Você está na página 1de 2

Mendahulukan Keridhaan Allah daripada Keridhaan Manusia

I MAM ASY SUAFII berkata/Keridhaan manusia adalah cita cita yang tidak
mungkin tercapai, dan begitu tidak ada cara melainkan menuju keselamatan., karena itu,
kerjkanlah apa yang bermanfaat untukmu lalu tekunilah."

Ketika orang orang saleh memahami fakta ini maka merka lebih menyibukkan diri
untuk menggapai keridhaan Allah darioada mencari keridhaan manusia.

Seorang penyair berkata,

Beramal salehlah untuk dirimu

Jangan terpengaruh dengan ucapan dan tuduhan manusia

Sebab mahluk tidak bias diharapkan hatinya menyatu

Harus ada yang memuji dan mencela

Oleh karean itu seharusnya muslim meluruskan dan memperbaiki tujuan dan niatnya
saat melakukan sebuah tindakan. Tujuan utamanya adalah menggapai ridha Allah walaupun
itu harus menyebabkan manusia membencinya. Dengan demikan kebencian manusia akan
menjadi enteng dihadapannya. Tetapi jika mengutamakan keridhaan manusia maka Allah dan
mahluknya sama sama akan membencinya.

Menerima Kebenaran Dariman Datangnya Tanpa Memandang Siapa yang


Mengucapkannya

M UADZ BIN JABALAmbillah kebenaran jika engkau mendengarnya, sebab


kebenaran adalah cahaya. Harus disadari bahwa kebenaran adalah kebenaran
walaupun yang mengatakannya adalah orang yang hina.

Coba kita renungkan perkataan Ratu Saba ( Ratu Bilqis ),seorang wanita yang sujud
kepada matahari , dia dan kaumnya menyetukan Allah, tetapi ketika sang ratu mengucapkan
sebuah hikmah dan kebeanran, Allah pun langsung membenarkannya. Allah tidak
mengingkarinya fakta otentik yang terjadi. Ketika Ratu saba berkata,Sesungguhnya raja
raja, apbila memasuki suatu negri, niscaya mereka membinasakannya dan menjadikannya
penduduknya yang mulia menjadi hina,(AN Naml: 34) setelah ituAllah membenarkan
ucapannya, Dan demikianlah yang mereka perbuat.(An Naml: 34)

Kembali dan Tunduk kepada Kebenaran

Orang orang beriman apabila mereka mengetahui kebenaran mereka segera


mengambilnya namun tatkala menemukan kesalahan dalam pribadinya maka mereka egera
berbenah diri dan bersikap adil terhadapnya.

Kembali kepada kebenaran merupakan perangai yang mulia dan hanya dimilki oleh
pemilik hati nurani yang suci. Seba, dengan fitrah yang suci mereka dapat mengenali
kebenran. Tidak ada yang menghalangi anata mereka dan kebenaran itu sendiri. Tidak ada
dosa yangmenghijab mereka untuk merangkul kebenaran. Sementara orang orang yang
mengikuti hawa nafsunya, jiwa mereka bimbang sehingga selalu menemukan hambatan
untuk mengakui kebenaran dan selalu ada batu sandang yang menggelincirnya.

Diriwayatkan dari Jafar bin Muhammad, dia berkata,Sesungguhnya hati senatiasa


merasa gelisah hingga menemukan ketenangan dan tidak akan pernah tenang sampai
menemukan kebenaran.

Você também pode gostar