Você está na página 1de 30

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONCHIAL

FORMAT PENGKAJIAN KLINIK

APLIKASI ILMU KEPERAWATAN DASAR

I. DATA DEMOGRAFI

a. Biodata :

Nama pasien : An. S. A. K.

Umur / TTL : 7 tahun/ Gorontalo, 23 Januari 2003

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : ISLAM

Alamat : Jl. Cendana

Suku / Bangsa : Gorontalo/Indonesia

Pekerjaan : Siswa

Pendidikan : SD

Status Kawin : belum kawin

Dx. Medis : Asma Bronchial

Tgl Msk / jam : 15 Maret 2010

Tgl Pengkajian : 16 Maret 2010

b. Biodata Penanggung jawab

Nama : Ny. Z. N

Umur : 35 tahun
Pekerjaan : PNS

Hubungan dgn klien : Ibu kandung

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

a. Alasan masuk rumah sakit : klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak nafas

b. Keluhan Utama : sesak nafas, batuk-batuk, nyeri dada

c. Riwayat keluhan utama:

Ibu klien mengatakan bahwa, klien masuk ke rumah sakit dengan alasan
sesak nafas. Sesak nafas yang dialami klien disebabkan oleh Debu yang masuk
melalui saluran pernafasan (allergen inhalan). Pada sore itu klien mengambil
permainan lamanya yang sudah lama tersimpan, permainan tersebut sangat
berdebu, klien memainkan permainan yang berdebu itu. Beberapa saat kemudian
klien bersin dan filek. Ibunya menyuruhnya untuk istirahat. Akan tetapi klien
megeluh sesak nafas ketika klien berbaring telentang di tempat tidur. Sesak ini
semakin berat dirasakan pada waktu saat malam hari di sertai dengan nyeri pada
bagian dada. . Untuk meringankan hal tersebut klien diberi minum air dan di
minta untuk istirahat atau tidur dengan posisi yang tinggi. Keluhan lain yang
menyertai yaitu gelisah, keringat dingin, batuk kering, dan nafas tambahan
(mengi/wheezing).

III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

Ibu klien mengatakan anaknya menderita penyakit asma sejak berumur 4


tahun. Ibu klien juga mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami
penyakit yang parah serta tidak memiliki trauma atau kecelakann. Anaknya
mempunyai alergi terhadap asap rokok, debu dan beberapa jenis makanan seperti
udang, coklat, dan es. Jika klien mengkonsumsi mengkonsumsi makanan atau
menghirup asap rokok maka klien akan mengalami flu dan serangan sesak nafas.

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ibunya mengatakan dalam riwayat keluarganya, yang menderita penyakit yang
sama dengan klien yaitu ayah dari ayah klien (kakek klien) yang sudah meninggal
karena penyakit asma ini. Sedangkan keluarga pada ibu klien tidak ada yang
menderita penyakit asma.

Genogram

Keterangan :

= laki-laki = meninggal
= perempuan = klien

V. POLA KEGIATAN SEHARI HARI

1. Pola Nutrisi

a. Ibu klien mengatakan pada saat sebelum sakit kebiasaan makannya seperti anak-
anak sebayanya, selera makan baik, makan nasi, sayur, dan lauk pauk.
Frekuensi makan 3x/hari. Makanan yang disukai yaitu es, cokelat dan buah-
buahan, karena klien menderita asma maka klien mempunyai pentangan
makan berupa cokelat dan makanan es, makanan yang mengandung pengawet
dibatasi.

b. Ibu klien mengatakan sejak sakit nafsu makan anaknya menurun bahkan
anaknya tidak mau makan, makannya hanya bubur saja dan hanya bisa
menghabiskan 3 sendok saja. Cara makannya pun harus disuapi. Sehingga
berat badannya menurun.

