Você está na página 1de 10

PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK

Mochamad Iqbal Permana


20303033

ABSTRAKSI
Merupakan proyek tugas akhir yang mengangkat isu-isu yang beredar
dimasyarakat serta berdasarkan analisa dan penelitian, dan Peraturan Daerah Kota
Depok Nomor 12 tahun 2001 tentang RTRW Kota Depok Tahun 2000-2010 tentang
pengembangan Kawasan Kota Depok. Proyek Pengembangan Komplek Perkantoran
Balai Kota Depok ini merupakan salah satu usaha dalam hal mengembangkan
(Redevelopment) fasilitas yang ada supaya lebih memberikan keamanan dan
kenyamanan serta pelayanan yang baik kepada masyarakat dan dapat menampung
segala aktifitas yang berhubungan dengan Kepemerintahan Kota Depok.

Kata Kunci : Walikota Depok, Pusat Pelayanan Kota Depok.

PENDAHULUAN

Kota Depok sekarang sudah Sejauh ini keadaan fisik dan tata
menjadi salah satu kota yang semakin bangunan Komplek Perkantoran Balai
berkembang di Provinsi Jawa Barat. Kota Depok cukup memprihatinkan.
Ditandai dengan kemajuan yang sangat Banyak bangunan Pemerintahan yang
pesat, seperti yang dapat kita lihat pada sudah tidak layak huni atau pakai dan
tingkat kepadatan, peningkatan tidak berfungsi dengan baik, sehingga
pembangunan fasilitas dan sarana- baik bagi para karyawan Pemda sendiri
prasarana diakibatkan taraf hidup yang dan masyarakat tidak mendapatkan
semakin meningkat. Hal ini semakin keamanan dan kenyamanan yang baik
didukung dengan diakuinya Kota Depok sebagai mana seharusnya. Adapun
berbentuk Kota Madya oleh pemerintah bangunan yang sudah layak pakai di
pada tahun 1999 dimana sebelumnya Pusat Pemerintahan Kota Depok ada
kota ini cukup lama berwujud Kota tiga bangunan baru yaitu Gedung Balai
Administrasi (kotip). Kota Depok, Gedung Dinas, Badan dan
Untuk lebih memaksimalkan Lembaga dan Masjid Agung Baitul
pelayanan yang diberikan Pemerintah Kamal Kota Depok.
Kota Depok kepada masyarakat maka
fasilitas bangunan Komplek Perkantoran Konservasi Komplek Perkantoran
Balai Kota Depok sebagai Pusat Balai Kota Depok
Pemerintahan Kota Depok dan Pusat
Pelayanan masyarakat yang berada di Didalam dunia Arsitektur,
Jalan Margonda Raya No. 54 Depok Kegiatan konservasi sudah ada sejak
harus dapat memberikan keamanan dan dahulu, yang fungsinya adalah untuk
kenyamanan serta pelayanan yang baik melindungi serta menyelamatkan
bagi masyarakat dan investor yang bangunan-bangunan cagar budaya
datang ke Pusat Pemerintahan Kota sejarah yang terancam keberadaannya
Depok. sebab akibat kemajuan teknologi.
Berikut adalah sebuah diagram yang saya dapatkan yaitu pemerintah
pembentuk suatu konservasi : Kota Depok belum bisa memberikan
sebuah pelayanan yang baik terhadap
pengunjung dan masyarakat.

2. Peraturan Daerah Kota Depok


Peraturan Daerah Kota Depok
Nomor 12 tahun 2001 tentang RTRW
Kota Depok Tahun 2000-2010 yang
terdapat pada Pasal 7 mengenai
kawasan pengembangan, yaitu
Kecamatan Beji diarahkan untuk
kawasan perdagangan dan jasa,
pendidikan tinggi dan permukiman
kepadatan sedang sampai tinggi.

