Você está na página 1de 13

PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN JARAK PAGAR

(Jatropha curcas L) TERHADAP MORTALITAS WALANG SANGIT


(Leptocorisa acuta) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAGI MASYARAKAT

Risani Aprilla Kodjah


Dosen Pembimbing I : Dra. Peni suharti, M.Kes
Dosen Pembimbing II : Drs. Abdul Ghoni, M.Kes
risaniaprilakodjah@gmail.com

ABSTRACT In agriculture especially in rice, the problems often faced by farmers is


the problem of diseases and pests tanman (OPT) or more commonly known as plant
pests. Organisms pests dominated by organisms such as walang rice pest insects. This
study aimed to determine the effect of the leaves of Jatropha (Jatropha curcas L) for
mortality walang rice pest (Leptocorisa acuta) and to investigate on what is the
concentration of the filtrate leaves of Jatropha (Jatropha curcas L) effect on mortality
walang rice pest (Leptocorisa acuta) .This method research experimental Design
Randomized Complete (Completely Randomized Design). Based on the analysis of
data, using ANOVA test accuracy level of 0.05 is concluded that there is effect of filtrate
leaves of Jatropha (Jatropha curcas L) for mortality walang rice pest (Leptocorisa
acuta).

Keywords: Pesticides Vegetable, Mortality, Jatropha, Walang Sangit, learning


materials.