2. Cairan

a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya minum apa saja yang disukainya
seperti minuman kaleng, minuman es. Dia setiap hari dia minum sebanyak 8
gelas air putih atau sebanyak yang dia butuhkan .

b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya minum air putih saja, dibantu dengan
cairan infuse. Cairan yang dibutuhkan sebanyak 1000 cc.

3. Eliminasi ( BAB dan BAK )

a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit BAB dan BAK anaknya normal seperti
biasanya. Biasanya BAB dan BAK di WC. BAB 2-3 x/hari, pada waktu pagi
hari dan malam hari, dan BAK hanya 4-6 kali. Tidak ada kesulitan yang
dialami.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit BAB tetap berjalan normal, hanya BAK nya
saja yang tidak normal (produksi urin menurun).

4. Istirahat / Tidur

a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya selalu tidur siang 3 jam dan tidur
malam 10 jam.

b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidur siang hanya 1 jam sedangkan
pada malam hari hanya 5-7 jam karena sering terbangun dan gelisah. Bila
tidak dapat tidur, klien biasanya hanya menonton televisi.

5. Personal Hygiene

a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya mandi 3x sehari dan menggosok
gigi pada saat bangun tidur, setelah makan dan pada saat akan tidur. Mencuci
rambut 3x dalam seminggu dan memotong kuku sekali dalam seminggu.
Semua kegiatan ini dilakukan dengan mandiri, kecuali pada saat memotong
kuku biasanya ibu klien yang mengerjakannya.

b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya hanya dilap basah 2x/hari dengan
menggunakan air hangat dan menggosok gigi 1x/hari yaitu pagi, tidak pernah
mencuci rambut, belum pernah menggunting kuku, dan semua kegiatannya di
Bantu oleh orang tua klien.

6. Aktifitas / Mobilitas

a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit aktifitas anaknya sehari hari yaitu sekolah
dan bermain seperti anak-anak pada umumnya. sepulang sekolah klien
mengganti baju, makan dan tidur. Setelah bangun tidur klien bermain bersama
teman-temannya.

Malam hari anaknya belajar mulai dari jam 7 sampai jam 9 malam.

b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidak mampu melakukan aktifitas,
karena sulit bernafas. Kemampuan klien menurun sehingga banyak
membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
7. Psikososial

a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit, klien tinggal di Lingkungan yang cukup
banyak teman-teman sebayanya, dia berinteraksi dengan anggota keluarga dan
masyarakat disekitar khususnya teman-teman sebayanya.

b. Ibu klien mengatakan saat sakit, klien susah bicara atau bicara terbata-bata.
orang tuanya membawa klien ke rumah sakit untuk di rawat inap, klien sering
bertanya mengapa dia harus tingal di rumah sakit dan dia sering meminta
untuk pulang,. Klien tampak ketakutan, saat melihat perawat atau dokter yang
mendekatinya, klien mengatakan bahwa dia tidak mau disuntik. Klien sangat
gelisah dirumah sakit bahkan sangat susah membujuknya untuk minum obat.

8. Spiritual

a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya sering sholat berjamaah di mesjid
dan mengaji

b. Ibu klien mengatakan pada saat sakit klien tidak dapat sholat dan mengaji.

9. Olahraga dan Rekreasi

a. Ibu klien mengatakan bahwa, Klien sering melakukan olahraga pada pagi hari
bersama keluarga, misalnya jogging atau bersepeda bersama. Klien juga sering
bermain lompat tali pada sore hari bersama teman-temannya. Setiap akhir
pekan juga orang tua klien sering mengajakklien untuk berekreasi.

b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidak dapat melakukan olahraga dan
bermain lagi karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan.

VI. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum

Klien tampak lemah dan gelisah

b. Tanda tanda Vital


- Suhu badan : 39 0C

- TD : tidak dapat diukur karena klien sering menangis saat disentuh.

