Você está na página 1de 13

Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.

1 82 94

Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan


CEDAS (Coastal Engineering Design and Analisys System) di
Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai

Hariyadi

Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas


Diponegoro Semarang Telp/Faks 0247474698

Abstrak

Menurut Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi Kabupaten


Jepara (2006), pantai Teluk Awur merupakan daerah yang rawan terjadi erosi
pantai, upaya yang sesuai guna menaggulangi permasalahan tersebut adalah
dengan melakukan proteksi pantai dengan pembuatan struktur keras, sehingga
kajian dilakukan dengan cara memodelkan perubahan garis pantai dengan
penambahan tiga skenario bangunan pelindung pantai. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui perubahan garis pantai dan dampak terkecil pada skenario
penambahan bangunan pelindung.
Untuk kepentingan efisiensi waktu dan biaya, maka prediksi dan simulasi
dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan model numerik yaitu
dengan GENESIS (GENEralized model for SImulating Shoreline change).
GENESIS adalah salah satu subprogram dalam program NEMOS (Nearshore
Evolution MOdeling System) yang terdapat pada software CEDAS (Coastal
Engineering Design and Analisys System).
Panjang daerah simulasi model adalah 8720 meter. Simulasi model
menggunakan tiga skenario yaitu Detached Breakwater, Non Difracting Groin,
dan gabungan dari Detached Breakwater dan Non Difracting Groin. Dari hasil
simulasi, perubahan garis pantai pada kondisi existing adalah yang terbesar
dibanding skenario lainnya dengan nilai -93.5942 meter, nilai terkecil terjadi pada
skenario gabungan dari Detached Breakwater dan Non Difracting Groin dengan
nilai -54.3157 meter. Hal ini menunjukkan bahwa adanya bangunan pelindung
diperlukan untuk mengurangi besarnya perubahan garis pantai.

Kata Kunci: Perubahan Garis Pantai, CEDAS, NEMOS, GENESIS, Teluk Awur,
Detached Breakwater, Non Difracting Groin

Abstract

Live Environment Mining and Energy Duty Kabupaten Jepara (2006) said
Teluk Awur shore is potential area occurred erosion. Reliable attempted to use
preventing the problem is protecting with making hard struktur, therefore
investigated with modeling shoreline changed use protection structure added
three scenarios. The purpose of this study to known shoreline changed and the
smallest effect in the scenario of protection structure added.

*)corresponding author http://ejournal.undip.ac.id/index.php/buloma Diterima/Received : 08-08-2011


Laboska_undip@yahoo.com Disetujui/Accepted : 10-09-2011
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

For the efficiency time and price, so that prediction and simulation is done
with using numeric model method with GENESIS (GENEralized model for
SImulating Shoreline change). GENESIS is the one of subprogram in the
NEMOS(Nearshore Evolution MOdeling System) at the CEDAS (Coastal
Engineering Design and Analisys System) software.
Long of the model simulation area is 8720 meters. Model simulation use
three scenarios are Detached Breakwater, Non Diffracting Groin, and Detached
Breakwater and combination of Non Diffracting Groin. and Detached Breakwater.
Shoreline changed can consider based on simulation result is sediment transport
volume, erosion wide, sedimentation and long shoreline changed. Based on
result simulation, shoreline changed in existing condition is the most if compared
with the other scenario with values-93.5942 meters, the smallest values occurred
at the combination scenario from Detached Breakwater and Non Diffracting Groin
with -54.3157 meters. This result give the information that protection structure
required to decrease shoreline changed occur.

