Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Of
Therapy
DIAGNOSIS
! Anamnesis : riwayat keluarga dengan alergi, riwayat atopi, kebiasaan penderita
gosok-gosok hidung, bersin-bersin, hidung buntu, hidung meler
! Tanda khas pada muka : Dennies's line, allergic face. (Warna kulit gelap di bawah
mata, warna kemerahan pada hidung)
! Pemeriksaan hidung (pada pasien dalam serangan) ; mukosa konka edema dan
pucat kebiruan (livide) dengan ingus encer
! Dapat ditemukan otitis media serosa atau hipertrofi adenoid
! Pemeriksaan sekret hidung sel eosinofil meningkat 3 %, kecuali pada saat infeksi
sekunder, sel segmen akan dominan
! Kadar IgE total meningkat pada kurang dari setengah penderita
! Tes kulit kurang bermakna pada anak di bawah 3 tahun
TERAPI
Pengobatan ditujukan untuk mencegah kontak dengan alergen penyebab,
medikamentosa diberikan bila perlu (dengan antihistamin dan dekongestan oral).
Contoh resep
Rhinitis alergi, BB 25 kg Rhinofaringitis
R/ efedrin tab no V R/ cotrimoxazol mg 480 no. V
s. 3 d. d. tab Sach lact. Ad. Q. S.
Mfla pulv. d. t. d. no X
R/ CTM tab no V S 2 d. d. pulv I
S 3. d. d. tab
R/ ambroxol tab no IV
Contoh resep u/ anak>12 th pseudoefedrin tab no III
Sach lact ad q. s.
R/ setirizina HCL mg 10 no X Mfla pulv. d. t. d. no XII
S 3 d. d. pulv I
S 1 d. d. tab I
80
Art
Of
Therapy
Pediatric
Daftar Pustaka
Komite Medik, Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1999
BRONKITIS
DEFINISI
Peradangan saluran nafas besar, yang termasuk trakea, bronkus ukuran besar dan
sedang.
DIAGNOSIS
! Demam 37,8-39 C (jarang tinggi)
! Batuk, mula-mula kering kemudian dapat menjadi berdahak, pada anak besar
sering purulen
! Nyeri dada waktu batuk bila batuknya berat
! Gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring
! Faring hiperemis bisa juga tampak
! Ronki basah kasar merupakan tanda khas
TATA LAKSANA
Penderita tidak perlu dirawat inap, kecuali ada indikasi seperti dehidrasi atau ada
reaksi penyempitan bronkus (bronkitis asmatis).
- Analgetik-antipiretik parasetamol 10mg/ kgBB/ kali.
- Antitusif untuk batuk non produktif yang mengganggu : dekstrometorfan 1 mg/
kgBB/ hari (3 dosis).
- Antibiotik diberikan jika ada bukti infeksi bakterial
- Ekspektoran untuk batuk berdahak misal ambroxol 0,5-1,5 mg/ kgBB/ hari,
glyceril guaiakolat (GG) 50 mg/ kali (3 kali sehari)
- Mukolitik fisioterapi pada batuk yang produktif (taping/ menepuk daerah
punggung)
Contoh resep Bronkitis, Anak, BB 25 kg
R/ ambroxol tab mg 30 no X
S 3 d. d. tab
R/ parasetamol tab mg 250 no XV
S 3 d. d. tab I
81
Art
Of
Therapy
Pediatric
Daftar Pustaka
Komite Medik, Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1999
BRONKIOLITIS
DEFINISI
Infeksi pada bronkiolus secara menyeluruh yang ditandai adanya obstruksi inflamasi
pada saluran nafas.
DIAGNOSIS
! Anamnesis : sesak nafas, mengi (ngik-ngik)
! Pemeriksaan fisik : demam ringan, takipneu, sering sianosis, nafas cuping
hidung, retraksii dinding dada, auskultasi suara nafas menurun, ekspirasi
diperpanjang, kadang mengi, ronkii basah halus tersebar, hepar/ lien kadang
teraba.
! Laboratorium : biasanya normal, angka leukosit meningkat. Analisi gas darah
pCO2 mungkin tinggi.
! Radiologi : mungkin masih normal, atau menunjukkan hiperinflasi paru/
emfisema (hiperlusens), diameter anteroposterior meningkat pada fotolateral
dan diafragma terdorong ke bawah. Kadang ditemukan bercak perpadatan
akibat atelektasis sekunder terhadap obstruksi atau inflamasi.
TATA LAKSANA
- Pasien bronkiolitis akut biasanya perlu rawat inap.
- Pemberian oksigen konsentrasi 35-40%
- Pemberian cairan sesuai kebutuhan
- Posisi nyaman dengan posisi supine kepala ditegakkan
- Pertimbangan pemberian kortikosteroid
- Pemberian antibiotik bila ada indikasi
- Pemberian obat mukosilier klirens inhalasi atau per oral
Daftar Pustaka
Komite Medik, Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 1999
82
Art
Of
Therapy
Pediatric
PNEUMONIA
Definisi
Peradangan parenkim paru yang berupa infiltrat atau konsolidasi alveoli atau jaringan
intersisial.
Diagnosis
! Anamnesis : batuk, sesak nafas yang timbul mendadak, demam.
! Pemeriksaan fisik : sesak nafas (dispneu), nafas cepat (takipneu), nafas cuping
hidung, sianosis. Pada paru terdapat retraksi dinding dada, perkusi sonor sampai
redup relatif, ronki basah halus nyaring atau krepitasi.
