Você está na página 1de 22

TUGAS AGAMA HINDU

Membina Keharmonisan Dalam Keluarga

Oleh :
XI MIA 2

Oleh:

Oleh:

XI MIA 2
1. Anak Agung Ayu Bintang Janandewi (01)
2. Ida Ayu Sita Indah Sari (17)
3. Luh Gede Natalia Widiastuti (23)
4. Ni Kadek Dewi Yuniari (24)
5. Ni Komang Ciska (25)
6. Ni Putu Meri Santika Deni (29)

SMA NEGERI 1 KUTA


Tahun Pelajaran 2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah Biologi mengenai Sel. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas sekolah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Badung, 9 Maret 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umat Hindu mempunyai tujuan hidup yang disebut Catur Purusa Artha yaitu Dharma,
Artha, Kama dan Moksa. Hal ini tidak bisa diwujudkan sekaligus tetapi secara bertahap. Tahapan
untuk mewujudkan empat tujuan hidup itu disebut dengan Catur Asrama. Pada tahap Brahmacari
asrama tujuan hidup diprioritaskan untuk mendapatkan Dharma. Grhasta Asrama
memprioritaskan mewujudkan artha dan kama. Sedangkan pada Wanaprasta Asrama dan Sanyasa
Asrama tujuan hidup diprioritaskan untuk mencapai Moksa.
Perkawinan atau wiwaha adalah suatu upaya untuk mewujudkan tujuan hidup Grhasta
Asrama. Tugas pokok dari Grhasta Asrama menurut lontar Agastya Parwa adalah mewujudkan
suatu kehidupan yang disebut Yatha Sakti Kayika Dharma yang artinya dengan kemampuan
sendiri melaksanakan Dharma. Jadi seorang Grhasta harus benar-benar mempu mandiri
mewujudkan Dharma dalam kehidupan ini. Kemandirian dan profesionalisme inilah yang harus
benar-benar disiapkan oleh seorang Hindu yang ingin menempuh jenjang perkawinan.
Dalam perkawinan ada dua tujuan hidup yang harus dapat diselesaikan dengan tuntas yaitu
mewujudkan artha dan kama yang berdasarkan Dharma. Pada tahap persiapan, seseorang yang
akan memasuki jenjang perkawinan amat membutuhkan bimbingan, khususnya agar dapat
melakukannya dengan sukses atau memperkecil rintangan-rintangan yang mungkin.
Wiwaha atau perkawinan tidak boleh dilakukan karena pakasaan atau pengaruh orang lain.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya ketegangan setelah menjalani grhehasta asrama.
Namun saat ini, sangat banyak pernikahan yang dilakukan tidak sesuai dengan norma yang
berlaku baik dari dasar tidak saling suka maupun ketidakharmonisan yang muncul setelah
pernikahan itu berlangsung. Dalam perjalanan kehidupan rumah tangga, tentu ada banyak sekali
masalah yang akan terjadi diantara anggota keluarga. Hubungan antar anggota keluarga pastilah
tidak sempurna. Setiap keluarga pasti memiliki masalah-masalah tertentu, mulai dari masalah
kecil hingga besar. Permasalahan dalam keluarga ini dapat berdampak buruk bagi keluarga itu
sendiri dan lingkungan, terutama pada anak, dimana anak akan merasa tegang, tidak nyaman dan
juga ketakutan, hal tersebut dapat merusak mental dan psikis dan sangat berdampak pada masa
depan anak itu sendiri.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi ketidakharmonisan dalam keluarga. Oleh
karena itu, kami akan membahas pengetahuan mengenai bagaimana cara membina
keharmonisan dalam keluarga, untuk mewujudkan kehidupan selaras dan harmonis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah itu keharmonisan keluarga ?
2. Apa saja aspek keharmonisan keluarga?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan dan ketidakharmonisan keluarga?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari ketidakharmonisan keluarga?
5. Bagaimana cara membina keharmonisan dalamkeluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keharmonisan keluarga
2. Untuk mengetahui aspek keharmonisan keluarga
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan dan
ketidakharmonisan keluarga
4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari ketidakharmonisan keluarga
5. Untuk mengetahui cara membina keharmonisan dalamkeluarga
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1. Pawiwahan
Pengertian : ikatan lahir batin (skala dan niskala ) antara seorang pria dan wanita untuk
membentuk keluarga bahagia dan kekal yang diakui oleh hukum Negara, Agama dan Adat.
Tujuan : mendapatkan keturunan dan menebus dosa para orang tua dengan menurunkan
seorang putra yang suputra sehingga akan tercipta keluarga yang bahagia di dunia
(jagadhita) dan kebahagiaan kekal (moksa).
Adapun dalam hal ini, tidak luput pawiwahan bertujuan untuk mencapai kebahagian
dalam berkeluarga atau sering disebut dengan keharmonisan dalam berkeluarga.

