Você está na página 1de 34

Art

Of
Therapy

7. Ilmu Penyakit Anak


RINITIS ALERGI
DEFINISI
Proses peradangan mukosa hidung akibat hipersensitivitas mukosa hidung terhadap
alergen

DIAGNOSIS
! Anamnesis : riwayat keluarga dengan alergi, riwayat atopi, kebiasaan penderita
gosok-gosok hidung, bersin-bersin, hidung buntu, hidung meler
! Tanda khas pada muka : Dennies's line, allergic face. (Warna kulit gelap di bawah
mata, warna kemerahan pada hidung)
! Pemeriksaan hidung (pada pasien dalam serangan) ; mukosa konka edema dan
pucat kebiruan (livide) dengan ingus encer
! Dapat ditemukan otitis media serosa atau hipertrofi adenoid
! Pemeriksaan sekret hidung sel eosinofil meningkat 3 %, kecuali pada saat infeksi
sekunder, sel segmen akan dominan
! Kadar IgE total meningkat pada kurang dari setengah penderita
! Tes kulit kurang bermakna pada anak di bawah 3 tahun

TERAPI
Pengobatan ditujukan untuk mencegah kontak dengan alergen penyebab,
medikamentosa diberikan bila perlu (dengan antihistamin dan dekongestan oral).
Contoh resep
Rhinitis alergi, BB 25 kg Rhinofaringitis
R/ efedrin tab no V R/ cotrimoxazol mg 480 no. V
s. 3 d. d. tab Sach lact. Ad. Q. S.
Mfla pulv. d. t. d. no X
R/ CTM tab no V S 2 d. d. pulv I
S 3. d. d. tab
R/ ambroxol tab no IV
Contoh resep u/ anak>12 th pseudoefedrin tab no III
Sach lact ad q. s.
R/ setirizina HCL mg 10 no X Mfla pulv. d. t. d. no XII
S 3 d. d. pulv I
S 1 d. d. tab I

80
Art
Of
Therapy

Pediatric
Daftar Pustaka
Komite Medik, Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1999

BRONKITIS
DEFINISI
Peradangan saluran nafas besar, yang termasuk trakea, bronkus ukuran besar dan
sedang.

DIAGNOSIS
! Demam 37,8-39 C (jarang tinggi)
! Batuk, mula-mula kering kemudian dapat menjadi berdahak, pada anak besar
sering purulen
! Nyeri dada waktu batuk bila batuknya berat
! Gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring
! Faring hiperemis bisa juga tampak
! Ronki basah kasar merupakan tanda khas

TATA LAKSANA
Penderita tidak perlu dirawat inap, kecuali ada indikasi seperti dehidrasi atau ada
reaksi penyempitan bronkus (bronkitis asmatis).
- Analgetik-antipiretik parasetamol 10mg/ kgBB/ kali.
- Antitusif untuk batuk non produktif yang mengganggu : dekstrometorfan 1 mg/
kgBB/ hari (3 dosis).
- Antibiotik diberikan jika ada bukti infeksi bakterial
- Ekspektoran untuk batuk berdahak misal ambroxol 0,5-1,5 mg/ kgBB/ hari,
glyceril guaiakolat (GG) 50 mg/ kali (3 kali sehari)
- Mukolitik fisioterapi pada batuk yang produktif (taping/ menepuk daerah
punggung)
Contoh resep Bronkitis, Anak, BB 25 kg

R/ ambroxol tab mg 30 no X
S 3 d. d. tab
R/ parasetamol tab mg 250 no XV
S 3 d. d. tab I

81
Art
Of
Therapy

Pediatric
Daftar Pustaka
Komite Medik, Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1999

BRONKIOLITIS
DEFINISI
Infeksi pada bronkiolus secara menyeluruh yang ditandai adanya obstruksi inflamasi
pada saluran nafas.

DIAGNOSIS
! Anamnesis : sesak nafas, mengi (ngik-ngik)
! Pemeriksaan fisik : demam ringan, takipneu, sering sianosis, nafas cuping
hidung, retraksii dinding dada, auskultasi suara nafas menurun, ekspirasi
diperpanjang, kadang mengi, ronkii basah halus tersebar, hepar/ lien kadang
teraba.
! Laboratorium : biasanya normal, angka leukosit meningkat. Analisi gas darah
pCO2 mungkin tinggi.
! Radiologi : mungkin masih normal, atau menunjukkan hiperinflasi paru/
emfisema (hiperlusens), diameter anteroposterior meningkat pada fotolateral
dan diafragma terdorong ke bawah. Kadang ditemukan bercak perpadatan
akibat atelektasis sekunder terhadap obstruksi atau inflamasi.

TATA LAKSANA
- Pasien bronkiolitis akut biasanya perlu rawat inap.
- Pemberian oksigen konsentrasi 35-40%
- Pemberian cairan sesuai kebutuhan
- Posisi nyaman dengan posisi supine kepala ditegakkan
- Pertimbangan pemberian kortikosteroid
- Pemberian antibiotik bila ada indikasi
- Pemberian obat mukosilier klirens inhalasi atau per oral

Daftar Pustaka
Komite Medik, Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 1999

82
Art
Of
Therapy

Pediatric

PNEUMONIA
Definisi
Peradangan parenkim paru yang berupa infiltrat atau konsolidasi alveoli atau jaringan
intersisial.

Diagnosis
! Anamnesis : batuk, sesak nafas yang timbul mendadak, demam.
! Pemeriksaan fisik : sesak nafas (dispneu), nafas cepat (takipneu), nafas cuping
hidung, sianosis. Pada paru terdapat retraksi dinding dada, perkusi sonor sampai
redup relatif, ronki basah halus nyaring atau krepitasi.
! Laboratorium : jumlah leukosit meningkat, hitung jenis bergeser ke kiri. Analisis
gas darah : pO2 turun (ada hipoksia), dapat asidosis (respiratoir).
! Radiologi : bervariasi dari infiltrat ringan sampai bercak-bercak merata kedua
lapang paru (bronkopneumonia), sarang infiltrat berkonsolidasi memberi
bayangan lebih padat. Pada pneumonia lobaris infiltrat masif satu lobus.

Tata Laksana
- Pneumonia lobaris atau bronkopneumonia berat harus dirawat inap (rujuk).
- Bersihkan jalan nafas (isap lendir), oksigenasi adekuat
- Cairan yang cukup, bila perlu intravena/ infus
- Diet TKTP
- Medikamentosa : antibiotik ampisilin 10 mg/ kg BB, mukosilier klirens misal
salbutamol 0,1 mg/ kg BB/ kali

Contoh resep Pneumonia, Anak, BB 15 kg


(menyesuaikan sediaan obat puskesmas)

R/ amoksisilin tab mg 500 no VI


Sach lact. Ad q. s.
Mfla pulv. d. t. d. no. XII
S 3 d. d. pulv I
R/ parasetamol syr mg 125 lag I
S p. r. n. 3-4 d. d. cth I
R/ ambroxol mg 30 no VI
Salbutamol mg 2 no IX
Mfla pulv. d. t. d. no XII
S 3 d. d. pulv I

83
Art
Of
Therapy

Pediatric
Daftar Pustaka
Komite Medik, Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1999

ASMA BRONKIAL
DEFINISI
Penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa peningkatan reaktivitas
(hiperreaktivitas) trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi klinik berupa penyempitan saluran nafas yang menyeluruh.