- BB : 20 kg

- TB : 90 cm

c. Sistem Pernafasan

a. Hidung : simetris kiri kanan

Pernapasan cuping hidung ( + )

b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

c. Dada : Bentuk dada : normochest

Diameter antero posterior lebih besar dari diameter


transversal, perbandingan ukuran anterior posterior :
transversal =2:1

Batuk kering ( tidak produktif) karena secret kental dan


lumen jalan napas sempit

Wheezing
Nafas pendek

Gerakan dada : mengikuti nafas, terdapat retraksi


subcostal, intercostalsubsternal, penggunaan otot bantu
pernapasan ( + )

Suara nafas : ronkhi ( + ) di anterior paru, Wheezing ( + )


di bronkus

Clubbing finger ( + ) 15 0

d. System Kardiovaskuler
- Palpitasi

- Diaporesis,

- tachicardia,

- dan kelelahan

e. Sistem Pencernaan

- Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan.

- Bibir kering dan pecah-pecah

- Abdomen (hati, ginjal, dan lien) tidak teraba

- Mulut tidak ada stomatitis

- tidak toleransi terhadap makan dan minum,

- mukosa mulut kering.

f. System Indera

- Mata :

Kelopak mata tidak edema, bulu mata merata, alis tebal.

Lapang pandang ; gerakan bola mata mengikuti arah cahaya

Pupil isokor ukuran 2 mm

Respon pupil mengecil bila ada cahaya

- Hidung :

Fungsi penciuman terganggu yakni sulit membedakan bau karena


hidung tersumbat, adanya secret kental yang menghalangi
penciuman kental.
- Telinga :

Keadaan daun telinga simetris kiri kanan

Kanal auditorius kotor, ada serumen ( warna kuning )

Fungsi pendengaran normal ( menoleh saat di panggil )

g. System Syaraf

1. Fungsi serebral :

- Status mental : lemas, takut, gelisah

- Kesadaran : mata = 4, verbal = 5, motorik = 6

- Bicara : klien bicara dengan terbata-bata dan sering menangis

2. Fungsi Kranialis :

- Kranial I

Klien sulit membedakan bau

- Kranial II

Lapang pandang = gerakan bola mata mengikuti cahaya

- Kranial III, IV, VI

Gerakan bola mata = 6 arah

Pupil = isokor

Refleks kornea = klien menggerakan mata ke lateral

- Kranial V

Sensorik = di kaji tapi klien tidak memberi jawaban


Motorik = tidak di kaji.

- Kranial VII

Sensorik = sulit di kaji

Motorik = simetris wajah kiri dan kanan saat klien menagis

Otonom = sulit di nilai

- Kranial IX

Sulit dikaji

- Kranial X

Gerakan ulvula sulit untuk dikaji karena keadaan pasien yang kurang

memungkinkan untuk pemeriksaan dan pasien sering menangis pada saat pemeriksaan.

- Kranial XI

sternokleidomastoideus = ada tahanan

Trapezius = sulit dikaji karena klien lebih banyak tidur di tempat tidur .

- Kranial XII

Mampu menjulurkan lidah kesemua arah

3. Fungsi Motorik :

a. Masa otot : normal

b. Tonus otot : lemah

c. Kekuatan otot : kekuatan otot melemah

4. Fungsi sensorik : sulit dinilai hanya rangsangan nyeri klien dapat memberi
respon
5. Fungsi cerebellum : sulit dinilai

6. Refleks : sulit dikaji karena klien menangis jika disentuh.

7. Iritasi Meningen : tidak ditemukan

h. System Muskuloskeletal

a. Kepala : bentuk mesocephal

b. Vertebra : lurus, tidak ditemukan lordosis, kyposis, scoliosis, ROM =


aktif, fungsi gerak : aktif

c. Pelvis : kesan normal

d. Lutut : lutut tidak bergerak, tidak kaku dan gerakan aktif

e. Kaki : gerakan tidak terlalu aktif karena pasien lebih sering berbaring di
tempat tidur.

f. Bahu/tangan :tangan : tidak bengkak, ROM : aktif.

i. System Integumen

a. Rambut : rambut lembab, berwarna hitam

b. Kulit : kulit warna sawo matang, temperature hangat, berkeringat.

c. Kuku : berwarna pucat,

j. System Endokrin

- Kelenjar thyroid : tidak nampak dan tidak teraba

- Ekresi urine biasa, tidak ada polidipsi dan poliphagi

- Suhu tubuh seimbang , tidak ada keringat berlebihan

- Tidak ada riwayat air seni dikelilingi semut.