PENDAHULUAN Besar Penelitian Tanaman Padi


Indonesia merupakan salah satu Kementrian Pertanian (2015), serangan
negara agraris di dunia yang memiliki walang sangit dapat menurunkan hasil
lahan pertanian yang cukup luas. Lahan 10-40%, tetapi pada serangan yang
pertanian yang luas inilah yang berat akibat populasi yang tinggi dapat
menjadikan sebagian penduduk menurunkan hasil sampai 100% .
Indonesia berprofesi sebagai petani. Dalam surat kabar Tribun Jogja
Aktivitas perkembangan dalam bidang (jogja.tribunnews.com), yang
pertanian terus berkembang seiring diterbitkan pada bulan 31 Januari 2016,
berjalannya waktu, oleh karena itu telah menerangkan bahwa sebagian petani di
dilakukan berbagai cara untuk Kabupaten Sleman mengeluhkan
meningkatkan hasil produktivitas serangan hama walang sangit yang
pertanian Indonesia, mulai dari mulai menyerang. Kondisi tersebut
pemuliaan tanaman, pembuatan pupuk membuat padi yang siap panen menjadi
organik dan pestisida. Menurut Balai rusak dan petani terancam rugi karena
terancam gagal panen. Sedangkan nabati (Sudarno dan Mulyaningsih,
menurut surat kabar Solo Pos yang 2014).
diterbitkan pada bulan Maret 2015, Tanaman jarak pagar (Jatropha
menerangkan bahwa hama walang curcas L.) merupakan salah satu
sangit (Leptocorisa acuta) menyerang tanaman yang memiliki beberapa bahan
sekitar 25 hektar tanaman padi di desa aktif yang dapat digunakan sebagai
Singodutan Selogiri. Akibat serangan racun bagi hama. Biji jarak dan minyak
hama itu, petani terancam rugi puluhan biji jarak telah terbukti dapat
juta rupiah. Kemampuan pestisida kimia dimanfaatkan sebagai insektisida
atau sintetik memang tidak diragukan (Valya, 2007).
lagi. Kemampuannya dalam Pestisida nabati atau juga disebut
mengendalikan hama dalam sekejap dengan pestisida alami yaitu pestisida
memang luar biasa sehingga banyak yang berasal dari tumbuhan merupakan
petani yang mengandalkan pestisida salah satu pestisida yang dapat
kimia untuk membunuh hama yang ada digunakan untuk mengendalikan
di lahan pertanian. serangan hama dan penyakit tanaman.
Oleh karena itu peneliti mencoba Jenis pestisida nabati ini residunya
alternatif dengan menggunakan mudah terurai (biodegradable) di alam
pestisida nabati. Pestisida nabati adalah dan mudah hilang serta dapat dibuat
pestisida yang bahan aktifnya berasal dengan biaya yang murah sehingga
dari tumbuh-tumbuhan dan berkhasiat tidak mencemari lingkungan serta relatif
mengendalikan serangan hama pada aman bagi manusia dan hewan ternak
tanaman (Soenandar,dkk:2011). (Kardinan, 2008).
Penggunaan pestisida nabati sangat Pestisida ini berbahan aktif
aman digunakan, hal ini disebabkan tunggal atau majemuk dapat berfungsi
bahan-bahan alami yang terkandung sebagai penghambat nafsu makan (anti
didalamnya tidak meninggalkan residu feedant), penolak (repellent), penarik
bagi tanaman maupun lingkungan. (atractant), menghambat perkembangan,
Kandungan tanaman yang memiliki menurunkan keperidian, pengaruh
senyawa bioaktif yang memiliki daya langsung sebagai racun dan mencegah
toksisitas yang tinggi dapat digunakan peletakkan telur. Di alam, terdapat lebih
sebagai bahan pembuatan pestisida dari 1000 spesies tumbuhan yang
mengandung insektisida, lebih dari 380 positif mengandung senyawa metabolit
spp (zoologi dan botani) mengandung sekunder dari golongan alkoloid,
