Você está na página 1de 8

ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MEMPREDIKSI

KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013)
Rosmadewi Ayuningtyas Pane
Topowijono
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
rosma_pane@yahoo.com

ABSTRACT

Bankruptcy prediction is very important for every company. Bankruptcy prediction done in anticipation of the
company's bankruptcy. One way to predict bankruptcy by using discriminant analysis popularized by Altman.
In this study predicts bankruptcy in manufacturing firms 2011-2013. This type of research used in this
research is descriptive and data collection methods were used that documentation. Selection of the sample in
this study using purposing sampling method and obtained as many as 30 samples consisting of two categories,
there are 20 companies potential a predicted bankrupt if not a new policies towards improvement and not
bankrupt there were 10 companies. Financial ratios are used there are 11 financial ratios. Results of
discriminant analysis that there are two companies that moved category of bankrupt becomes bankrupt. The
variables that proved to significantly differentiate the company went bankrupt and not bankrupt contained 10
variables and variable dominant form discriminant function is Net Working Capital, Current Ratio, Quick
Ratio and Return on Assets.

Keyword: Discriminant Analysis, Altman Method, Bankcrupty

ABSTRAK

Prediksi kebangkrutan sangat penting untuk setiap perusahaan. Prediksi kebangkrutan dilakukan untuk
mengantisipasi adanya kebangkrutan pada perusahaan. Salah satu cara memprediksi kebangkrutan yaitu
dengan menggunakan analisis diskriminan yang dipopulerkan oleh Altman. Pada penelitian ini memprediksi
kebangkrutan pada perusahaan manufaktur tahun 2011-2013. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif dan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi. Pemilihan
sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposing sampling dan diperoleh sebanyak 30 sampel yang
terdiri dari dua kategori yaitu 20 perusahaan yang diprediksi terdapat potensi bangkrut bila tidak ada kebijakan
baru untuk menuju perbaikan dan 10 perusahaan tidak bangkrut. Rasio keuangan yang digunakan ada 11 rasio
keuangan. Hasil dari analisis diskriminan yaitu terdapat 2 perusahaan yang berpindah kategori dari bangkrut
menjadi tidak bangkrut. Variabel yang terbukti signifikan membedakan perusahaan bangkrut dan tidak
bangkrut terdapat 10 variabel dan variabel yang dominan membentuk fungsi diskriminan yaitu Net Working
Capital, Current Ratio, Quick Ratio dan Return On Assets.

Kata kunci: Analisis Diskriminan, Metode Altman, Kebangkrutan

A. PENDAHULUAN kebangkrutan. Kebangkrutan perusahaan diawali


Kebangkrutan merupakan suatu kondisi yang dengan kesulitan keuangan yang tidak segera
harus diwaspadai oleh setiap perusahaan. diatasi. Perusahaan dikatakan bangkrut jika total
Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat ini kewajiban melebihi total aktiva yang tersedia
membuat setiap perusahaan harus mempunyai (Hanafi, 2005:638).
strategi khusus untuk mempertahankan Kebangkrutan dapat diatasi dengan
perusahaanya. Perusahaan yang tidak dapat menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan
mempertahankan usahanya akan mengalami keuangan merupakan perhitungan rasio-rasio

