Você está na página 1de 14

MAKALAH PERWUJUDAN MASYARAKAT

MADANI

Disusun oleh :

Hildaria Wiranda NIM. 1531310163

Moh.Iqbal Alief NIM. 1531310081

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat ,
taufik , serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Perwujudan Masyarakat Madani dengan tepat pada waktunya .
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas PAI . Informasi yang disajikan dalam
makalah ini diperoleh dari referensi membaca buku dan searching di internet .
Penulis berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini terutama kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang ikut serta dalam
mendukung terselesaikannya makalah ini .
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang , 22 April 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang....1.1

Rumusan masalah...1.2

Tujuan.....1.3

Manfaat..1.4

BAB II PEMBAHASAN

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Membahas tentang definisi masyarakat madani. Sebelum memasuki pokok bahasan ada
baiknya kita mengetahui terlebih dahulu dari mana asal mula kata masyarakat madani itu.
Pengertian masyarakat madani sudah diperbincangkan sejak tahun 1990-an di kalangan kaum
intelektual. Istilah masyarakat madani merupakan terjemahan dari istilah civil society,seperti
masyarakat sipil,masyarakat kewaganegaraan dan masyarakat warga. Perujukan
terhadap masyarakat Madinah sebagai tipikal masyarakat ideal bukan pada peniruan struktur
masyarakatnya, tapi pada sifat-sifat yang menghiasi masyarakat ideal ini. Seperti,
pelaksanaan amar maruf nahi munkar yang sejalan dengan petunjuk ilahi.

Berbagai upaya perlu dilakukan dalam mewujudkan masyarakat madani, baik yang
berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Untuk yang berjangka pendek
dilaksanakan dengan memilih dan menempatkan pemimpin-pemimpin yang dapat dipercaya,
dapat diterima, dan dapat memimpin. Untuk jangka panjang antara lain adalah dengan
menyiapkan sumber daya manusia yang berwawasan dan berperilaku madani melalui
perspektif pendidikan. Perspektif pendidikan penting untuk dikaji mengingat konsep
masyarakat madani sebenarnya merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional.
Kecenderungan sakralisasi berpotensi untuk menambah derajat kefrustasian yang lebih
mendalam dalam masyarakat bila terjadi kesenjangan antara realisasi dengan harapan.
Padahal kemungkinan untuk itu sangat terbuka, antara lain, kesalahan mengkonsepsi dan
juga pada saat manarik parameter-parameter ketercapaian. Saat ini gejala itu sudah ada,
sehingga kebutuhan membuat wacana ini lebih terbuka menjadi sangat penting dalam
kerangka pendidikan politik bagi masyarakat luas.
Makalah ini mencoba mengungkapkan sejarah pemikiran, karakteristik, serta
perkembangan masyarakat madani di Indonesia yang mungkin dapat dijadikan masukan
dalam mewujudkan masyarakat madani melalui perspektif pendidikan. Tentu saja pemikiran
konseptual ini akan dapat dioperasionalisasikan di lapangan secara kontekstual setelah
melalui pengujian empiris yang profesional.
Melihat kenyataan di atas, maka kelompok kami mengambil inisiatif untuk mengambil judul
makalah ini dengan Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia dan oleh karena itu kami
tertarik untuk membahas dan mengkaji masyarakat madani .

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini antara lain adalah :
1. Bagaimana konsep masyarakat madani ?
2. Bagaimana relevansi masyarakat madani dengan demokrasi ?
1.3 Tujuan penulisan
Berdasarkan dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep masyarakat madani
2. Mengetahui relevansi masyarakat madani dengan demokrasi .
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan, antara lain
sebagai berikut:
1. Menambah wawasan baru dan lebih memperdalam teori mengenai masyarakat madani.
2. Mempelajari karakteristik masyarakat madani agar dapat diterapkan di kehidupan sehari-
hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep masyarakat madani