2.2. Pengertian Keharmonisan


Secara terminologi Keharmonisan berasal dari kata harmonis yang berti serasi, selaras.
Titik berat dari Keharmonisan adalah kedaan selaras atau serasi, keharmonisan bertujuan
untuk mencapai keselarasan dan keserasian, dalam kehidupan rumah tangga perlu menjaga
kedua hal tersebut untuk mencapai keharmonisan rumah tangga
Definisi Keharmonisan Rumah Tangga - Keluarga yang harmonis dan berkualitas yaitu
keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong
menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling
menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu
pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu memenuhi
dasar keluarga. Keluarga harmonis hanya akan tercipta kalau kebahagiaan salah satu anggota
berkaitan dengan kebahagiaan anggota-anggota keluarga lainnya. Secara psikologis dapat
berarti dua hal:

1. Tercapainya keinginan-keinginan, cita-cita dan harapan-harapan dari semua anggota


keluarga.

2. Sesedikit mungkin terjadi konflik dalam pribadi masing-masing maupun antar pribadi.
Keluarga harmonis merupakan keluarga yang penuh dengan ketenangan, ketentraman,
kasih sayang, keturunan dan kelangsungan generasi masyarakat, belas-kasih dan
pengorbanan, saling melengkapi dan menyempurnakan, serta saling membantu dan bekerja
sama.

Keluarga yang harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila kedua pasangan tersebut
saling menghormati, saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai, dan saling
mencintai. Gunarsah berpendapat bahwa keluarga bahagia adalah apabila seluruh anggota
keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya rasa ketegangan, kekecewaan, dan
puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi dan aktualisasi diri) yang
meliputi aspek fisik, mental, emosi, dan sosial. Sebaliknya keluarga yang tidak bahagia
adalah apabila dalam keluarganya ada salah satu atau beberapa anggota keluarga yang
diliputi oleh ketegangan, kekecewaan, dan tidak pernah merasa puas dengan keadaan dan
keberadaan dirinya terganggu atau terhambat. Suami istri bahagia menuut Hurlock adalah
suami istri yang memperoleh kebahagiaan bersama dan membuahkan keputusan yang
diperoleh dari peran yang mereka mainkan bersama, mempunyai cinta yang matang dan
mantap satu sama lainnya, dan dapat melakukan penyesuaian seksual dengan baik, serta
dapat menerima peran sebagai orang tua. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa keharmonisan rumah tangga adalah terciptanya keadaan yang sinergis diantara
anggotanya yang di dasarkan pada cinta kasih, dan mampu mengelola kehidupan dengan
penuh keseimbangan (fisik, mental, emosional dan spiritual) baik dalam tubuh keluarga
maupun hubungannya dengan yang lain, sehingga para anggotanya merasa tentram di
dalamnya dan menjalankan peran-perannya dengan penuh kematangan sikap, serta dapat
melalui kehidupan dengan penuh keefektifan dan kepuasan batin.