zat pencegah makan (antifeedant), lebih saponin, tanin, fenol, dan flavonoid.
dari 270 spp mengandung zat penolak Sedangkan senyawa metabolit sekunder
(repellent), lebih dari 35 spp daun jarak pagar (Jatropha curcas L)
mengandung akarisida dan lebih dari 30 yang menggunakan pelarut air adalah
spp mengandung zat penghambat terpenoid, fenol, saponin, dan alkaloid.
pertumbuhan (Susetyo et al., 2008). Produk metabolit sekunder pada
Bahan aktif pestisida nabati tanaman dapat dimanfaatkan sebagai
adalah produk alam yang berasal dari bahan aktif pestisida nabati (Kardinan
tanaman yang mempunyai kelompok dan Wikardi, 2011).
metabolit sekunder yang mengandung Menurut Purwantoro dan Purbani
beribu-ribu senyawa bioaktif seperti dalam Mulyadi (2014), bahwa senyawa
alkaloid, terpenoid, fenolik, dan zat- zat metabolit sekunder lainnya yang
kimia sekunder lainnya. Senyawa terdapat di bagian daun ditemukan
bioaktif tersebut apabila diaplikasikan senyawa saponin, fenol, alkaloid,
ke tanaman yang terinfeksi OPT flavonoid, kaemfesterol, sitosterol,
(Organisme Penggangu Tanaman), tidak stigmasterol, amirin, dan tarakserol.
berpengaruh terhadap fotosintesis Kandungan-kandungan metabolit
pertumbuhan ataupun aspek fisiologis sekunder inilah yang membuktikan
tanaman lainnya, namun berpengaruh bahawa daun jarak pagar dapat
terhadap sistem saraf otot, dijadikan sebagai bahan pembuatan
keseimbangan hormon, reproduksi, pestisida nabati. Kandungan senyawa
perilaku berupa penarik, anti makan, toksik dalam daun jarak pagar juga
dan sistem pernafasan OPT (Setiawati, dilaporkan efektif sebagai agen
dkk : 2008). pestisida, antara lain kandungan saponin
Tanaman jarak pagar mengandung daun jarak pagar efektif membunuh
senyawa yang daya racunnya cukup larva Anopheles arabiensis (Tomass,
tinggi (Suryono:2006). Menurut Fitriana dalam Maruni, M. dkk :2014). Dalam
dalam Maruni, dkk (2015) berdasarkan penelitian Maruni, 2014, filtrat daun
uji fitokimia jarak pagar yang jarak pagar positif berpengaruh terhadap
menggunakan pelarut air dan metanol
mortalitas keong mas yang merupakan menjadi hama penting yang dapat
hama tanaman padi. menyebabkan kehilangan hasil
Serangan walang sangit yang mencapai 50%. Diduga bahwa populasi
menghisap malai padi pada periode 100.000 ekor per hektar dapat
mulai berisi bulir hingga matang susu menurunkan hasil sampai 25%.
menyebabkan bulir padi menjadi hampa (Manopo, dalam Hanifah, dkk: 2013)
dan menurunkan kuantitas dan kualitas Sesuai dengan sifat serangan dari
produksi gabah (Sands, dalam Irsan, hama walang sangit maka pada
dkk : 2014). Bulir padi yang mulai umumnya bulir padi menjadi hampa
berisi, jika terserang walang sangit sebab cairan sel bulir padi yang sedang
dapat menyebabkan bulir beras yang terisi dihisap sehingga bulir padi
dipanen terdapat bercak hitam. menjadi setengah hampa dan akan
Walang sangit menyerang malai mudah pecah jika masuk dalam
tanaman padi pada saat masak susu. pengilingan (Himawan, dkk 1997).
Walang sangit menghisap cairan bulir Hilangnya cairan menyebabkan biji padi
padi yang baru terbentuk. Akibatnya menjadi kecil, tetapi jarang yang
bulir padi menjadi berwarna putih dan menjadi hampa karena mereka tidak
hampa. Serangan yang berat pada malai mengosongkan seluruh isi biji yang