Key Words: Shoreline Change, CEDAS, NEMOS, GENESIS, Teluk Awur,


Detached Breakwater, Non Diffracting Groin

Pendahuluan Pada penelitian ini


mengggunakan tiga skenario yang
Bentuk pantai Teluk didesain berdasarkan hasil simulasi
awur yang tanjung merupakan pada kondisi existing. Berkaitan
daerah yang paling mudah terkena dengan tujuan penggunaannya,
erosi, karena akan menyebabkan maka bangunan pelindung pantai
terjadinya pemusatan energi yang diterapkan pada ketiga
gelombang sehingga tinggi skenario tersebut antara lain
gelombang menjadi lebih besar dari detached breakwater yang berfungsi
pada daerah teluk. Pemusatan sebagai pemecah kekuatan
Energi gelombang sangat gelombang sehingga energi yang
berpengaruh terhadap longshore sampai ke pantai menjadi berkurang,
current pantai yang mengakibatkan non difracting groin yang berfungsi
adanya longshore transport untuk mengurangi laju longshore
sehingga mempengaruhi perubahan transport, dan kombinasi dari
garis pantai. keduanya yang berfungsi sebagai
pemecah gelombang sekaligus
Pada tahun 2008 upaya mengurangi laju longshore transport,
penanggulangan telah dilakukan dari ketiga skenario diatas akan
yaitu dengan pembangunan seawall dipilih skenario yang memberikan
yang berfungsi untuk melindungi dampak perubahan garis pantai
garis pantai dari erosi. Upaya terkecil yang menguntungkan bagi
pencegahan tersebut sangat semua pihak dan mensejahterakan
mempengaruhi perubahan garis masyarakat sekitar.
pantai.

83 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario
Penambahan Bangunan Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

GENESIS adalah salah sekunder meliputi data angin selama


subprogram dalam program NEMOS 11 tahun (Tahun 1998 Tahun
(Nearshore Evolution MOdeling 2008), peta dasar (Base Map)
System) yang terdapat pada Lingkungan Pantai Indonesia
software CEDAS (Coastal BAKOSURTANAL lembar Kancilan
Engineering Design and Analisys skala 1: 50.000, dan data pasang
System). GENESIS digunakan untuk surut LPWP Jepara selama satu
mengetahui transport rate dengan bulan (bulan September 2006). Alat
pendekatan numerik yang terstruktur dan bahan yang digunakan dalam
sehingga diperoleh gambaran penelitian dapat dilihat pada tabel
perubahan garis pantai yang terjadi berikut:
untuk kurun waktu tertentu yang
akan mendekati kondisi yang terjadi
di lapangan serta dapat
mensimulasikan skenario
penambahan bangunan pelindung
pantai yang diinginkan dalam suatu
perairan. Hasil permodelan akan
menunjukan perubahan garis pantai,
luasan erosi dan sedimentasi yang
terjadi serta angkutan sedimen yang
dihasilkan, dan hasil perubahan
garis pantai setelah dibangun
bangunan pelindung pantai.

Materi dan Metode

Materi dalam penelitian ini


mencakup data- data yang
dibutuhkan dalam penelitian dan
alat- alat yang digunakan untuk
mengambil data dan mengolah data.
Data yang digunakan dalam
penelitan ini meliputi data primer dan
data skunder. Data primer meliputi
data gelombang laut, arus, garis
pantai, dan sampel sedimen.
Sampel sedimen yang diambil
kemudian dianalisis di Laboratorium
Terpadu Ilmu Kelautan. Data

84 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario
Penambahan Bangunan Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian (sumber: Hasil
Penelitian)

No Alat Kegunaan Keterangan


1 ADCP Mengukur arus 0,05 m/dt
2 Kalkulator Menghitung -
3 Kantong plastik Tempat contoh -
4 Grab sampler Contoh sedimen -
5 Timbangan elektrik Menimbang contoh gram
6 Petridisk Wadah mengeringkan contoh -
7 Gelas ukur 1000 ml Tempat pemipetan -
8 Oven Mengeringkan contoh Max 250oC

9 Pipet volume 50 ml Melakukan pemipetan 1 ml


10 Stop watch Menentukan waktu pemipetan 0,1 dt
11 Sieve shaker Mengayak sedimen -
12 Vacuum pump Mempercepat penyaringan air -
13 Kertas Whatman Menyaring air -
14 Alat tulis Mencatat data -
15 Alumunium foil Tempat contoh sedimen -
16 Kompas Menentukan arah 0,1o
17 GPS Menentukan posisi sampling -
18 Perahu Alat bantu transportasi laut
19 Komputer Pengolahan data -
20. Citra Verifikasi data -
21. Arc GIS Pengolahan Citra -
22. Peta Jawa Penentuan Fetch -
Autocad land and
23. Penetapan wilayah kajian -
development
24. Software CEDAS Pengolahan data -

85 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario
Penambahan Bangunan Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

Metode yang digunakan dalam penyelesaian proses permodelan


penelitian ini adalah metode pertimbangan perubahan garis pantai dan penetapan
untuk menentukan lokasi sampling bangunan pelindung pantai, dan metode
sedimen, arus dan gelombang, metode deskriptif yang digunakan untuk analisa
numerik yang digunakan untuk analisa dan hasil penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Gelombang Meteorologi dan Geofisika stasiun