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
keuangan untuk menilai kinerja perusahaan 2011 yaitu sebesar USD162,02 miliar
(Syamsuddin, 2009:37). Analisis laporan keuangan (www.kemenperin.go.id, 2014).
sangat penting bagi perusahaan karena dengan Pada penelitian ini menggunakan sampel
menganalisis laporan keuangan maka perusahaan industri manufaktur yang dibedakan menjadi dua
dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh dan kategori, yaitu perusahaan dengan kategori
resiko yang dihadapi perusahaan, apabila terdapat bangkrut dan perusahaan dengan kategori tidak
tanda-tanda kebangkrutan dapat segera diatasi bangkrut. Perusahaan yang termasuk kategori
sehingga tidak sampai terjadi kebangkrutan bangkrut yaitu perusahaan manufaktur yang
perusahaan. dikatakan pailit, delisting, laba dan modal sendiri
Multiple Analysis Discriminant (MDA) atau perusahaan negatif. Perusahaan yang termasuk
analisis diskriminan berganda merupakan salah kategori tidak bangkrut yaitu perusahaan yang
satu model prediksi kebangkrutan perusahaan yang terdaftar di BEI 2011-2013, laba dan modal sendiri
sering digunakan. MDA ini dikembangkan oleh perusahaan positif. Sampel yang digunakan dalam
Altman pada tahun 1968. Analisis diskriminan penelitian ini ada 30 perusahaan. dimana 10
yaitu teknik statistik yang digunakan untuk perusahaan termasuk kategori bangkrut dan 20
mengkategorikan perusahaan dalam kategori perusahaan termasuk kategori tidak bangkrut.
bangkrut dan tidak bangkrut (Altman, 1968: 591). Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Analisis diskriminan sangat berguna untuk rasio likuiditas yang terdiri dari Net Working
memprediksi adanya kebangkrutan pada Capital (NWC), Current Ratio (CR), Quick Ratio
perusahaan. Apabila perusahaan yang diprediksi (QR), rasio aktivitas yang terdiri dari Inventory
bangkrut tidak melakukan perbaikan maka Turn Over (ITO), Total Assets Turn Over (TATO),
kebangkrutan perusahaan akan benar-benar terjadi. rasio leverage yang terdiri dari Debt Ratio (DR),
Sampel yang digunakan Altman terdiri dari 66 Debt Equity Ratio (DER), dan rasio profitabilitas
perusahaan manufaktur yang dikategorikan yang terdiri dari Gross Profit Margin (GPM),
menjadi 33 perusahaan manufaktur yang Operating Profit Margin (OPM), Return On Assets
mengajukan permohonan pailit (bangkrut) dan 33 (ROA), Return On Equity (ROE).
perusahaan manufaktur dalam keadaan tidak Peneliti memilih Industri manufaktur sebagai
bangkrut. Pada penelitian Altman (1968) objek penelitian karena industri manufaktur yang
menggunakan 22 rasio keuangan yang terdiri dari memberikan kontribusi cukup tinggi, saat ini
rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan menghadapi berbagai masalah sehingga membuat
rasio profitabilitas, dari 22 rasio keuangan dipilih 5 menurunnya kinerja perusahaan, Berdasarkan
rasio terbaik untuk memprediksi kebangkrutan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk
perusahaan. Penelitian Altman (1968) akan melakukan penelitian menggunakan analisis
dijadikan acuan dalam penelitian ini. diskriminan untuk memprediksi kebangkrutan
Industri manufaktur merupakan industri yang perusahaan, maka peneliti mengambil judul
memberikan kontribusi cukup tinggi untuk Analisis Diskriminan untuk Memprediksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dilihat dari Kebangkrutan Perusahaan (Studi pada Perusahaan
nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas harga Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
konstan menurut lapangan usaha. Nilai PDB Indonesia Tahun 2011-2013).
tertinggi pada tahun 2011-2013 diduduki oleh
industri manufaktur yaitu sebesar Rp633,8 triliun B. TINJAUAN PUSTAKA
pada tahun 2011, Rp670 triliun pada tahun 2012, 1. Analisis Laporan Keuangan
Rp707,5 triliun pada tahun 2013 (www.bps.go.id, Pengertian analisis laporan keuangan menurut
2014). Kontribusi nilai PDB industri manufaktur Syamsuddin (2009:37) adalah suatu perhitungan
mengalami penurunan dari tahun 2011-2013. rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan
Penurunan nilai PDB ini disebabkan laju perusahaan. Analisis laporan keuangan menurut
pertumbuhan sub sekor dari manufaktur yaitu (Munawir, 2007:35) adalah penelahan untuk
makanan, minuman, dan tembakau mengalami menentukan posisi keuangan dan hasik operasi
penurunan (www.kemenperin.go.id, 2014). perusahaan. Berdasarkan pendapat diatas dapat
Pertumbuhan perekonomian Indonesia juga disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan
didukung oleh produk ekspor. Industri manufaktur adalah suatu proses untuk mengetahui keadaan
memberikan kontribusi ekspor non migas sebesar keuangan suatu perusahaan dan untuk membantu
USD116,14 miliar pada tahun 2012 atau pengambilan keputusan dimasa depan.
memberikan kontribusi sekitar 75%. Kontribusi ini
juga mengalami penurunan dibandingkan tahun
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 2
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Masalah yang dihadapi dalam menganalisis Yaitu melakukan kesepakatan antara pihak
laporan keuangan menurut (Sudana, 2011:28) kreditur dan debitur. Beberapa alternatif
yaitu: penyelesaian sukarela yaitu:
a. Data Pembanding 1) Extensions (perpanjangan)
Data pembanding merupakan angka rata-rata Pihak kreditur melakukan kesepakatan
rasio keuangan perusahaan. Data dengan pihak debitur untuk melakukan
pembanding ini susah ditentukan karena tiap perpanjangan waktu jatuh tempo.
perusahaan berbeda-beda kapasitasnya. 2) Composition
b. Efek Inflasi Kreditur bersedia menerima pembayaran
Inflasi mempengaruhi biaya tenaga kerja, tagihan dan merelakan sebagiannya tidak
biaya persediaan dan akan mempengaruhi terbayarkan.
neraca serta laporan laba rugi. 3) Liquidation by Voluntary Aggrement
Kreditur meminta likuidasi secara
c. Window Dressing
informal.
Suatu kondisi memanipulasi keuangan yang
b. Penyelesaian Melalui Pengadilan
biasanya dilakukan oleh manjemen
Yaitu apabila kreditur dan debitur tidak
menjelang penyusunan neraca.
mencapai kesepakatan melalui jalur sukarela
d. Perbedaan Kebijakan Perusahaan
maka langkah yang ditempuh selanjutnya
Kebijakan operasi setiap perusahaan yang
adalah penyelesaian secara hukum.
berbeda beda ini membuat perusahaan lain
1) Likuidasi
kesulitan untuk mengetahui kondisi
Langkah ini ditempuh apabila perusahaan
keuangan perusahaan secara umum.
tidak dapat memperbaiki kondisi
2. Kebangkrutan
keuangannya. Pengajuan pailit ini
Kebangkrutan terjadi apabila perusahaan tidak
dilakukan oleh debitur dan melakukan
dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk
penjualan aset-aset yang sudah bangkrut.
memenuhi hutangnya (Hanafi, 2004:638).
3. Analisis Diskriminan
Kebangkrutan terjadi apabila terdapat biaya-biaya
Analisis diskriminan adalah teknik dependen
yang cukup besar, biaya tersebut bisa mencapai 11-
dimana variabel independennya bersifat non
17 persen dari nilai perusahaan Hanafi dan Halim
metrik (Widarjono, 2010:167). Pengertian analisis
(2005:251). Berdasarkan uraian diatas maka dapat
diskriminan menurut Yamin dan Kurniawan
disimpulkan pengertian kebangkrutan adalah suatu
(2009:222) yaitu pengelompokkan setiap objek ke
keadaan dimana perusahaan tidak dapat membayar
dalam dua atau lebih berdasarkan pada kriteria
kewajibanya (hutang) dengan aktiva yang tersedia.
variabel independen. Berdasarkan pendapat
Kebangkrutan perusahaan diawali dengan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisis
kesulitan keuangan jangka pendek. Kesulitan
diskriminan adalah suatu teknik statistik yang
keuangan jangka pendek ini apabila tidak segera
digunakan untuk mengkategorikan perusahaan
diatasi akan menyebabkan kesulitan keuangan
kedalam dua ketegori atau lebih.
jangka panjang dan dapat dikatakan perusahaan
Tujuan dari analisis diskriminan secara umum
dalam keadaan bangkrut. Pada umumnya penyebab
yaitu:
kebangkrutan perusahaan menurut Prawironegoro
a. Membuat fungsi diskriminan untuk
(2005:307) yaitu:
membedakan suatu kelompok dalam kategori
a. Ketidakmampuan manajemen memimpin
yang sudah ditentukan.
perusahaan.
b. Menguji perbedaan signifikan pada variabel
b. Ketidakmampuan dalam mengelola pangsa
bebas.
pasar.