- Produksi urine menurun

k. System Perkemihan

- tidak ditemukan oedema palpebra

- tidak ada nokturia, disuria, kencing batu, hematuria.

- Produksi urin menurun

l. System Reproduksi

- Perempuan

- Keadaan labia mayora dan minora : bersih , secret tidak ada.

m. System Imun

- Klien alergi terhadap debu, asap rokok, makanan es

- Apabila terjadi perubahan cuaca seperti musim hujan atau dingin , klien akan
merasa sesak (asma lagi)

VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Selama dirawat, belum dilakukan pemeriksaan diagnostik

VIII. PENGOBATAN/ TERAPI SAAT INI

Prednison : 0,5 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (apabila serangan hebat).

Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.

Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang
setiap 20 menit sampai 3 kali.

Efedrin : 0,5 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam

Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam

IVFD Dextrose 5 % +nabic + 4:1 (14 tetes/menit).


Ampiciline 4x200mg/IV/6jam

DATA FOKUS

Nama Pasien : An. S. A. K Nama Mahasiswa : Cindra

Umur : 7 tahun N I M : 841409055

Ruang Rawat : VIP

Data Subyektif Data Obyektif


1. Ibu klien mengatakan bahwa klien : Klien nampak Sesak nafas (+)

Sesak nafas Klien Memegang dadanya, Penggunaan otot


Bantu pernapasan
Nyeri dada
Ekspresi wajah gelisah
Gelisah
klien tampak berkeringat
Keringat dingin
klien batuk batuk
Batuk
pada auskultasi terdengar bunyi tambahan
Nafas tambahan
(Wheezing)

Tidak mampu melakukan aktivitas Sulit bernafas, klien lemah di Bantu oleh orang
tuanya untukmelakukan aktivitas
Nafsu makan menurun
Tanda-tanda vital:
Produksi urin menurun
RR : 120 X/menit
Bersin/Flu
Nadi : 60 X/menit

SB : 390C

Berkurangnya berat badan

minum yang kurang akibat sesak nafas

pasien seringkali bersin/flu

ANALISIS DATA

Nama Pasien : An. S. A. K. Nama Mahasiswa : Cindra

Umur : 7 Thn N I M : 841409055


Ruang Rawat : VIP

No D AT A Penyebab Masalah

1. DS: Kontraksi otot di sekitar Tidak efektifnya


bronkus sehingga terjadi kebersihan jalan nafas
2. 0rang tua klien mengatakan bahwa
penyempitan jalan nafas berhubungan dengan
klien:
akumulasi mukus.
Terlibatnya otot
Sesak nafas
abdomen dalam
pernapasan
Nyeri dada

Sulitnya bernafas
Gelisah

usaha pernapasan klien


Keringat
terhadap sesak nafas

Batuk
secret kental dan lumen

Nafas tambahan jalan napas sempit

Tidak mampu melakukan aktivitas tidak bersihnya jalan


nafas
Nafsu makan menurun
Keadaan lemah, sulit
Produksi urin menurun bernafas

Bersin/Flu Sulit bernafas

DO:

Klien nampak Sesak nafas (+) minum yang kurang


akibat sesak nafas
Klien Memegang dadanya,
Penggunaan otot Bantu pernapasan Hipersensitivitas

Ekspresi wajah gelisah Alergen, Infeksi, Exercise


( Stimulus Imunologik dan
Non Imunologik )
klien tampak berkeringat

klien batuk batuk

Merangsang sel B untuk


pada auskultasi terdengar bunyi membentuk IgE dengan
tambahan (Wheezing) bantuan sel T helper