Semarang dari tahun 1998 tahun 2008.
Triatmodjo (1999) menyatakan di Peramalan angin dengan metode SMB
dalam perencanaan bangunan pantai menghasilkan tinggi dan periode gelombang
diperlukan tinggi dan periode gelombang signifikan serta arah gelombang signifikan.
individu (individual wave) yang mewakili Gelombang yang merambat dari perairan
spektrum gelombang yang dikenal dengan dalam ditransformasikan secara periodik
gelombang representatif. Gelombang oleh NEMOS menjadi gelombang perairan
representatif yang digunakan dalam dangkal (longshore wave).
penelitian ini adalah gelombang signifikan
yaitu gelombang rata-rata 33% dari jumlah Dari analisis perhitungan panjang
seluruh kejadian gelombang yang diurutkan fetch effektif perairan pantai Teluk awur
dari kejadian tertinggi hingga yang berkisar antara 3600 sampai dengan 2250.
terendah. Dari data pengukuran gelombang Hal tersebut terjadi karena fetch terbesar
di lapangan yang dilakukan pada tanggal 13 terdapat di arah barat laut, yaitu laut utara
September 2008- 15 september 2008 jawa bagian barat yang lebih terbuka
menunjukan tinggi gelombang signifikan dibanding bagian utara yang terhalang oleh
(Hs) 0,47 m dan periode gelombang pulau-pulau. Hal ini sesuai pendapat
signifikan (Ts) 3,28 detik. Sedangkan dari Yuwono (1992) bahwa fetch berpengaruh
hasil konversi, tinggi gelombang signifikan terhadap tinggi dan periode gelombang
(Hs) dan periode gelombang siginifikan (Ts) yang dibangkitkan.
pada hari yang sama adalah 0.43 m dan
2,85 detik. Dari hasil verifikasi data Gelombang pada Teluk Awur,
gelombang diperloleh nilai relatif error Jepara termasuk kedalam gelombang yang
sebesar 8.76% pada tinggi gelombang dan dibangkitkan oleh angin, karena mempunyai
13.15% pada periode gelombang. Hasil periode yang berkisar antara 0,1 4 detik.
verifikasi data gelombang menunjukan Hal tersebut sesuai dengan Hadi (2000)
bahwa data hasil konversi mendekati data bahwa gelombang yang dibangkitkan angin
lapangan, sehingga nilai hasil peramalan dengan gaya pembangkit yaitu gaya geser
bisa digunakan dalam melakukan dan tekanan angin di atas muka laut
perhitungan perubahan garis pantai dalam mempunyai skala periode 0- 15 detik.
penelitian ini. Tipe gelombang pecah yang terjadi
Data angin yang digunakan adalah adalah spilling, hal ini disimpulkan atas hasil
data angin hasil pengukuran Badan perhitungan gelombang pecah itu sendiri

