Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1 82 94
Hariyadi
Abstrak
Kata Kunci: Perubahan Garis Pantai, CEDAS, NEMOS, GENESIS, Teluk Awur,
Detached Breakwater, Non Difracting Groin
Abstract
Live Environment Mining and Energy Duty Kabupaten Jepara (2006) said
Teluk Awur shore is potential area occurred erosion. Reliable attempted to use
preventing the problem is protecting with making hard struktur, therefore
investigated with modeling shoreline changed use protection structure added
three scenarios. The purpose of this study to known shoreline changed and the
smallest effect in the scenario of protection structure added.
For the efficiency time and price, so that prediction and simulation is done
with using numeric model method with GENESIS (GENEralized model for
SImulating Shoreline change). GENESIS is the one of subprogram in the
NEMOS(Nearshore Evolution MOdeling System) at the CEDAS (Coastal
Engineering Design and Analisys System) software.
Long of the model simulation area is 8720 meters. Model simulation use
three scenarios are Detached Breakwater, Non Diffracting Groin, and Detached
Breakwater and combination of Non Diffracting Groin. and Detached Breakwater.
Shoreline changed can consider based on simulation result is sediment transport
volume, erosion wide, sedimentation and long shoreline changed. Based on
result simulation, shoreline changed in existing condition is the most if compared
with the other scenario with values-93.5942 meters, the smallest values occurred
at the combination scenario from Detached Breakwater and Non Diffracting Groin
with -54.3157 meters. This result give the information that protection structure
required to decrease shoreline changed occur.
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian (sumber: Hasil
Penelitian)
yang mempunyai indeks gelombang pecah sesuai dengan USACE (2002) bahwa
0, 03 dimana kategori gelombang pecah Gelombang yang disebabkan angin akan
tipe spilling adalah o=0,03.(CEM, 2002). menjadi gelombang destruktif bila
Gelombang dengan tipe gelombang pecah gelombang tersebut mempunyai frekuensi
spilling terjadi akibat landainya perairan di lebih kurang 13 - 25 gelombang per menit
Teluk Awur, Jepara. Seharusnya dengan energi yang tinggi.
gelombang dengan tipe ini mempunyai
karakteristik membangun yang biasanya Volume Sedimen Transpor
membuat sedimentasi di daerah yang Volume sedimen transpor net
mempunyai kriteria gelombang seperti ini, merupakan selisih antara transpor sedimen
sebagai contoh adalah Pantai Marina
ke kanan dan ke kiri dalam garis pantai
(Pranata, 2007). setiap satuan waktu dan merupakan nilai
Teluk Awur yang tanjung membuat imbangan sedimen pantai. Nilai transpor
terjadinya refraksi gelombang yang arah sedimen net menentukan kondisi pantai
sinar gelombang terkonsentrasi kearah mengalami erosi dan Sedimentasi. Nilai net
tanjung yang menyebabkan terjadinya transport terbesar pada skenario 1 dan 2
pemusatan energi gelombang. Daerah mempunyai nilai tinggi dibanding dengan
tanjung menurut Ninggsih (2002) skenario 2 dan 3. Hal ini disebabkan karena
merupakan daerah konvergensi sehingga pada skenario 2 dan 3 terdapat detached
tinggi gelombang menjadi lebih besar breakwater yang mememecah gelombang
dibanding daerah teluk, pukulan atau sebelum mencapai garis pantai, sehingga
benturan gelombang di daerah tanjung lebih longshore transport yang diakibatkan oleh
besar dibanding daerah teluk. refraksi gelombang semakin berkurang dan
transport sedimen yang terbawa juga
Waverose dari data gelombang 11 semakin sedikit. Kasus ini berlaku bagi
tahun hasil model NEMOS menunjukkan transport sedimen net, left, dan right karena
bahwa arah datang gelombang dominan perhitungan model NEMOS menggunakan
berasal dari Barat Laut. Dari sini terlihat grid, dimana disetiap grid dihitung transport
bahwa selama 11 tahun, arah datang sedimen net, gross, left dan right. Hal ini
gelombang dominan berasal dari Barat Laut sesuai dengan penyataan Triatmodjo (1999)
yang membentuk sudut dengan garis pantai bahwa breakwater lepas pantai digunakan
Teluk Awur. Gelombang yang membentuk untuk melindungi pantai dari erosi.
