Você está na página 1de 14

Analisa Data

KEMUNGKINAN
No. KELOMPOK DATA MASALAH
PENYEBAB
1. Data Obyektif: a. ketidakadekuatan dukungan Defisiensi
sosial masyarakat kesehatan
a. Jumlah penduduk yang tidak b. kurangnya sumber daya komunitas
memiliki jamban di Desa (pengetahuan, finansial, dan
Rambigundam sebanyak 76 sosial)
KK (29,1%) c. keterbatasan kemauan
b. Jumlah penduduk Desa masyarakat untuk mau
Rambigundam yang BAB di mengakses pelayanan
sungai sebesar 76 KK (100%) kesehatan

Data Subyektif:
Hasil dari wawancara dengan
kader, petugas kesehatan dan
tokoh masyarakat desa
Rambigundam mengatakan
bahwa:
a. Masyarakat Desa
Rambigundam masih banyak
yang BAB di sungai
b. Masyarakat Desa
Rambigundam yang sudah
memiliki jamban terkadang
masih BAB di sungai
c. Masyarakat Desa
Rambigundam sudah
mendapat sosialisasi dari
pihak puskemas mengenai
PHBS terutama mengenai
penggunaan jamban
2. Data Obyektif: - pola penanganan masalah Ketidakefektifan
kesehatan keluarga manajemen
a. Perilaku membuang sampah kesehatan
masyarakat di Desa
Rambigundam terbesar adalah
di bakar sebanyak 130 KK
(49,2%).
b. Jenis penyakit yang paling
banyak diderita oleh warga
Desa Rambigundam pada
Bulan Desember 2016
adalah ISPA ialah sebanyak
78 orang.
c. Berdasarkan hasil observasi
lingkungan Desa
Rambigundam tidak ada TPA
d. Berdasarkan hasil observasi
lingkungan masyarakat Desa
Rambigundam tidak ada
pemanfaatan ulang dari
sampah organik maupun non-
organik

Data Subjektif:
Hasil dari wawancara dengan
kader, petugas kesehatan dan
tokoh masyarakat Desa
Rambigundam mengatakan
bahwa:
a. Masyarakat Desa
Rambigundam tidak memiliki
TPA untuk membuang sampah
b. Desa Rambigundam tidak
memiliki petugas sampah
c. Sebagian besar masyarakat
desa rambipuji memilih
metode membakar sampah
karena mudah dilakukan
3. Data Obyektif: - perubahan fungsi kognitif Ketidakefektifan
- penurunan kemampuan motorik pemeliharaan
a. Terdapat posyandu lansia di - kurangnya sumber daya kesehatan
desa Rambigundam yang (pengetahuan, finansial, dan
diadakan 3x per minggu sosial)
b. Berdasarkan hasil observasi,
kegiatan posyandu lansia
hanya berfokus pada upaya
pengobatan
c. Berdasarkan hasil observasi
Desa Rambigundam sudah ada
kegiatan puskesmas keliling
secara bergantian di setiap
dusunnya
d. Jumlah lansia sakit sebanyak
37 lansia (3,3%)

Data Subyektif
Hasil dari wawancara dengan
kader, petugas kesehatan dan
tokoh masyarakat Desa
Rambigundam mengatakan
bahwa:
a. Keluhan yang sering
dikeluhkan oleh lansia di Desa
Rambigundam adalah linu-
linu dan pusing
b. Penyakit yang paling banyak
dirasakan oleh lansia adalah
darah tinggi, kencing manis,
dan linu-linu pada sendi
c. Belum adanya skrening
kesehatan mengenai cek gula
darah dan kolesterol di Desa
Rambigundam

Prioritas Masalah
Pentingnya Perubahan Penyelesaiaan
penyelesaian positif untuk untuk
masalah penyelesaian peningkatan
di komunitas kualitas hidup
1 : rendah
Diagnosa Keperawatan Total
0 : tidak ada 0 : tidak ada
Komunitas 2 : sedang Skor
1 : rendah 1 : rendah
3 : tinggi
2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi
Defisiensi kesehatan 2 2 2 6
komunitas Desa
Rambigundam untuk
peningkatan
lingkungan sehat
Ketidakefektifan 3 3 3 9
menejemen
pemeliharaan
kesehatan Desa
Rambigundam untuk
peningkatan
Kebersihan Diri
Ketidakefektifan 2 2 1 5
pemeliharaan
kesehatan Desa
Rambigundam dalam
perilaku pemeliharaan
kesehatan usia
pertengahan dan usia
lanjut dalam
menangani penyakit
degenerative
Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember 2016