c. Menentukan variabel bebas yang membuat
c. Ketidakmampuan dalam mengelola proses
adanya perbedaan tersebut.
produksi.
d. Mengelompokkan objek kedalam kategori
d. Ketidakmampuan mengelola keuangan.
berdasarkan pada variabel bebas.
e. Ketidakmampuan perusahaan memenuhi
e. Mengevaluasi keakuratan klasifikasi yang
modal kerja dan perusahaan tidak mampu
terbentuk (Supranto, 2004:77)
mengadakan perluasan usaha.
Langkah-langkah dalam melakukan analisis
Cara mengatasi kesulitan keuangan dalam
diskriminan menurut Supranto (2004:86) yaitu:
jangka pendek menurut Sudana (2011:250) yaitu:
a. Merumuskan masalah
a. Penyelesaian Sukarela
1) Memasukkan objek kedalam kategori.
2) Menentukan variabel bebas dan terikat.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b. Membuat perkiraan koefisien diskriminan diaudit dan dipublikasikan melalui website Bursa
Terdapat dua metode yaitu simultaneous Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
method (variabel independen yang ada Populasi adalah seluruh data yang menjadi
dipertimbangkan secara bersama) dan sampel penelitian (Sugiyono, 2005:55). Penarikan
stepwise method (menyeleksi otomotis untuk sampel pada penelitian ini menggunakan purposive
memilih variabel terbaik). sampling. Purposive sampling adalah teknik
c. Mengestimasi koefisien fungsi diskriminan pemilihan sampel dengan kriteria tertentu (Zuriah,
d. Melakukan uji rata-rata kelompok 2006:124). Berikut ini kriteria-kriteria dalam
e. Melakukan uji signifikan pemilihan sampel penelitian:
f. Melakukan uji ketepatan fungsi diskriminan Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian
g. Menginterprestasikan koefisien fungsi Perusahaan Perusahaan
No.
diskriminan Tidak Bangkrut Bangkrut
1) Menghitung nilai diskriminan 1. Perusahaan Perusahaan
Rumus fungsi persamaan diskriminan manufaktur yang termasuk kategori
yaitu: terdaftar di BEI manufaktur tahun
tahun 2011-2013 2011-2013
Z = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + + bnXn
2. Perusahaan tidak Perusahaan
Keterangan: sedang di delisting manufaktur yang
Z = Nilai diskriminan dan tidak dikatakan delisting
a = konstanta dikatakan pailit atau pailit pada
b1n = koefisien oleh BEI tahun tahun 2013
X1n = variabel bebas 2011-2013
2) Menentukan titik cut off 3. Laporan keuangan Laporan keuangan
Rumus menentukan titik cut off yaitu: menggunakan menggunakan mata
mata uang rupiah uang rupiah selama
ZA + ZB
ZCE = selama tahun tahun 2011-2013
2
2011-2013
Keterangan: 4. Ekuitas perusahaan Ekuitas perusahaan
ZCE = nilai kritis tidak negatif negatif selama
ZA = rata-rata perusahaan bangkrut selama tahun tahun 2011-2013
ZB = rata-rata perusahaan tdk bangkrut 2011-2013
Jika pengelompokkan perusahaan 5. Laba bersih Laba bersih
mempunyai ukuran sampel yang tidak perusahaan tidak perusahaan negatif
sama maka menggunakan rumus sebagai negatif selama selama tahun 2011-
berikut: tahun 2011-2013 2013
N A ZA + N B ZB Sumber: (Data diolah, 2015)
ZCE = Selama tahun 2011-2013 terdapat 20 perusahaan
NA NB
yang termasuk kategori tidak bangkrut dan 10
Keterangan: perusahaan yang termasuk kategori bangkrut.
ZCE = nilai kritis Variabel penelitian yang digunakan dalam
ZA = rata-rata perusahaan bangkrut penelitian ini terdiri dari variabel dependen (Y)
ZB = rata-rata perusahaan tdk bangkrut yang dikategorikan 0 untuk tidak bangkrut dan
NA = jumlah perusahaan bangkrut 1 untuk bangkrut. Variabel independen (X).
NB = jumlah perusahaan tidak bangkrut Variabel-variabel yang digunakan dapat dilihat
h. Uji validitas analisis diskriminan pada tabel 2.
Tabel 2 Variabel Penelitian
C. METODE PENELITIAN Variabel Rumus
Jenis penelitian yang digunakan adalah Net
deskriptif. penelitian deskriptif yaitu memberikan Working
gejala, kejadian mengenai populasi tertentu Capital NWC = Aktiva Lancar Hutang Lancar
(NWC)
(Zuriah, 2007:47). Penelitian ini menggunakan X1
penelitian deskriptif karena peneliti akan Current
menjelaskan kondisi objek penelitian dan Ratio Aktiva Lancar
CR =
memaparkannya. Peneliti menggunakan data (CR) Hutang Lancar
sekunder berupa laporan keuangan yang sudah X2

