Você está na página 1de 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dipandang mempunyai potensi yang

baik dalam industri manufaktur. Karena tanah yang subur dan tidak heran jika

Indonesia mempunyai produksi yang cukup tinggi dalam industri manufaktur.

Kesediaan area yang luas menjadikan Indonesia negara penghasil rempah-rempah

terbesar di dunia.

Banyak komoditi yang dihasilkan dari tanah Indonesia yang subur dengan

kualitas baik, dan salah satunya adalah teh kemasan. Teh kemasan merupakan

salah satu produk minuman yang digemari masyarakat, minuman berwarna coklat

ini umum menjadi minuman penjamu tamu. Aromanya yang harum serta rasanya

yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi, (Hartoyo, 2003)

Komposisi senyawa kimia yang terkandung dalam teh sangat kompleks,

terdiri atas polifenol (katekin dan turunannya), senyawa-senyawa ksantin (kafein,

teofilin, dan teobromin), asam amino, karbohidrat, protein, klorofil, senyawa-

senyawa volatil, fluor, mineral, dan senyawa-senyawa kelumit. (Wu dan Wei,

2002).

Senyawa fitokimia yang paling banyak terkandung dalam teh adalah

katekin. Senyawa fitokimia tersebut merupakan golongan senyawa polifenolik

yang mempunyai gugus hidroksi yang banyak atau sering disebut sebagai

polihidroksi. Senyawa turunan katekin yang terdapat dalam teh adalah :


1
2

epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin gallate (ECG), dan

epigallocatechin gallate (EGCG). EGCG merupakan senyawa turunan terbanyak

yang terkandung dalam teh yaitu sekitar 60-70% dari total katekin (Svobodova

dkk., 2003). Selain katekin, teh jugan mengandung senyawa polifenol lain yaitu

asam galat dan juga mengandung kafein. (Prayong dkk., 2007).

Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah lama diyakini

memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh diantaranya mampu mencegah dan

menyembuhkan beberapa penyakit mulai dari kanker, jantung koroner, diabetes,

mengurangi stres, mempertahankan berat tubuh ideal, menurunkan tekanan darah,

elembut kulit dan lain-lain. ( hartoyo 2003; Rohdiana 2009)

Ada juga yang terkandung dalam teh yang mengakibatkan kurang baik

bagi tubuh, zat itu adalah kafein. Menurut BPOM tahun 2014, dikatakan bahwa

maksimal kafein yang terkandung dalam teh adalah 40 mg per sajian. (BPOM

2014) Meskipun kafein aman dikonsumsi, zat ini dapat menimbulkan reaksi yang

tidak dikehendaki seperti insomnia, gelisah, merangsang, delirium,

tekikardia,ekstrasistole, pernepasan meningkat, tremor otot dan diuresis. (Misra

2008)

Kafein merupakan alkaloid dari golongan metilxantium yang diketahui

memiliki aktivitas farmakologi yakni menstimulas sistem saraf pusat. Kafein

terdistribusu setidaknya pada 63 jenis tumbuhan yang ada di alam baik pada

bagian daun, biji dan buah. Sumber utama kafein diantaranya ada pada kopi, kola

dan teh (Frary et al, 2005).


3

Penetapan kadar kafein dalam beberapa produk telah banyak dilakukan

diantaranya Veronica (2007) yang telah melakukan penetapan kadar kafein dalam

minuman berenergi dengan metode spektrofotometer derivat aplikasi peak to

peak. Ahmad (2015) melakukan analisa secara kuantitatif dan kualitatif kadar

kafein dalam kopi bubuk lokal yang beredar di kota palembang menggunakan

spektrofotometer uv-vis. sementara Verawati, dkk., (2014) melakukan penetapan

kadar konsumsi kafein dalam minuman teh seduh yang beredar di pasaran secara

KLT Densitometri. Dari beberapa metode tersebut, pemeriksaan yang

menggunakan metode spektrofotometer banyak di gunakan dalam pemeriksaan

kadar Kafein melihat pengerjaannya cepat, murah dan mudah dikerjakan sehingga

membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang analisa kadar kafein pada teh

kemasan merek X yang beredar di pasaran dengan menggunakan metode

spektrofotomester uv-vis

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, didapat rumusan masalah sebagai berikut:

a. Berapa kadar kafein dalam teh kemasan merek X yang beredar di pasaran

dengan menggunakan metode spektrofotomester uv-vis ?


b. Apakah kandungan kafein dalam teh kemasan merek X yang beredar di

pasaran sesuai dengan standar BPOM ?

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini sampel yang digunakan di batasi hanya pada teh

kemasan bermerek
4

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar kafein

dalam teh kemasan merek X yang beredar di pasaran

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan ilmu dan wawasan

tentang kafein dan cara memeriksanya serta mengetahui bahaya mengkonsumsi

berlebih pada produk minuman yang mengandung kafein salah satunya teh.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel teh kemasan merek pochi dambil dari pasaran seara rondom.

G. Waktu dan Tempat

a. Waktu Penelitian : 25 Mei sd 13 Juni 2017

b. Tempat Penelitian : Laboratorium Stikes BTH Tasikmalaya

Você também pode gostar