2.3. Aspek Keharmonisan Keluarga

Keluarga sejahtera merupakan tujuan penting, maka untuk menciptakannya perlu diperhatian
faktor berikut. Perhatian. Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama
hubungan baik antar anggota keluarga. Baik pada perkembangan keluarga dengan
memperhatikan peristiwa dalam keluarga, dan mencari sebab akibat permasalahan, juga terhadap
perubahan pada setiap anggotanya.
Aspek keharmonisan keluarga :
a. Menciptakan Kehidupan Beragama dalam Keluarga
Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya kehidupan beragama
dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam agama terdapat nilai-nilai moral
dan etika kehidupan. Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa keluarga
yang tidak religius yang penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama
sama sekali cenderung terjadi pertentangan konflik dan percekcokan dalam
keluarga, dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di
rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang dapat
menerimanya

b. Mempunyai Waktu untuk Keluarga


Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarganya,
baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani anak bermain dan
mendengarkan masalah dan keluhan-keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak
akan merasa dirinya dibutuhkan dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak
akan betah tinggal di rumah.

c. Mempunyai Komunikasi yang Baik antar Anggota Keluarga


Komunikasi merupakan dasar bagi terciptanya keharmonisan dalam keluarga.
Meichati (dalam Murni, 2004) mengatakan bahwa remaja akan merasa aman apabila
orangtuanya tampak rukun, karena kerukunan tersebut akan memberikan rasa aman
dan ketenangan bagi anak, komunikasi yang baik dalam keluarga juga akan dapat
membantu remaja untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya di luar
rumah, dalam hal ini selain berperan sebagai orangtua, ibu dan ayah juga harus
berperan sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka dalam menyampaikan
semua permasalahannya.

d. Saling Menghargai Sikap Anggota Keluarga


Furhmann (dalam Murni, 2004) mengatakan bahwa keluarga yang harmonis adalah
keluarga yang memberikan tempat bagi setiap anggota keluarga menghargai
perubahan yang terjadi dan mengajarkan ketrampilan berinteraksi sedini mungkin
pada anak dengan lingkungan yang lebih luas.

e. Kualitas dan Kuantitas Konflik yang Minim


Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan keluarga
adalah kualitas dan kuantitas konflik yang minim, jika dalam keluarga sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak lagi
menyenangkan. Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha
menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari
setiap permasalahan.

f. Adanya Hubungan atau Ikatan yang Erat antar Anggota Keluarga.


Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan harmonisnya sebuah
keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak memiliki hubungan yang erat maka
antar anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan
akan kurang. Hubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan
dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan
saling menghargai.

Keluarga harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila dalam kehidupannya telah
memperlihatkan faktor-faktor berikut:

1. Faktor kesejahteraan jiwa. Yaitu redahnya frekwensi pertengkaran dan percekcokan di


rumah, saling mengasihi, saling membutuhkan, saling tolong-menolong antar sesama
keluarga, kepuasan dalam pekerjaan dan pelajaran masing-masing dan sebagainya yang
merupakan indikator-indikator dari adanya jiwa yang bahagia, sejahtera dan sehat.

2. Faktor kesejahteraan fisik. Seringnya anggota keluarga yang sakit, banyak pengeluaran
untuk kedokter, untuk obat-obatan, dan rumah sakit tentu akan mengurangi dan
menghambat tercapainya kesejahteraan keluarga.
3. Faktor perimbangan antara pengeluaran dan pendapatan keluarga. Kemampuan keluarga
dalam merencanakan hidupnya dapat menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran
dalam keluarga. Misalnya; Banyak keluarga yang kaya namun mengeluh kekurangan.
Kunci utama keharmonisan sebenarnya terletak pada kesepahaman hidup suami dan
isteri. Karena kecilnya kesepahaman dan usaha untuk saling memahami ini akan
membuat keluarga menjadi rapuh. Makin banyak perbedaan antara kedua belah fihak
maka makin besar tuntutan pengorbanan dari kedua belah fihak. Jika salah satunya tidak
mau berkorban maka fihak satunya harus banyak berkorban. Jika pengorbanan tersebut
telah malampaui batas atau kerelaannya maka keluarga tersebut terancam. Maka
fahamilah keadaan pasangan, baik kelebihan maupun kekurangan yang kecil hingga yang
terbesar untuk mengerti sebagai landasan dalam menjalani kehidupan berkeluarga.
Rencana kehidupan yang dilakukan kedua belah fihak merupakan faktor yang sangat
berpengaruh karena dengan perencanaan ini keluarga bisa mengantisipasi hal yang akan
datang dan terjadi saling membantu untuk misi keluarga. Membina keharmonisan rumah
tangga akan berhasil tergantung dari penyesuaian antara kedua belah fihak dan
bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan, maka kedua belah fihak harus memperhatikan:

1. Menghadapi kenyataan. Suami isteri perlu menghadapi kenyataan hidup dari semua yang
terungkap dan tersingkap sebagai suatu tim, dan menanggulanginya dengan bijaksana
untuk menyelesaikan masalah.