yang masak susu akan menyebabkan sedang tumbuh (Tjahjono dan Harahap,
bercak atau nada hitam pada bulir padi. 1994).
Bercak hitam terus terlihat sampai bulir Nimfa dan imago tidak hanya
padi menguning. Gangguan hama menghisap bulir padi pada fase masak
walang sangit yang demikian dapat susu akan tetapi mereka juga menghisap
menyebabkan kualitas beras menurun. cairan batang padi. Nimfa lebih aktif
Keberadaan walang sangit pada sawah dari pada imago, akan tetapi imago
di dukung oleh perilakunya yang dapat dapat merusak lebih hebat karena
hidup dengan menghisap biji rumput- hidupnya lebih lama. Cara penghisapan
rumputan yang membentuk malai walang sangit tidak seperti kepik
(Chakraborty dalam Irsan, dkk : 2014). lainnya, walang sangit tidak melubangi
Di Indonesia walang sangit bulir padi pada waktu menghisap tetapi
merupakan salah satu hama potensial menusuk melalui rongga diantara
yang pada waktu-waktu tertentu lemma dan palea.
Dalam keadaan yang tidak serangga mati kelaparan dan
terdapat bulir yang masak susu, walang menghambat perkembangan serangga
sangit masih dapat memakan bulir padi (Prijono dalam Afifah,dkk : 2014).
yang mulai mengeras dengan Berdasarkan latar belakang di
mengeluarkan enzim yang dapat muka dapat di tarik hipotesis sebagai
mencerna karbohidrat (Tjahjono dan berikut: hipotesis pada penelitian ini
Harahap, 1994). Kira-kira bulan Maret, adalah ada pengaruh pemberian
padi akan berbunga dan mulai masak pestisida nabati filtrat daun jarak pagar
susu maka walang sangit mulai (Jatropha curcas L) terhadap mortalitas
berkeliaran di sekitar tanaman padi. Jika walang sangit (Leptocorisa acuta).
panen selesai walang sangit pindah
tempat ke padang rumput untuk mencari METODE PENELITIAN
makanan (Sribimawati, 1995). Jenis penelitian ini
Hasil penelitian Mario (2008) Eksperimental murni dengan pemberian
juga menunjukkan bahwa kandungan filtrat daun jarak pagar (Jatropa curcas
alkoloid dan saponin dari biji jarak L) sebagai pestisida nabati terhadap
pagar berpengaruh terhadap mortalitas mortalitas walang sangit (Lepteorisa
kumbang bubuk (Sitophilus zeamais). acuta). Rancangan penelitian
Hasil penelitian Hardiansyah(2011) eksperimen ini menggunakan Desain
daun tanaman jarak pagar mengandung Acak Lengkap (Completely
senyawa fenol, terpenoid, flavonoid, Randomized Design). Desain
alkaloid, dan saponin. Senyawa aktif eksperimen terdiri dari 5 kelompok
tersebut dapat dijadikan bahan dalam perlakuan dan 5 kali pengulangan untuk
pembuatan pestisida nabati. Senyawa setiap kelompok perlakuan. Penelitian
aktif yang terdapat di dalam daun jarak ini dilakukan di Sawah Petani di Desa
pagar terdapat beberapa senyawa aktif Krembangan Kota Sidoarjo, Jawa Timur
yang memiliki fungsi sebagai repellent dan rumah peneliti di Perumahan Griya
dan antifeddent yaitu alkaloid dan Taman Asri, Sidoarjo, Jawa Timur.
flavonoid. Kandungan senyawa tersebut Adapun waktu penelitian dimulai pada
berkerja sebagai penolak serangga bulan April 2016.
untuk makan, mengurangi nafsu makan Populasi dalam penelitian ini
serangga sehingga menyebabkan adalah walang sangit yang diperoleh
peneliti dari sawah milik petani di Tabel 4.1 Jumlah Mortalitas Walang sangit
dari berbagai konsentrasi filtrat daun jarak
daerah Desa Krembangan, Kota pagar
Perlakuan Pengulangan (r)
Sidoarjo, Jawa Timur. Sampel yang 1 2 3 4 5 x
x Sd.