Sulit bernafas, klien lemah di Bantu


oleh orang tuanya untukmelakukan
aktivitas IgE diikat oleh sel
mastosit melalui reseptor
FC yang ada di jalan napas
Tanda-tanda vital:

RR : 120 X/menit

Apabila tubuh terpajan


Nadi : 60 X/menit
ulang dengan antigen yang
sama, maka antigen
SB : 390C tersebut akan diikat oleh
IgE yang sudah ada pada
permukaan mastosit
Berkurangnya berat badan

minum yang kurang akibat sesak nafas

Akibat ikatan antigen-IgE,


mastosit mengalami
degranulasi dan
melepaskan mediator
radang ( histamin )

Peningkatan permeabilitas
kapiler ( edema bronkus )

Peningkatan produksi
mukus ( sumbatan sekret )

Kontraksi otot polos


secara langsung atau
melalui persarafan
simpatis ( N.X )

Hiperresponsif jalan napas

Astma

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. S. A. K Nama Mahasiswa : Cindra

Umur : 7 Tahun N I M : 841409055

Ruang Rawat : VIP

No Diagnosa Keperawatan TGL Ditemukan TGL Teratasi

1. Gangguan pertukaran gas, tidak efektif 16 Maret 2010 18 Maret 2010


bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola
nafas berhubungan dengan bronkospasme,
edema mukosa dan meningkatnya
produksi sekret.

Yang di tandai dengan :

DS :

Sesak nafas

Nyeri dada
Gelisah

Keringat dingin

Batuk

Nafas tambahan

Tidak mampu melakukan aktivitas

Nafsu makan menurun

Produksi urin menurun

Bersin/Flu

DO:

Klien nampak Sesak nafas (+)

Klien Memegang dadanya, Penggunaan


otot Bantu pernapasan

Ekspresi wajah gelisah

klien tampak berkeringat

klien batuk batuk

pada auskultasi terdengar bunyi


tambahan (Wheezing)

Sulit bernafas, klien lemah di Bantu oleh


orang tuanya untukmelakukan aktivitas
Tanda-tanda vital:

RR : 120 X/menit

Nadi : 60 X/menit

SB : 390C

Berkurangnya berat badan

minum yang kurang akibat sesak nafas

pasien seringkali bersin/flu

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. S. A. K Nama Mahasiswa : Cindra

Umur : 7 tahun NIM : 841409055

Ruang Rawat : VIP

Tgl Dx. Keperawatan dan


Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Data Penunjang

Gangguan pertukaran 1. mempertahankan 1. Mengauskultasi 1. Beberapa derajat


gas, tidak efektif jalan napas paten bunyi nafas, spasme bronkus
bersihan jalan napas dengan bunyi mencatat adanya terjadi dengan
b.d. bronkospasme dan bersih dan jelas. bunyi nafas, obstruksi jalan nafas.
udema mukosa ditandai misalnya : Bunyi nafas redup
2. Sesak berkurang
dengan ekspirasi
dengan : 3. Batuk berkurang wheezing, ronkhi. mengi (empysema),
tak ada fungsi nafas
DS : 4. Klien dapat 2. Mengkaji /
(asma berat).
mengeluarkan memantau
Oarng tua klien sputum frekuensi 2. Takipnea biasanya
mengatakan klien pernafasan, ada pada beberapa
sesak nafas 5. Wheezing
mencatat rasio derajat dan dapat
berkurang/hilang
inspirasi dan ditemukan pada
Orang tua klien
ekspirasi. penerimaan selama
mengatakan bahwa 6. TTV dalam batas
strest/adanya proses
klien gelisah normal keadaan
3. Mengkaji pasien
infeksi akut.
umum baik
untuk posisi yang
Orang tua klien Pernafasan dapat
aman. misalnya :
melambat dan
mengatakan bahwa 7. masalah ini dapat
peninggian kepala,
terselesaikan dalam frekuensi ekspirasi
klien nyeri pada
tidak duduk pada
waktu 3 hari. memanjang dibanding
bagian dada
sandaran.
inspirasi.
Orang tua klien
4. Mengobservasi
3. Peninggian kepala
mengatakan bahwa karakteristik batuk,
tidak mempermudah
klien batuk kering. menetap, batuk
fungsi pernafasan
pendek, basah.
DO dengan menggunakan
Membantu
gravitasi.
Sesak nafas tindakan untuk
keefektifan 4. batuk dapat menetap
Pengguanaan otot memperbaiki upaya tetapi tidak efektif,.
pernafasan batuk.
5.Penggunaan cairan
Wheezing 5. Memberikan air hangat dapat
hangat. menurunkan spasme
secret kental dan bronkus.
lumen jalan napas 6. mengkolaborasi