! Laboratorium : jumlah leukosit meningkat, hitung jenis bergeser ke kiri. Analisis
gas darah : pO2 turun (ada hipoksia), dapat asidosis (respiratoir).
! Radiologi : bervariasi dari infiltrat ringan sampai bercak-bercak merata kedua
lapang paru (bronkopneumonia), sarang infiltrat berkonsolidasi memberi
bayangan lebih padat. Pada pneumonia lobaris infiltrat masif satu lobus.
Tata Laksana
- Pneumonia lobaris atau bronkopneumonia berat harus dirawat inap (rujuk).
- Bersihkan jalan nafas (isap lendir), oksigenasi adekuat
- Cairan yang cukup, bila perlu intravena/ infus
- Diet TKTP
- Medikamentosa : antibiotik ampisilin 10 mg/ kg BB, mukosilier klirens misal
salbutamol 0,1 mg/ kg BB/ kali
83
Art
Of
Therapy
Pediatric
Daftar Pustaka
Komite Medik, Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1999
ASMA BRONKIAL
DEFINISI
Penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa peningkatan reaktivitas
(hiperreaktivitas) trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi klinik berupa penyempitan saluran nafas yang menyeluruh.
DIAGNOSIS
! Riwayat penyakit/ gejala :
- Bersifat episodik seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
- Gejala berupa batuk, sesak nafas, rasa berat di dada dan berdahak
- Gejala timbul/ memburuk terutama malam hari/ dini hari
- Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
- Respons terhadap pemberian bronkodilator
- Riwayat keluarga atau diri sendiri atopi
! Pemeriksaan fisik waktu serangan dapat ditemui frekuensi nafas meningkat,
amplitudo nafas dangkal, sesak nafas, nafas cuping hidung, sianosis, gerakan
dinding dada berkurang, hipersonor, bunyi nafas lemah, wheezing ekspirasi,
ekspirasi diperpanjang, ronki kering, ronki basah dan suara lendir.
TERAPI
! Controllers : ! Reliever :
- Kortikosteroid inhalasi/ sistemik - Agonis beta-2 kerja singkat
- Sodium kromoglikat - Kortikosteroid sistemik
- Nedokromil sodium - Antikolinergik
- Metilxantin - Aminofilin
- Agonis beta-2 kerja lama - Adrenalin
inhalasi/ oral
- Antihistamin generasi kedua,
misal cetirizin
84
Art
Of
Therapy
Pediatric
Contoh resep Asma Bronkial, Anak, BB 20 kg Notes:
R/ salbutamol tab mg 4 no X Salbutamol 0,1 mg/kgBB/kali
S p. r. n. 3 d. d. tab Ambroxol 0,5mg/kgBB/kali
R/ ambroxol mg 30 no X serangan asma : O2, nebulizer
s 3 d. d. tab - berotec 8 tetes
- bisolvon 6 tetes
- atrovent 4-6 tetes
Daftar Pustaka
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma : Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
di Indonesia.Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 2004.
GAGAL JANTUNG
DEFINISI
Sindrom klinis yang ditandai dengan ketidakmampuan miokardium memompa darah
ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh termasuk
kebutuhan untuk pertumbuhan.
DIAGNOSIS
! Anamnesis : sesak nafas, bayi kesulitan minum, bayi mengalami bengkak pada
kelopak mata, anak mengalami bengkak pada tungkai, keringat berlebihan di
dahi.
! Manifestasi klinis :
- Tanda gangguan miokard :
1. Takikardia : laju jantung > 160x/menit pada bayi dan > 100x/menit pada
anak (saat diam). Jika laju jantung lebih dari 200x/menit perlu dicurigai
adanya takikardia supraventikular.
2. kardiomegali pada pemeriksaan fisik atau foto toraks
3. peningkatan tonus simpatis : berkeringat, gangguan pertumbuhan
4. irama derap (gallop)
- Tanda kongesti vena paru
(gagal jantung kiri) :
1. takipneu 6. Sering bersin
2. sesak nafas 7. Dyspneu d'effort
3. ortopneu 8. Takikardi
4. mengi atau ronki 9. Kardiomegali
5. Batuk kronis
85
Art
Of
Therapy
Pediatric
- Gejala dan tanda lain : Edema muka/ periorbital, Ronki basah basal, I r a m a
gallop, Anggota badan dingin dan lembab, Keringat keluar terus menerus
TERAPI
Penatalaksanaan umum :
1. Oksigenasi
2. Tirah baring dengan posisi setengah duduk
3. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
4. Restriksi garam jangan terlalu ketat, pada anakgaram <0,5 gram per hari
5. Hilangkan faktor yang memperberat : atasi anemia, demam, infeksi
Medikamentosa :
1. Digoksin
86
Art
Of
Therapy
Pediatric
Digoksin dapat diberikan secara intra vena dengan dosis 75% dosis oral
Digitalisasi diberikan dengan cara :
! Dosis awal 0,5 dosis digitalisasi total
! 8 jam kemudian 0,25 dosis digitalisasi total, sisanya 8 jam kemudian
! dosis rumatan diberikan 12 jam setelah dosis digitalisasi selesai
Dosis rumat : sepertiga sampai seperlima dosis inisial, diberikan 2 kali/
hari; atau diberikan 2 kali sehari dengan dosis 0,01 mg/kgBB/kali dengan
dosis maksimum 2x0,125mg (tidak boleh melebihi 1 tablet sehari).