TEMA MONUMENTAL

Gambar 2 : Diagram Bagian Kegiatan dari Konservasi Kata monumental berasal dari
Bahasa Latin, monere yang secara
Pada rencana proyek harfiah berarti mengingatkan . Kata ini
pembangunan Komplek Perkantoran berkembang menjadi mnemon,
Balai Kota Depok ini nantinya akan mnemonikos yang dalam Bahasa
mengacu pada suatu tindakan Inggris menjadi mnemonic, berarti
Redevelopment (Pengembangan). sesuatu yang membantu untuk
mengingat.
Redevelopment (Pengembangan) (W.Wibisono Arsitek di Jakarta, Alumni Institut
Teknologi Bandung) Kompas : Minggu, 28 Maret
2004.
yang dimaksud adalah membuat
Pengertian monumental dalam
bangunan baru, serta menambahkan
arsitektur monumental tidak jauh dari
fasilitas yang masih kurang tanpa
pengertian di atas, yaitu sifat
menghilangkan wujud bangunan lama,
perancangan tertinggi yang dapat
yang keduanya dipadukan sehingga
dicapai perancang agar dapat
menghilangkan sebuah komposisi
membangkitkan kenangan atau kesan
bangunan yang saling mengisi (Infill
yang tidak mudah terlupakan. Seorang
Development).
arsitek bernama Ruskin dalam bukunya
Speaking Architecturally mengatakan,
Faktor yang mendasari penyebab
sebuah karya arsitektur yang baik
diadakannya Pengembangan
memiliki kesatuan, komposisi,
keseimbangan asimetris, dan ritme.
1. Segi Fungsi dari Pusat Pemerintahan
sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat
Aplikasi Tema
Dengan semakin berkembangnya
Kota Depok, maka pelayanan yang
Salah satu unsur pembentuk
harus diberikan kepada masyarakat
tema monumental adalah :
Depok harus lebih baik lagi. Dari analisa
- Pola Sirkulasi yaitu pencapaian ke pada bentuk tampilan bangunan yang
bangunan dengan pola sirkulasi frontal baru, yang nanti akan dibangun. Pada
yang membentuk suatu poros pada bangunan baru bentuknya merupakan
site plan Komplek Perkantoran Balai cerminan pada bentuk bangunan lama,
Kota Depok, Suatu pencapaian yang karena akan melahirkan hubungan yang
mengarah langsung ke suatu tempat kontekstual.
masuk melalui sebuah jalan yang
merupakan sumbu lurus.

- pembentuk sumbu axis pada sirkulasi


dalam site yang menuju ke bangunan
yang paling dominan.

Gambar 7 : Pencapaian ke Gambar 8 : Pencapaian Ke


Bangunan Langsung (Frontal) Komplek Perkantoran Balai
Kota Depok

Gambar 9 : Kesatuan (unity) Komplek Perkantoran Balai


- Tujuan visual dalam pengakhiran Kota Depok
pencapaian terlihat jelas, dapat
merupakan fasade muka keseluruhan - Untuk memperoleh suatu kesatuan
bangunan atau tempat masuk. (Agus (unity) antara bangunan yang
Dharma, Teori Arsitektur 2. Jakarta, dipertahankan dengan bangunan yang
Desember 1998). baru, maka hal-hal yang harus ada
pada bangunan baru yaitu elemen
- Bagian atap bangunan mengambil penghubung / pemersatu. Dalam hal
bentuk dari gaya Arsitektur Jawa ini bentuk atap yang menganut Bentuk
Barat. Untuk mendapatkan bentukan Arsitektur Jawa Barat digunakan
yang lebih dinamis dan monumental, sebagai elemen pemersatu guna
maka fasade ditinggikan sehingga terciptanya kesatuan antara bangunan
lebih terlihat menjulang dan megah. lama dan baru. Selain bentuk atap,
Sehingga kesan formal yang ingin elemen untuk menopang trisan juga
ditampilkan kantor pemerintahan digunakan pada bangunan baru guna
tersebut lebih terlihat jelas. terciptanya kesatuan (unity),
monumental dan kesan modern.
Konsep Perencanaan Bangunan
Bentuk dan Orientasi Bangunan - Pada bentuk bangunan menggunakan
bentuk-bentuk yang kaku dan simetris,
Pada Komplek Perkantoran Balai seperti umumnya type Bangunan
Kota Depok ini, karakter Arsitektur Jawa Pemerintahan, Komplek Perkantoran
Barat yang sangat kental, dengan Balai Kota Depok yaitu bersifat formal
adanya bentukan atap joglo dan fasade dan berwibawa.
yang sangat jelas, akan tetap disajikan
Zoning Area Pengembangan

Gambar 25 : Zoning Area Pengembangan


Komplek Perkantoran Balai Kota Depok

o Bangunan-bangunan pada area warna


hitam akan mengalami demolisi
Gambar 33 : Tampak Atas Gedung Dinas,
(pembongkaran total). Dan akan Badan dan Lembaga 1 dan 2
dibangun gedung baru dengan desain
yang lebih menarik dan di dalamnya Untuk dapat memberikan
akan diisi dengan fasilitas-fasilitas keamanan dan kenyamanan serta
penunjang yang lengkap. pelayanan yang baik bagi masyarakat
dan investor yang datang ke Pusat
o Bangunan pada area warna biru akan Pemerintahan Kota Depok, maka dibuat
dipertahankan keberadaannya, karena sebuah sistem, yaitu sistem perizinan
ketiga buah bangunan yaitu gedung satu pintu (one stop service) yang
Balai Kota Depok, gedung Dinas, mampu memberikan kemudahan
Badan dan lembaga dan bangunan pelayanan bagi masyarakat dan para
Masjid merupakan bangunan baru birokrat agar mudah berkoordinasi
diarea Komplek Perkantoran Balai antara satu Dinas dengan Dinas
Kota Depok. lainnya.