sempit obat sesuai 6.Membebaskan spasme


indikasi. jalan nafas, mengi dan
Bronkodilator produksi mukosa
spiriva 11 mengurangi
(inhalasi). pembengkakan mukosa
bronkus
Prednison
mengurangi
Adrenalin
bronkospasme

Efedrin untuk dilatasi bronkus,


mengurangi
Aminofilin
bronkospasme dan
meningkatkan bersihan
Ampiciline
jalan nafas.
7. Berikan
antibiotik
bronchodilator
sesuai indikasi
7. otot pernapasan
menjadi relaks dan
8. Mendorong anak
steroid mengurangi
untuk latihan napas
inflamasi
dalam dan batuk
efektif
8.Membantu
membersihkan mucus
9. Melakukan suction
dari paru dan napas
jika perlu
dalam memperbaiki
10. Melakukan oksigenasi
fisioterapi

11. Memberi posisi 9.Membantu


high fowler atau mengeluarkan secret
semi-fowler yang tidak dapat
dikeluarkan oleh anak
12. Observasi TTV,
sendiri
terutapa RR tiap 8
jam 10.Membantu
pengeluaran sekresi,
meningkatkan
ekspansi paru

11. mengembangkan
ekspansi paru

12. Sebagai sumber data


adanya perubahan
sebelum dan sesudah
diberikan perawatan.

CATATAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : An. S. A. K Nama Mahasiswa : Cindra

Umur : 7 tahun NIM : 841409055

Ruang Rawat : VIP

KODE
Hari/Tgl JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
N.DX

Selasa / 1 08.30 1. Observasi TTV terutama RR tiap 8 S:- keluarga/ibu


16Maret
jam klien mengatakan
08. 40
klien masih sesak
H/:
nafas
09.00
TD : tidak diukur karena anak menolak
- ibu klien
09.30
untuk disentuh dengan alat
mengatakan klien
10. 00 masih gelisah.
N: 110x/menit

12.00 O: - sesak nafas (+)


R: 50 x/menit
- wheezing (+)
12.00
SB: 37.5 oC - penggunaan otot
pernafasan (+)
- pernafasan cuping
13. 00 2. Mengauskultasi bunyi nafas, mencatat
hidung (+)
adanya bunyi nafas, misalnya :
- retraksi dada (+)
13.30
wheezing, ronkhi
A: Gangguan
14.00 pertukaran gas
H/:
P: Lanjutkan
intervensi 1,2,5, 6, 7, ,
Auskultasi : whezzing (+) di bronchus
12

3. Memberi posisi high fowler atau


semi-fowler

H/ : bantal klien di tinggikan saat tidur

4. Berikan bronchodilator sesuai


indikasi

H/ : otot pernafasan mulai relaks.

5. mengkolaborasi obat sesuai indikasi.


Bronkodilator spiriva 11 (inhalasi).

H/ : mengi masih terdengar

6. Penatalaksanaan pemberian
aminophilin

H/: Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4


kali/24 jam . jalan nafas belum bersih

7. Penatalaksanaan pemberian antibiotic


tiap 6 jam.