Daftar Pustaka
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, edisi 2004, IDA
TETRALOGI FALLOT
DEFINISI
Kelainan jantung kongenital yang ditandai kombinasi empat kelainan jantung
bersamaan, yaitu:
! Stenosis pulmonal : penyempitan katup pulmonal dan atau saluran dari ventrikel
kanan ke arteri pulmonal.
! Defek septum ventrikel : lubang pada dinding pemisah antara ventrikel kanan
dan kiri.
! Dekstroposisi aorta : diameter lubang aorta melebar dan tampak seperti keluar
dari ventrikel kiri dan kanan.
! Hipertrofi ventrikel kanan : penebalan dinding otot ventrikel karena tekanan
ventrikel meningkat.
87
Art
Of
Therapy
Pediatric
DIAGNOSIS
Sianosis : terlihat terutama pada kulit dan mukosa (kulit jari tangan, mukosa
bibir)
Jari tabuh (clubbing finger)
Bising sistolik keras dengan nada tinggi pada sela iga 4 linea parasternalis kiri
(bising VSD), bising pansistolik dan bising sistolik ejeksi dengan nada sedang
pada sela iga 2-3 kiri.
Posisi squatting/ sering jongkok pada anak yang sudah bisa berjalan.
Dikarenakan posisii squatting mengurangi venous return dari tungkai bawah dan
meningkatkan resistensi sistemik vaskuler yang berakibat shunt dari kanan ke
kiri berkurang dan aliran darah pulmonal meningkat sehingga menaikkan
oksigenasi arterial sistemik.
Blue spells : serangan sianosis yang tiba-tiba dengan hiperpnea, hipoksia banyak
terjadi umur 2 bulan sampai 2 tahun. Ditandai : sesak nafas mendadak, nafas
cepat dan dalam, sianosis, lemas, dan dapat terjadi sinkop.
Pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
Rontgen dada : couer en sabot (jantung berbentuk sepatu boot) akibat
terangkatnya apeks karena hipertrofi ventrikel, corakan paru menurun,
pembesaran atrium kanan.
TERAPI
! Posisi knee chest atau squatting.
! Oksigenasi yang adekuat (di rumah sakit diberikan oksigen dengan masker)
! Morfin sulfat 0,1mg/kgBB secara subkutan, inttramuskuler atau intravena.
! Sodium bikarbonat 1mEq/kgBB secara i.v.
! Propanolol (beta blocker) untuk mengurangi kontraktilitas miokard : oral 0,5-
1mg/kgBB/6 jam ; i.v. 0,01-0,15mg/kgBB/6-8 jam diberikan dalam waktu sepuluh
menit.
! Pemberian vasokonstriksi perifer seperti fenilefedrin.
! Terapi definitif bedah rujuk ke RS
Daftar Pustaka
Sinaga L. E. Dan Wahab A. S., Kardiologi Anak Tetralogi Fallot, Bagian Ilmu Kesehatan Anak,
Yogyakarta, 2004
88
Art
Of
Therapy
Pediatric
TUBERCULOSIS
DEFINISI
TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
DIAGNOSIS
Sebagian besar diagnosis berdasarkan: gambaran klinis, gambaran foto
Rontgen, Uji tuberculin, Riwayat kontak.
Paling tepat bila ditemukan kuman TB misal dari dahak, bilasan lambung, biopsi
anak sulit, jarang didapat
Dicurigai TB bila :
- Kontak erat penderita TB BTA (+)
- Reaksi cepat setelah penyuntikkan BCG (dalam 3-7 hari) berupa
kemerahan, indurasi 5 mm
- Terdapat gejala umum
TERAPI
Prinsip tidak berbeda dengan dewasa
Hal perlu perhatian :
- OAT baik tahap intensif maupun lanjutan diberikan setiap hari
89
Art
Of
Therapy
Pediatric
Daftar Pustaka
Nastiti N Rahajoe, dkk. Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak. PP IDAI tahun 2005
MORBILI
(CAMPAK, RUBEOLA, MEASLES)
DEFINISI
Penyakit menular akut yang khas terdiri dari stadium prodromal, erupsi dan
konvalesens
90
Art
Of
Therapy
Pediatric
DIAGNOSIS
! Riwayat kontak dengan penderita morbili
! Stad.prodromal: enantema (koplik` spots) dan tanda 3C (conjungtivitis, coryza
dan cough) disertai demam ringan sampai sedang
! Stad. Erupsi: ruam makulopapular, biasanya dimulai dari leher/belakang telinga
lalu ke daerah muka, badan, anggota badan disertai panas tinggi
! Stad. Akhir: ruam menjadi hiperpigmentai dan kadang-kadang deskuamasi,
gejala menghilang
! Lab: angka leukosit biasanya rendah dan limfositosis relatif
! Kultur dan serologik: atas indikasi
Pemeriksaan penunjang
" Jumlah leukosit dan hitung jenis sel
" Kultur dan serologik: atas indikasi bila memungkinkan
TERAPI
Simtomatik: antipiretika, antikonvulsi bila diperlukan
Antibiotik bila ada infeksi sekunder bakteri, profilaksi antimikroba tidak
dianjurkan
Ribavirin, bila anak immunocompromised. Dosis tinggi i.v bila terdapat subacute
scleroing panencephalitis.