DIAGNOSIS
! Riwayat penyakit/ gejala :
- Bersifat episodik seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
- Gejala berupa batuk, sesak nafas, rasa berat di dada dan berdahak
- Gejala timbul/ memburuk terutama malam hari/ dini hari
- Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
- Respons terhadap pemberian bronkodilator
- Riwayat keluarga atau diri sendiri atopi
! Pemeriksaan fisik waktu serangan dapat ditemui frekuensi nafas meningkat,
amplitudo nafas dangkal, sesak nafas, nafas cuping hidung, sianosis, gerakan
dinding dada berkurang, hipersonor, bunyi nafas lemah, wheezing ekspirasi,
ekspirasi diperpanjang, ronki kering, ronki basah dan suara lendir.

TERAPI
! Controllers : ! Reliever :
- Kortikosteroid inhalasi/ sistemik - Agonis beta-2 kerja singkat
- Sodium kromoglikat - Kortikosteroid sistemik
- Nedokromil sodium - Antikolinergik
- Metilxantin - Aminofilin
- Agonis beta-2 kerja lama - Adrenalin
inhalasi/ oral
- Antihistamin generasi kedua,
misal cetirizin

84
Art
Of
Therapy

Pediatric
Contoh resep Asma Bronkial, Anak, BB 20 kg Notes:
R/ salbutamol tab mg 4 no X Salbutamol 0,1 mg/kgBB/kali
S p. r. n. 3 d. d. tab Ambroxol 0,5mg/kgBB/kali
R/ ambroxol mg 30 no X serangan asma : O2, nebulizer
s 3 d. d. tab - berotec 8 tetes
- bisolvon 6 tetes
- atrovent 4-6 tetes

Daftar Pustaka
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma : Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
di Indonesia.Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 2004.

GAGAL JANTUNG
DEFINISI
Sindrom klinis yang ditandai dengan ketidakmampuan miokardium memompa darah
ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh termasuk
kebutuhan untuk pertumbuhan.

DIAGNOSIS
! Anamnesis : sesak nafas, bayi kesulitan minum, bayi mengalami bengkak pada
kelopak mata, anak mengalami bengkak pada tungkai, keringat berlebihan di
dahi.
! Manifestasi klinis :
- Tanda gangguan miokard :
1. Takikardia : laju jantung > 160x/menit pada bayi dan > 100x/menit pada
anak (saat diam). Jika laju jantung lebih dari 200x/menit perlu dicurigai
adanya takikardia supraventikular.
2. kardiomegali pada pemeriksaan fisik atau foto toraks
3. peningkatan tonus simpatis : berkeringat, gangguan pertumbuhan
4. irama derap (gallop)
- Tanda kongesti vena paru
(gagal jantung kiri) :
1. takipneu 6. Sering bersin
2. sesak nafas 7. Dyspneu d'effort
3. ortopneu 8. Takikardi
4. mengi atau ronki 9. Kardiomegali
5. Batuk kronis

85
Art
Of
Therapy

Pediatric

- Tanda kongesti vena sistemik


(gagal jantung kanan) :
1. hepatomegali : kenyal dan 5. Takipneu
tepi tumpul 6. Edema
2. peningkatan tekanan vena 7. Asites
jugularis 8. Kardiomegali
3. edema perifer
4. Takikardi

- Gejala dan tanda lain : Edema muka/ periorbital, Ronki basah basal, I r a m a
gallop, Anggota badan dingin dan lembab, Keringat keluar terus menerus

! Pemeriksaan penunjang : foto toraks, EKG, ekhocardiografi, elektrolit, analisis


gas darah, darah rutin

TERAPI
Penatalaksanaan umum :
1. Oksigenasi
2. Tirah baring dengan posisi setengah duduk
3. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
4. Restriksi garam jangan terlalu ketat, pada anakgaram <0,5 gram per hari
5. Hilangkan faktor yang memperberat : atasi anemia, demam, infeksi
Medikamentosa :
1. Digoksin

Tabel. 32. Dosis digoksin


Usia Dosis total (g/kgBB) Dosis rumat (g/kgBB/hari)
Prematur 20 5
Bayi < 30 hari 30 8
Usia < 2 tahun 40-50 10-12
Usia > 2 tahun 30-40 8-12

86
Art
Of
Therapy

Pediatric

Digoksin dapat diberikan secara intra vena dengan dosis 75% dosis oral
Digitalisasi diberikan dengan cara :
! Dosis awal 0,5 dosis digitalisasi total
! 8 jam kemudian 0,25 dosis digitalisasi total, sisanya 8 jam kemudian
! dosis rumatan diberikan 12 jam setelah dosis digitalisasi selesai
Dosis rumat : sepertiga sampai seperlima dosis inisial, diberikan 2 kali/
hari; atau diberikan 2 kali sehari dengan dosis 0,01 mg/kgBB/kali dengan
dosis maksimum 2x0,125mg (tidak boleh melebihi 1 tablet sehari).

2. Dopamin : dosis 5-10 Ug/kgBB/menit secara IV drip


3. Dobutamin : dosis 5-8 g/kgBB/menit secara IV drip
4. Diuretik (biasanya tidak diberikan secara rutin. Diberikan pada gagal jantung
kanan murni)
" Furosemid : dosis 1-2 mg/kgBB/hari
" Spironolakton : dosis 1-3 mg/kgBB
" Captopril : dosis 0,3-0,6 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis

Daftar Pustaka
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, edisi 2004, IDA

TETRALOGI FALLOT
DEFINISI
Kelainan jantung kongenital yang ditandai kombinasi empat kelainan jantung
bersamaan, yaitu:
! Stenosis pulmonal : penyempitan katup pulmonal dan atau saluran dari ventrikel
kanan ke arteri pulmonal.
! Defek septum ventrikel : lubang pada dinding pemisah antara ventrikel kanan
dan kiri.
! Dekstroposisi aorta : diameter lubang aorta melebar dan tampak seperti keluar
dari ventrikel kiri dan kanan.
! Hipertrofi ventrikel kanan : penebalan dinding otot ventrikel karena tekanan
ventrikel meningkat.

87
Art
Of
Therapy

Pediatric

DIAGNOSIS
Sianosis : terlihat terutama pada kulit dan mukosa (kulit jari tangan, mukosa
bibir)
Jari tabuh (clubbing finger)
Bising sistolik keras dengan nada tinggi pada sela iga 4 linea parasternalis kiri
(bising VSD), bising pansistolik dan bising sistolik ejeksi dengan nada sedang
pada sela iga 2-3 kiri.
Posisi squatting/ sering jongkok pada anak yang sudah bisa berjalan.
Dikarenakan posisii squatting mengurangi venous return dari tungkai bawah dan
meningkatkan resistensi sistemik vaskuler yang berakibat shunt dari kanan ke
kiri berkurang dan aliran darah pulmonal meningkat sehingga menaikkan
oksigenasi arterial sistemik.
Blue spells : serangan sianosis yang tiba-tiba dengan hiperpnea, hipoksia banyak
terjadi umur 2 bulan sampai 2 tahun. Ditandai : sesak nafas mendadak, nafas
cepat dan dalam, sianosis, lemas, dan dapat terjadi sinkop.
Pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
Rontgen dada : couer en sabot (jantung berbentuk sepatu boot) akibat
terangkatnya apeks karena hipertrofi ventrikel, corakan paru menurun,
pembesaran atrium kanan.