2. Penyesuaian timbal balik. Perlu usaha terus menerus dengan saling memerhatikan, saling
mengungkapkan cinta dengan tulus, menunjukkan pengertian, penghargaan dan salaing
memberi dukungan, semangat. Kesemuanya berperan penting dalam memupuk hubungan
yang baik, termasuk dalam hubungan yang paling intim antara suami dan isteri yakni
seks.

3. Latar belakang suasana yang baik. Untuk menciptakan suasana yang baik, dilatar
belakangi oleh pikiran-pikiran, perbuatan dan tindakan yang penuh kasih sayang. Maka
macam-macam perasaan jengkel, kecewa, tidak adil yang bisa menimbulkan prasangka,
curiga yang mewarnai suasana hubungan suami-isteri mereka harus di jauhi.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ketidakharmonisan Rumah Tangga dan Faktor yang
Mempengaruhi Keharmonisan Rumah Tangga

2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakharmonisan Rumah Tangga

a. Kurangnya komunikasi antar anggota keluarga

Komunikasi merupakan hal terpenting yang harus ada dalam membina sebuah
keluarga yang harmonis. Pasalnya, masalah sekecil apapun tak akan bisa
terselesaikan dengan cepat dan dengan baik tanpa adanya komunikasi antar
individu-individu yang memiliki masalah.Kurangnya atau bahkan hilangnya
komunikasi antar anggota keluarga dapat memiliki dampak yang besar pada
munculnya keluarga tidak harmonis, entah itu antara suami dan istri atau antara
orang tua dan anak-anak mereka.

b. Masalah ekonomi
Gaji kita lebih besar dari suami? Atau, keluarga sedang dilanda masalah ekonomi?
Jangan jadikan penghasilan kita sebagai alat untuk bersikap superior terhadap suami
karena laki-laki tak suka direndahkan, dan hal ini dapat menimbulkan masalah.Jika
muncul masalah ekonomi dalam keluarga, ada baiknya anggota keluarga saling
membantu dan memberi dukungan, sehingga keharmonisan keluarga dapat
dipertahankan.

c. Munculnya sikap gengsi dan superioritas


Selain itu, seringkali muncul sikap superioritas dalam keluarga. Banyak yang dapat
menjadi penyebabnya, gaji yang lebih besar, usia yang lebih tua, merasa lebih punya
pengalaman dan lebih menguasai anggota keluarga yang lain.Jika sudah demikian,
maka sikap saling menghargai dan menghormati akan sulit dikondisikan. Hal inilah
yang juga dapat menjadi penyebab utama keluarga tidak harmonis.

d. Hilangnya keterbukaan
Keluarga adalah tempat dimana kita bisa berkeluh kesah dan meminta bantuan jika
terjadi masalah di luar rumah. Juga, dalam keluarga diperlukan kejujuran dan
keterbukaan supaya dapat menjadi keluarga yang harmonis.Jika tidak terbuka, dapat
timbul kecurigaan dan rasa saling tidak percaya dalam keluarga dan dapat memicu
masalah yang lebih besar.

e. Perselingkuhan
Siapa yang tidak kesal pasangan atau kekasih hatinya berselingkuh dengan orang
lain? Sebagai seorang perempuan yang cenderung lebih sensitif perasaannya, tentu
kita pun tak suka pasangan kita ada main dengan perempuan lain. Adanya
perselingkuhan oleh satu pihak dapat memicu keretakan keharmonisan keluarga,
dan dapat berakibat pada perceraian. Jika telah mengetahui beberapa dari penyebab
utama keluarga tidak harmonis seperti yang telah diutarakan sebelumnya di atas,
maka kita perlu lebih aktif dalam menjaga komunikasi yang baik.Jangan lupa,
tanamkan sikap saling menghargai dan menghormati antar anggota keluarga.