Vitamin A dosis tinggi (rekomendasi WHO dan UNICEF):
- umur 6 bl- 1th : 100.000 Unit dosis tunggal p.o
- umur>1th : 200.000 Unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke 2 dan 4 minggu kemudian bila telah
didapat tanda defisiensii vitamin A
Suportif:
- Istirahat cukup
- pertahankan status nutrisi dan hidrasi
- Perawatan kulit dan mata
- Perawatan lain sesuai penyulit yang terjadi (bronkospasme, pneumonia,
bronchiolitis, encephaliti, multiorgan bleeding; appendicitis, myocarditi,
keratiti, trombocytopenia)
91
Art
Of
Therapy
Pediatric
Daftar Pustaka
American Academy of Pediatrics. Dalam: Pets G, penyunting. Red book: Report of the
committee on infectious disease; ed. 23. Elk Grove Village: American Academy of Pediatric,
1994; 308-23
Levin MJ, Romero JR. Meales, infection: viral&ricketsial. Current Pediatric Diagnosis &
Treatment; ed.10. USA: Prentice Hall International Inc, 1992; 820-2.
Plotkin SA. Meales (rubeola). Dalam: Behrmann RE, Kliegman RM, Nelon WE, Vaughan VC III,
penyunting. Nelon Textbook of Pediatrics:ed.14. Philadelphia: WB Saunders Co, 1002; 791-4.
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005
KRITERIA DIAGNOSIS
Kontak dengan penderita DBD atau DSS
Kriteria WHO (Diagnosis klinis ditegakkan bila didapatkan > 2 gejala klinis
dengan trombositopenia dan hemokonsentrasi)
Gejala Klinis
! Demam tinggi mendadak 2-7 hari
! Manifestasi perdarahan
- Uji torniquet (+)
- Perdarahan spontan: ptekia, purpura, ekimosis, epitaksis, perdarahan
gusi, hematemesis dan melena
! Hepatomegali
! Tanpa atau dengan gejala renjatan
- Nadi lemah, cepat dan kecil sampai tidak teraba
- Tekanan nadi < 20 mmHg
- Tekanan darah
- Kulit teraba dingin dan lembab, terutama daerah akral (ujung hidung,
jari dan kaki)
- Sianosis sekitar mulut
92
Art
Of
Therapy
Pediatric
Laboratorium
- Trombositopenia (<100.000/mm3)
- Hemokonsentrasi (Ht > 20%)
Diagnosis pasti
! Hemaglutination inhibition test (HI)
! Tes netralisasi
! Dot blot immunoassay
TERAPI
A. Tanpa Renjatan
" Pengawasan
- Tanda vital setiap 1-2 jam
- Ht setiap 3-4 jam
- Monitor intake, output dan kondisi pasien
Bila dapat minum dianjurkan banyak minum (air teh, gula, susu, juice, dll).
Bila penderita nyeri ulu hati, muntah, Ht cenderung , kejang atau
trombosit infus glukosa 5% dilarutkan dalam 1: 2 atau 1:1 larutan NaCl
fisiologis)
Dengan kebutuhan
Inisial: 10 ml/kgBB untuk setiap kehilangan cairan 1% dari BB normal
93
Art
Of
Therapy
Pediatric
Tabel 34. Rumatan (Holiday segar)
" Simtomatik
Antipiretik : Parasetamol tiap 6 jam bila hiperpireksia (>39C) atau
mempunyai kecenderungan kejang demam
< 1 th : 60 mg/dosis
3-6 th : 120 mg/dosis
6-12 th : 240 mg/dosis
A. Renjatan
" Berikan RL, Ringer Asetat atau glukosa 5% dilarutkan dalam NaCl fisiologis
1:1 atau 1:2 secara cepat (< 20 menit) i.v bolus 10-20 ml/kgBB (bisa diulang
bila perlu)
" Bila masih terdapat syok, O2 bisa diberikan dan periksa Ht. Jika Ht berikan
plasma/plasma pengganti atau albumin 35% sebanyak 0-20 ml/kgBB secara
bolus, bisa diulangi bila perlu dengan cairan koloid 20-30 ml/kgBB
" Bila masih terdapat juga syok, diberikan fresh whole blood 10 ml/kgBB (jika
Ht tetap di atas 35%)
" Bila terdapat renjatan lagi pemberian cairan sesuai dengan terapi cairan
tanpa renjatan
" Koreksi gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
" Sedativa : Klorat hidrat 12,5-50 mg/kgBB p.o/rectal bila perlu
Obervasi
Observasi tanda vital dan keadaan klinis
Periksa secara serial Hb, Ht dan trombosit. Pada kasus ringan setiap 4 jam. Bila
ditemukan sakit ulu hati, mual, Ht , trombosit , lakukan pemeriksaan setiap 2 jam
atau lebih sering
Pada syok dilakukan pemeriksaan:
! Tanda vital setiap 15-30 menit
! Intake dan output
94
Art
Of
Therapy
Pediatric
Pulang
Cairan awal
RL/NaCl 0,9% atau RL D5/NaCl 0,9%+ D5, 6-7ml/kgBB/jam
Perbaikan(+)