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Lanjutan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel Rumus 1. Analisis Diskriminan
Quick Ratio Aktiva Lancar Persediaan a. Uji Kesamaan Rata-Rata Kelompok
(QR) QR = Uji ini menggunakan dua cara yaitu
X3 Hutang Lancar
Inventory
dengan wilks lamda dan nilai signifikan
Turn Over Harga Pokok Penjualan pada uji F. Nilai wilks lamda mendekati 0
(ITO) ITO = menunjukkan semakin signifikan dan apabila
Rata rata Persediaan
X4 nilai wilks lamda mendekati 1 berarti tidak
Total Assets signifikan. Berikut ini hasil uji kesamaan
Turn Over Penjualan
(TATO) TATO = rata-rata kelompok.
Total Aktiva
X5 Tabel 3 Test of Equality of Group Means
Debt Ratio Wilks' df
Total Hutang F Sig.
(DR) DR = Lambda 1
X6 Total Aktiva NWC ,596 59,739 1 ,000
Debt Equity CR ,838 17,008 1 ,000
Ratio Hutang Jangka Panjang QR ,941 5,489 1 ,021
(DER) DER =
Modal Sendiri ITO ,980 1,829 1 ,180
X7
TATO ,954 4,249 1 ,042
Gross Profit
Margin Laba Kotor DR ,757 28,260 1 ,000
GPM = DER ,952 4,404 1 ,039
(GPM) Penjualan Neto
X8 GPM ,932 6,459 1 ,013
Operating OPM ,639 49,691 1 ,000
Profit Margin Laba Operasi ROA ,619 54,272 1 ,000
OPM =
(OPM) Penjualan Neto ROE ,876 12,469 1 ,001
X9
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015)
Return On
Assets Laba Bersih Setelah Pajak Berdasarkan tabel 3 variabel yang dapat
(ROA) ROA = membedakan antara kelompok bangkrut dan
Total Aktiva
X10 tidak bangkrut yaitu NWC, CR, QR, TATO,
Return On DR, DER, GPM, OPM, ROA, ROE karena
Equity Laba Bersih Setelah Pajak
ROE = mempunyai nilai signifikan < 0,05 dan
(ROE) Modal Sendiri
X11 mempunyai nilai wilkslamda mendekati 0.
Sumber: Riyanto (2010), Sudana (2011), b. Uji Signifikan antara Dua Variabel
Syamsuddin (2009) Uji signifikan menggunakan metode
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu stepwise untuk mencari variabel terbaik.
dokumentasi kerana dalam penelitian ini mencari Tabel 4 Uji Signifikan (Variable
Entered/Removeda,b,c,d)
data dari laporan keuangan yang terdaftar di Bursa
Exact F
Efek Indonesia. Teknik analisa data pada penelitian Step Entered Statistic
Sig
ini adalah: 1. NWC 2,987 1,661E-011
1. Analisis diskriptif dengan menganalisis rasio 2. QR 6,687 1,000E-013
keuangan pada laporan keuangan perusaan. 3. CR 16,253 1,000E-013
2. Tahap pemrosesan data menggunakan 4. ROA 18,209 1,000E-013
analisis diskriminan: Sumber: (Data hasil SPSS, 2015)
a. Mengestimasi koefisien fungsi Pada tabel 4 variabel bebas yang
diskriminan menggunakan stepwise memenuhi persyaratan sehingga masuk pada
b. Melakukan uji kesamaan rata-rata persamaan diskriminan yaitu NWC, CR, QR,
kelompok dan ROA yang memiliki nilai signifikan <
c. Melakukan uji signifikan antara dua 0,05.
kelompok c. Uji Ketepatan Model Diskriminan
d. Melakukan uji ketepatan model Uji ketepatan diukur menggunakan
e. Menetukan persamaan fungsi eigenvalues dan wilkslamda.
f. Menentukan titik cut-off Tabel 5 Eigenvalues
g. Uji validitas Function Eigenvalue
Cumulative Canonical