f. Adanya perbedaan prinsip


Setiap orang pasti mempunyai prinsip, tetapi jika antara suami atau istri mempunyai
prinsip yang sangat berbeda akan menyebabkan hubungan keluarga menjadi kurang
harmonis. Prinsip merupakan pokok dari pemikiran dan perbuatan sehingga prinsip
yang berbeda akan sangat beresiko menimbulkan perdebatan atau percekcokan
dalam rumah tangga sehingga hubungan keluarga yang tadinya harmonis bisa
berubah menjadi tidak harmonis.

g. Membandingkan Pasangan dengan Orang Lain


Jika kita menjalin hubungan suami istri jangan sekali-kali membandingkan
pasangan dengan orang lain. Membanding-bandingkan pasangan dengan orang lain
akan menimbulkan rasa kekecewaan yang akhirnya bermuara pada sakit hati yang
merupakan ciri ciri cinta mulai pudar sehingga menimbulkan hubungan keluarga
tidak harmonis. Pahami pasangan anda dan berusahalah untuk menghargainya.

h. Timbul Rasa Bosan

Rasa bosan dalam menjalin hubungan dalam keluarga setiap orang pasti pernah
mengalaminya. Kebosanan merupakan hal yang wajar dan normal, tinggal
bagaimana kita menyikapinya. Apakah dengan alasan bosan sebuah hubungan
rumah tangga harus berkhir? Tentunya tidak.Walapun terjadi kebosanan rasa cinta
tetap masih ada hanya saja tertutup oleh rasa bosan. Tugas anda dan pasangan anda
adalah bagaimana mensikapi rasa bosan tersebut agar keharmonisan dalam rumah
tangga akan tetap terjalin dan lebih baik ada yang mengalah dan mencari cara
menenangkan hati dan pikiran salah satunya.

i. Terlalu Sibuk dengan Dunia Kerja

Dunia kerja yang sangat sibuk sehingga sampai waktu kebersamaan dengan
keluarga seolah tidak ada. Kumpul dengan keluarga hanya pada malam hari saat
menjelang tidur itu saja hanya 2 sampai 3 jam. Suami istri yang sama-sama sibuk
dengan kerjanya sehingga mereka kurangnya waktu untuk bersama sering
menjadikan keharmonisan rumah tangga hilang. Sempatkan week end untuk
menghabiskan waktu bersama keluarga sehingga keharmonisan dapat tercipta
kembali.
j. Watak yang keras.

Hilangnya cerminan cinta kasih dalam keluarga merupakan akibat dalam rumah
tangga berwatak keras. Anggota keluarga berselisih, egois, kurang dapat mengontrol
perbuatan, dan kata-kanya. Akhirnya ini akan merambah dalam diri angota keluarga
yang mengakibatkan ikatan cinta kasih ini berangsur-angsur hilang, cinta kasih
berubah menjadi kebencian dan kebosanan, pasangan dan keluarga menjadi terhina.
Jagalah diri dari watak yang keras untuk menjaga keharmonisan dalam rumah
tangga.

k. Perbuatan aniaya.

Perbuatan aniaya bermakna luas, mulai dari perbuatan, sikap, maupun kata-kata.
Hindarilah perbuatan menganiaya orang lain bahkan keluarga. Caranya dengan
menjaga adap atau tatakrama. Perlakukan orang lain dan keluarga dengan penuh
perhatian dan menjaga dari perbuatan aniaya untuk menciptakan iklim yang
harmonis.

l. Ucapan buruk.

Lidah merupakan senjata yang paling tajam dari pda pedang, karena dengannya
manusia dapat merasa hancur dan terhina. Akibat dari ketajaman lidah dapat
membekas dalam hati pasangan dan anggota keluarga, sehingga ia merasa kurang
aman dan tentram dalam keluarganya.dan apabila ini terus berlanjut maka akan
memberikan efek berpudarnya kecintaan dan keharmonisan dalam rumah tangga
bersangkutan.