Tetesan dikurangi
-> 3 ml/kgBB/jam, Ht naik Ht turun
IVFD stop pada 24-48 jam distress pernafasan
-->tnd vital&Ht stabil,diuresis cukup
Perbaikan(+)
95
Art
Of
Therapy
Pediatric
Tetesan 5 ml/kgBB/jam
Ht Turun Hb dan Ht tinggi
Tetesan 3 ml/kgBB/jam
96
Art
Of
Therapy
Pediatric
MALARIA
DEFINISI
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh satu atau lebih dari 4 spesies Plasmodium, ditandai
dengan panas tinggi bersifat intermitten disertai anemia dan splenomegali
KRITERIA DIAGNOSIS
! Terdapat faktor resiko: Pasien berasal dari daerah endemis malaria dan riwayat bepergian
ke daerah endemis malaria
! Demam tinggi (intermitten) disertai menggigil, rasa kaku, berkeringat, sakit kepala
! Nausea, muntah, sakit punggung, sakit daerah perut, pucat, ikterus, atralgia, anemia dan
splenomegali
! Ditemukan parasit malaria pada apusan darah tebal
Pemeriksaan Penunjang
Apus darah tepi
Tipis identifikasi spesies Plasmodium/ tingkat parasitemia
Tebal keberadaan Plasmodium
TERAPI
Untuk semua spesies Plasmodium, kecuali Plasmodium falciparum yang resisten terhadap
klorokuin
Plilihan parenteral
10 mg/kgBB loading dose, i.v (maks. 600mg) diberikan selama 1-2 jam
Kuinidin glukonat
(drips), kemudian 0,02 mg/kgBB/menit sampai terapi oral dapat dimulai
30 mg/kgBB/hari, pertama diberikan 1/3 dosis dalam 2-4 jam (drips),
Kuinin dihidroklorid dapat diulang setiap 8 jam dengan dosis yang sama sampai terapi oral
dapat dimulai (maks. 1800 mg/hari)
97
Art
Of
Therapy
Pediatric
Regimen alternatif
Pilihan per oral
Kuinin sulfat 30 mg/ kgBB/hari dalam 3 dosis selama 3-7 hari
Pilihan parenterall
10 mg/kgBB loading dose, i.v (maks. 600mg) diberikan selama 1-2 jam
Kuinidin glukonat
(drips), kemudian 0,02 mg/kgBB/menit sampai terapi oral dapat dimulai
Atau
30 mg/kgBB/hari, pertama diberikan 1/3 dosis dalam 2-4 jam (drips),
Kuinin dihidroklorid dapat diulang setiap 8 jam dengan dosis yang sama sampai terapi oral
dapat dimulai (maks. 1800 mg/hari)
Ditambah
Pirimetamin < 1 th : tablet 4-8 th : 1 tablet > 14 th : 3 tablet
sulfadoksin (Fansidar) 1-3 th : tablet 9-14 th : 2 tablet
Dosis tunggal
Atau
Meflokuin hidroklorid 15-25 mg/kgBB dosis tunggal p.o (maks. 1250 mg)
Daftar Pustaka
Clyde DF. Malaria. Dalam: Nelson WE, Behrman R. Kliegman RM, Arvin AM, penyunting.
Nelson Textbook of Pediatrics edisi ke 15. Philadelphia: WB Saunder Co. 1996: 4-8.
American Academic of Pediatrics. Malaria. Dalam: Peter G, penyunting. 1997 Red book:
Report of the committee on infectious disease; edisi ke-21. Elk Grove Village IL: American
Academic of Pediatrics. 1997: 335-42
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.
POLIOMIELITIS
DEFINISI
Penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus polio dengan predileksi pada sel
anterior massa kelabu medulla pinalis (kornu anterior) dan inti motorik batang otak.
Akibat kerusakan bagian tersebut terjadi kelumpuhan flasid (lumpuh layu) dan atrofi
otot.
KRITERIA DIAGNOSIS
Silent (0-95%)
Asimtomatik
Kultur virus dari tinja (+) dan titer serum (kenaikan titer > 4 kali)
98
Art
Of
Therapy
Pediatric
Abortif (4-8%)
Bila ada epidemi atau kontak dengan penderita polio
Demam, malaise, nausea, sakit kepala, vomitus, nyeri menelan, batuk pilek
Kultur virus dari tinja (+) dan titer serum (kenaikan titer > 4 kali)
Non-paralitik (4-8%)
Demam, lesu, nyeri kepala, nausea, vomitus, nyeri dan kekakuan pada otot leher
bagian belakang, badan dan ekstremitas dengan hipertoni
Sering disertai paralysis vesika urinaria yang hilang timbul dan obstipasi
Nuchal-spinal sign (tes aktif/pasif)
Paralitik (1-2%)
Spinal (45-50%)
Kelemahan/ paralysis/paresis otot leher, abdomen, tubuh, diafragma, toraks dan
terbanyak ekstremitas bawah. Tersering otot besar pada tungkai bawah (m.
kuadriceps femoris), pada lengan (m. deltoideus). Sifat paralysis asimetris.