% Correlation
1l 4,138a 100,0 ,897
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Nilai canonical correlation sebesar 1,00
Total 90 90,000
0,897 bila dikuadratkan (CR2) menjadi 0,805 0
yang berarti terdapat 80,5% variasi antar Sumber: (Data hasil SPSS, 2015)
kelompok bangkrut dan tidak bangkrut yang Berdasarkan tabel diatas, titik cut off
dapat dijelaskan oleh variabel yang terbentuk adalah:
diskriminannya. (NA ZA + NB ZB )
Tabel 6 WilksLamda ZCU =
NA + NB
Test of Wilks' Chi- (60 1,422 + 30 (2,845))
Df Sig.
Function(s) Lambda square ZCU =
1 ,195 140,761 4 ,000 60 + 30
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015)
ZCU = 0,00033
Nilai wilkslamda 0,195 dan nilai
Ketentuan titik cut off :
signifikannya 0,000 yang berarti terdapat
Jika nilai zscore > -0,00033 maka
perbedaan yang signifikan antara kelompok
perusahaan termasuk kategori tidak
bangkrut dan tidak bangkrut pada model
bangkrut
diskriminan.
d. Fungsi Analisis Diskriminan Jika nilai zscore < -0,00033 maka
Fungsi diskriminan yang terbentuk dapat perusahaan termasuk kategori bangkrut
dilihat pada tabel Cononical Discriminant f. Error Type I dan Error Type II
Function Coefficients. 1) Error Type I
Tabel 7 Cononical Discriminant Function Keadaan misclassification pada
Coefficients perusahaan yang awalnya diprediksi tidak
Function bangkrut tetapi setelah di analisis
1 menggunakan diskriminan berubah
NWC ,158 kategori menjadi bangkrut. Pada
CR 1,379 penelitian ini tidak terjadi error type I.
QR -1,829 2) Error Type II
ROA 5,862 Keadaan misclassification pada
(Constant) -1,165 perusahaan yang awalnya diprediksi
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015) bangkrut tetapi setelah dianalisis
Fungsi diskriminan yang terbentuk menggunakan diskriminan berubah
berdasarkan tabel 7 yaitu: kategori menjadi tidak bangkrut. Pada
Z = -1,165 + 0,158 NWC + 1,379 CR 1,829 penelitian ini terjadi error type II pada
QR + 5,862 ROA perusahaan Intikeramik Alamasri Industri
e. Titik Cut Off Tbk (IKAI) dan Siantar Top Tbk (STTP).
Titik cut off digunakan untuk g. Uji validitas dari Analisis Diskriminan
mengelompokkan perusahaan berdasarkan 1) Cpro dan Cmax
nilai yang diperoleh. Tabel berikut digunakan Cpro adalah peluang tercapainya
untuk menentukan titik cut off. kebenaran dalam pengelompokkan
Tabel 8 Functions at Group Centroids sampel. Cmax adalah pengukuran validitas
Y Function berdasarkan banyaknya sampel yang
1 paling besar. Berikut ini perhitungan Cpro
Tidak 1,422 dan Cmax.
bangkrut Cpro = [p2 + (1-p2)] x 100%
Bangkrut -2,845 =[(0,666)2+(1-0,333)2]x 100%
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015) = 0,8884
= 88,84%
Tabel 9 Prior Probabilities for Group Cmax = (nmax / N) x 100%
Cases Used in Analysis = (60/90) x 100%
Y Prior Unweighte Weighte = 0,667
d d = 66,7%
Tidak Nilai Cpro dan Cmax dibandingkan dengan
,500 60 60,000
bangkrut nilai hit ratio. Nilai hit ratio pada
Bangkru penelitian ini sebesar 97,8%.
,500 30 30,000
t Kesimpulannya bahwa sampel pada