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Rumah Tangga

a. Perhatian
Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama hubungan
baik antar anggota keluarga. Baik pada perkembangan keluarga dengan
memperhatikan peristiwa dalam keluarga, dan mencari sebab akibat permasalahan,
juga terhadap perubahan pada setiap anggotanya.

b. Pengetahuan

Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas wawasan


sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga. Sangat perlu untuk
mengetahui anggota keluarganya, yaitu setiap perubahan dalam keluarga, dan
perubahan dalam anggota keluargannya, agar kejadian yang kurang dinginkan kelak
dapat diantisipasi.

c. Pengenalan Terhadap Semua Anggota Keluarga

Hal ini berarti pengenalan terhadap diri sendiri dan Pengenalan diri sendiri yang
baik penting untuk memupuk pengertian-pengertian.

d. Sikap Menerima.

Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikap menerima, yang berarti dengan
segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya, ia seharusnya tetap mendapatkan
tempat dalam keluarga. Sikap ini akan menghasilakan suasana positif dan
berkembangnya kehangatan yang melandasi tumbuh suburnya potensi dan minat
dari anggota keLuarga.
e. Peningkatan Usaha

Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlu meningkatkan usaha. Yaitu
dengan mengembangkan setiap dari aspek keluarganya secara optimal, hal ini
disesuaikan dengan setiap kemampuan masing-masing, tujuannya yaitu agar
tercipta perubahan-perubahan dan menghilangkn keadaan kebosanan dan
kestatisan.

f. Pengenalan Terhadap Diri Sendiri

Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudah menyoroti semua
kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam keluarga. Masalah akan lebih mudah
diatasi, karena banyaknya latar belakang lebih cepat terungkap dan teratasi,
pengertian yang berkembang akibat pengetahuan tadi akan mengurangi kemelut
dalam keluarga.

g. Penyesuaian harus selalu mengikuti setiap perubahan baik dari fihak orang tua
maupun anak.

2.4 Dampak-dampak Negatif Permasalahan Orangtua Terhadap Anak

1. Anak-anak bisa trauma, sehingga mereka bisa tiba sakit (untuk yang pertahanan tubuhnya
lemah).

2. Prestasi belajar di sekolah jadi menurun, akibat kepikiran orangtuanya yang selalu rebut
dan bertengkar setiap hari.

3. Terjadi perubahan sikap. Anak menjadi lebih tertutup, nggak mau lagi bergaul dengan
orang-orang yang mengetahui bahwa orangtuanya nggak akur (akibat gossip tetangga dan
ejekan teman-teman), bahkan bisa menyebabkan si anak tidak respect lagi pada orangtua
sebagai akibat dari lunturnya kepercayaan si anak pada sosok orangtuanya.
4. Image orangtua berubah di mata anak. Biasanya salah satu pihak akan dianggap
penindas di mata si anak, entah itu ayah atau ibu. Tapi biasanya ayah.

5. Ketika dewasa, jadi takut menikah. Biasanya salah satu pihak akan dianggap penindas
di mata si anak, entah itu ayah atau ibu. Tapi biasanya ayah.

6. Rentan terjerumus pada hal-hal negatif. Biasanya karena pusing mau berpihak pada ayah
atau ibu mereka. Jadi lebih memilih untuk tidak memihak keduanya dan berusaha
mencari hal baru di luar rumah.

2.5 Cara Membina Keluarga yang Harmonis

1. Saling Menghormati
Ini point pertama yang harus dilakukan oleh seluruh pasangan suami istri yang
ada di dunia tanpa terkecuali. Menghormati adalah salah satu cara kita memberi
posisi tertinggi setelah Tuhan dan orang tua di hati kita. Menghormati keberadaan
suami atau istri yang mendampingi kita akan membuat pasangan kita merasa
dihargai. Tidak peduli apakah Anda lebih tua atau lebih muda dibandingkan
pasangan Anda, yang terpenting perilaku saling menghormati antara Anda dan
pasangan harus tercipta dan terjaga. Menjaga nama baik dan harga diri pasangan
Anda adalah salah satu cara dari sikap saling menghormati.

2. Komunikasi
Membahas pendidikan anak atau seputar cara agar dapur tetap mengepul adalah
hal biasa bagi pasangan. Namun menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol
hal-hal seru dan menyenangkan dan tertawa bersama adalah hal sederhana namun
terasa sangat istimewa.

