Você está na página 1de 3

A. Muh.

Amril (15042014038)

Pengertian ROI (Return On Investment)

Menurut Munawir (1195:89) ROI (Return On Investment) adalah salah satu


bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan
untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor :

A.Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi

B. Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase
dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Menurut Abdullah Faisal (2002:49) ROI ini sering disebut Return On Total Assets
dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya.

Kelebihan dan Kelemahan ROI

Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain:

1.Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan.
ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan
melakukan ekspansi.

2.ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik,
maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.

3.Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan
modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila
perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian mematuhi
sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada.

Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:

1.Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan


prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu
perusahaan dengan perusahaan lain.
2.Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak
dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh
hasil yang memuaskan.

Cara menghitung ROI :

Secara sederhana Return On Investment (ROI) dapat didefinisikan sebagai sebuah


perhitungan yang memungkinkan suatu usaha untuk menentukan jumlah usaha yang
diterima dari penanaman sejumlah modal yang berupa uang atau sumber daya.
Persamaan yang biasa digunakan untuk menghitung laba atas investasi ialah

ROI = (laba atas investasi-investasi awal)/ investasi x (100)

Cara mudah menghitung Return On Investment (ROI):

1.Hal pertama yang harus Anda lakukan ialah memperoleh informasi dasar yang
diperlukan, yaitu laba atas investasi.

2.Selanjutnya ialah Anda harus mengetahui apa saja yang menjadi investasi awal.
Investasi awal diasumsikan meliputi uang yang dibelanjakan dan waktu yang
dihabiskan karyawan.

3.Kini Anda dapat memulai untuk membuat persamaan.

4.Setelah memastikan persamaan tersebut terisi dengan benar, Anda dapat menghitung
ROI.

Sebuah contoh kasus:

Perusahaan A berinvestasi sebesar Rp 500 juta dalam sebuah usaha peluncuran


produk baru. Setelah peluncuran produk itu, perusahaan A menerima jumlah penjualan
sebesar 900 buah. Jumlah dana dari penjualan baru yang mencapai angka Rp 600 juta.

Langkah pertama yaitu menemukan jumlah laba atas investasi yang sebesar Rp 100
juta. Langkah kedua ialah dengan mengetahui jumlah investasi awal Rp 500 juta.
Langkah ketiga yaitu menyusun persamaannya:

laba atas investasi = ((Rp 600 juta - Rp 500 juta)/ Rp 500 juta) x 100 = 20%

Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa, akan
tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan
kepastian dan keyakinan bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang.
Dalam menjalankan bisnis, seorang entrepeneur harus memperhatikan jumlah dana
yang harus diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah margin keuntungan
yang diperoleh dan bagian dari margin keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk
mengembangkan bisnis. Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan margin
keuntungan yang sedikit, maka usaha tersebut akan mengalami kesulitan untuk
berkembang di masa yang akan datang dan bahkan dalam jangka panjang akan
mengalami kegagalan.

Você também pode gostar