H/: ampicilin 4 x 200 mg/IV/6 jam

8. Mendorong anak untuk latihan napas


dalam dan batuk efektif.
H/: anak mulai melakukan latihan nafas
meskipun sulit untuk membujuknya.

9. Mengkaji / memantau frekuensi


pernafasan, mencatat rasio inspirasi
dan ekspirasi.

H/: pernafasan mulai melambat

Pergantian sift

Rabu/17 I O9.00 1. Observasi TTV terutama RR tiap 8 S:- keluarga/ibu


Maret jam klien mengatakan
09.00
klien masih sesak
H/:
nafas walaupun
10.00
tidak seberat dulu
TD : tidak diukur karena anak menolak
10.00 (mulai berkurang)
untuk disentuh dengan alat

11.15 - ibu klien


N: 100x/menit
mengatakan klien
11.30
R: 48 x/menit masih gelisah.

12. 00
SB: 36.5 oC - ibu klien
mengatakan
12.00
2. Mengauskultasi bunyi nafas, mencatat
bahwa klien sudah
adanya bunyi nafas, misalnya :
13.00 mulai melatih
wheezing, ronkhi
nafas dalam dan
13.45 batuk efektif
H/:
dengan bimbingan
Auskultasi : whezzing (+) di bronchus ibunya ataupun
perawat yang
3. Memberikan air hangat. merawatnya.

H/: spasme mulai menurun O: - sesak nafas (+)


- wheezing (+)
- penggunaan otot
4. mengkolaborasi obat sesuai indikasi.
pernafasan (+)
Bronkodilator spiriva 11 (inhalasi).
- pernafasan cuping
hidung (+)
H/ : mengi masih terdengar
- retraksi dada (+)
5. Melakukan suction A: Gangguan
pertukaran gas , tidak
H/: produksi sekrek mulai menurun.
efektif bersihan jalan
nafas, dan tidak
6. . Berikan bronchodilator sesuai
efektif pola nafas
indikasi
sudah mulai teratasi,
H/ : otot pernafasan mulai relaks. produksi sekret
menurun.
7. Penatalaksanaan pemberian
aminophilin P: Lanjutkan
intervensi 1,2,5, 6, 9
H/: Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 ,12
kali/24 jam . jalan nafas belum bersih

8. Penatalaksanaan pemberian antibiotic


tiap 6 jam.

H/: ampicilin 4 x 200 mg/IV/6 jam

9. Melakukan fisioterapi

H/: sekresi keluar, ekspansi paru


meningkat.

10. Mengkaji / memantau frekuensi


pernafasan, mencatat rasio inspirasi
dan ekspirasi.

H/: pernafasan mulai normal

Kamis /18 III O9.00 1. Observasi TTV terutama RR tiap 8 S:- keluarga/ibu
Maret jam klien mengatakan
bahwa sesak nafas
09.30 H/:
anaknya sudah

10.00 berkurang.
TD : tidak diukur karena anak selalu
menolak untuk disentuh dengan alat
10.00 - ibu klien
mengatakan
N: 120x/menit
11.15 bahwa keadaan
R: 40 x/menit anaknya sudah
11.30
membaik.
o
SB: 37 C
12. 00
.
2. Mengauskultasi bunyi nafas, mencatat
12.00
adanya bunyi nafas, misalnya : - ibu klien
wheezing, ronkhi mengatakan
13.00
bahwa sekreknya
13.45 H/:
mulai menurun.