3 Membagi Kesedihan dan Kegembiraan Bersama


Suami dan istri adalah partner dalam satu kehidupan yang direkatkan dalam tali
pernikahan, Untuk memupuk kasih sayang di masing-masing pihak, suami
membutuhkan cinta istri, dan istri pun membutuhkan cinta suami. Suami dan istri
harus berbagi suka-duka, membagi kesedihan dan kegembiraan bersama.

4 Temukan hal-hal baru dari pasangan


Temukan hal-hal baru dari pasangan setiap hari. Terlihat sederhana memang,
namun akan memberikan ruang satu sama lain untuk menyesuaikan diri. Kedua
pasangan sebaiknya sama-sama melakukannya dengan tujuan untuk
membahagiakan pasangan. Tipsnya, jangan merasa seperti mengetahui SEMUA
hal tentang pasangan. Ingat bahwa Anda dan pasangan adalah dua pribadi yang
berbeda.

5 Ciptakan Romantisme
Suasana romantis akan tercipta bila Anda memiliki sikap yang romantis kepada
pasangan Anda. Siapapun akan sepakat bahwa sikap dan suasana romantis yang
tercipta adalah faktor pendukung terciptanya hubungan yang harmonis. Siapa
yang tidak senang bila pasangannya sangat berbakat menciptakan suasana
romantis berdua? Memang tidak semua orang berbakat menciptakan suasana-
suasana yang romantis untuk pasangannya, bahkan beberapa pasangan justru
gagal menciptakan keromantisannya. Namun yakinlah, semua orang punya sisi-
sisi romantis tersendiri. Bedanya, ada yang menonjol ada pula yang tidak terlihat.
Bakat-bakat sikap romantis tetap ada pada diri masing-masing individu. Tidak
perlu repot menyusun suatu kegiatan yang bersifat romantis untuk pasangan
Anda. Hal-hal kecil yang bisa menyenangkan hati pasangan Anda pun akan terasa
romantis apabila Anda tulus melakukannya. Misalnya, bangunkan pasangan dari
tidurnya dengan sebatang bunga mawar merah atau secangkir kopi hangat,
menyelipkan surat berisi pesan cinta di saku kemeja kerjanya, atau membisikkan
kalimat I love you di telinganya saat beranjak tidur.

6 Saling Pengertian
Banyak kasus perceraian terjadi dikarenakan kurangnya rasa pengertian masing-
masing pihak. Suami atau istri akan merasa sulit menerima kekurangan dan
kelebihan pasangan apabila rasa saling pengertian tidak tumbuh di hati. Padahal
sejatinya, ketika memutuskan berumah tangga tentu masing-masing pihak telah
siap menerima segala kekurangan dan kelebihan pasangan dalam perjalanan
mengarungi biduk rumah tangga. Bila rasa saling pengertian tidak ada di hati
suami atau istri, maka sudah bisa dipastikan bahwa rumah pertengkaran akan
sering terjadi dan rumah tangga menjadi jauh dari suasana harmonis. Sebaiknya,
mulailah menerima pasangan Anda dalam segala kondisi terburuk sekalipun. Bila
ada kekurangan pada diri pasangan Anda, maka tutupilah kekurangan tersebut
dengan kelebihan yang Anda miliki.

7 Berusaha menyenangkan pasangannya


Dalam kehidupan keluarga, bahkan dalam kehidupan sosial secara general, jika
seseorang berusaha mengedepankan dan mengutamakan orang lain dari dirinya
sendiri, maka berarti dia telah menanam benih-benih cinta dan kedekatan kepada
semua orang di sekelilingnya.Dengan demikian, setiap pasutri disarankan untuk
senantiasa menyenangkan pasangannya, dan mendahulukan serta
mengutamakannya dari dirinya sendiri, demi memperkukuh ikatan cinta kasih di
antara keduanya. Pasalnya, ketika suami melihat istri membaktikan diri untuk
menyenangkan dirinya, tentunya dia akan melakukan sesuatu yang bisa membuat
senang dan gembira hati istri. Hal itu dilakukannya untuk membalas kebaikan
istrinya, atau setidaknya sebagai pengakuan atas kebaikan tersebut.