digunakan dalam penelitian ini adalah P1 0 0 0 0 0 0 0 0


0,4 0,54
P2 4 5 4 4 5 22
walang sangit yang dibagi menjadi 5 4 7
0,5 0,83
kelompok perlakuan. Setiap kelompok P3 7 5 6 6 5 29
8 6
perlakuan dilakukan pengulangan 0,6 0,83
P4 7 6 6 8 7 32
4 6
sebanyak 5 kali. Dalam setiap perlakuan 1 0.8 1,51
P5 9 8 6 9 42
0 4 6
digunakan 10 walang sangit, sehingga
*Keterangan :
jumlah sampel keseluruhan adalah P1 : Konsentrasi 0 %
P2 : Konsentrasi 25%
5x5x10 = 250 ekor walang sangit.
P3 : Konsentrasi 50%
Pengumpulan data dilakukan P4 : Konsetrasi 75%
P5 : konsentrasi 100%
dengan beberapa tahapan : (1)
menyiapkan ekstrak daun jarak (2) Tabel 4.2 Prosentase Mortalitas Walang
sangit dari berbagai konsentrasi filtrat daun
menyiapkan tempat penelitian (3) jarak
Perlakua Prosentase Pengulangan (r) x Sd.
adaptasi padi (4) penyemprotan pada n
1 2 3 4 5
walang sangit dengan konsentrasi (0%,
P1 0% 0% 0% 0% 0% 0% .00000
25% ,50%,75%, 100% dan dikontrol) 10 10 44 1.0954
P2 8% 8% 8%
% % % 5
selah beberapa menit diamati. Teknik
14 10 12 12 10 58 1.6733
P3
analisis data yang digunakan adalah % % % % % % 2
14 12 12 16 14 68 1.6733
dengan uji SPSS uji anova untuk P4
% % % % % % 2
18 16 12 20 18 84 3.0331
membandingkan antara perlakuan tidak P5
% % % % % % 5
diberi filtrat daun jarak pagar dengan Data disajikan dalam bentuk grafik
diberi fitrat daun jarak pagar dengan adalah sebagai berikut :
konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25%, 0%, Gambar 4.1 Grafik Prosentase Mortalitas
Walang sangit dari berbagai konsentrasi
pada tingkat kesalahan 5%. filtrat daun jarak

HASIL PENELITIAN
Dari hasil pengujian selama 7 hari
diperoleh data hasil penelitian seperti
yang ditunjukkan pada tabel berikut ini :
mortalitas walang sangit terendah
adalah pada konsentrasi 0% (Kontrol
Negatif).