TERAPI
! Posisi knee chest atau squatting.
! Oksigenasi yang adekuat (di rumah sakit diberikan oksigen dengan masker)
! Morfin sulfat 0,1mg/kgBB secara subkutan, inttramuskuler atau intravena.
! Sodium bikarbonat 1mEq/kgBB secara i.v.
! Propanolol (beta blocker) untuk mengurangi kontraktilitas miokard : oral 0,5-
1mg/kgBB/6 jam ; i.v. 0,01-0,15mg/kgBB/6-8 jam diberikan dalam waktu sepuluh
menit.
! Pemberian vasokonstriksi perifer seperti fenilefedrin.
! Terapi definitif bedah rujuk ke RS
Daftar Pustaka
Sinaga L. E. Dan Wahab A. S., Kardiologi Anak Tetralogi Fallot, Bagian Ilmu Kesehatan Anak,
Yogyakarta, 2004

88
Art
Of
Therapy

Pediatric

TUBERCULOSIS
DEFINISI
TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis

DIAGNOSIS
Sebagian besar diagnosis berdasarkan: gambaran klinis, gambaran foto
Rontgen, Uji tuberculin, Riwayat kontak.
Paling tepat bila ditemukan kuman TB misal dari dahak, bilasan lambung, biopsi
anak sulit, jarang didapat
Dicurigai TB bila :
- Kontak erat penderita TB BTA (+)
- Reaksi cepat setelah penyuntikkan BCG (dalam 3-7 hari) berupa
kemerahan, indurasi 5 mm
- Terdapat gejala umum

Hal-hal yang mencurigakan TB :


Riwayat kontak erat dengan penderita TB BTA (+)
Reaksi cepat BCG (timbul kemerahan dalam 3-7 hari)
BB turun tanpa sebab yang jelas atau BB kurang yang tidak naik dalam 1bulan
dengan penanganan gizi (failure to thrive)
Demam lama atau berulang tanpa sebab jelas
Batuk lama, lebih dari 3 minggu
Pembesaran kelenjar superfisial yang spesifik
Skrofuloderma
Konjungtivitis fliktenularis
Uji tuberkulin positif ( 10 mm)
Gambaran foto rontgen sugestif TB
Bila 3 Positif dianggap TB beri OAT Observasi 2 bulan

TERAPI
Prinsip tidak berbeda dengan dewasa
Hal perlu perhatian :
- OAT baik tahap intensif maupun lanjutan diberikan setiap hari

89
Art
Of
Therapy

Pediatric

- Dosis OAT disesuaikan dengan berat badan anak


Panduan obat 2HRZ/4RH
Pada TB berat kombinasi 4-5 OAT, lama pengobatan minimal 12 bulan
Obat:
- INH 5 - 15 mg/kgBB/hari (max 300 mg/hari)
- Rifampisin 10 -15 mg/kgBB/hari (max 600 mg/hr)
- Pirazimnamide 25 - 35 mg/kgBB/hari (max 2 gram/hari)
- Streptomisin 15-30 mg/kgBB/hari (max 750 mg - 1 g/hari)
- Etambutol 15 - 20 mg/kgBB/hari ( max 2,5 g/hari)

Pemantauan kemajuan pengobatan


1. Bila setelah 6 bulan evaluasi :Klinis membaik, berat badan naik, anak jadi lebih
aktif
2. Bila setelah 6 bulan tidak ada perbaikan, kemungkinan : Multi Drug Resisten,
Obat bisa diganti atau ditambah, Diagnosis bukan TB
3. Awasi juga efek samping obat !

Contoh resep PKTB1 (9 tahun, 30 kg):


R/ Isoniazid mg 300
Vit. B6 mg 10
m.f.l.a pulv. D.t.d. no. XXX
s. 1.d.d. pulv. I (6-12 bulan)

Daftar Pustaka
Nastiti N Rahajoe, dkk. Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak. PP IDAI tahun 2005

MORBILI
(CAMPAK, RUBEOLA, MEASLES)
DEFINISI
Penyakit menular akut yang khas terdiri dari stadium prodromal, erupsi dan
konvalesens

90
Art
Of
Therapy

Pediatric

DIAGNOSIS
! Riwayat kontak dengan penderita morbili
! Stad.prodromal: enantema (koplik` spots) dan tanda 3C (conjungtivitis, coryza
dan cough) disertai demam ringan sampai sedang
! Stad. Erupsi: ruam makulopapular, biasanya dimulai dari leher/belakang telinga
lalu ke daerah muka, badan, anggota badan disertai panas tinggi
! Stad. Akhir: ruam menjadi hiperpigmentai dan kadang-kadang deskuamasi,
gejala menghilang
! Lab: angka leukosit biasanya rendah dan limfositosis relatif
! Kultur dan serologik: atas indikasi

Pemeriksaan penunjang
" Jumlah leukosit dan hitung jenis sel
" Kultur dan serologik: atas indikasi bila memungkinkan

TERAPI
Simtomatik: antipiretika, antikonvulsi bila diperlukan
Antibiotik bila ada infeksi sekunder bakteri, profilaksi antimikroba tidak
dianjurkan
Ribavirin, bila anak immunocompromised. Dosis tinggi i.v bila terdapat subacute
scleroing panencephalitis.
Vitamin A dosis tinggi (rekomendasi WHO dan UNICEF):
- umur 6 bl- 1th : 100.000 Unit dosis tunggal p.o
- umur>1th : 200.000 Unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke 2 dan 4 minggu kemudian bila telah
didapat tanda defisiensii vitamin A
Suportif:
- Istirahat cukup
- pertahankan status nutrisi dan hidrasi
- Perawatan kulit dan mata
- Perawatan lain sesuai penyulit yang terjadi (bronkospasme, pneumonia,
bronchiolitis, encephaliti, multiorgan bleeding; appendicitis, myocarditi,
keratiti, trombocytopenia)

91
Art
Of
Therapy

Pediatric
Daftar Pustaka
American Academy of Pediatrics. Dalam: Pets G, penyunting. Red book: Report of the
committee on infectious disease; ed. 23. Elk Grove Village: American Academy of Pediatric,
1994; 308-23
Levin MJ, Romero JR. Meales, infection: viral&ricketsial. Current Pediatric Diagnosis &
Treatment; ed.10. USA: Prentice Hall International Inc, 1992; 820-2.
Plotkin SA. Meales (rubeola). Dalam: Behrmann RE, Kliegman RM, Nelon WE, Vaughan VC III,
penyunting. Nelon Textbook of Pediatrics:ed.14. Philadelphia: WB Saunders Co, 1002; 791-4.
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005

DEMAM BERDARAH DENGUE


DEFINISI
Penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus dengue
yang ditandai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan
renjatan dan kematian

KRITERIA DIAGNOSIS
Kontak dengan penderita DBD atau DSS
Kriteria WHO (Diagnosis klinis ditegakkan bila didapatkan > 2 gejala klinis
dengan trombositopenia dan hemokonsentrasi)
Gejala Klinis
! Demam tinggi mendadak 2-7 hari
! Manifestasi perdarahan
- Uji torniquet (+)
- Perdarahan spontan: ptekia, purpura, ekimosis, epitaksis, perdarahan
gusi, hematemesis dan melena
! Hepatomegali
! Tanpa atau dengan gejala renjatan
- Nadi lemah, cepat dan kecil sampai tidak teraba
- Tekanan nadi < 20 mmHg
- Tekanan darah
- Kulit teraba dingin dan lembab, terutama daerah akral (ujung hidung,
jari dan kaki)
- Sianosis sekitar mulut

92
Art
Of
Therapy

Pediatric

Laboratorium
- Trombositopenia (<100.000/mm3)
- Hemokonsentrasi (Ht > 20%)

Diagnosis pasti
! Hemaglutination inhibition test (HI)
! Tes netralisasi
! Dot blot immunoassay