8 Berterus-terang
Sikap terus terang, kejujuran, dan keberanian adalah kunci kebahagiaan
kehidupan rumah tangga yang tidak mungkin nihil dari kesalahan. Dalam artian,
jika Anda melakukan kesalahan, maka yang harus Anda lakukan adalah bergegas
meminta maaf, berani mengakuinya, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi
di kemudian hari. Sikap tersebut sama sekali tidak berarti menistakan status dan
harga diri Anda. Hal itu justru mendorong pihak lain untuk menghormati,
mempercayai, dan memaafkan Anda.

9 Saling Memberi Pujian


Memberi pujian kepada pasangan Anda membantu terciptanya hubungan yang
harmonis dalam ikatan suami istri. Jangan sungkan untuk saling berbagi pujian
kepada pasangan Anda. Memuji akan membuat perasaan pasangan Anda
berbunga-bunga. Memuji juga akan membuat pasangan Anda merasa dihargai
oleh pasangannya. Dengan saling memuji, setiap pasangan akan merasa
menciptakan prestasi tersendiri untuk pasangannya. Anda bisa memberi pujian
terhadap hasil masakan istri Anda, memberi pujian kepada suami bila ia telah
berhasil memperbaiki alat rumah tangga yang rusak, atau bahkan pujian-pujian
kecil yang berada pada anggota tubuh pasangan Anda. Misalnya, memuji
hidungnya yang mancung, memuji bulu matanya yang lentik atau memuji susunan
giginya yang rapi.

10 Saling Menguatkan
Saling menguatkan juga merupakan point penting membangun hubungan yang
harmonis antara suami dan istri. Ketika salah satu pasangan tengah berada dalam
kondisi kesulitan, maka idealnya pasangannya menjadi penguat dan penyemangat
bagi pasangannya yang kesulitan tersebut. Seringkali yang terjadi justru
sebaliknya. Banyak pasangan yang enggan terlibat dalam kondisi kesulitan yang
tengah dihadapi pasangannya. Ia justru menghindar karena menganggap bahwa
kesulitan yang dihadapi pasangannya akan mengurangi sisi-sisi kebahagiaan dan
kesenangannya. Padahal sesungguhnya, ketika bersedia menjadi pasangan suami
istri dalam ikatan pernikahan yang sah, itu artinya sepasang suami istri harus rela
bersama-sama terlibat dalam kondisi suka dan duka.
11 Saling Mendoakan
Hubungan suami istri yang harmonis tidak akan tercipta tanpa peran serta doa di
dalamnya. Ritual saling mendoakan akan membuat masing-masing pasangan
menjadi merasa sangat penting di mata pasangannya. Menyelipkan doa-doa untuk
pasangan Anda juga akan membuat pasangan Anda menyadari bahwa pasangan
Anda benar-benar mencintai Anda. Libatkan selalu keberadaan Tuhan di tengah-
tengah rumah tangga Anda. Dengan demikan diharapkan kebaikan-kebaikan akan
selalu hadir di tengah-tengah keluarga sehingga keharmonisan antar suami dan
istri tetap terjaga.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, adapun beberapa simpulan yang didapat oleh kelompok kami
yaitu :
Wiwaha adalah ikatan suci dan komitment seumur hidup menjadi suami-istri dan
merupakan ikatan sosial yang paling kuat antara laki laki dan wanita dengan tujuan
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Walaupun dalam kehidupan suami istri wajar menemukan banyaknya masalah ataupun
ketidakcocokan, janganlah buat hal itu merusak cara pandang anda mengenai pasangan
anda, namun terapkanlah cara membina keluarga yang harmonis untuk tujuan pernikahan
yang utama dan kelangsungan masa depan keturunannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://putu-dharmayasa.blogspot.co.id/2013/08/pengetian-moksa.html

http://www.kuliah.info/2015/05/apa-itu-globalisasi-ini-pengertian.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Moksa
http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2011/12/karma-wasana.html
%20http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2012/06/awidya.html
%20https://wayanrastawan.wordpress.com/2012/06/18/subha-asubha-karma/
%20http://garudeyamantra.blogspot.co.id/2012/05/para-pandawa-mencapai-moksa.html

http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-keluarga-harmonis.html

http://ressynovianti.blogspot.co.id/2010/06/aspek-aspek-keharmonisan-keluarga.html

Você também pode gostar