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penelitian ini akurat karena (hit ratio b. Koefisien CR bernilai positif. Apabila
Cmax) = (97,8% 66,7%) nilai CR semakin kecil atau negatif maka
akan memperkecil nilai fungsi
2) Press QStatistic diskriminannya.
Press QStatistic adalah pengukuran c. Koefisien QR bernilai negatif. Apabila
untuk membandingkan jumlah klasifikasi nilai QR semakin besar akan
yang benar dengan ukuran sampel. memperkecil nilai diskriminannya.
Berikut ini cara menghitung presss d. Koefisien ROA bernilai positif. Apabila
QStatistic: nilai ROA semakin kecil maka akan

[ ( )]2 memperkecil nilai fungsi diskriminanya.
= Perusahaan akan dikatakan tidak bangkrut
( 1)
[90 (88 2)]2 apabila:
= a. Koefisien NWC positif. Apabila nilai
90(2 1)
NWC semakin besar maka akan
7.396
= memperbesar fungsi diskriminannya.
90 b. Koefisien CR positif. Apabila nilai CR
= 82,18
semakin besar maka akan memperbesar
Hasil perhitungan presss QStatistic
fungsi diskriminannya.
dibandingkan dengan nilai chi-square (2)
c. Koefisien QR bernilai negatif. Apabila
tabel dengan = 0,05 dan df = 1, maka 2
nilai QR semakin kecil maka akan
= 1.981. Jadi 82,18 > 1,981. Maka
memperbesar fungsi diskriminannya.
pengklasifikasian perusahaan pada
d. Koefiseien ROA bernilai positif.
kategori bangkrut dan tidak bangkrut
Apabila nilai ROA semakin besar maka
menggunakan fungsi diskriminan adalah
akan memperbesar fungsi
akurat.
diskriminannya.
2. Pembahasan
Pada penelitian ini rasio keuangan yang
E. KESIMPULAN DAN SARAN
terbukti signifikan membedakan perusahaan
1. Kesimpulan
bangkrut dan tidak bangkrut adalah NWC, CR,
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
QR, TATO, DR, DER, GPM, OPM, ROA, dan
yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
ROE. Rasio yang dominan untuk membedakan
sebagai berikut:
perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut
a. Berdasarkan hasil analisis diskriminan, rasio
berdasarkan hasil penelitian yaitu NWC, CR,
keuangan yang terbukti signifikan untuk
QR, dan ROA, dengan nilai ROA yang paling
membedakan perusahaan bangkrut dan tidak
tinggi. Fungsi persamaan diskriminan yang
bangkrut pada perusahaan manufaktur tahun
terbentuk yaitu z-score = -1,165 + 0,158 NWC
2011-2013 yaitu NWC, CR, QR, TATO, DR,
+ 1,379 CR 1,829 QR + 5,862 ROA, dan titik
DER, GPM, OPM, ROA dan ROE.
cut off yang terbentuk adalah -0,00033.
b. Berdasarkan hasil analisis diskriminan, rasio
Berdasarkan nilai z-score dan titik cut off
keuangan yang dominan untuk membentuk
yang terbentuk, terjadi 2 misclassification.
fungsi diskriminan pada perusahaan
Perusahaan yang semula dikategorikan bangkrut
manufaktur tahun 2011-2013 yaitu NWC,
setelah dianalisis berubah kategori menjadi
CR, QR dan ROA. ROA mempunyai
tidak bangkrut. Hal ini terjadi pada perusahaan
koefisien tertinggi dalam pembentukan
Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) dan
fungsi diskriminan.
Siantar Top Tbk (STTP). IKAI mempunyai nilai
2. Saran
z-score 5,6759 > -0,00033 dan STTP
a. Pihak Investor
mempunyai nilai z-score 8.9042 > -0,00033
Pihak investor seharusnya melakukan
yang artinya termasuk dalam kategori tidak
analisis keuangan (seperti penelitian ini)
bangkrut.
terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi
Hasil analisis diskriminan, perusahaan
kesehatan perusahaan. Hal ini bertujuan
dikatakan bangkrut apabila:
supaya investor tidak rugi dalam penanaman
a. Koefisien NWC bernilai positif. Apabila
modal.
nilai NWC semakin kecil atau negatif
b. Penelitian Selanjutnya
maka akan memperkecil nilai fungsi
Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam
diskriminannya.
penelitian selanjutnya untuk mengetahui
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perkembangan prediksi kebangkrutan pada
perusahaan manufaktur.