Tabel 33. Interpretasi HI

Respon antibodi Interval 1-2 Titer Konvalesens Interpretasi


Naik > 4x > 7 hari < 1:1280 Infeksi flavivirus akut primer
Naik > 4x Setiap spesimen Infeksi flavivirus akut
> 1: 2560
sekunder
Naik > 4x < 7 hari Infeksi flavivirus akut primer
< 1: 1280
atau sekunder
Tidak berubah Setiap spesimen Baru terkena infeksi flavivirus
> 1: 2560
sekunder
Tidak berubah > 7 hari Bukan dengue
< 1: 1280

Tidak berubah < 7 hari < 1: 1280 Tidak bisa diinterpretasi


Tidak diketahui Satu spesimen < 1: 1280 Tidak bisa diinterpretasi

Pemeriksaan Penunjang = HI, IgG, IgM, Isolasi virus

TERAPI
A. Tanpa Renjatan
" Pengawasan
- Tanda vital setiap 1-2 jam
- Ht setiap 3-4 jam
- Monitor intake, output dan kondisi pasien
Bila dapat minum dianjurkan banyak minum (air teh, gula, susu, juice, dll).
Bila penderita nyeri ulu hati, muntah, Ht cenderung , kejang atau
trombosit infus glukosa 5% dilarutkan dalam 1: 2 atau 1:1 larutan NaCl
fisiologis)
Dengan kebutuhan
Inisial: 10 ml/kgBB untuk setiap kehilangan cairan 1% dari BB normal

93
Art
Of
Therapy

Pediatric
Tabel 34. Rumatan (Holiday segar)

BB (Kg) Volume rumatan (ml)/24 jam


0-10 100 ml/KgBB
11-20 1000 ml +50 ml/KgBB
>20 1500 ml + 20ml/KgBB

" Simtomatik
Antipiretik : Parasetamol tiap 6 jam bila hiperpireksia (>39C) atau
mempunyai kecenderungan kejang demam
< 1 th : 60 mg/dosis
3-6 th : 120 mg/dosis
6-12 th : 240 mg/dosis
A. Renjatan
" Berikan RL, Ringer Asetat atau glukosa 5% dilarutkan dalam NaCl fisiologis
1:1 atau 1:2 secara cepat (< 20 menit) i.v bolus 10-20 ml/kgBB (bisa diulang
bila perlu)
" Bila masih terdapat syok, O2 bisa diberikan dan periksa Ht. Jika Ht berikan
plasma/plasma pengganti atau albumin 35% sebanyak 0-20 ml/kgBB secara
bolus, bisa diulangi bila perlu dengan cairan koloid 20-30 ml/kgBB
" Bila masih terdapat juga syok, diberikan fresh whole blood 10 ml/kgBB (jika
Ht tetap di atas 35%)
" Bila terdapat renjatan lagi pemberian cairan sesuai dengan terapi cairan
tanpa renjatan
" Koreksi gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
" Sedativa : Klorat hidrat 12,5-50 mg/kgBB p.o/rectal bila perlu

Obervasi
Observasi tanda vital dan keadaan klinis
Periksa secara serial Hb, Ht dan trombosit. Pada kasus ringan setiap 4 jam. Bila
ditemukan sakit ulu hati, mual, Ht , trombosit , lakukan pemeriksaan setiap 2 jam
atau lebih sering
Pada syok dilakukan pemeriksaan:
! Tanda vital setiap 15-30 menit
! Intake dan output

94
Art
Of
Therapy

Pediatric

! Elektrolit serum, analisis gas darah


! PT, PTT, TT, FDP untuk menilai timbulnya penyakit dan derajat KID yang akan
mempengaruhii prognosis
! Tes fungsi hati: Aspartat aminotransferase, alanin aminotransferase dan
protein serum.

DBD derajat I atau derajat II tanpa peningkatan Ht

Demam 2-7 hari


Gejala klinis Uji tourniquet positif atau
Perdarahan spontan

Lab Ht tidak meningkat


Trombositopenia

Pasien masih dapat minum Pasien tidak dapat minum atau


Beri minum banyak 1-2 L/hr atau 1 sdm/mnt Pasien muntah terus menerus
Jenis minuman: Air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu dan oralit Pasang infus NaCl 0,9% : Dektrosa 5% (1: 3)
Bila suhu >38,5C beri paracetamol tetes rumatan sesuai BB
Bila kejang beri antikonvulsif

Monitor gejala klinis dan lab


Perhatikan tanda syok
Palpasi hati setiap hari
Ukur diuresis setiap hari
Awai perdarahan
Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam

Perbaikan klinis dan lab Ht naik atau trombosit turun

Pulang

Gambar 5. Algoritma tatalaksana DBD derajat I dan II tanpa peningkatan Ht

DBD derajat I atau derajat II dg peningkatan Ht

Cairan awal
RL/NaCl 0,9% atau RL D5/NaCl 0,9%+ D5, 6-7ml/kgBB/jam

Monitor tanda vital/nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam

Perbaikan(+) Perbaikan (-)

Tanda vital memburuk & Ht


Tetesan dikurangi Tetesan dinaikkan
-> 5 ml/kgBB/jam ->15 ml/kgBB/jam
Perbaikan(+) (evaluasi 24 jam)

Perbaikan(+)

tanda vital tidak stabil

Tetesan dikurangi
-> 3 ml/kgBB/jam, Ht naik Ht turun
IVFD stop pada 24-48 jam distress pernafasan
-->tnd vital&Ht stabil,diuresis cukup

Transfusi darah segar


Koloid 20-30 ml/kgBB/jam 10 ml/kgBB

Perbaikan(+)

Gambar 6. Algoritma tatalaksana DBD derajat I atau derajat II dg peningkatan Ht

95
Art
Of
Therapy

Pediatric

DBD derajat III & IV

Oksigenasi (berikan O2 2-4 l/menit)


Penggantian volume plama segera (cairan kristaloid isotonis)
Ringer laktat/NaCl 0,9% 20 ml/kgBB secepatnya (bolus dalam 30 menit)

Evaluasi 30 menit apakah syok teratasi


Pantau tanda vital tiap 10 menit
Catat keseimbangan cairan selama pemberian cairan i.v

Kesadaran membaik Kesadaran menurun


Syok teratasi Syok tidak teratasi
nadi terasa kuat nadi lembut/tak teraba
tekanan nadi >20mmHg tekanan nadi < 20 mmHg
tidak esak nafas/sianosis distress pernafasan/sianosis
ekstremitas hangat Kulit dingin/lembab
diuresis cukup 1ml/KgBB/jam ekstremitas dingin

Cairan dan tetesan disesuaikan


10 ml/KgBB/jam Lanjutkan cairan 20 ml/kgBB/jam
+ koloid/plasma/Dekstran/FPP 10-20
(mak 30) ml/kgBB/jam
Koreksi asidosis
Evaluasi ketat Evaluasi 1 jam
tanda vital, Tanda perdarahan,
diuresis, Hb, Ht, Trombosit

Stabil dalam 24 jam Syok teratasi Syok belum teratasi

Tetesan 5 ml/kgBB/jam
Ht Turun Hb dan Ht tinggi

Tetesan 3 ml/kgBB/jam

Transfusi darah segar Koloid 20-30 ml/kgBB/jam


Infus stop setelah 48 jam 10 ml/kgBB

Gambar 7. Algoritma tatalaksana DBD derajat III dan IV

96
Art
Of
Therapy

Pediatric

MALARIA
DEFINISI
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh satu atau lebih dari 4 spesies Plasmodium, ditandai
dengan panas tinggi bersifat intermitten disertai anemia dan splenomegali