Refleks tendon /menghilang
Tidak terdapat gangguan sensibilitas
Bulbar (10-15%)
Gangguan motorik satu atau lebih saraf otak (fasial, faringeal, otot mata)
dengan atau tanpa gangguan pusat vital yaitu pernafasan, sirkulasi dan
temperatur badan
Bentuk bulbospinal (15%)
Gejala campuran bentuk spinal dan bentuk bulbar
Bentuk ensefalitik (1-5%)
Bisa disertai delirium, kesadaran , tremor dan kadang-kadang kejang
Pemeriksaan Penunjang
Isolasi virus polio dari apus tenggorok, darah, liquor dan tinja
Titer virus (fase akut dan konvalesens)
Pungsi lumbal
3
Pleiositosis biasanya < 500/mm ( permulaan PMN> limfosit, tetapi segera
berubah dengan limfosit >PMN). Sesudah 10-14 hari jumlah sel normal
Protein pada stadium permulaan normal atau sedikit . Dalam 2-3 mingghu
setelah ada gejala, pleiositosis hilang tanpa peninggian kadar protein (sampai
300 mg%)
99
Art
Of
Therapy
Pediatric
TERAPI
Umum
Silent infection tidak diterapi
Non-paralitik/paralitik ringan dirawat di rumah
Paralitik dirawat di rumah sakit
Menenangkan kecemasan paien dan keluarganay
Memperkecil kemungkinan timbulnya deformitas tulang
Mengatai timbulnya komplikasi neuromuskuloskelet
Mempersiapkan penderita dan keluarga untuk terapi jangka panjang akibat
cacat yang menetap
Bentuk abortif
Istirahat di tempat tidur sampai suhu badan normal (biasanya 7 hari)
Mencegah aktivitas fisik selama 2 minggu
Dua bulan kemudian secara cermat diperiksa keadaan neuromukuloskelet untuk
mendeteksi adanya minor involvement
Simtomatik: Analgetik sederhana, sedativa
Khusus: tidak ada
Bentuk non paralitik
Umum: lihat umum
Simtomatik: untuk kekakuan dan rasa sakit pada otot diberikan analgetik disertai
kompres hangat pada otot yang sakit selama 15-30 menit, tiap 2-4 jam, mandi air
hangat juga kadang-kadang berguna
Khusus: tidak ada
Bentuk paralitik
Harus dirawat di rumah sakit
Istirahat dalam posisi fisiologi dengan sudut kaki yang betul, lutut sedikit fleksi,
panggul dan tulang belakang lurus. Agar posisinya demikian digunakan alas
papan, sand bags dan kadang-kadang light splint hells
Gerakan aktif dan pasif secara hati-hati segera dikerjakan setelah rasa sakit
hilang
Bila ada paralysis kandung kemih bisa dicoba kompres manual, bila terpaksa
dilakukan kateterisasi dengan memperhatikan jika terjadi sepsis
Makanan diberikan per infus jika pasien muntah, diberikan per NGT bila tidak
100
Art
Of
Therapy
Pediatric
muntah
Bentuk poliomyelitis bulbar
Dirawat di ICU (perlu respirator)
Diletakkan dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki, miring ke salah satu sisi
Jalan nafas tetap bebas, mencegah aspirasi saliva, makanan atau muntahan.
Dilakukan trakeotomi oleh karena adanay paralysis pita suara dan hipofaring,
lendir sering diisap secara aseptik
Cairan dan elektrolit diberikan per infus bila pemberian makan personde pada
hari pertama menyebabkan muntah. Setelah hari pertama dipasang gastric
polietilin untuk makanan: pemberian air steril dapat dilakukan dengan sendok
makanan sedikit demi sedikit, dinaikkan jumlah sesuai dengan kemampuan
menelan
Obervasi ketat pernafasan, tekanan darah (diukur 2 kali/hari)
Daftar Pustaka
Charry JD. Enterovirue. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan III VC,
penyunting. Textbook of pediatric; ed.14. Philadelphia: WB aunder Co, 1992; 823-31
Adams RD, Victor M. Syndrome of acute anterior poliomyelitis. Principle of neurology. New
York: Mc Graw-Hill, 1989; 592-6
Gilroy J, Meyer JS. Poliomyelitis. Medical Neurology; ed.2. New York: Macmillan Pub Co Inc,
1986; 436-9.
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.
VARISELA/CACAR AIR
(CHICKEN POX)
DEFINISI
Penyakit infeksi virus dengan gambaran khas erupsi vesikel di seluruh tubuh yang
timbul berurutan dengan gejala umum yang ringan
KRITERIA DIAGNOSIS
Adanya kontak dengan varisela
Prodromal: Panas ringan
Malaise
101
Art
Of
Therapy
Pediatric
Anoreksia
Ruam 24 jam sesudah prodromal
Papula merah vesikula (nonumbilicated) dalam 24 jam isinya mengeruh, mudah
pecah krusta
Limfadenopati generalisata
Varisela bulosa: pada anak <2 tahun
Laboratorium
- Leukosit normal atau rendah, bila terdapat leukositosis maka diebabkan
oleh infeksi sekunder bakteri.
- Sel raksasa pada kerokan dasar vesikula yang baru
- Isolasi virus (bila memungkinkan)
Pemeriksaan Penunjang
- Leukosit
- Kerokan dasar vesikula yang baru
TERAPI
- Simtomatik : Lotion, antihistamin untuk gatal
- Antivirus : Asiklovir 30mg/kgBB/hari dibagi 3-5 dosis, selama 5 hari
Daftar Pustaka
Philips CF. Varicella and herpe zoter. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan
VC III, penyunting. Nelson Textbook of pediatrics; ed. 14. Philadelphia: WB saunders Co, 1992;
800-3
Weton WL. Varicella zoster infection. Practical pediatric dermatology; ed. 2. Boton: Little
Brown & Co, 1988; 129-35.
Robert M. Kliegman, Karen J. Marcdante. Hal B. Jenson. Richard E Behrman. Nelon Eential of
th
Pediatrics 5 ed. Philadelphia. Elsevier Inc. 2006
KRITERIA DIAGNOSIS
" Fase pre ikterik (+ 1 minggu)
102
Art
Of
Therapy
Pediatric
Anoreksia, muntah, lemah, nausea, rasa tidak enak pada abdomen, panas badan,
nyeri kepala, dan kadang-kadang diare. Pada hepatitis B dapat timbul urtikaria,
atralgia atau arthritis
" Fase ikterik
Ikterik, bradikardi, pruritus, depresi mental, urin warna gelap, feses pucat,
hepatomegali. Gejala prodromal berkurang atau menghilang.