sudut lebih dari 5 akan mengakibatkan
terjadinya longshore current dimana arus ini Erosi dan Sedimentasi Pantai
akan membawa sedimen yang teraduk dari Luas pantai yang tererosi dan
perairan dangkal. tersedimentasi. Luas sedimentasi yang
Berdasarkan pernyataan Pertama paling besar terdapat pada skenario 2
(2009) bahwa Frekuensi gelombang Teluk dimana terdapat non difragtion groin yang
Awur Jepara hasil model NEMOS disusun secara seri sehingga dapat
mempunyai frekuensi gelombang sebesar menahan longshore transport sedimen
19 gelombang per menitnya sehingga sepanjang pantai. Hal ini sesuai dengan
termasuk gelombang perusak. Hal ini pernyataan Triatmodjo (2002) bahwa groin
adalah bangunan pelindung pantai yang tetapi nilai erosi tidak terlalu tinggi, hal ini
biasanya dibuat tegak lurus garis pantai dan diakibatkan karena adanya detached
berfungsi untuk menahan transport sedimen breakwater yang memecah gelombang
sepanjang pantai, sehingga bisa sebelum ke pantai dan adanya non
mengurangi erosi yang terjadi. Namun pada difraction groin seri yang berfungsi untuk
skenario 2 juga terjadi erosi yang besar menahan longshore transport sedimen
yang diakibatkan oleh gelombang. Luas sepanjang pantai.
erosi dan sedimentasi yang cukup signifikan
terdapat pada skenario 3 dimana
sedimentasi yang terjadi cukup tinggi akan
Terjadi sedimentasi
Jetty
Gambar 4. Arah Longshore Sedimen sepanjang pantai (Sumber: Hasil Pengolahan Data)
Sedimentasi yang berada di sebelah diketahui dari ukuran butir yang diambil dari
kanan bangunan pantai yang berada di 11 stasiun di lokasi penelitian. Hasil analisis
lokasi penelitian (Gambar 3) menunjukkan sedimen yang diambil dari pantai Teluk
arah transpor sedimen. Karena pantai Awur seperti yang terdapat pada Lampiran
menghadap arah barat, maka hal ini 4, diperoleh nilai mean (nilai tengah)
menandakan bahwa arah gelombang yang diameter ukuran butir (d50) tiap- tiap stasiun
menyebabkan transpor sepanjang pantai pengambilan sampel didapatkan jenis pasir
adalah dari barat laut hingga mendekati sangat kasar. Dari data yang diperoleh dan
arah utara. Hal tersebut sesuai dengan dari pengamatan di lapangan, menunjukkan
Komar (1976) yang menyatakan bahwa ukuran butir yang semakin kecil ke arah
bentuk garis pantai yang disebabkan oleh selatan. Ini menunjukkan bahwa arah
faktor alami dan sedimentasi pada gelombang datang terbesar terjadi dari arah
bangunan pantai bisa dijadikan indikasi barat laut yang mengakibatkan transport
arah transpor sedimen dominan. Arah sedimen dominan terjadi dari arah timur laut
transpor sedimen dominan juga dapat hingga arah utara.
Model NEMOS membagi pantai dengan hasil simulasi pada ketiga skenario.
dalam grid- grid. Pada penelitian ini Hal ini menunjukkan bahwa adanya
digunakan panjang grid ke arah laut dan ke bangunan pelindung akan mengurangi
arah sepanjang pantai sama, yaitu 20 m. besarnya perubahan garis pantai sesuai
Karena panjang pantai kajian 8728 meter, dengan Ehrlich, L.A dan Fred, H.K (1982)
maka terdapat 436 grid sepanjang pantai yang menyatakan bahwa struktur bangunan
yang diteliti. Nilai verifikasi yang terdapat pantai akan melemahkan energi gelombang
pada lampiran 16 menunjukkan bahwa hasil dan mengurangi sedimen yang tertransport.
model bisa diterima kebenarannya.
Besarnya perubahan garis pantai Simulasi pada Skenario pertama
ditunjukkan oleh hasil simulasi model yang (Non Difraction Groin) tidak terjadi kondisi
berupa besarnya transpor sediment (gross, yang sangat signifikan, perubahan garis
net, left dan right transport), luas dan pantai cenderung tetap, hanya terjadi
perubahan panjang garis pantai. Dari ketiga beberapa perubahan yang cukup kecil.
skenario, perubahan terbesar terjadi pada Untuk simulasi pada skenario kedua
kondisi existing, Pada kondisi existing, (detached breakwater) terjadi perubahan
terdapat 1 buah groin dan seawall. Groin yang cukup kecil, akan tetapi perubahan
berfungsi mengurangi laju transpor sedimen garis pantai terkecil terjadi pada skenario
sepanjang pantai. Keberadaan groin akan ketiga (kombinasi detached breakwater dan
menyebabkan sedimentasi di bagian hulu non difracting groin) yang ditunjukkan oleh
dan erosi di bagian hilir. Namun karena nilai gross, net, left dan right . Luas erosi
hanya terdapat satu buah groin ditambah dan Sedimentasi pada skenario ketiga ini
adanya seawall, maka semakin mengurangi juga terkecil. Hal ini dikarenakan
jumlah sedimen yang tertranspor sepanjang keberadaan detached breakwater akan
pantai. Akibatnya erosi yang besar terjadi mengurangi energi gelombang yang datang,
pada bagian hilir bangunan. Erosi tersebut sehingga pantai terlindung dari kekuatan
akan bertambah seiring bertambahnya besar dari arah laut. Pantai yang berada di
waktu seperti yang diperlihatkan pada hasil belakang detached breakwater akan lebih
simulasi model kondisi existing. Erosi yang tenang. Hal ini mengakibatkan transpor
cukup besar terjadi pada bagian utara sedimen sepanjang pantai berkurang.