86 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

yang mempunyai indeks gelombang pecah sesuai dengan USACE (2002) bahwa
0, 03 dimana kategori gelombang pecah Gelombang yang disebabkan angin akan
tipe spilling adalah o=0,03.(CEM, 2002). menjadi gelombang destruktif bila
Gelombang dengan tipe gelombang pecah gelombang tersebut mempunyai frekuensi
spilling terjadi akibat landainya perairan di lebih kurang 13 - 25 gelombang per menit
Teluk Awur, Jepara. Seharusnya dengan energi yang tinggi.
gelombang dengan tipe ini mempunyai
karakteristik membangun yang biasanya Volume Sedimen Transpor
membuat sedimentasi di daerah yang Volume sedimen transpor net
mempunyai kriteria gelombang seperti ini, merupakan selisih antara transpor sedimen
sebagai contoh adalah Pantai Marina
ke kanan dan ke kiri dalam garis pantai
(Pranata, 2007). setiap satuan waktu dan merupakan nilai
Teluk Awur yang tanjung membuat imbangan sedimen pantai. Nilai transpor
terjadinya refraksi gelombang yang arah sedimen net menentukan kondisi pantai
sinar gelombang terkonsentrasi kearah mengalami erosi dan Sedimentasi. Nilai net
tanjung yang menyebabkan terjadinya transport terbesar pada skenario 1 dan 2
pemusatan energi gelombang. Daerah mempunyai nilai tinggi dibanding dengan
tanjung menurut Ninggsih (2002) skenario 2 dan 3. Hal ini disebabkan karena
merupakan daerah konvergensi sehingga pada skenario 2 dan 3 terdapat detached
tinggi gelombang menjadi lebih besar breakwater yang mememecah gelombang
dibanding daerah teluk, pukulan atau sebelum mencapai garis pantai, sehingga
benturan gelombang di daerah tanjung lebih longshore transport yang diakibatkan oleh
besar dibanding daerah teluk. refraksi gelombang semakin berkurang dan
transport sedimen yang terbawa juga
Waverose dari data gelombang 11 semakin sedikit. Kasus ini berlaku bagi
tahun hasil model NEMOS menunjukkan transport sedimen net, left, dan right karena
bahwa arah datang gelombang dominan perhitungan model NEMOS menggunakan
berasal dari Barat Laut. Dari sini terlihat grid, dimana disetiap grid dihitung transport
bahwa selama 11 tahun, arah datang sedimen net, gross, left dan right. Hal ini
gelombang dominan berasal dari Barat Laut sesuai dengan penyataan Triatmodjo (1999)
yang membentuk sudut dengan garis pantai bahwa breakwater lepas pantai digunakan
Teluk Awur. Gelombang yang membentuk untuk melindungi pantai dari erosi.
sudut lebih dari 5 akan mengakibatkan
terjadinya longshore current dimana arus ini Erosi dan Sedimentasi Pantai
akan membawa sedimen yang teraduk dari Luas pantai yang tererosi dan
perairan dangkal. tersedimentasi. Luas sedimentasi yang
Berdasarkan pernyataan Pertama paling besar terdapat pada skenario 2
(2009) bahwa Frekuensi gelombang Teluk dimana terdapat non difragtion groin yang
Awur Jepara hasil model NEMOS disusun secara seri sehingga dapat
mempunyai frekuensi gelombang sebesar menahan longshore transport sedimen
19 gelombang per menitnya sehingga sepanjang pantai. Hal ini sesuai dengan
termasuk gelombang perusak. Hal ini pernyataan Triatmodjo (2002) bahwa groin

87 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

adalah bangunan pelindung pantai yang tetapi nilai erosi tidak terlalu tinggi, hal ini
biasanya dibuat tegak lurus garis pantai dan diakibatkan karena adanya detached
berfungsi untuk menahan transport sedimen breakwater yang memecah gelombang
sepanjang pantai, sehingga bisa sebelum ke pantai dan adanya non
mengurangi erosi yang terjadi. Namun pada difraction groin seri yang berfungsi untuk
skenario 2 juga terjadi erosi yang besar menahan longshore transport sedimen
yang diakibatkan oleh gelombang. Luas sepanjang pantai.
erosi dan sedimentasi yang cukup signifikan
terdapat pada skenario 3 dimana
sedimentasi yang terjadi cukup tinggi akan