KRITERIA DIAGNOSIS
! Terdapat faktor resiko: Pasien berasal dari daerah endemis malaria dan riwayat bepergian
ke daerah endemis malaria
! Demam tinggi (intermitten) disertai menggigil, rasa kaku, berkeringat, sakit kepala
! Nausea, muntah, sakit punggung, sakit daerah perut, pucat, ikterus, atralgia, anemia dan
splenomegali
! Ditemukan parasit malaria pada apusan darah tebal

Pemeriksaan Penunjang
Apus darah tepi
Tipis identifikasi spesies Plasmodium/ tingkat parasitemia
Tebal keberadaan Plasmodium

TERAPI
Untuk semua spesies Plasmodium, kecuali Plasmodium falciparum yang resisten terhadap
klorokuin

Plilihan per oral


10 mg basa/kgBB (mak. 600mg basa), 6 jam kemudian 5mg/kgBB
Klorokuin fosfat (mak. 300 mg) dan selanjutnya 5 mg/kgBB/hari pada hari ke-2 dan 3

Plilihan parenteral
10 mg/kgBB loading dose, i.v (maks. 600mg) diberikan selama 1-2 jam
Kuinidin glukonat
(drips), kemudian 0,02 mg/kgBB/menit sampai terapi oral dapat dimulai
30 mg/kgBB/hari, pertama diberikan 1/3 dosis dalam 2-4 jam (drips),
Kuinin dihidroklorid dapat diulang setiap 8 jam dengan dosis yang sama sampai terapi oral
dapat dimulai (maks. 1800 mg/hari)

# Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin


Pilihan per oral
Kuinin sulfat 30 mg/ kgBB/hari dalam 3 dosis selama 3-7 hari
+
Tetrasiklin 5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari elama 7 hari (maks. 4x 250 mg/hari)

97
Art
Of
Therapy

Pediatric
Regimen alternatif
Pilihan per oral
Kuinin sulfat 30 mg/ kgBB/hari dalam 3 dosis selama 3-7 hari

Pilihan parenterall
10 mg/kgBB loading dose, i.v (maks. 600mg) diberikan selama 1-2 jam
Kuinidin glukonat
(drips), kemudian 0,02 mg/kgBB/menit sampai terapi oral dapat dimulai
Atau
30 mg/kgBB/hari, pertama diberikan 1/3 dosis dalam 2-4 jam (drips),
Kuinin dihidroklorid dapat diulang setiap 8 jam dengan dosis yang sama sampai terapi oral
dapat dimulai (maks. 1800 mg/hari)
Ditambah
Pirimetamin < 1 th : tablet 4-8 th : 1 tablet > 14 th : 3 tablet
sulfadoksin (Fansidar) 1-3 th : tablet 9-14 th : 2 tablet
Dosis tunggal
Atau
Meflokuin hidroklorid 15-25 mg/kgBB dosis tunggal p.o (maks. 1250 mg)

Pencegahan relaps: Plamodium vivax dan Plamodium ovale

PrimakuinFosfat 0,3 mg basa/kgBB/hari selama 14 hari (mak. 26,3 mg basa/hari

Daftar Pustaka
Clyde DF. Malaria. Dalam: Nelson WE, Behrman R. Kliegman RM, Arvin AM, penyunting.
Nelson Textbook of Pediatrics edisi ke 15. Philadelphia: WB Saunder Co. 1996: 4-8.
American Academic of Pediatrics. Malaria. Dalam: Peter G, penyunting. 1997 Red book:
Report of the committee on infectious disease; edisi ke-21. Elk Grove Village IL: American
Academic of Pediatrics. 1997: 335-42
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.

POLIOMIELITIS
DEFINISI
Penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus polio dengan predileksi pada sel
anterior massa kelabu medulla pinalis (kornu anterior) dan inti motorik batang otak.
Akibat kerusakan bagian tersebut terjadi kelumpuhan flasid (lumpuh layu) dan atrofi
otot.

KRITERIA DIAGNOSIS
Silent (0-95%)
Asimtomatik
Kultur virus dari tinja (+) dan titer serum (kenaikan titer > 4 kali)

98
Art
Of
Therapy

Pediatric

Abortif (4-8%)
Bila ada epidemi atau kontak dengan penderita polio
Demam, malaise, nausea, sakit kepala, vomitus, nyeri menelan, batuk pilek
Kultur virus dari tinja (+) dan titer serum (kenaikan titer > 4 kali)
Non-paralitik (4-8%)
Demam, lesu, nyeri kepala, nausea, vomitus, nyeri dan kekakuan pada otot leher
bagian belakang, badan dan ekstremitas dengan hipertoni
Sering disertai paralysis vesika urinaria yang hilang timbul dan obstipasi
Nuchal-spinal sign (tes aktif/pasif)
Paralitik (1-2%)
Spinal (45-50%)
Kelemahan/ paralysis/paresis otot leher, abdomen, tubuh, diafragma, toraks dan
terbanyak ekstremitas bawah. Tersering otot besar pada tungkai bawah (m.
kuadriceps femoris), pada lengan (m. deltoideus). Sifat paralysis asimetris.
Refleks tendon /menghilang
Tidak terdapat gangguan sensibilitas
Bulbar (10-15%)
Gangguan motorik satu atau lebih saraf otak (fasial, faringeal, otot mata)
dengan atau tanpa gangguan pusat vital yaitu pernafasan, sirkulasi dan
temperatur badan
Bentuk bulbospinal (15%)
Gejala campuran bentuk spinal dan bentuk bulbar
Bentuk ensefalitik (1-5%)
Bisa disertai delirium, kesadaran , tremor dan kadang-kadang kejang

Pemeriksaan Penunjang
Isolasi virus polio dari apus tenggorok, darah, liquor dan tinja
Titer virus (fase akut dan konvalesens)
Pungsi lumbal
3
Pleiositosis biasanya < 500/mm ( permulaan PMN> limfosit, tetapi segera
berubah dengan limfosit >PMN). Sesudah 10-14 hari jumlah sel normal
Protein pada stadium permulaan normal atau sedikit . Dalam 2-3 mingghu
setelah ada gejala, pleiositosis hilang tanpa peninggian kadar protein (sampai
300 mg%)

99
Art
Of
Therapy

Pediatric

TERAPI
Umum
Silent infection tidak diterapi
Non-paralitik/paralitik ringan dirawat di rumah
Paralitik dirawat di rumah sakit
Menenangkan kecemasan paien dan keluarganay
Memperkecil kemungkinan timbulnya deformitas tulang
Mengatai timbulnya komplikasi neuromuskuloskelet
Mempersiapkan penderita dan keluarga untuk terapi jangka panjang akibat
cacat yang menetap
Bentuk abortif
Istirahat di tempat tidur sampai suhu badan normal (biasanya 7 hari)
Mencegah aktivitas fisik selama 2 minggu
Dua bulan kemudian secara cermat diperiksa keadaan neuromukuloskelet untuk
mendeteksi adanya minor involvement
Simtomatik: Analgetik sederhana, sedativa
Khusus: tidak ada
Bentuk non paralitik
Umum: lihat umum
Simtomatik: untuk kekakuan dan rasa sakit pada otot diberikan analgetik disertai
kompres hangat pada otot yang sakit selama 15-30 menit, tiap 2-4 jam, mandi air
hangat juga kadang-kadang berguna
Khusus: tidak ada
Bentuk paralitik
Harus dirawat di rumah sakit
Istirahat dalam posisi fisiologi dengan sudut kaki yang betul, lutut sedikit fleksi,
panggul dan tulang belakang lurus. Agar posisinya demikian digunakan alas
papan, sand bags dan kadang-kadang light splint hells
Gerakan aktif dan pasif secara hati-hati segera dikerjakan setelah rasa sakit
hilang
Bila ada paralysis kandung kemih bisa dicoba kompres manual, bila terpaksa
dilakukan kateterisasi dengan memperhatikan jika terjadi sepsis
Makanan diberikan per infus jika pasien muntah, diberikan per NGT bila tidak