Masyarakat madani atau civil society adalah masyarakat yang beradab , menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan , maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi .
Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota Madinah , yaitu sifat yang ditunjukkan
oleh kondisi dan sistem kehidupan yang berlaku di kota Madinah .Kondisi dan sistem kehidupan
itu menjadi popular dan dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang islami ,
sekalipun penduduknya terdiri dari berbagai macam keyakinan . Mereka hidup dengan rukun ,
saling membantu , taat hukum dan menunjukkan kepercayaan penuh terhadap pemimpinnya .Al-
Quran menjadi konstitusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang terjadi di antara
penduduk Madinah.
Masyarakat madani merupakan idealisasi tetang suatu masyarakat yang mandiri secara
politik , sosial dan ekonomi . Masyarakat madani adalah suatu lingkungan interaksi sosial yang
berada di luar pengaruh negara yang tersusun dari lingkungan masyarakat paling akrab seperti
keluarga , asosiasi-asosiasi sukarela , dan gerakan kemasyarakatan lainnya serta berbagai bentuk
lingkungan di mana di dalamnya masyarakat menciptakan kreatifitas , mengatur dan
memobilisasi diri mereka sendiri tanpa keterlibatan Negara . Di samping itu , cita-cita
masyarakat madani adalah menciptakan bangunan masyarakat yang tidak didasarkan pada
interaksi yang bersifat kelas/strata . Masyarakat madani hanya dapat berkembang jika tidak
disubordinasikan kepada negara . Artinya masyarakat biasa memperoleh dan mempertahankan
hak-hak mereka dan memperjuangkan kepentingan mereka yang sah sehingga tidak dimanipulasi
negara . (Tim Dosen PAI : 2005)
Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam
Q.S. Saba ayat 15:

Artinya : Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu
dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah
olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".
Sejarah telah mencatat bahwa masyarakat madani pernah dibangun oleh Rasullulah SAW
ketika beliau mendirikan komunitas muslim dikota Madinah. Masyarakat madani yang dibangun
oleh Nabi Muhammad SAW tersebut memiliki ciri-ciri : egalitarianism,penghargaan kepada
manusia berdasarkan prestasi (bukan prestise) seperti keturunan,kesukuan,ras,dan lain-lain)
keterbukaan partisipasi seluruh anggota ,masyarakat, dan ketentuan kepemimpinan melalui
pemilihan umum, bukan berdasarkan keturunan. Semuanya berpangkal pada pandangan hidup
berketuhanan dengan konsekuensi tindakan kebaikan kepada manusia. Masyarakat Madani tegak
berdiri di atas landasan kkeadilan, yang antara lain bersendikan keteguhan berpegang kepada
hukum.
Dalam rangka penegakkan hukum dan keadilan misalnya, Nabi Muhammad SAW tidak
membedakan antara semua orang. Masyarakat Madani membutuhkan adanya pribadi-pribadi
yang tulus yang mengikat jiwa pada kebaikan bersama. Namun komitmen pribadi saja tidak
cukup, tetapi harus diiringi dengan tindakan nyata yang terwujud dalam bentuk amal shaleh.
Dalam mewujudkan pengawasan inilah dibutuhkan keterbukaan dalam masyarakat. Mengingat
setiap manusia sebagai makhluk yang lemah mungkin saja mengalami kekeliruan dan
kekhilapan. Dengan keterbukaan ini, setiap orang mempunyai potensi untuk menyatakan
pendapat dan untuk di dengar, sementara dari pihak pendengar ada kesedian untuk mendengar
rendah hati untuk merasa tidak selalu benar . Selain ciri-ciri yang dikemukakan diatas ,
masyarakat madani sebagai masyarakat yang ideal juga memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang
mengakui adanya tuhan dan menempatkan hukum tuhan sebagai landasan yang mengatur
kehidupan sosial. Manusia secara universal mempunyai posisi yang sama menurut fitrah
kebebasan dalam hidupnya,sehingga komitmen terhadap kehidupan sosial juga dilandasi oleh
relativitas manusia di hadapan tuhan. Landasan hukum tuhan dalam kehidupan social itu lebih
objektif dan adil, karena tidak ada kepentingan kelompok tertentu yang diutamakan.
b. Damai,artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara
kelompok menghormati pihak lain secara adil. Kelompok social mayoritas hidup berdampingan
dengan kelompok minoritas sehingga tidak muncul kecemburuan sosial.Kelompok yang kuat
tidak menganiaya kelompok yang lemah ,sehinga tirani kelompok minoritas dan anarki
mayoritas dapat dihindari .
c. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi
kebebasannya. Prinsip tolong menolong antar anggota masyarakat didasarkan pada aspek
kemanusiaan karena kesulitan hidup yang dihadapi oleh sebagian anggota masyarakat tertentu,
sedangkan pihak lain memiliki kemampuan membantu untuk meringankan kesulitan hidup
tersebut.
d.Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah
sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas orang lain yang berbeda
tersebut. Masalah yang menonjol dari sikap toleran ini adalah sikap keagamaan, dimana setiap
manusia memiliki kebebasan dalam beragama tidak dapat dipaksakan. Akal dan pengalaman
hidup keagamaan manusia mampu menentukan sendiri agama yang dianggap benar.
e.Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial. Setiap anggota masyarakat memiiki hak dan
kewajiban yang seimbang untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan, dan keutuhan
masyarakat sesuai dengan kondisi masing-masing. Keseimbangan hak dan kewajiban itu berlaku
pada seluruh aspek kehidupan social, sehingga tidak ada kelompok social tertentu yang
diistimewakan dari kelompok social yang lain sekedar karena ia mayoritas.
f.Berperadapan tinggi, artinya ,masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu
pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan hidup manusia.
Ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia.
Ilmu pengetahuan memberi kemudahan umat manusia. Ilmu pengetahuan memberi kemudahan
dan meningkatkan harkat martabat manusia, disamping memberikan kesadaran akan posisinya
sebagai khalifah Allah . Namun,disisi lain ilmu pengetahuan juga bisa menjadi ancaman yang
membahayakan kehidupan manusia, bahkan membahayakan lingkungan hidup bila
pemanfaatannya tidak disertai dengan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
g.Berakhlak mulia, sekalipun pembentukan akhlak masyarakat dapat dilakukan berdasarkan
nilai-nilai kemanusiaan semata, tetapi realitivitas manusia dapat menyebabkan terjebaknya
konsep akhlak yang relative.sifat subjektif manusia sering sukar dihindarkan. Oleh karena itu,
konsep akhlak tidak boleh dipisahkan dengan nilai-nilai ketuhanan,sehingga substansi dan
aplikasinya tidak terjadi penyimpangan. Aspek ketuhanan dalam aplikasi akhlak memotivasi
manusia untuk berbuat tanpa menggantungkan reaksi serupa dari pihak lain.
Oleh karena itu, masyarakat Madani haruslah masyarakat yang demokratis yang terbangun
dengan menegakkan musyawarah. Musyawarah pada hakikatnya menginterpretasi berbagai
individu dalam masyarakat yang saling memberi hak untuk menyatakan pendapat, dan mengakui
adanya kewajiban untuk mendengarkan pendapat orang lain.
Umat islam adalah umat yang diberikan kelebihan oleh Allah di antara umat manusia yang lain.
Umat Islam mempunyai aturan hidup yang sempurna dan sesuai dengan fitrah kehidupannya.
Aturan hidup itu sebagai rahmat bagi alam semesta. Ia bersifat universal, mengatur segala aspek
kehidupan manusia, terutama bagi kehidupan, islam memberi arahan yang signifikan agar
kehidupan manusia selamat dari segala bencana dan azab nya. Bagi umat islam.
Masyarakat Madani merupakan masyarakat harapan bagi umat islam, bukan sekedar
masyarakat yang lebih banyak mengeksploitasi symbol-simbol islam, melainkan masyarakat
yang mampu membawakan substansi islam dalam setiap gerak kehidupan masyarakat. Untuk itu
masyarakat islam dituntut ikut berperan dalam rangka mewujudkan masyarakat Madani tersebut.
Masyarakat Madani memerlukan adanya pribadi-pribadi yang tulus mengikatkan jiwanya kepada
wawasan keadilan. Ketulusan jiwa itu hanya terwujud jika orang tersebut beriman dan menaruh
kepercayaan terhadap Allah. Ketulusan tadi juga akan mendatangkan sikap diri yang menyadari
bahwa diri sendiri tidak selamanya benar. Dengan demikian lahir sikap tulus mengahargai
sesama manusia, memiliki kesedian memandang orang lain dengan penghargaa, walau betapa
pun besarnya perbedaan ang ada, tidak ada saling memaksakan kehendak, pendapat, Masyarakat
Madani akan terwujud jika umat islam bergerak serempak, saling menghormati dan
melindungi,saling membantu dan mendukung, bukan menyerang dan menghancurkan.
Sungguh kiita semua merindukan keadaan peradaban dunia Islam sebagaimana yang telah ada
pada masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di kota madinah.
Umat islam telah memperkenalkan onsep masyarakat peradaban, masyarakat madani adalah
Nabi Muhammad, Rasullullah SAW yang memberikan teladan kearah pembentukan masyarakat
peradaban tersebut. Setelah perjuangan di kota mekah tidak menunjukan hasil yang berarti, allah
telah menunjuk kota kecil, yang selanjutnya kita kenal dengan Madinah, untuk dijadikan basis
perjuangan menuju masyarakat peradaban yang dicita-citakan. Dikota itu nabi meletakka dasar-
dasar masyarakat madani yaitu kebebasan. Untuk meraih kebebasan, khususnya di bidang
agama, ekonomi, sosial dan politik. Nabi diijinkan untuk memperkuat diri dengan membangun
kekuatan bersenjata untuk melawan musuh peradaban. Hasil dari proses itu dalam sepuluh tahun,
beliau berhasil membangun sebuah tatanan masyarakat yang berkeadilan, terbuka dan
demokratis dengan dilandasi ketaqwaan dan ketaatan kepada ajaran islam.
Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat
madani, yaitu:
1. Masyarakat Saba, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman. Nama saba yaitu terdapat dalam al-
Quran itu ini bahkan dijadikan salah satu surat al-Quran yaitu surat ke-34. Keadaan masyarakat
saba yang dikisahkan didalam al-quran itu mendiami negeri yang baik, yang subur dan nyaman.
Di tempat ini terdapat kebun dengan tanamannya yang subur, yang menyediakan rezeki,
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
2. Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah antara Rasullullah SAW beserta
umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum
Aws dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling
menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial, menjadikan Al-Quran sebagai
konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap
keputusan-keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama
serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