Gambar 1. Perubahan garis pantai skenario 1

88 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

Gambar 2.Perubahan garis pantai skenario 2

89 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

Gambar 3.Perubahan garis pantai skenario 3

Hasil dan Pembahasan mengetahui proses perubahan garis pantai


serta untuk kepentingan di masa
Perubahan garis pantai ditentukan mendatang. Sedangkan perubahan garis
oleh banyaknya sedimen yang keluar dan pantai di masa yang akan datang pada
masuk tiap ruas pantai. Jika sedimen yang penelitian ini diprediksi dengan
masuk lebih tinggi dari yang keluar, maka menggunakan model GENESIS yang
pantai akan mengalami Sedimentasi, dan dikembangkan oleh Hans Hanson
jika sebaliknya, sedimen yang masuk lebih (Departemen of Resources Engineering,
kecil dari yang keluar, maka pantai akan Lund Institute of Science and Technology,
mengalami erosi. Perubahan profil garis SWEDEN) dan Nicholas C. Kraus (Coastal
pantai ini disebabkan oleh angkutan Engineering Research Centre, Departemen
sedimen tegak lurus pantai dan transpor of Army, USA). Model menghitung
sepanjang pantai. Transpor sedimen yang longshore transport dan perubahan garis
dipertimbangkan pada penelitian ini adalah pantai dengan data input berupa:
transpor sedimen sepanjang pantai,
sedangkan transport sedimen lain dalam 1. Inisial garis pantai dalam koordinat
imbangan sedimen pantai tidak cartesian (x, y)
diperhitungkan. Hal ini dijelaskan oleh 2. Data gelombang laut dalam selama
Triatmodjo (1999) bahwa gelombang badai beberapa tahun, yang meliputi
yang datang tegak lurus pantai akan tinggi, periode dan arah
membawa sedimen pantai ke arah laut, tapi 3. Penentuan grid daerah penelitian
kemudian gelombang- gelombang normal yang meliputi daerah daratan dan
akan membangun kembali erosi tersebut. laut
Sedangkan transpor sedimen sepanjang 4. Struktur bangunan pantai dan
pantai akan membawa sedimen suatu 5. Kondisi pantai, seperti kemiringan
pantai searah penjalaran gelombang dan berm rata- rata, nilai tengah ukuran butir
kemungkinan kecil untuk kembali ke tempat sedimen (d50) dan kondisi batas.
semula, apalagi jika ada transport dominan Simulasi model didasarkan pada
dari suatu arah tertentu. Perubahan yang data gelombang seperti ditunjukkan pada
paling kecil terjadi pada skenario 3. gambar 1 dan 2. Dari arah datang
Sedangkan jarak rata- rata perubahan garis gelombang akan diketahui arah dan
pantai akibat erosi dan sedimentasi yang kecepatan longshore current. Arah
paling kecil terdapat pada tabel 24, jarak longshore current menuju ke selatan,
sedimentasi dan erosi terkecil pada dimana arah datang gelombang dari barat
skenario 2. Buku Pedoman Pengelolaan laut dibelokkan ke arah selatan. Arah
Garis Pantai (DKP, 2004) menyebutkan tersebut sesuai dengan kondisi lapangan
bahwa pengetahuan historis perubahan yang diambil dari data google earth tahun
garis pantai setempat penting untuk 2006 dan dapat juga dilihat pada gambar
berikut.

90 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

Arah longshore transport

Terjadi sedimentasi

Jetty

Gambar 4. Arah Longshore Sedimen sepanjang pantai (Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Sedimentasi yang berada di sebelah diketahui dari ukuran butir yang diambil dari
kanan bangunan pantai yang berada di 11 stasiun di lokasi penelitian. Hasil analisis
lokasi penelitian (Gambar 3) menunjukkan sedimen yang diambil dari pantai Teluk
arah transpor sedimen. Karena pantai Awur seperti yang terdapat pada Lampiran
menghadap arah barat, maka hal ini 4, diperoleh nilai mean (nilai tengah)
menandakan bahwa arah gelombang yang diameter ukuran butir (d50) tiap- tiap stasiun
menyebabkan transpor sepanjang pantai pengambilan sampel didapatkan jenis pasir
adalah dari barat laut hingga mendekati sangat kasar. Dari data yang diperoleh dan
arah utara. Hal tersebut sesuai dengan dari pengamatan di lapangan, menunjukkan
Komar (1976) yang menyatakan bahwa ukuran butir yang semakin kecil ke arah
bentuk garis pantai yang disebabkan oleh selatan. Ini menunjukkan bahwa arah
faktor alami dan sedimentasi pada gelombang datang terbesar terjadi dari arah
bangunan pantai bisa dijadikan indikasi barat laut yang mengakibatkan transport
arah transpor sedimen dominan. Arah sedimen dominan terjadi dari arah timur laut
transpor sedimen dominan juga dapat hingga arah utara.