100
Art
Of
Therapy

Pediatric

muntah
Bentuk poliomyelitis bulbar
Dirawat di ICU (perlu respirator)
Diletakkan dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki, miring ke salah satu sisi
Jalan nafas tetap bebas, mencegah aspirasi saliva, makanan atau muntahan.
Dilakukan trakeotomi oleh karena adanay paralysis pita suara dan hipofaring,
lendir sering diisap secara aseptik
Cairan dan elektrolit diberikan per infus bila pemberian makan personde pada
hari pertama menyebabkan muntah. Setelah hari pertama dipasang gastric
polietilin untuk makanan: pemberian air steril dapat dilakukan dengan sendok
makanan sedikit demi sedikit, dinaikkan jumlah sesuai dengan kemampuan
menelan
Obervasi ketat pernafasan, tekanan darah (diukur 2 kali/hari)

Daftar Pustaka
Charry JD. Enterovirue. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan III VC,
penyunting. Textbook of pediatric; ed.14. Philadelphia: WB aunder Co, 1992; 823-31
Adams RD, Victor M. Syndrome of acute anterior poliomyelitis. Principle of neurology. New
York: Mc Graw-Hill, 1989; 592-6
Gilroy J, Meyer JS. Poliomyelitis. Medical Neurology; ed.2. New York: Macmillan Pub Co Inc,
1986; 436-9.
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.

VARISELA/CACAR AIR
(CHICKEN POX)
DEFINISI
Penyakit infeksi virus dengan gambaran khas erupsi vesikel di seluruh tubuh yang
timbul berurutan dengan gejala umum yang ringan

KRITERIA DIAGNOSIS
Adanya kontak dengan varisela
Prodromal: Panas ringan
Malaise

101
Art
Of
Therapy

Pediatric

Anoreksia
Ruam 24 jam sesudah prodromal
Papula merah vesikula (nonumbilicated) dalam 24 jam isinya mengeruh, mudah
pecah krusta
Limfadenopati generalisata
Varisela bulosa: pada anak <2 tahun
Laboratorium
- Leukosit normal atau rendah, bila terdapat leukositosis maka diebabkan
oleh infeksi sekunder bakteri.
- Sel raksasa pada kerokan dasar vesikula yang baru
- Isolasi virus (bila memungkinkan)

Pemeriksaan Penunjang
- Leukosit
- Kerokan dasar vesikula yang baru

TERAPI
- Simtomatik : Lotion, antihistamin untuk gatal
- Antivirus : Asiklovir 30mg/kgBB/hari dibagi 3-5 dosis, selama 5 hari

Daftar Pustaka
Philips CF. Varicella and herpe zoter. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan
VC III, penyunting. Nelson Textbook of pediatrics; ed. 14. Philadelphia: WB saunders Co, 1992;
800-3
Weton WL. Varicella zoster infection. Practical pediatric dermatology; ed. 2. Boton: Little
Brown & Co, 1988; 129-35.
Robert M. Kliegman, Karen J. Marcdante. Hal B. Jenson. Richard E Behrman. Nelon Eential of
th
Pediatrics 5 ed. Philadelphia. Elsevier Inc. 2006

HEPATITIS VIRUS AKUT


DEFINISI
Inflamasi akut pada hati dengan derajat nekrosis sel hati yang beragam

KRITERIA DIAGNOSIS
" Fase pre ikterik (+ 1 minggu)

102
Art
Of
Therapy

Pediatric

Anoreksia, muntah, lemah, nausea, rasa tidak enak pada abdomen, panas badan,
nyeri kepala, dan kadang-kadang diare. Pada hepatitis B dapat timbul urtikaria,
atralgia atau arthritis
" Fase ikterik
Ikterik, bradikardi, pruritus, depresi mental, urin warna gelap, feses pucat,
hepatomegali. Gejala prodromal berkurang atau menghilang.
" Pemeriksaan fisis
Hepatomegali, splenomegali kadang-kadang limfadenopati
" Laboratorium
Bilirubin urin (+), Bilirubin direk > 10mg%, SGPT>10 kali normal, SGOT
Tabel 35. Petanda Hepatitis
Petanda hepatitis
Hepatitis A IgM anti HAV
Hepatitis B HBs Ag, IgM anti HBc
Hepatitis C Anti HCV
Hepatitis D Anti HDV
Hepatitis E IgM anti HEV
Hepatitis G IgM anti HGV

TERAPI
" Penderita Hepatitis A dan E dirawat bila muntah hebat, kesadaran menurun,
kejang atau dehidrasi.
" Istirahat di tempat tidur (mengurangi aktivitas) sampai gejala akut hilang
" Indikasi mondok: mual-muntah berat, protrombin time memanjang, terdapat
tanda encefalopati hepatik
" Diet:
- Bebas menurut selera pasien (gizi seimbang)
- Miskin lemak selama anoreksia dan muntah
- Bila muntah hebat puasa, infus glukosa 10% sesuai dengan kebutuhan
" Obat-obatan
- Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis, atau
- Koleteramin 1mg/kgBB/hari bersama-sama dengan makan --> Bila ada
kolestasis berat (ikterus ++, gatal)
- Chronc HBV infection interferon alpha-2b atau lamivudin
- HCV interferon alpha atau dengan kombinai bersama ribavirin

103
Art
Of
Therapy

Pediatric
Daftar Pustaka
Colon AR. Viral hepatitis. Textbook of pediatric hepatology; ed.2. Chicago: Year Book Medical
Publisher Inc, 1990; 78-142
Krugman MD. Viral Hepatiti: A, B, C, D and E infection. Pediatr Rev. 1992;6:203-12
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.

INFEKSI SALURAN KEMIH


DEFINISI
Adanya pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih

KRITERIA DIAGNOSIS
" Gejala klinis:
- Asimtomatik
- Simtomatik
! Neonatus
Gambaran sepsis dengan gejala tidak khas: ikterus, panas, malas
minum, muntah, mencret, BB tidak dan kesadaran
! Anak
Disuria, frekuensi , urgensi, polakisuria, nyeri perut/pinggang,
gangguan pertumbuhan, muntah, panas yang tidak diketahui
penyebabnya dan enuresis
" Bakteriuria bermakna
Tabel 36. bakteriuria bermakna berdasarkan cara penampungan
Cara
Jumlah koloni Kemungkinan infeksi
penampungan
Pungsi supra Bakteri gram negatif: >99%
pubik asal ada bakteri
Gram positif: beberapa
ribu
Kateterisasi >105 95%
kandung 104-105 Diperkirakan ISK
kemih 103-104 Diragukan, ulangi
<103 Tidak ada ISK
(kontaminasi)

104
Art
Of
Therapy

Pediatric
Urin pancar
tengah
Laki-laki >104 Diperkirakan ISK
Perempuan 3 x biakan >105 95%
2 x biakan >10 5 90%
1 x biakan >105 80%
5 x 104 -105 Diragukan, ulangi
104 - 5 x 104
Klinis simtomatik Diperkirakan ISK
Klinis asimtomatik Tidak ada ISK
<104 Tidak ada ISK

" Pemeriksaan untuk meningkatkan kewaspadaaan kemungkinan ISK


! Adanya kuman pada air kemih yang tidak dipusing dengan atau tanpa
pewarnaan: Bila ditemukan 2 kuman/ 10 LPB atau 5 kuman/LPB
! Adanya piuria atau leukosituria (> 10 leukosit /mm3)
! Sedimen air kemih : leukosit > 5/LPB
! Jumlah leukosit dalam air kemih tidak dipusing
3
Laki-laki > 10/mm
3
Perempuan > 50/mm
! Tes kimiawi
Nitrit, reduktase biru metilen

Pemeriksaan Penunjang
Urin: Leukosit
Kuman (Gram/jumlah koloni)
Kimia

TERAPI
" Antibiotik: Eradikasi kuman patogen penyebab infeksi
Sebelum ada hasil biakan dan tes sensitivitas berikan antibiotik yang efektif dan
mempunyai efek samping kecil. Pengobatan infeksi akut 5-7 hari. Cara
pengambilan obat tergantung pada berat ringannya infeksi. Pengobatan
dianggap efektif bila gejala klinis hilang disertai biakan menjadi (-) paling lama 4
hari setelah pengobatan.

