Você está na página 1de 6

1.

DEFINISI KEKAMBUHAN
a. Pengertian
Adalah terulangnya tanda-tanda dan gejala gangguan jiwa seperti dulu bahkan

bisa lebih parah (Razali, 1997).


b. Tanda-tanda
Klien menolak minum obat secara teratur
Klien tidak bisa tidur
Klien mulai kelihatan bingung, mondar-mandir
Klien mulai malas makan dan minum
Klien mulai malas tidak mau bekerja atau bergaul
Klien banyak diam dan jarang menjawab pertanyaan
c. Factor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan
Factor penderita
- Tidak mau minum obat
- Kepribadian sebelum sakit
- Keterlibatan keluarga untuk control
Factor lingkungan
- Stress sosial atau kejadian yang mendadak
- Kondisi keluarga dengan emosi yang tinggi
- Factor pengobatan
- Kurangnya pengawasan keluarga
d. Peran serta keluarga
Menurut (Shives, 1998) peran keluarga pada gangguan jiwa meliputi :
Memberikan perhatian dan rasa kasih sayang serta penghargaan sosial kepada

pasien.
Mengawasi kebutuhan pasien dalam minum obat.
- Ketepatan minum obat
- Menjelaskan manfaat minum obat serta akibat jika lupa minum obat
- Beri pujian setelah minum obat
Bantu pasien untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan
Beri kegiatan yang positif untuk mengisi waktu pasien di rumah
Jangan biarkan pasien menyendiri, libatkan pasien dalam kegiatan sehari-hari
Memberi pujian jika pasien melakukan hal yang positif
Jangan mengkritik pasien jika pasien melakukan kesalahan
Menjauhkan pasien dari pengalaman atau keadaan yang menyebabkan

penderita merasa tidak berdaya dan tidak berarti


Membawa pasien control rutin ke pelayanan kesehatan
e. Cara mencegah kekambuhan
Aktifitas teratur dan terjadwal
Perhatikan kegiatan sehari-hari pasien
Jadwalkan kegiatan sehari-hari (menyapu,mengepel, menuci sendiri dll)
Beri pujian jika berhasil
Minum obat teratur sesuai aturan
- Perhatikan dosis, waktu dan cara minum obat
- Dorong pasien untuk minum obat secara mandiri
- Beri pujian jika pasien minum obat secara mandir
Control teratur
Lakukan control secara teratur sebelum obat habis
Dukungan keluarga
- Dukung pasien dalam segala aktifitas positif
- Beri semangat kepada pasien
- Dukung pasien untuk control teratur

f. Alasan pentingnya peran serta keluarga dalam mencegah kekambuhan :


Keluarga adalah tempat individu membina hubungan belajar mengembangkan
keyakinan,sikap dan perilaku
Perawatan kesehatan jiwa bukanlah tempat klien untuk seumur hidup
Factor penyebab kekambuhan utama adalah keluarga yang tidak mengetahui
cara menangani di rumah.
g. Aktivitas yang sesuai dilakukan di rumah :
Terapi kerja, pekerjaan yang tidak membebani pasien
Olahraga, membantu meningkatkan pasien bergaul
Pergaulan, kegiatan sosial, keagamaan, kiliah,kursus, sekolah
(Pedoman asuhan keperawatan jiwa, 2000)
DAFTAR PUSTAKA

Komarudin. 2009. Analisis Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga Dalam Merawat Klien

Isolasi Sosial Dengan Kemampuan Klien Bersosialisai Di Wilayah Kerja

Puskesmas Nangkaan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Tesis. Depok :

Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia. (Tidak dipublikasikan)

Maramis, W.F. (2005). Ilmu kedokteran jiwa. Edisi 9. Surabaya : Airlangga

Razali, M.S dkk. (1997). Healt education and drug counseling for schizophrenia . Vol.4

No.3 .hal 187-189

Shives, LR (1998). Basic concept of psychiatric mental healt nursing. Philadelphia

Stuart, G.W., & Laraia M.T (1998). Principles and practice of psychiatric nursing

(8th ed), St. Louis: Mosby.Suliswati (2005). Konsep dasar keperawatan

kesehatan jiwa. Jakarta : EGC

Tim penyusun buku pedoman asuhan keperawatan jiwa 1. (2000). Keperawatan jiwa :teori

dan tindakan keperawatan. Jakarta. Depkes RI


Lampiran : Materi

PMO atau PENGAWAS MINUM OBAT

Adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi dan mengingatkan pasien untuk
minum obat untuk menjamin seseorang menyelesaikan pengobatan. PMO
sebaiknya adalah seseorang yang dekat dan dipercaya oleh klien sehingga klien
akan menuruti ketika minum obat.

A. Obat-obatan yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa


1. Anti psikotik
Fungsi obat: sebagai penenang, menurunkan aktivitas
motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi:
delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir.
2. Anti depresi
Fungsi obat
- Mengurangi gejala depresi
- Penenang
Efek samping: yaitu meliputi mulut kering, penglihatan kabur,
susah buang air besar.
3. Anti maniak
Manfaat obat
- Mengurangi hiperaktivitas
- Tidak menimbulkan efek sulit tidur
- Mengontrol pola tidur dan perasaan mudah tersinggung
4. Anti cemas
5. Anti insomnia
6. Anti panik
B. 4 Manfaat Obat
1. Membantu istirahat
2. Membantu mengendalikan emosi
3. Membantu mengendalikan perilaku
4. Membantu proses pikir (konsentrasi)
C. Reaksi obat efektif jika:
1. Emosional stabil
2. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
3. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun
4. Perilaku mudah diarahkan
5. Proses berpikir ke arah logika
6. Efek samping obat
7. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi dalam batas
normal
D. Prinsip Lima benar Pemberian Obat
1. Benar Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan


identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung
kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon
secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien
mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat
gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang
lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus
selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2.Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus
diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi
obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa
tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil
dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang
diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak
terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi.


Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantu mengingat nama obat dan kerjanya.

3.Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika


ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep
atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan
dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik
ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau
tabletnya.

4.Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor


yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan
umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik
obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral,
sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

1. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling


banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman.
Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual
atau bukal) seperti tablet ISDN.
2. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti
disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar
usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena
(perset / perinfus).
3. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran
mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
4. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian
rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi
(dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar /
kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek
yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk
oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam
bentuk supositoria.
5. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan.
Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas,
dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal
pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent,
berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya
terapi oksigen.
5. Benar Waktu

Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya


tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang
memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh
kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat
dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat
diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat.

DAFTAR PUSTAKA

- Dharmadi. 2002. Skizoprenia. Diakses pada 12 Agustus 2010 dari


http://www.resep.web.id/kesehatan/mengenal-penyakit-skizofrenia-salah-
satu-gangguan-psikosis-fungsional.htm

- Siswono. 2003. Dinamika keluarga dengan skizoprenia. Diakses pada 12


Agustus 2010 dari http://onlineassociate.net/pdf/angka-kejadian-
skizofrenia-di-indonesia/

- http://nursingbegin.com/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat/

Você também pode gostar