2.2 Relevansi masyarakat madani dengan demokrasi


Kata demokrasi terkesan sangat akrab dan seakan sudah dimengerti begitu saja. Dalam
banyak perbincangan mulai dari yang serius sampai yang santai kata demokrasi sering terlontar.
Menurut Moh. Mahfud MD, dalam Azra (2000:109-110) mengatakan ada dua alasan
dipilihnya demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara. Pertama hampir semua
negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental; kedua,
demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan
masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.
Pengertian demokrasi menurut Schmeter dalam Azra (2000:110) mengatakan demokrasi
adalah merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana
individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas
suara rakyat.
Sedangkan menurut Hook dalam Azra (2000:110) demokrasi adalah bentuk
pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa.

Begitu juga menurut Mayo dalam Azra (2000:110) menyatakan demokrasi sebagai sistem
politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan
berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik yang diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik.
Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara
mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah
mengenai kehidupannya., termasuk dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut
akan menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian negara yang menganut sistem demokrasi
adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat.
Hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bernasyarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Jadi hakikatnya apabila ketiga hal dibawah ini
dapat ditegakkan maka akan tercapailah masyarakat yang demokratis dapat dijalankan dan
ditegakkan dalam suatu pemerintahan.
Kekuasaan pemerintahan berada ditangan rakyat mengandung pengertian tiga hal:
1. Pemerintah dari rakyat
2. Pemerintah oleh rakyat
3. Pemerintah untuk rakyat
3. Pilar Penegak Masyarakat Madani

Masyarakat madani juga memiliki beberapa institusi-institusi yang berperan sebagai


pilar-pilar dari masyarakat madani diantaranya :
1. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat (Non Governmental Organization) NGOS merupakan organisasi
yang bertujuan untuk mengembangkan pembangunan di tingkat Grassroots (akar rumput)
masyarakat miskin, biasanya melalui penciptaan dan dukungan terhadap kelompok-kelompok
swadaya local. Biasanya jumlah anggota kelompok ini berkisar diantara 20-50 anggota. Sasaran
LSM adalah menjadikan kelompok-kelompok ini berswadaya setelah proyeknya berakhir.LSM
memiliki keunggulan dibandingkan jenis organisasi lain. Goran Hayden menggambarkan
keunggulan tersebut sebagai berikut :
1. LSM dekat dengan kaum miskin dan punya organisasi terbuka yang memudahkan
informasi keatas
2. LSM mempunyai staff yang bermotivasi tinggi
3. LSM mempunyai efektifitas biaya serta bebas dari korupsi
4. LSM cukup kecil, terdesentralisasi, luwes dan mapan menerima feedback dari proyek
yang dipromosikan
5. LSM lebih mampu mendorong penggunaan jasa-jasa pemerintah yang lebih baik

2. Pers
Pengertian pers dibatasi pada pengertian sempit dan pengertian luas, seperti dikemuka-
kan oleh Oemar Seno Adji, Pers dalam arti sempit seperti diketahui mengandung penyiaran-
penyiaran pikiran, gagasan ataupun berita-berita dengan jalan kata tertulis. Se-baliknya, pers
dalam arti yang luas memasuk-kan di dalamnya semua media mass communi-cations yang
memancarkan fikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis mau pun dengan
kata-kata lisan.
Pengertian pers menurut Undang-undang No. 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-keten-
tuan Pokok Pers Pasal 1 ayat (1) adalah seba-gai berikut:
Pers adalah lembaga kemasyarakatan alat revolusi yang mempunyai karya sebagai salah
satu media komunikasi massa yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu
terbitnya diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat teknik lainya.