105
Art
Of
Therapy

Pediatric
Tabel 37. Obat pilihan ISK pada anak

Nama obat Dosis* Interval Catatan


Amoksisilin 50-100 8 jam, p.o, i.v, i.m Tidak pada alergi penisilin
Ampisilin 50-100 6-8 jam, p.o., i.v Tidak pada alergi penisilin
100-200
Trimetoprim 6-12 12jam Tidak pada umur<6mgg
Sulfametokazol 30-60 12 jam , p.o, i.v Tidak pada umur <6mgg
Nitrofurantoin 5-7 6-8 jam, p.o.,i.v Tidak pada umur<4mgg./GFR<50%
Karbenisilin 200- 6 jam, p.o Untuk pseudomonas
400
Sefaloksin 25-100 6 jam p.o Pengganti ampisilin
Sefazolin 25-100 6 jam, i.m., i.v Untuk klebsiella
Tobramisin 5-7 8 jam, i.m Infeksi Gram (-), pseudomonas
Asam nalidiksat 60 6-8 jam, p.o Cepat reisten
Gentamisin 3-7 8-12 ja, i.m, i.v
Amikasin 7 12 jam, i.v
Sefiksim 8 12 jam
Seftriakson 75 12-24 jam, i.m, i.v
Sefotaksim 150 6-8 jam, i.m, i.v
Seftazidim 150 6-8 ja, i.m, i.v

Anak dengan demam tinggi/ manifetasi pyelonefritis akut lain mak menjadi indikai
untuk mondok dan diterapi dengan cefotaxim. Bila terdapat tanda toksisitas itemi
(menggigil dan demama tinggi) mondok dengan terapi cefotaxim+gentamicin i.v
Bila dalam 2 hari tidak terdapat repon klinis haru dilakukan reevaluasi (analiis urin dan
UG bila perlu)

Daftar Pustaka
Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan VC III, penyunting. Nelson Textbook of
pediatrics; ed. 14. Philadelphia: WB saunders Co, 1992
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.

106
Art
Of
Therapy

Pediatric

TIFOID
DEFINISI
Penyakit infeksi endemis yang disebabkan Salmonella typhi

KRITERIA DIAGNOSIS
" Anamnesis
- Panas > 7 hari
- Batuk
- Malise, letargi, anoreksia, BB
- Nyeri otot/kepala/perut
- Mencret atau obstipasi, muntah, nyeri perut, perut kembung
- Penurunan kesadaran
- Dapat timbul kejang, ikterus, epistaksis
" Px. Fisik
- Kesadaran (delirium/stupor)
- Hepatomegali, splenomegali
- Terdengar ronki
- Ruam makulopapuler pada dada bagian bawah (perut (rose spot) dlm 2-3
hari
" Laboratorium
- Anemia
- Leukopenia (minggu kedua), leukositosis (minggu pertama)
- Limfositosis relatif
- Trombositopenia
- Serologi (Widal): Titer O (4x atau > 1:160) berifat sugestif tapi tidak
diagnostik
- Biakan salmonella (+) dari darah/sum-sum tulang/kel.limfe/jaringan
fagosit/fees/urin pada minggu pertama dan (-) pada periode minggu keenam
- Proteinuria
- DIC
- Peningkatan enzim hati

107
Art
Of
Therapy

Pediatric

TERAPI
" Umum
- Isolasi
- Tirah rebah selama panas
- Diet makanan lunak yang mudah dicerna
" Khusus
! Eradikasi kuman
- Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari (bayi < 2 mgg 25 mg/kgBB/hari) p.o
dibagi 4 dosis selama 10-14 hari
- Kotrimoksasol 50 mg/kgBB/hari p.o dalam 3 dosis selama 10-14 hari
- Seftriakson dan sefoperazon memeberikan hasil baik, dosis 125-250 mg
p.o dalam 2 dosis, untuk anak > 5 tahun
! Kortikosteroid
Pada kasus berat dengan gangguan kesadaran (stupor, koma), gangguan
sirkulasi dan gejala berkepanjangan
- Dekametason 4-20 mg/kgBB/hari, i.v
- Prednison 1-2 mg/kgBB/hari, p.o dibagi dalam 3 dosis
! Lain-lain
- Vitamin
- Perdarahan usus
Puasa selama 24 jam sampai tak ada perdarahan
Antibiotik i.v
- Transfusi bila perlu
- Operasi (bila ada indikasi)

Daftar Pustaka
Feigin RD. Typhoid fever. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Voughan III VC,
penyunting. Nelson textbook of pediatric; edisi ke-14. Philadelphia: WB Saundrs Co. 1992: 731-
4
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.

DEMAM REMATIK AKUT


DEFINISI
Penyakit yang belum diketahui etiologinya, tetapi berhubungan erat dengan
penyakit peradangan akut (faringitis yang disebabkan Beta hemolyticus

108
Art
Of
Therapy

Pediatric

treptococcus group A, dan termasuk golongan penyakit autoimun)


KRITERIA DIAGNOSIS
WHO study group (1988) merekomendasikan
1. Kriteria Jones yang direvisi (1982) atau
2. Ditemukan salah satu kriteria di bawah ini
- Korea
- Insidious atau late onset carditis
- Rheumatic recurrence (tidak perlu ditemukan adanya satu kriteria mayor
dan atau satu criteria mayor dan dua aminor)

Kriteria Jones yang direvisi (1982)

" Dua kriteria mayor

" Satu kriteria mayor + 2 kriteria minor

" Ditambah dengan satu bukti adanya infeksi Beta hemolyticus streptococcus

group A sebelumnya, berupa


- Menderita demam skarlet
- Kultur tenggorok: Beta hemolyticus treptococcus group A
- ASTO atau antibody treptococcu lainnya

Manifestasi mayor Manifestasi minor


- Karditis - Demam
- Syndenham` chorea - Polyatralgia
- Poliartritis migran - Pernah demam reumatik atau
- Nodul subkutan penyakit jantung rematik
- Eritema marginatum - Reaksi fase akut: LED ,
leukositosis, CRP (+)
- EKG: Interval PR memanjang

TERAPI
Episode akut
" Tirah baring
Tanpa karditis 2 minggu, ambulasi bertahap selama 2 minggu
Karditis tanpa kardiomegali 4 minggu, ambulasi bertahap selama 4 minggu
Karditis dan kardiomegali 6 minggu, ambulasi bertahap selama 6 minggu
Karditis dan gagal jantung total selama terdapat gagal jantung (biasanya 6