Konsep Perancangan

Konsep dasar perancangan


Komplek Perkantoran Balai Kota Depok
ini adalah sesuai dengan fungsi
bangunannya yaitu sebagai Pusat
Pemerintahan Kota Depok, dimana
fungsi utamanya sebuah Pusat Gambar 34: Denah Lantai 1 Gedung Dinas,
Pemerintahan adalah memberikan Badan dan Lembaga 2
pelayanan yang baik dan memuaskan
terhadap masyarakat. Dengan sistem perizinan satu
pintu, maka bangunan pusat
perkantoran bersifat fungsional,
fleksibel, efektif dan efisien dengan HASIL RANCANGAN
memperhatikan faktor kenyamanan,
disiplin dan etos kerja serta faktor
pemeliharaan, sehingga kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan akan
terkonsentrasi dalam satu area.
Pada desain bentuk bangunan
baru, bangunan lama menjadi orientasi
yang kesemuanya akan melahirkan
suatu bentuk bangunan kontekstual dan
terciptanya kesatuan (unity) pada
seluruh bangunan Komplek Perkantoran
Balai Kota Depok.
Gedung Balai Kota Depok

Penerapan Konsep Monumental pada


Bangunan

Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2

o Menggunakan tiang penopang tritisan


yang memberikan kesan menjulang
o Memakai bukaan jendela dengan pola
garis vertikal,sehingga bangunan akan
terlihat lebih tinggi
o Atap gedung dibuat tinggi, sehingga
kesan monumental yang diinginkan
tercapai
o Sirkulasi menuju gedung dibuat
simetris dan membentuk sumbu axis

Cafetaria dan Kantin Walikota Depok

Gambar 45 : Penerapan Monumental pada Bangunan


Gedung Serba Guna Walikota Depok dan Gedung Dinas,
Badan dan Lembaga 1 dan 2
Bird Eye View Gedung Serba Guna Plaza Penghubung Gedung Dinas, Badan
Walikota Depok dan Lembaga1dan 2

Gedung Serba Guna Walikota Depok Entrance Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2

Masjid Agung Baitul Kamal Kota Depok


INTERIOR

Ruang Pamer Gedung Serba Guna Lobby Utama Gedung Serba Guna
Walikota Depok Walikota Depok

Ruang Rapat Gedung Dinas, Badan dan Lobby Utama Gedung Dinas, Badan dan
Lembaga 2 Lembaga 2

Ruang Rapat Gedung Dinas, Badan dan Ruang Staff Gedung Dinas, Badan dan
Lembaga 2 Lembaga 2

Ruang Tamu Gedung Dinas, Badan Ruang Loket Pelayanan Gedung Dinas,
dan Lembaga 2 Badan dan Lembaga 2
Massa Bangunan / Maket Komplek
Perkantoran Balai Kota Depok
DAFTAR PUSTAKA

W. Wibisono Arsitek di Jakarta, Alumni www.walikotatangerang.com


Institut Teknologi Bandung. Kompas :
Minggu, 28 Maret 2004. www.walikotajakartautara.com

Ruskin dalam bukunya Speaking www.monumennasional.com


Architecturally.
www.villasisolabandung.com
Atmadjaja, Jolanda Srisusana dan Dewi,
Meydian Sartika. 1999. Estetika www.gedungsatebandung.com
Bentuk. Jakarta : Universitas
Gunadarma. www.googleearth.com

Dharma, Agus. Desember 1998. Teori


Arsitektur 2. Jakarta : Universitas
Gunadarma.

Tangoro, Dwi. Februari 2004. Utilitas


Bangunan. Jakarta: Universitas
Gunadarma.

Peraturan Daerah Kota Depok Nomor


12 tahun 2001 tentang RTRW Kota
Depok Tahun 2000-2010 yang terdapat
pada Pasal 7 mengenai Kawasan
Pengembangan.

Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota


Depok. 2004. Master Plan Komplek
Perkantoran Balai Kota Depok
Eksisting. Depok : Dinas Tata Kota dan
Bangunan Kota Depok.

Dr. F.P.H. Prick van Wely. 1949.


Kramers' Engels Woordenboek
Batavia.

Kamus Basa Sunda. Tarate. 1975.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Monumental)

www.walikotadepok.com

www.pusatpemerintahanbogor.com
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Você também pode gostar