3. Supremasi Hukum
Supremasi hukum ialah bahwa hukumlah yang berkuasa dalam arti bahwa pemerintahan
dijalankan berdasarkan hukum secara konsisten tanpa pandang bulu dan bahwa tidak ada
seorangpun kebal terhadap hukum. Unsur-unsur esensial dari supremasi hukum adalah sebagai
berikut :

1. Kebebasan peradilan. Hakim bebas untuk mengadili setiap perkara yang diajukan
kepadanya dan bebas pula dari campur tangan dari pihak ekstra yudisiil, ia harus objektif
tidak memihak. Pengadilan merupakan tempat pelarian terakhir (laatste toevlucht) bagi
setiap justiciabele atau pencari keadilan, sehingga tidka perlu lari ke DPR untuk minta
keadilan.
2. Hak asasi manusia dijamin oleh undang-undang.
3. Setiap orang diperlakukan sama dimuka hukum.
4. Setiap orang dilindungi terhadap tindakan pemerintah yang sewenang-wenang sekalipun
dikatakan bahwa sekarang tidak ada supremasi hukum di Indonesia, namun harus diakui,
sekalipun mungkin belum memuaskan, bahwa sudah ada usaha dari Pemerintah untuk
menciptakan supremasi hukum.

4. Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi adalah tempat dimana civitas akademiknya masyarakat madani yang
bergerak pada jalur moral force untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengkritisi berbagai
kebijakan kebijakan pemerintah, dengan catatan gerakan yang dilancarkan oleh mahasiswa
tesebut masih pada jalur yang benar dan memposisikan diri pada rel dan realitas yang betul
betul, menyuarakan kepentingan masyarakat (public).
5. Partai Politik
Dalam kehidupan yang demokrasi seperti di Indonesia sekarang ini, partai politik
merupakan instrumen yang wajib ada disuatu negara yang menjalankan demokrasi. Bahkan
pendapat yang ekstrim yang mengatakan bahwa tidak ada demokrasi ketika tidak ada partai
politik didalamnya, karena partai politiklah yang memainkan peranan penting dalam sistem
demokrasi. Dengan adanya partai politik maka masyarakat akan merasakan mempunyai
negara/pemerintah, karena ketika tidak ada kekuatan penyeimbang dari penguasa maka
kecenderungannya adalah kekuasaan tersebut akan digunakan secara berlebihan dan tentunya
masyarakatlah disini yang akan selalu dirugikan melalui kebijakan-kebijakanya.

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulakn sebagai berikut : [1] Menyarakat madani
merupakan suatu wujud masyarakat yang memiliki kemandirian aktivitas dengan ciri:
universalitas, supermasi, keabadian, pemerataan kekuatan, kebaikan dari dan untuk bersama,
meraih kebajikan umum, piranti eksternal, bukan berinteraksi pada keuntungan, dan kesempatan
yang sama dan merata kepada setiap warganya. ciri masyarakat ini merupakan masyarakat yang
ideal dalam kehidupan. Untuk Pemerintah pada era reformasi ini, akan mengarakan semua
potensi bangsa berupa pendidikan, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, militer, kerah
masyarakat madani yang dicita-citakan. [2] Konsep dasar pembaharuan pendidikan harus
didasarkan pada asumsi-asumsi dasar tentang manusia meenurut aajaran Islam, filsafat dan teori
pendidikan Islam yang dijabarkan dan dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi tentang
manusia dan lingkungannya. Atau dengan kata lain pembaharuan pendidikan Islam adalah
filsafat dan teori pendidikan Islam yang sesuai dengan ajaran Islam, dan untuk lingkungan
( sosial - kultural) yang dalam hal ini adalah masyarakat madani. (3) Konsep dasar pendidikan
Islam supaya relevan dengan kepentingan umat Islam dan relevan dengan disain masyarakat
madani. Maka penerapan konsep dasar filsafat dan teori pendidikan harus memperhatikan
konteks supra sistem bagi kepentingan komunitas "masyarakat madani" yang dicita-citakan
bangsa ini.

DAFTAR PUSTAKA

Fadloli,dkk.2016.Pendidikan Agama Islam.Aditya Media Publishing:Malang


Suito, Deny. 2006. Membangun Masyarakat Madani. Centre For Moderate Muslim
Indonesia: Jakarta
http://solikhaton.blogspot.co.id/2013/11/tugas-makalah-pendidikan-agama-islam.html

http://nitaistyawati.blogspot.co.id/2014/03/peran-umat-islam-dalammewujudkan_22.html
http://www.semangatanaknegeri.com/2014/04/makalah-masyarakat-madani-dan.html

Você também pode gostar