daerah penelitian. Morfologi daerah yang Selain itu non dfracting groin yang dipasang
berbentuk tanjung menyebabkan terjadinya secara seri berfungsi mengurangi hilangnya
pemusatan energi gelombang, tinggi sedimen ke arah hilir. Hal tersebut sesuai
gelombang menjadi lebih tinggi, sehingga dengan pernyataan Triatmodjo (1999)
pukulan atau benturan gelombang menjadi bahwa groin yang dipasang secara seri
lebih besar dan menyebabkan erosi. Pada akan lebih efektif menangkap sedimen yang
bagian selatan daerah penelitian beberapa tertranspor sepanjang pantai. Besarnya nilai
daerah mengalami Sedimentasi. Hal ini dipengaruhi oleh desain skenario yang
disebabkan karena longshore current yang meliputi jenis, letak, ukuran dan jumlah
membawa sedimen dari daerah utara bangunan pelindung yang digunakan.
menuju ke selatan. Perubahan garis pantai Perbedaan nilai tersebut menunjukkan
pada hasil simulasi kondisi existing bahwa dampak yang diberikan bangunan
menunjukkan nilai yang terbesar dibanding pelindung terhadap transpor sedimen
sepanjang pantai berbeda. Hal tersebut Hanson, H dan Kraus, N.C. 1991.
sesuai dengan filosofi Pope (1997) bahwa GENESIS: Generalized Model For
tidak ada satupun bangunan pantai yang Simulating Shoreline change; Report
1, Technical Reference Manual.
bisa melindungi pantai secara keseluruhan.
Technical Report CERC-89-19.U.S.
Suatu bangunan pantai yang sesuai di Army Engineer Waterways
suatu tempat belum tentu sesuai Experiment Station. Vicksburg, MS.
diterapakan di daerah lain.
Horikawa, K. 1978. Coastal Engeenering
an Introduction to Ocean
Kesimpulan
Engeenering. University of Tokyo
Berdasarkan pengamatan lapangan Press.
dan simulasi model pada kondisi existing Horikawa, K., Editor, 1988, Nearshore
diketahui bahwa pantai Teluk Awur Dynamics and Coastal Processes
mengalami erosi. Perubahan garis pantai theory; Measurement and Predictive
Models, University of Tokyo Press,
terkecil dari tahun 2008- 2018 terjadi pada
Tokyo.
skenario ketiga yaitu penambahan
bangunan pantai dengan http://kompas.com/garis_pantai_yang_maki
n_ dalam. diakses 22 Desember 2008
mengkombinasikan detached breakwater
jam 06:40 WIB.
dan non difracting groin dengan nilai-
54.3157 m, untuk perubahan garis pantai Hutabarat, S dan Evans M.S. 1984.
Pengantar Oseanografi. Universitas
terbesar dari tahun tahun 2008- 2018 terjadi
Indonesia Press. Jakarta. 159 hlm.
pada kondisi existing dengan nilai -93.5942
m. Komar, P. D. 1982. Beach Processes and
Sedimentation, 2nd Edition. Printice
Hall USA. 400 hlm.
Daftar Pustaka
Komar, Paul D. 1976. Beach Processes and
Anonim. 2006. Laporan Status Lingkungan Sedimentasion. Prentice-Hall,Inc,
Hidup Daerah Kabupaten Jepara Englewood Cliffs New Jersey, pp.
2006. Dinas Lingkungan Hidup 240-243.
Pertambangan dan Energi
Kabupaten Jepara. Lobeck, A.K. 1939. Geomorphology an
Introduction to study of Landscapes.
Dahuri, R., Ginting, S., Rais, J. dan Sitepu, McGraw-Hill Book Company Inc. New
M.J. 1996. Pengelolaan Sumber York
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. P.T. Pradnya Ongkosongo, O.S.R dan Suyarso. 1989.
Paramitha, Jakarta. 305 hlm. Pasang Surut. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi LON
Dyer, K.R. 1986. Coastal and Estuarine LIPI. Jakarta.
Sediment Dynamic, 2nd Edition.
Wiley and Sons, Chicchester. Ongkosongo, Otto S.R. 1989. Pasang
England. Surut. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi,
Ehrlich, L.A dan Fred, H.K. 1982. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Brekwater, Jetties and Groins: Design Indonesia. Jakarta
Guide. New york Sea Grant Institute
Albany, New York. Pethick, J. 1984. An Introduction
Geomorphology. Chapman and Hall.
USA. 245 hlm.