" Pemeriksaan fisis
Hepatomegali, splenomegali kadang-kadang limfadenopati
" Laboratorium
Bilirubin urin (+), Bilirubin direk > 10mg%, SGPT>10 kali normal, SGOT
Tabel 35. Petanda Hepatitis
Petanda hepatitis
Hepatitis A IgM anti HAV
Hepatitis B HBs Ag, IgM anti HBc
Hepatitis C Anti HCV
Hepatitis D Anti HDV
Hepatitis E IgM anti HEV
Hepatitis G IgM anti HGV
TERAPI
" Penderita Hepatitis A dan E dirawat bila muntah hebat, kesadaran menurun,
kejang atau dehidrasi.
" Istirahat di tempat tidur (mengurangi aktivitas) sampai gejala akut hilang
" Indikasi mondok: mual-muntah berat, protrombin time memanjang, terdapat
tanda encefalopati hepatik
" Diet:
- Bebas menurut selera pasien (gizi seimbang)
- Miskin lemak selama anoreksia dan muntah
- Bila muntah hebat puasa, infus glukosa 10% sesuai dengan kebutuhan
" Obat-obatan
- Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis, atau
- Koleteramin 1mg/kgBB/hari bersama-sama dengan makan --> Bila ada
kolestasis berat (ikterus ++, gatal)
- Chronc HBV infection interferon alpha-2b atau lamivudin
- HCV interferon alpha atau dengan kombinai bersama ribavirin
103
Art
Of
Therapy
Pediatric
Daftar Pustaka
Colon AR. Viral hepatitis. Textbook of pediatric hepatology; ed.2. Chicago: Year Book Medical
Publisher Inc, 1990; 78-142
Krugman MD. Viral Hepatiti: A, B, C, D and E infection. Pediatr Rev. 1992;6:203-12
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.
KRITERIA DIAGNOSIS
" Gejala klinis:
- Asimtomatik
- Simtomatik
! Neonatus
Gambaran sepsis dengan gejala tidak khas: ikterus, panas, malas
minum, muntah, mencret, BB tidak dan kesadaran
! Anak
Disuria, frekuensi , urgensi, polakisuria, nyeri perut/pinggang,
gangguan pertumbuhan, muntah, panas yang tidak diketahui
penyebabnya dan enuresis
" Bakteriuria bermakna
Tabel 36. bakteriuria bermakna berdasarkan cara penampungan
Cara
Jumlah koloni Kemungkinan infeksi
penampungan
Pungsi supra Bakteri gram negatif: >99%
pubik asal ada bakteri
Gram positif: beberapa
ribu
Kateterisasi >105 95%
kandung 104-105 Diperkirakan ISK
kemih 103-104 Diragukan, ulangi
<103 Tidak ada ISK
(kontaminasi)
104
Art
Of
Therapy
Pediatric
Urin pancar
tengah
Laki-laki >104 Diperkirakan ISK
Perempuan 3 x biakan >105 95%
2 x biakan >10 5 90%
1 x biakan >105 80%
5 x 104 -105 Diragukan, ulangi
104 - 5 x 104
Klinis simtomatik Diperkirakan ISK
Klinis asimtomatik Tidak ada ISK
<104 Tidak ada ISK
Pemeriksaan Penunjang
Urin: Leukosit
Kuman (Gram/jumlah koloni)
Kimia
TERAPI
" Antibiotik: Eradikasi kuman patogen penyebab infeksi
Sebelum ada hasil biakan dan tes sensitivitas berikan antibiotik yang efektif dan
mempunyai efek samping kecil. Pengobatan infeksi akut 5-7 hari. Cara
pengambilan obat tergantung pada berat ringannya infeksi. Pengobatan
dianggap efektif bila gejala klinis hilang disertai biakan menjadi (-) paling lama 4
hari setelah pengobatan.
105
Art
Of
Therapy
Pediatric
Tabel 37. Obat pilihan ISK pada anak
Anak dengan demam tinggi/ manifetasi pyelonefritis akut lain mak menjadi indikai
untuk mondok dan diterapi dengan cefotaxim. Bila terdapat tanda toksisitas itemi
(menggigil dan demama tinggi) mondok dengan terapi cefotaxim+gentamicin i.v
Bila dalam 2 hari tidak terdapat repon klinis haru dilakukan reevaluasi (analiis urin dan
UG bila perlu)
Daftar Pustaka
Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan VC III, penyunting. Nelson Textbook of
pediatrics; ed. 14. Philadelphia: WB saunders Co, 1992
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.