Analisis Data
Data jumlah mortalitas walang sangit
akibat pengaruh filtrat daun jarak pagar
Prosentase Mortalitas Walang Sangit (%)

Pro sentase
Mortalitas
Jumlah Mortalitas Walang Sangit

terlebih dahulu dilakukan uji


Walang Sangit
(%)

Konsentrasi Filtrat Daun Jarak

normalitas.
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan
bahwa pada jumlah mortalitas walang
Hasil uji normalitas menunjukkan
sangit tertinggi adalah pada konsentrasi
bahwa data berdistribusi normal dengan
100% dan yang menunjukkan jumlah
nilai p = 0,062
Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Anava

MORTALITAS Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Between Groups 815.360 4 203.840 63.700 .000
Within Groups 64.000 20 3.200
Total 879.360 24
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh p < 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan Ha
diterima yang artinya ada pengaruh pemberian filtrat daun jarak pagar (Jatropha curcas
L) terhadap mortalitas walang sangit (Leptocorisa acuta).

PEMBAHASAN (P3) 50%, hal ini menunjukkan bahwa


Pada perlakuan (P5) 100% angka perlakuan (P2) adalah konsentrasi yang
mortalitas mencapai 84%, sehingga paling efektif.
Menurut Mumford dan Norton
perlakuan (P5) 100% merupakan
(1984) dalam Utami (2010),
perlakuan yang memiliki angka
menjelaskan bahwa suatu insektisida
mortalitas tertinggi. Sedangkan
dapat dikatakan efektif apabila mampu
perlakuan (P2) 25% memberikan
mematikan minimal 80% serangga uji.
perbedaan pengaruh yang signifikan
Hal ini membuktikan bahwa filtrat daun
dengan perlakuan (P5) 100%, (P4) 75%,
jarak pagar (Jatropha curcas L) dengan bahan aktif yang bertindak sebagai
konsentrasi tinggi lebih cepat daya repellent dan antifedent.
Selain itu, dalam filtrat daun jarak
bunuhnya terhadap walang sangit.
pagar (Jatropha curcas L) juga terdapat
Menurut Fitriana dalam Maruni, dkk
bahan aktif terpenoid yang bersifat
(2015), berdasarkan uji fitokimia jarak
repellent dan racun perut. Senyawa ini
pagar yang telah dilakukan
bersifat sebagai penolak serangga
menunjukkan bahwa daun jarak pagar
(repellent) karena ada bau menyengat
positif mengandung terpenoid, fenol,
yang tidak disukai oleh serangga
saponin, dan alkaloid. Hal ini didukung
sehingga serangga tidak mau makan.
oleh penelitian Hardianyah (2011)
Senyawa ini juga berperan sebagai
bahwa daun tanaman jarak pagar
racun perut yang dapat mematikan
mengandung senyawa fenol, terpenoid,
serangga. Senyawa ini akan masuk ke
flavonoid, alkaloid, dan saponin.
dalam saluran pencernaan melalui
Senyawa-senyawa yang terdapat dalam
makanan yang mereka makan,
daun jarak pagar tersebut yang
kemudian diserap oleh saluran
kemungkinan menjadi alasan tingginya
pencernaan tengah (Junuar, dalam
angka mortalitas walang sangit.
Terdapat beberapa senyawa aktif Afifah, dkk : 2014). Sehingga walang
yang memiliki fungsi sebagai repellent sangit yang yang mencium bau bagian
dan antifedent yaitu alkaloid dan tanaman yang terkena residu filtrat daun
flavonoid. Kandungan senyawa tersebut jarak pagar tidak akan memakan bagian
berkerja sebagai penolak serangga tanman tersebut. Apabila walng sangit
untuk makan, mengurangi nafsu makan tidak makan bagian tanaman tertentu
serangga sehingga menyebabkan yang menjadi makanannya dalam waktu
serangga mati kelaparan dan yang lama, maka walang sangit akan
menghambat perkembangan serangga mati.
Konsentrasi 100% filtrat daun
(Prijono dalam Afifah,dkk : 2014).
jarak pagar (Jatropha curcas L) lebih
Dengan disemprotkannya filtrat daun
efektif dalam meningkatkatkan jumlah
jarak pagar (Jatropha curcas L)
mortalitas walang sangit dibandingkan
membuat walang sangit tidak mau
dengan beberapa konsentrasi filtrat daun
memakan bagian tanaman yang
jarak pagar (Jatropha curcas L). Hal ini
disukainya karena adanya kandungan
disebabkan kandungan filtrat daun jarak membuka maksimal, sehingga pestisida
pagar yang mengandung bahan aktif yang terlarut dalam air akan lebih
yang berfungsi sebagai antifedent dan mudah masuk. Pada pagi hari stomata
mengakibatkan turunnya kemampuan akan mulai membuka lebar karena
serangga untuk mengkonsumsi intensitas cahaya dan temperatur yang
tanaman. Dapat diasumsikan bahwa tidak terlalu tinggi serta kelembaban
tingkat konsentrasi filtrat yang tinggi yang cukup. Sehingga, penyemprotan
memiliki jumlah bahan aktif yang lebih pestisida sebaiknya dilakukan pada pagi
banyak sehingga dapat menyebabkan hari saat stomata membuka maksimal
mortalitas walang sangit lebih tinggi. agar pestisida dapat dengan mudah
Hal tersebut sesuai dengan teori Endah masuk kedalam tanaman melalui
dan Heri (2000) semakin tinggi stomata.
Hasil penelitian yang diperoleh
konsentrasi filtrat maka senyawa
dapat dimamfaatkan sebagai media
antifedent yang ada juga semakin tinggi
pendidikan bagi masyarakat. Media
pula, dengan demikian aktifitas makan
yang sesuai adalah dalam berbentuk
akan menurun.
Faktor penyebab tingginya jumlah brosur. Brosur merupakan media yang
mortalitas walang sangit juga efektif dalam sosialisasi, seperti dalam
dipengaruhi oleh waktu penyemprotan yang dikatakan Marlia, dalam Hidayah
pestisida nabati filtrat daun jarak pagar (2011), disebutkan bahwa salah satu
(Jatropha curcas L). Penyemprotan kelebihan brosur adalah untuk
pestisida pada pagi hari akan menambah minat pembacanya, selain
memudahkan bahan-bahan aktif yang tampilannya yang menarik yang berasal
ada pada pestisida masuk ke dalam dari pemilihan paduan warna dan
bagian tanaman melalui stomata. gambar juga dikarenakan isi brosur
Sehingga bahan-bahan aktif yang telah yang padat akan memmudahkan
masuk ke dalam bagian tanaman, akan masyarakat dalam menangkap informasi
membuat serangga tidak akan memakan yang ada di dalamnya.
Bentuk rancangan brosur
bagian tanaman tersebut. Hal ini sesuai
terlampir pada lampiran. Brosur
dengan teori Fatonah (2013)
disampaikan atau dipublikasikan
penyemprotan pestisida lebih efektif
dengan cara membagikan brosur
dilakukan pada daun, saat stomata
tersebut kepada masyarakat, terutama SARAN
masyarakat kelompok petani. Agar para Adapun saran yang diajukan oleh
petani mengetahui dampak negatif penulis adalah sebagai berikut :
pemakaian pestisida kimia, dan 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengganti penggunaan pestisida kimia tentang pestisida nabati daun jarak
menggunakan alternatif lain yaitu pagar dengan hewan uji yang
pestisida nabati, dalam hal ini pestisida termasuk hama padi selain walang
nabati daun jarak pagar (Jatropha sangit, agar dapat menekan
curcas L). mortalitas hama yang sering
menyerang tanaman padi.
KESIMPULAN 2 Sebaiknya dilakukan penelitian-

