakini adalah menggunakan prinsip AHA ( Applied Behavior Analyst).

Kelebihan metode intervensi ini adalah pendekatannya yang sistematik,

terstruktur, dan terukur pada penyandang autisme untuk mengatasi

ketidakmampuannya. Intervensi tidak bisa menyembuhkan 100 persen,

namun bisa mengurangi beban yang harus dipikul, baik oleh si

penyandangnya maupun orangtua atau masyarakat sekitarnya.

Menyerahkan penanganan penyandang pada mereka yang tidak

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 6


Autisme

berkompeten akan membuat makin lama penanganannya sehingga makin

sukar untuk kembali normal.

Autisme tidak ada hubungannya dengan kecerdasan intelektual. Ada

penyandang autisme yang pintar dan bisa jadi pembicara yang terkenal.

Untuk itu, dia mesti melengkapi diri dengan alat untuk meminimalkan

masalah atau kekurangannya, misalnya membawa buku yang banyak yang

dibaca sebelum presentasinya dimulai.

Semua ini bisa terjadi tentunya jika penyandang autisme itu telah

di-sembuh-kan. Dalam penanganan akan diajarkan cara-cara mengatasi

hambatan atau kekurangan akibat keadaan autistik. Jika sudah bisa untuk

hidup mandiri, penderita autistik bisa hidup layaknya orang normal.

Mereka bisa bersekolah, bekerja, dan lainnya.(1,3,4)

Prognosis

Gangguan autisme merupakan gangguan perkembangan anak yang

berat dan menyeluruh, dan akan berdampak negatif pada hampir seluruh

aspek dan fungsi perkembangan anak. Jika dalam keadaan tersebut tidak

dilakukan usaha pertolongan dalam penatalaksanaan awal (dini) dan tepat,

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 7


Autisme

jelas akan menghancurkan masa depan anak karena penderita hidup dalam

"alamnya" sendiri (autistik), tidak dapat berkomunikasi secara timbal balik

dengan orang di sekitarnya, sehingga tidak dapat belajar dari lingkungan

dan kehidupannya, mutlak tergantung pada keluarga. Oleh karena itu,

dianjurkan kepada para orangtua untuk melakukan intervensi sedini

mungkin dan penatalaksanaan yang tepat dan terpadu. Adanya intervensi

dini diharapkan dapat membantu penyandang gangguan autisme untuk

mencapai perkembangan optimal, sehingga mereka tidak terisolasi dari

dunia luar serta dapat mengatasi segala permasalahannya sendiri serta

hidup mandiri.(2)

Namun demikian, penelitian prospektif terhadap penyandang

gangguan autisme sampai dewasa menunjukkan 65 persen di antaranya

tetap dalam kondisi buruk, hidup dalam keadaan tergantung penuh atau

setengah tergantung pada keluarga dan institusi. Prognosis penyandang

gangguan autisme akan lebih baik bila tingkat IQ nya di atas 70,

mempunyai kemampuan berbahasa komunikatif pada usia lima hingga tujuh

tahun, tidak ada riwayat kejang demam, mempunyai keluarga yang suportif

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 8


Autisme

dan mampu memenuhi sebagian kebutuhan anak dan mendapatkan

penatalaksanaan secara dini, tepat dan terpadu. (2)

Walaupun secara medik diketahui sel otak yang terlanjur rusak

tidak mungkin diperbaiki, namun karena otak anak masih plastis dan dapat

berkembang. Karenanya, rangsangan yang diberikan secara intensif dan

terpadu dapat meningkatkan fungsi sel-sel otak yang sehat. Dengan

demikian, diharapkan fungsi sel-sel otak yang terlanjur rusak dapat

diambil alih oleh sel otak lain yang sehat.(2)

Anak autisme itu dapat dikatakan 'sembuh' apabila ia dapat hidup

mandiri dan berbaur dalam masyarakat yang normal. (2)

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 9


Autisme

DAFTAR PUSTAKA

1. www.Google.com: Mitos Tentang Autisme.

2. www.Google.com: Rubrik Keluarga. 14 Oktober 2001 : 18.

3. Kaplan HI, Sadock BJ. Buku Saku Psikiatri Klinik. Binarupa Aksara,
Jakarta, 1994

4. Kaplan HI, Sadock BJ. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Cetakan I.


Widya Medika, Jakarta, 1998

5. Muslim P. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan


dari PPDGJ III. Jakarta, 1985

Bagian Psikiatri FK USU RSPM Medan 10

Você também pode gostar