109
Art
Of
Therapy

Pediatric

minggu), ambulasi dilakukan bertahap, sampai gejala hilang, biasanya selama 3


bulan
Pembatasan aktivitas dilanjutkan bila proses masih aktif, yaitu bila terdapat :
kelainan sendi, murmur organik baru, kardiomegali, nadi > 100 x/menit waktu
tidur, nodul subkutan
" Diet
Masukan cairan tidak lebih dari 1000 ml/hari
Mengandung NaCl tidak lebih dari 50-100 mg/hari dan KCl 1,5-2 g/hari
Selama masih panas makanan cair
Jika panas turun dan dalam terapi steroid diet tinggi protein karbohidrat dan
vitamin C
" Antibiotik: untuk eradikasi streptococcus
Penisilin prokain : 50.000 UI/kgBB i.m. mak. 900.000 UI/x 2x/hari, selama 10-14
hari
Penisilin benzatin : 600.000-1.200.000 U i.m. dosis tunggal 10-14 hari
Penisilin oral : 4x 1250250 mg/hari 10 hari
Bila alergi penisilin : Eritromisin x 250 mg/hari (10 hari)
" Anti inflamasi
Bila atralgia Analgesik
Bila arthritis Salisilat 100 mg/kgBB/hari p.c selama 2 hari dilanjutkan dengan
dosis 75 mg/kgBB/hari. Selama 4 minggu, kadang-kadang bila perlu khusus dapat
sampai 150 mg/kgBB/hari dilanjutkan dengan tapering off
Bila karditis dengan kardiomegali atau gagal jantung Prednison 2 mg/kgBB
untuk 2 minggu, selanjutnya dosis tapering off sampai 2 minggu, selanjutnya
dosis tapering off sampai 2 minggu (penurunan dois 5 mg tiap 2-3 hari). Pada saat
dosis tapering prednison dimulai diberikan salisilat 7 mg/kg/BB/hari selama 2
minggu, dilanjutkan selama 6-8 minggu dengan pengurangan dosis sampai akhir
pengobatan atau sampai CRP (-) dan LED

Bila korea Prednison 0,5-1,0 mg/kgBB


Barbiturat atau klorpromazin
Haloperidol

110
Art
Of
Therapy

Pediatric

Setelah episode akut


" Pencegahan: Infeksi streptococcus dan rekurensi timbulnya demam rematik,
yaitu dengan : Penisilin benzatin: 1.200.000 U tiap 4 minggu
" Bila alergi penisilin
- Sulfadiazin BB < 30 kg: Dosis 0,5 g/hari
- BB> 30kg: Dosis 1,0 g/hari
- Penisilin oral: x 200.000U/hari (dapat menyebabkan resisten pada kuman
Streptococcus di mulut, hal ini potensial untuk risiko timbulnya endokarditis
bakterialis pada penderita demam rematik atau penyakit jantung rematik)
- Bila alergi penisilin atau sulfa : Eritromisin 2 x 250 mg
Terhadap gejala sisa/kerusakan katup
" Bila ada gagal jantung penanganan gagal jantung
" Bila ditemukan kerusakan katup yang berat, dipertimbangkan tindakan operatif

Daftar Pustaka
Nadas AS, Fyler DC. Rheumatic heart diease. Dalam: Fyler DC, penyunting. Nadas pediatric
cardiology. Philadelphia: Hanley & Belfust Inc, 1992; 141-58.
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.

DIFTERIA
DEFINISI
Penyakit infeksi akut yang disebabkan Corynebacterium diphtheriae

KRITERIA DIAGNOSIS
! Kontak dengan penderita difteria
! Tonsilitis, faringitis, rinitis
! Suara serak
! Stridor dan tanda lain obstruksi jalan nafas
! Demam tidak begitu tinggi
! Limfadenitis servikal + edema jaringan lunak leher (bullneck)
! Sangat penting untuk diagnosis ditemukannya membran pada tempat infeksi
yang berwarna putih keabu-abuan, mudah berdarah bila diangkat
! Hitung leukosit darah tepi dapat
! Kadang-kadang timbul anemia

111
Art
Of
Therapy

Pediatric

! Protein liquor pada neuritis difteria sedikit


! Urea N darah pada nekrosis tubular akut dapat
! Pada EKG dapat terjadi aritmia, perubahan segmen T dan gelombang T bila
terjadi miokarditis
! Diagnosis pasti: Kuman difteria pada sediaan langsung/biakan (+)

Pemeriksaan Penunjang
" Hitung lekosit darah tepi
" Hb
" Protein liquor
" Urea N darah
" EKG

TERAPI
1. Sesegera mungkin menetralisasi toksin bebas dengan anti tokin difteri + dalam 48
jam
2. Sesegera mungkin membunuh kuman (eradikasi kuman)
Netralisasi toksin bebas
Anti Difteri Serum (ADS)
Dosis: Difteria hidung /faring ringan 40.000 U
Difteria faring 60.000-80.000
Difteria faring berat/laring dengan bullneck 100.000-120.000 U
Cara pemberian:
Dosis tunggal dilarutkan dalam 100-200 ml dekstrosa i.v dalam waktu 1-2
jam, sebelumnya dilakukan uji kepekaaan. Uji kepekaan dengan pemberian
1 tetes antitoksin pengenceran 1:10 pada konjungtiva atau 0,02 ml
penyuntikan intradermal pengenceran 1:100. Uji kepekaan (+) bila
ditemukan indurasi > 3 mm pada tempat suntikan sesudah 20 menit atau
timbul konjungtivitis/berair mata. Bila uji kepekaan (+) berikan ADS secara
desensitisasi, masing-masing dengan interval 20 menit
0,05 ml lartutan 1:20 s.k.
0,10 ml larutan 1:20 s.k.
0,10 ml larutan 1:10 .k.
0,10 ml tanpa pengenceran s.k.

112
Art
Of
Therapy

Pediatric

0,30 ml tanpa pengenceran i.m


0,50 tanpa pengenceran i.m.
0,10 ml tahap pengenceran i.v
Bila tidak ada reaksi alergi, sisa diberikan i.v lambat
Eradikasi kuman
- Penisilin prokain 50.000U/kgBB/hari i.m, tiap 12 jam selama 14 hari atau
bila hasil biakan 3 hari berturut-turut (-) atau penisilin G 150000
IU/kgBB/hari i.v dalam 10 hari
- Bila alergi penuisiln, berikan eritromisin 40 mg/kgBB/hari, maks. 2g/hari,
p.o., tiap 6 jam selama 14 hari
- Amoksisilin
- Rifampiin
- Klindamisin
Isolasi
Suportif
- Tirah baring 2-3 minggu atau lebih lama bial terjadi miokarditis
- O2 bila sesak nafas
- Diet makanan lunak yang mudah dicerna dengan kalori tinggi
- Trakeostomi pada kasus dengan obtruksi saluran anfa berat
- Roboransia
- Prednison 1,0-1,5 mg/kgBB/hari, p.o. tiap 6-8 jam pada kasus berat
selama 14 hari

Daftar Pustaka
Behrman RE, Vaughan VC III, Nelson WE. Diphteria. Nelson textbook of pediatrics; edii ke-15.
Philadelphia: WB aunders Co, 1996; 593-6
Behrman RE, Kliegman RM, Nelkon WE, Vaughan VC III. Diphteria. Nelon textbook of
pediatric; edii ke-14. Philadelphia: WB aunders Co, 1992; 720-4
Felgin RD, Stechenberg BW, Strandgaard RH. Diphteria. Dalam: Felgin RD, Cherry JD,
penyunting. Textbook of pediatric infectious disease; edisi ke-3. Philadelphia: WB Saunders
Co, 1002; 1110-6
William W. Hay Jr. Myron J. Levin. Judith M. Rondheimer. Robin R Deterding. Current
th
Pediatric Diagnosis & Treatment 7 ed. USA. The Mc Graw-Hill Companies. 2005.

113

Você também pode gostar