Berdasarkan hasil penelitian penelitian baru dimasa mendatang

Tentang Pengaruh Pestisida Nabati untuk menggalih potensi berbagai

Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L) macam tumbuhan yang memiliki

terhadap Mortalitas Walang Sangit kandungan senyawa bahan aktif

(Leptocorisa acuta) Sebagai Media sehingga dapat dijadikan pengganti

Pembelajaran Bagi Masyarakat dapat pestisida sintetis.


3 Perlu adanya penerapan penggunaan
disimpulkan bahwa :
1 Ada pengaruh pemberian pestisida pestisida nabati bagi para petani

nabati daun jarak pagar (Jatropha sebagai alternatif dari penggunaan

curcas L) terhadap mortalitas walang pestisida kimia, mengingat dampak

sangit (Leptocorisa acuta). negatif yang ditimbulkan pestisida


2 Filtrat daun jarak pagar (Jatropha kimia tersebut.
curcas L) dengan konsentrasi 100%
(P5) memberikan pengaruh efektif,
dengan jumlah angka mortalitas DAFTAR PUSTAKA
walang sangit sebanyak 42 ekor
Charyadi, F.L. dkk.. 2014. Daya
dengan prosentase 84%.
Hambat Ekstrak Daun Alpukat
3 Hasil penelitian ini dibuat bahan
(Persea americana, Mill.)
pembelajaran dalam bentuk brosur Terhadap Pertumbuhan
Enterococcus faecalis. Laporan
sebagai penyuluhan pertanian bagi
Penelitian Fakultas Kedokteran
masyarakat. Gigi. Surabaya: Universitas Hang
Tuah.
Dwijoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Irianto, K. 2013. Mikrobiologi Medis.
Mikrobiologi Edisi ke 9 Jakarta: Bandung: alfabeta.
Djambatan.
Irianto, K. 2014. Bakteriologi Medis,
Dwiprahasto, I. 2005. Kebijakan untuk Mikologi Medis dan Virologi
Meminimalkan Risiko Terjadinya Medis. Bandung. Alfabeta.
Resistensi Bakteri di Unit
Perawatan Intensif Rumah Sakit. Iriato, K. 2006. Mikrobiologi Menguak
JMPK. Dunia Mikroorganisme. Jilid 1.
Bandung: Yrama Widya.
Endang. 2012. Pengaruh perasan daun
belimbing (Averrhoa bilimbi) Jawetz, 1996, Mikrobiologi Kedokteran.
terhadap pertumbuhan bakteri Edisi 20. Jakarta: EGC.
Escherichia coli patogen. Skripsi
D3 Analis Kesehatan. Surabaya: Jawetz, E. L. dan E. A. Adelberg. 2001.
UMSurabaya. Mikrobiologi Kedokteran Buku ke
1. Terjemahan dari Medical
Entjang. 2003. Mikrobiologi dan Microbiology, Twenty Second Ed,
Parasitologi untuk Akademi oleh Bagian Mikrobiologi
Keperawatan dan Sekolah Tenaga Fakultas Kedokteran Universitas
Kesehatan yang Sederajat. Airlangga: Salemba Medika,
Bandung: Citra Aditya Bakti. Jakarta.