106
Art
Of
Therapy
Pediatric
TIFOID
DEFINISI
Penyakit infeksi endemis yang disebabkan Salmonella typhi
KRITERIA DIAGNOSIS
" Anamnesis
- Panas > 7 hari
- Batuk
- Malise, letargi, anoreksia, BB
- Nyeri otot/kepala/perut
- Mencret atau obstipasi, muntah, nyeri perut, perut kembung
- Penurunan kesadaran
- Dapat timbul kejang, ikterus, epistaksis
" Px. Fisik
- Kesadaran (delirium/stupor)
- Hepatomegali, splenomegali
- Terdengar ronki
- Ruam makulopapuler pada dada bagian bawah (perut (rose spot) dlm 2-3
hari
" Laboratorium
- Anemia
- Leukopenia (minggu kedua), leukositosis (minggu pertama)
- Limfositosis relatif
- Trombositopenia
- Serologi (Widal): Titer O (4x atau > 1:160) berifat sugestif tapi tidak
diagnostik
- Biakan salmonella (+) dari darah/sum-sum tulang/kel.limfe/jaringan
fagosit/fees/urin pada minggu pertama dan (-) pada periode minggu keenam
- Proteinuria
- DIC
- Peningkatan enzim hati
107
Art
Of
Therapy
Pediatric
TERAPI
" Umum
- Isolasi
- Tirah rebah selama panas
- Diet makanan lunak yang mudah dicerna
" Khusus
! Eradikasi kuman
- Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari (bayi < 2 mgg 25 mg/kgBB/hari) p.o
dibagi 4 dosis selama 10-14 hari
- Kotrimoksasol 50 mg/kgBB/hari p.o dalam 3 dosis selama 10-14 hari
- Seftriakson dan sefoperazon memeberikan hasil baik, dosis 125-250 mg
p.o dalam 2 dosis, untuk anak > 5 tahun
! Kortikosteroid
Pada kasus berat dengan gangguan kesadaran (stupor, koma), gangguan
sirkulasi dan gejala berkepanjangan
- Dekametason 4-20 mg/kgBB/hari, i.v
- Prednison 1-2 mg/kgBB/hari, p.o dibagi dalam 3 dosis
! Lain-lain
- Vitamin
- Perdarahan usus
Puasa selama 24 jam sampai tak ada perdarahan
Antibiotik i.v
- Transfusi bila perlu
- Operasi (bila ada indikasi)
Daftar Pustaka
Feigin RD. Typhoid fever. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Voughan III VC,
penyunting. Nelson textbook of pediatric; edisi ke-14. Philadelphia: WB Saundrs Co. 1992: 731-
4
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.
108
Art
Of
Therapy
Pediatric
" Ditambah dengan satu bukti adanya infeksi Beta hemolyticus streptococcus
TERAPI
Episode akut
" Tirah baring
Tanpa karditis 2 minggu, ambulasi bertahap selama 2 minggu
Karditis tanpa kardiomegali 4 minggu, ambulasi bertahap selama 4 minggu
Karditis dan kardiomegali 6 minggu, ambulasi bertahap selama 6 minggu
Karditis dan gagal jantung total selama terdapat gagal jantung (biasanya 6
109
Art
Of
Therapy
Pediatric
110
Art
Of
Therapy
Pediatric
Daftar Pustaka
Nadas AS, Fyler DC. Rheumatic heart diease. Dalam: Fyler DC, penyunting. Nadas pediatric
cardiology. Philadelphia: Hanley & Belfust Inc, 1992; 141-58.
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.
DIFTERIA
DEFINISI
Penyakit infeksi akut yang disebabkan Corynebacterium diphtheriae
KRITERIA DIAGNOSIS
! Kontak dengan penderita difteria
! Tonsilitis, faringitis, rinitis
! Suara serak
! Stridor dan tanda lain obstruksi jalan nafas
! Demam tidak begitu tinggi
! Limfadenitis servikal + edema jaringan lunak leher (bullneck)
! Sangat penting untuk diagnosis ditemukannya membran pada tempat infeksi
yang berwarna putih keabu-abuan, mudah berdarah bila diangkat
! Hitung leukosit darah tepi dapat
! Kadang-kadang timbul anemia
111
Art
Of
Therapy
Pediatric
Pemeriksaan Penunjang
" Hitung lekosit darah tepi
" Hb
" Protein liquor
" Urea N darah
" EKG
TERAPI
1. Sesegera mungkin menetralisasi toksin bebas dengan anti tokin difteri + dalam 48
jam
2. Sesegera mungkin membunuh kuman (eradikasi kuman)
Netralisasi toksin bebas
Anti Difteri Serum (ADS)
Dosis: Difteria hidung /faring ringan 40.000 U
Difteria faring 60.000-80.000
Difteria faring berat/laring dengan bullneck 100.000-120.000 U
Cara pemberian:
Dosis tunggal dilarutkan dalam 100-200 ml dekstrosa i.v dalam waktu 1-2
jam, sebelumnya dilakukan uji kepekaaan. Uji kepekaan dengan pemberian
1 tetes antitoksin pengenceran 1:10 pada konjungtiva atau 0,02 ml
penyuntikan intradermal pengenceran 1:100. Uji kepekaan (+) bila
ditemukan indurasi > 3 mm pada tempat suntikan sesudah 20 menit atau
timbul konjungtivitis/berair mata. Bila uji kepekaan (+) berikan ADS secara
desensitisasi, masing-masing dengan interval 20 menit
0,05 ml lartutan 1:20 s.k.
0,10 ml larutan 1:20 s.k.
0,10 ml larutan 1:10 .k.
0,10 ml tanpa pengenceran s.k.
112
Art
Of
Therapy
Pediatric
Daftar Pustaka
Behrman RE, Vaughan VC III, Nelson WE. Diphteria. Nelson textbook of pediatrics; edii ke-15.
Philadelphia: WB aunders Co, 1996; 593-6
Behrman RE, Kliegman RM, Nelkon WE, Vaughan VC III. Diphteria. Nelon textbook of
pediatric; edii ke-14. Philadelphia: WB aunders Co, 1992; 720-4
Felgin RD, Stechenberg BW, Strandgaard RH. Diphteria. Dalam: Felgin RD, Cherry JD,
penyunting. Textbook of pediatric infectious disease; edisi ke-3. Philadelphia: WB Saunders
Co, 1002; 1110-6
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.
113