91 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

Model NEMOS membagi pantai dengan hasil simulasi pada ketiga skenario.
dalam grid- grid. Pada penelitian ini Hal ini menunjukkan bahwa adanya
digunakan panjang grid ke arah laut dan ke bangunan pelindung akan mengurangi
arah sepanjang pantai sama, yaitu 20 m. besarnya perubahan garis pantai sesuai
Karena panjang pantai kajian 8728 meter, dengan Ehrlich, L.A dan Fred, H.K (1982)
maka terdapat 436 grid sepanjang pantai yang menyatakan bahwa struktur bangunan
yang diteliti. Nilai verifikasi yang terdapat pantai akan melemahkan energi gelombang
pada lampiran 16 menunjukkan bahwa hasil dan mengurangi sedimen yang tertransport.
model bisa diterima kebenarannya.
Besarnya perubahan garis pantai Simulasi pada Skenario pertama
ditunjukkan oleh hasil simulasi model yang (Non Difraction Groin) tidak terjadi kondisi
berupa besarnya transpor sediment (gross, yang sangat signifikan, perubahan garis
net, left dan right transport), luas dan pantai cenderung tetap, hanya terjadi
perubahan panjang garis pantai. Dari ketiga beberapa perubahan yang cukup kecil.
skenario, perubahan terbesar terjadi pada Untuk simulasi pada skenario kedua
kondisi existing, Pada kondisi existing, (detached breakwater) terjadi perubahan
terdapat 1 buah groin dan seawall. Groin yang cukup kecil, akan tetapi perubahan
berfungsi mengurangi laju transpor sedimen garis pantai terkecil terjadi pada skenario
sepanjang pantai. Keberadaan groin akan ketiga (kombinasi detached breakwater dan
menyebabkan sedimentasi di bagian hulu non difracting groin) yang ditunjukkan oleh
dan erosi di bagian hilir. Namun karena nilai gross, net, left dan right . Luas erosi
hanya terdapat satu buah groin ditambah dan Sedimentasi pada skenario ketiga ini
adanya seawall, maka semakin mengurangi juga terkecil. Hal ini dikarenakan
jumlah sedimen yang tertranspor sepanjang keberadaan detached breakwater akan
pantai. Akibatnya erosi yang besar terjadi mengurangi energi gelombang yang datang,
pada bagian hilir bangunan. Erosi tersebut sehingga pantai terlindung dari kekuatan
akan bertambah seiring bertambahnya besar dari arah laut. Pantai yang berada di
waktu seperti yang diperlihatkan pada hasil belakang detached breakwater akan lebih
simulasi model kondisi existing. Erosi yang tenang. Hal ini mengakibatkan transpor
cukup besar terjadi pada bagian utara sedimen sepanjang pantai berkurang.
daerah penelitian. Morfologi daerah yang Selain itu non dfracting groin yang dipasang
berbentuk tanjung menyebabkan terjadinya secara seri berfungsi mengurangi hilangnya
pemusatan energi gelombang, tinggi sedimen ke arah hilir. Hal tersebut sesuai
gelombang menjadi lebih tinggi, sehingga dengan pernyataan Triatmodjo (1999)
pukulan atau benturan gelombang menjadi bahwa groin yang dipasang secara seri
lebih besar dan menyebabkan erosi. Pada akan lebih efektif menangkap sedimen yang
bagian selatan daerah penelitian beberapa tertranspor sepanjang pantai. Besarnya nilai
daerah mengalami Sedimentasi. Hal ini dipengaruhi oleh desain skenario yang
disebabkan karena longshore current yang meliputi jenis, letak, ukuran dan jumlah
membawa sedimen dari daerah utara bangunan pelindung yang digunakan.
menuju ke selatan. Perubahan garis pantai Perbedaan nilai tersebut menunjukkan
pada hasil simulasi kondisi existing bahwa dampak yang diberikan bangunan
menunjukkan nilai yang terbesar dibanding pelindung terhadap transpor sedimen