Ganiswara, G. 1995. Farmakoterapi Khopkar, SM. 2003. Konsep Dasar


dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Kimia Analitik. Saptorahardjo,
Farmakologi dan Kedokteran UI. penerjemah. Jakarta: UI Press.
Terjemahan dari: Basic Concept
Hasbi, S. 2012. Uji Sensitivitas Perasan of Analytical Chemistry.
Daun Alpokat (Persea Americana
Miller) Terhadap Pseudomonas Khunaifi, K. 2010. Uji Aktivitas
Sp Metode Invitro. Karya tulis Antibakteri Ekstrak Daun
ilmiah Program Diploma III Binahong (Anredera Cordifolia
Analis Kesehatan. Banda Aceh : (Ten.) Steenis) Terhadap Bakteri
Akademi Analis Kesehatan Staphylococcus Aureus Dan
Pseudomonas Aeruginosa. Skripsi
Handayani. 2013. Apotek hidup. Biologi Fakultas Sains Dan
Jakarta: Padi. Teknologi. Malang: Universitas
Islam Negeri (Uin) Maulana
Ismiyati Dan Trilestari. 2014. Malik Ibrahim.
Pengembangan Formulasi
Masker Ekstrak Air Daun Alpukat Krisnata dkk. 2014. Daya Hambat
(Persea Americana Mill) Sebagai Ekstrak Daun Mangrove
Antibakteri Staphylococcus (Avicennia marina)Terhadap
Aureus Untuk Pengobatan Pertumbuhan Bakteri Mixed
Jerawat. Penelitian D3 Farmasi. periodontopatogen. Laporan
Yogyakarta: Poltekes Bhakti Setya Penelitian Fakultas Kedokteran
Indonesia. Gigi. Surabaya: Universitas Hang
Tuah Surabaya
Katjung, Betram G. 2010. Farmatologi Rahardjo, R. 2008. Kumpulan
Dasar dan Klinik. Edisi 10. Kuliah Farmakologi. Edisi 2.
Jakarta: EGC. Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya. Jakarta: EGC.
Kalie, M. 1997. Alpukat, Budidaya dan
Pemanfaatannya. Yogyakarta: Rizky, A, 2010. Pengaruh Ekstrak
Kanisus Serbuk Kayu Siwak (Salvadora
persica) terhadap Escherichia col.
Miftahendarwati. 2014. Efek Skripsi Biologi. Surabaya:
Antibakteri Ekstrak Daun Jeruk UMSurabaya.
Purut (Citrus Hystrix) Terhadap
Bakteri Streptococcus Mutans (In Rukmana, H. 1997. Alpukat. Deresan
Vitro). Skripsi Fakultas Yogyakarta: kanisius.
Kedokteran Gigi. Makassar:
Universitas Hasanuddin. Riyanto, S. 1989, Analisis Metabolit
Sekunder. Yogyakarta: PAU
Nilsson, A.I. dkk. 2003 Biological costs Bioteknologi Universitas Gadjah
and mechanisms of fosfomycin Mada.
resistance in Escherichia coli.
Antimicrob Agents Chemother. Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri
Tumbuhan Majapahit (Crescentia
Noviana, H. 2004. Pola kepekaan cujete L.) terhadap Bakteri Vibrio
antibiotika Escherichia coli alginolyticus. Skripsi Universitas
yang diisolasi dari berbagai Institut Teknologi Sepuluh
spesimen klinis. Bagian Nopember.
Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran. Jakarta: Universitas Santoso, S. 2014. Statistik Parametrik.
Katolik Atma Jaya Jakarta: Elex Media Komoutindo.

Oswari, E. 2013. Penyakit dan Sudjana. 2005. Metoda Statistika.


Penanggulangannya, Fakultas Bandung: TARSITO.
Kedokteran Indonesia.
Sugiyono. 2009. Statistika Non
Pelzar J. Michael dan E.C.S Chan 1986. Parametrik untuk penelitian.
Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: UI.Press
Sugiyono, Dr. 2010. Metode Penelitian
Pelzar J. Michael dan E.C.S Chan 1986. Kuantitatif Kualitatif dan RD.
Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Bandung: Alfabeta.Suriawiria. U.
Jakarta: UI.Press. 2008. Mikrobiologi air. Bandung:
PT Alumni.
Pratiwi, T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
Bandung: Erlangga. Schlegel, H.G. 1994. Mikrobiologi
Umum.edisi keenam. Bandung:
Prastowo. 2015. Panduan Kreatif Gajah Mada Universitas
Membuat Bahan Ajar Inovatif. Padjadjaran.
Jogjakarta: DIVA Press
Banguntapan.
Savitri Iga. 2014. Efektivitas pertumbuhan Escherichia coli.
Antibakteri Ekstrak Daun Skripsi D3 Analis Kesehatan.
Belimbing Wuluh (Averrhoa Surabaya: UMSurabaya.
Bilimbi L) Terhadap Bakteri Mix
Saluran Akar Gigi. Skripsi Tjaniadi, P. dkk. 2003. Antimicrobial
Fakultas Kedokteran Gigi. Bali: resistance of bacterial pathogens
Universitas Mahasaraswati associated with diarrheal patiens
Denpasar. in indonesia. Am J Trop Med
Hyg.
Santoso. 2009. Biologi Instan. Jakarta:
Azka Media. Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum.
Edisi revisi. Malang: UPT
Tanjung H.R Rosye Suharno. 2011. Universitas Muhammadiyah
Matoa Potensi, Domestifikasi dan Malang
Pembudidayaan. Celeban Timur
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wibowo, S. 2013. Herbal Ajaib. Jakarta
Pustaka: Makmur.
Try, Y. 2014. Pengaruh pemberian
filtrat tanaman kucing-kucingan Winasis, E.G. 2015. Daun-daun Ajaib.
(Acalypa indica l) terhadap Bantul, Yogyakarta: ARASKA.

Você também pode gostar