DAFTAR PUSTAKA
Altman, Edward I. 1968. Financial Ratio,
Discriminant Analysis and The Prediction of
Coporate Bankruptcy. Journal of finance
23(4): 589-609.
Badan Pusat Statistik. 2014. Data Strategis 2013,
diakses pada tanggal 20 Desember 2014 dari
http://www.bps.go.id/.
Hanafi, MM dan Halim A. 2005. Analisis Laporan
Keuangan edisi 2, Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan
Edisi 1, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Kemenperin. 2013. Manufaktur Terbelit Masalah
dari Segala Penjuru, diakses tanggal 15 April
2015 dari
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4891/Ma
nufaktur-Terbelit-Masalah-dari-Segala-
Penjuru.
Munawir, S, 2007. Analisis Laporan Keuangan,
Liberty: Yogyakarta.
Prawironegoro, Darsono. 2005. Akuntansi
Manajemen, Jakarta: Diadit Media.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar
Pembelajaran Perusahaan, Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan
Teori dan Praktik, Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian,
Bandung: Alfabeta
Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan
Interprestasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen
Keuangan Perusahaan, Jakarta: Rajawali
Pers.
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika
Multivariat Terapan, Yogyakarta: UPP STIM
YKPN
Yamin Sofyan, Heri Kurniawan. 2009. SPSS
Complate Teknik Analisis Statistik Terlengkap
dengan Sofware SPSS, Jakarta: Salemba
Infotek.
Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial
dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Você também pode gostar