92 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

sepanjang pantai berbeda. Hal tersebut Hanson, H dan Kraus, N.C. 1991.
sesuai dengan filosofi Pope (1997) bahwa GENESIS: Generalized Model For
tidak ada satupun bangunan pantai yang Simulating Shoreline change; Report
1, Technical Reference Manual.
bisa melindungi pantai secara keseluruhan.
Technical Report CERC-89-19.U.S.
Suatu bangunan pantai yang sesuai di Army Engineer Waterways
suatu tempat belum tentu sesuai Experiment Station. Vicksburg, MS.
diterapakan di daerah lain.
Horikawa, K. 1978. Coastal Engeenering
an Introduction to Ocean
Kesimpulan
Engeenering. University of Tokyo
Berdasarkan pengamatan lapangan Press.
dan simulasi model pada kondisi existing Horikawa, K., Editor, 1988, Nearshore
diketahui bahwa pantai Teluk Awur Dynamics and Coastal Processes
mengalami erosi. Perubahan garis pantai theory; Measurement and Predictive
Models, University of Tokyo Press,
terkecil dari tahun 2008- 2018 terjadi pada
Tokyo.
skenario ketiga yaitu penambahan
bangunan pantai dengan http://kompas.com/garis_pantai_yang_maki
n_ dalam. diakses 22 Desember 2008
mengkombinasikan detached breakwater
jam 06:40 WIB.
dan non difracting groin dengan nilai-
54.3157 m, untuk perubahan garis pantai Hutabarat, S dan Evans M.S. 1984.
Pengantar Oseanografi. Universitas
terbesar dari tahun tahun 2008- 2018 terjadi
Indonesia Press. Jakarta. 159 hlm.
pada kondisi existing dengan nilai -93.5942
m. Komar, P. D. 1982. Beach Processes and
Sedimentation, 2nd Edition. Printice
Hall USA. 400 hlm.
Daftar Pustaka
Komar, Paul D. 1976. Beach Processes and
Anonim. 2006. Laporan Status Lingkungan Sedimentasion. Prentice-Hall,Inc,
Hidup Daerah Kabupaten Jepara Englewood Cliffs New Jersey, pp.
2006. Dinas Lingkungan Hidup 240-243.
Pertambangan dan Energi
Kabupaten Jepara. Lobeck, A.K. 1939. Geomorphology an
Introduction to study of Landscapes.
Dahuri, R., Ginting, S., Rais, J. dan Sitepu, McGraw-Hill Book Company Inc. New
M.J. 1996. Pengelolaan Sumber York
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. P.T. Pradnya Ongkosongo, O.S.R dan Suyarso. 1989.
Paramitha, Jakarta. 305 hlm. Pasang Surut. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi LON
Dyer, K.R. 1986. Coastal and Estuarine LIPI. Jakarta.
Sediment Dynamic, 2nd Edition.
Wiley and Sons, Chicchester. Ongkosongo, Otto S.R. 1989. Pasang
England. Surut. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi,
Ehrlich, L.A dan Fred, H.K. 1982. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Brekwater, Jetties and Groins: Design Indonesia. Jakarta
Guide. New york Sea Grant Institute
Albany, New York. Pethick, J. 1984. An Introduction
Geomorphology. Chapman and Hall.
USA. 245 hlm.

93 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai (Hariyadi)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 82 - 94

Poerbandono dan Djunarsjah, E. 2005. USACE (US Army Corps of Engineers).


Survei Hidrografi. Refika Aditama. 2000. Coastal Engeneering Manual.
Bandung. 166 hlm. Washington (SPM, 1984). Pp 143.
Pope, Joan. 1997. Responding to Coastal Webster, Carl D. and B. B. Jana. 2003.
Erosion and Floading Damages. Sustainable Aquaculture: Global
Journal of Coastal Research, Vol 13 Perspective. Routledge. New York
Issue 3, 704-710 p.
Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu
Pranata, Adi Surya P. 2007. Studi Pengaruh Kelautan. Grasindo, Jakarta, 226
Reklamasi Marina Terhadap Abrasi hlm.
Dan Akresi Di Perairan Marina,
Yuwono, N. 1982. Teknik Pantai. Biro
Semarang, Jawa Tengah
Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik
Menggunakan Genesis (Generalized
Sipil Fakultas Teknik UGM,
Model For Simulating Shoreline
Yogjakarta.
Change. Skripsi (Tidak
dipublikasikan). Jurusan Ilmu
Kelautan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. UNDIP. Semarang.
117 hlm
Pratama, Adhi. 2008. Analisa Karakteristik
Gelombang di Perairan Teluk Awur
Jepara. Skripsi (Tidak dipublikasikan).
Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNDIP.
Semarang. 101 hlm
Prawirowardoyo, S. 1996. Meteorologi.
Penerbit ITB, Bandung.
Riyanto, H. 2004. Model Numerik Pasang
Surut di Pantai (Tidak dipublikasikan).
Magister Manajemen Sumberdaya
Air. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Sari Ningsih, Nining dkk. 2002. Oseanografi
Fisis. ITB: Bandung.
Setiyono, H. 1996. Kamus Oseanografi.
Gadjahmada University Press,.
Yogjakarta, 211 hlm
Sorensen, R.M. 2006, Basic Coastal
Engineering, Springer, Pennysylvania.
Suryabrata, S. 1998. Metodologi Penelitian.
PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta
Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai.
Beta offshet. Yogyakarta. 397 hlm.

94 Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal


Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan
Pelindung Pantai (Hariyadi)

Você também pode gostar