Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Latar Belakang
Menurut survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2002/2003, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 307 per 100.000 kelahiran
hidup sedang Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 35 per 1.000 kelahiran
hidup.
Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000
kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44
per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan rutin untuk ibu selama masa kehamilannya
oleh tenaga kesehatan yang kompeten, dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Tenaga kesehatan yang kompeten
memberikan pelayanan antenatal adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan
perawat. Pelayanan antenatal juga merupakan upaya preventif untuk melakukan deteksi dini
kehamilan berisiko sehingga dapat dengan segera dilakukan tindakan yang tepat untuk
mengatasi dan merencanakan serta memperbaiki kehamilan tersebut. Pelayanan antenatal
menurut Depkes tahun 2009 yaitu :
A. Anamnesis
Nama
Usia
Alamat
Pekerjaan Ibu
Lamanya menikah
3. Riwayat haid
Cara persalinan
Identifikasi kehamilan
Kelainan Bawaan
Penyakit Jantung
Reparasi Vagina
Seksio Sesare
Serviks Inkompeten
Operasi non-ginekologi
B. Pemeriksaan fisik
Sebelum memberikan pelayanan, hal pertama yang harus dilakukan adalah meminta
informed consent dari pasien. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik dalam
masalah etik. Informed consent adalah persetujuan sepenuhnya atas dasar informasi
terhadap semua tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien. Persetujuan
diberikan setelah pasien mendapat informasi yang adekuat tentang tujuan dan keperluan
tindakan medis yang akan dilakukan serta risiko yang dapat ditimbulkannya. Pemeriksaan
fisik dilakukan untuk mendapatkan data objektif dari pasien dengan tujuan mendukung
informasi yang didapatkan dari anamnesa. Pemeriksaan yang dilakukan saat kunjungan
antara lain :
1. Keadaan Umum
Tanda-tanda Vital
Pemeriksaan payudara
2. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Tanda-tanda kehamilan
Gerakan janin
Hernia
Edema
Palpasi
Tinggi fundus
Punggung bayi
Presentasi
Auskultasi
C. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan
Hb, MCV
Golongan darah
Gua darah
Antibodid Rubela
HIV/VDRL
Ultrasonografi Rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi
kelainan janin.
Pengelolaan program KIA bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta
mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan ini diutamakan pada
kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua
fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan
Tekanan darah ibu hamil harus di pantau secara rutin, tepat dan benar. Posisi
yang dianjurkan pada saat pemeriksaan tekanan darah adalah posisi tidur
(setengah duduk). Perlu diperhatikan untuk tidak mengukur tekanan darah
secara langsung pada saat ibu hamil datang berkunjung. Hal ini dikarenakan
aktivitas ibu akan mempengaruhi kenaikan tekanan darah sehingga hasilnya
menjadi tidak akurat. Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah
140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema
wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria).
Tumbuhnya janin
Tinggi Fundus Uteri (TFU) merupakan salah satu indikator penting untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan janin. Mengukur TFU bisa
menggunakan jari pada kehamilan kurang dari 22 minggu dan menggunakan
sentimeter 22 minggu.
Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) yang diberikan kepada ibu hamil sangat
bermanfaat untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Program
imunisasi TT sesuai jadwal Imunisasi Tetanus Toxoid dan Lama Perlindungan
yaitu :
9. Tatalaksana kasus
Temu wicara yang dimaksud bukan hanya melibatkan ibu hamil namun suami,
keluarga dan masyarakat. Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap
kunjungan antenatal meliputi :
A. Kesehatan ibu
Setiap ibu jamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV dan segera
dikonseling mengenai risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya.
Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi
penularan vertikal HIV dari ibu ke janin.
I. KB paska persalinan
J. Imunisasi
Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut lengkap apabila
dilakukan oleh tenaga kesehatan, serta memenuhi standar tersebut. Telah ditetapkan bahwa
frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan
waktu pemberian pelayanan sebagai berikut :
Riwayat
kehamilan
Riwayat
kebidanan
Riwayat
kesehatan
Riwayat sosial
Pemeriksaan
kebidanan (luar)
Penangan
Pemberian 90 hari
tablet tambah
darah
Perencanaan
persalinan
Perencanaan
penanganan
komplikasi
b. Perencanaan persalinan.
3. Palpasi abdominal
Bidan dapat mendeteksi setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal
tanda dan gejala pre-eklampsia serta penatalaksanaan dan rujukan yang tepat.
6. Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester III untuk memastikan persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi dan biaya. Sebaiknya bidan
melakukan kunjungan rumah.