Auskultasi : whezzing sudah tidak


O: - sesak nafas (-)
terdengar
- wheezing (-)
- penggunaan otot
3. Memberikan air hangat.
pernafasan (-)
H/: spasme menurun - pernafasan cuping
hidung (-)
4. mengkolaborasi obat sesuai indikasi. - retraksi dada (-)
Bronkodilator spiriva 11 (inhalasi). A: Gangguan
pertukaran gas , tidak
H/ : mengi tidak terdengar
efektif bersihan jalan
5. Melakukan suction nafas, dan tidak
efektif pola nafas
H/: produksi sekrek mulai menurun. sudah teratasi,
produksi sekret
6. . Berikan bronchodilator sesuai
menurun.
indikasi
H/ : otot pernafasan mulai relaks. P: pertahankan
intervensi.
7. Penatalaksanaan pemberian
aminophilin

H/: Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4


kali/24 jam . jalan nafas sudah mulai
bersih

8. Penatalaksanaan pemberian antibiotic


tiap 6 jam.

H/: ampicilin 4 x 200 mg/IV/6 jam

9. Melakukan fisioterapi

H/: sekresi keluar, ekspansi paru


meningkat.

10. Mengkaji / memantau frekuensi


pernafasan, mencatat rasio inspirasi
dan ekspirasi.

H/: pernafasan normal

RESUME KEPERAWATAN

Nama Klien : An. S. A. K Diagnosa Medis : Asma Bronchial

Umur :7 tahun Ruang Rawat : VIP

Jenis Kelamin : Perempuan Tgl Masuk RS : 15 Maret 2010

Agama : ISLAM Tgl Keluar RS : 19 Maret 2010

Alamat : Jln. Cendana


1. Masalah Keperawatan pada saat pasien dirawat :

- Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola
nafas berhubungan dengan bronkospasme, edema mukosa dan meningkatnya
produksi sekret.

- Ganguan personal hygene berhubungahn dengan anak yang tidak kooperatif

2. Tindakan Keperawatn selama dirawat :

a. bersihkan jalan nafas yang efektif berhubungan dengan penumpukan secret.

- Mengauskultasi bunyi nafas, mencatat adanya bunyi nafas setiap 6 jam misalnya :
wheezing, ronkhi.

- Mengkaji / memantau frekuensi pernafasan, mencatat rasio inspirasi dan ekspirasi


setiap 6 jam

- Memberikan/menganjurkan untuk minum air hangat.

- Memberi posisi high fowler atau semi-fowler misalnya peninggian kepala.

- Membantu klien untuk mengeluarkan secret.

- Pemberian obat/ kolaborasi.

b. gengguan personal hygene berhubungan dengan anak yang tidak kooperatif

- Membina hubungan saling percaya dengan anak/klien.

- Menganjurkan dan mengajarkan kepada keluarga agar anak dimandikan/dilap


dengan air hangat. Tiap pagi dan sore.

- Menganjurkan keluarga untuk membersihkan dan memotong kuku yang panjang,


menjaga kebersihan rambut, kulit kepala, telinga, dan gigi.

- Memberi pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri, lingkungan dan


pencegahan terhadap penularan penyakit.
- Menimbang berat badan pasien

- Mengobservasi suhu tubuh kilen

3. Evaluasi

- Pertukaran gas sudah tidak ada gangguan

- Bersihan jalan nafas sudah efektif.

- Produksi secret menurun.

- Suhu tubuh kembali normal

- Sesak nafas berkurang

- Wheezing berkurang.

4. Nasehat pada waktu pulang :

- Menganjurkan kepada orang tua agar anaknya banyak istirahat

- Jangan melakukan aktivitas yang berat

- Menganjurkan kepada ibu klien agar anaknya sering diberi minum air hangat
terutama jika batuk.

- Menganjurkan kepada orang tua agar klien di istirahatkan dengan posisi tinggi.

- Menginstuksikan untuk tetap mengkonsumsi obat yang diberikan dokter sampai


penyakitnya sembuh.

- Menginstruksikan untuk menjaga kebersihan klien dan lingkungan di sekitar tempat


tinggal klien.

- Menganjurkan agar klien tidak makan makanan yang mengandung es, coklat, udang
yang bisa menyebabkan klien alergi

Gorontalo, 19 Maret 2010


Mahasiswa

CINDRA

Você também pode gostar