RENCANA KEGIATAN

Diagnosa Tujuan Rencana Evaluasi


Tujuan Jangka Rencana
Keperawatan Jangka Kegiatan
Pendek Intervensi Kriteria Standar
Komunitas Panjang
Ketidakefektifan Masyarakat Masyarakat akan 1. Pembentukan 1. Membentuk dan Peningkatan Terbebas
manajemen mampu dapat: kemitraan melakukan derajat dari
kesehatan memahami melalui pelatihan kader kesehatan penyakit
a. Mengetahui pemberdayaan dalam skreening,
dan masyarakat menular
konsep dasar TOMA/TOGA P2 ISPA, TB paru,
melakukan Desa
penyakit ISPA, , lintas sektor diare
penanganan TB Paru, penyakit Rambigund
pertama, (sekolah) dan 2. Melakukan am dengan
kulit, diare. kader dalam monitoring
pencegahan, b. Mengetahui cara mengendali
melakukan dan evaluasi
dan penanganan ISPA, kan dan
pencegahan peran kader
mempertahank TB Paru, penyakit dan dalam menurunny
an kodisi sehat kulit, diare, pada penanganan pelaksanaan a jumlah
dari dari anggota keluarga (P2) penyakit P2-ISPA,TB kasus baru
berbagai atau warga lain ISPA, TB paru, paru diare dari
macam yang sakit ISPA, diare. pada Penyakit
penyakit. TB Paru, penyakit 2. Melakukan masyarakat. Infeksi
kulit, diare. promosi 2.1 Melakukan Saluran
c. Meminimalkan kesehatan pendidikan Pernafasan
faktor resiko tentang kesehatan terkait Atas
terjadinya pendeteksian penyakit ISPA, TB (ISPA), TB
penyakit ISPA, dini ISPA, TB paru, diare.
TB Paru, penyakit paru, dan
Paru, penyakit 2.2 Melakukan diare dari
kulit, diare. kulit, diare dan kampanye
d. Mampu semua
difasilitasi oleh kesehatan terkait
mengaplikasikan kelompok
kader dan P2 penyakit ISPA,
Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember 2016

atau TOMA/TOGA TB Paru, penyakit umur bayi,


mendemontrasika dan sekolah. kulit, diare. balita, anak
n dengan 3. Melakukan 3.1 P2 ISPA sekolah,
tersedianya pelatihan melakukan dewasa dan
layanan kesehatan ketrampilan pelatihan kompres lansia.
ISPA, TB Paru, dalam P2 hangat, cuci tangan
penyakit kulit, penyakit ISPA, dengan sabun,
diare di TB Paru, memonitor
komunitas yang penyakit kulit, kebutuhan nutrisi
terhimpun dalam diare. dan cairan, dan
program 4. Memodifikasi terapi
penanganan dan lingkungan, komplementer
pencegahan ISPA, sarana dan untuk ISPA (jeruk
TB Paru, penyakit prasarana nipis dan kecap)
kulit, diare dan masyarakat 3.2 P2 TB Paru
difasilitasi oleh untuk P2 melakukan
kader posyandu penyakit ISPA, pelatihan batuk
TB paru, diare. efektif,
5. Mengaktifkan pembuangan
kerja bakti dan sputum dengan
kegotong baik, pemakaian
royongan APD dan benar,
dalam manajemen OAT.
pembersihan 3.3 P2 Penyakit kulit
dan melakukan melakukan
alur rujukan pelatihan rawat
kepada luka denga cairan
pelayan antiseptik, personal
kesehatan hygine (potong
masyarakat kuku, mandi
Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember 2016

dengan dengan sabun,


pemberdayaan menggunakan
TOMA/TOGA handuk sendiri,
, lintas sektor tatacara
(sekolah) berpakaian),
sebagai sistem penggunaan obat
penggerak dengan benar.
kegiatan 3.4 P2 Diare
masyarakat. melakukan
pelatihan
pembuatan oralit,
cuci tangan dengan
sabun, pemilihan
dan pengelolaan
makanan yang
sehat dan bersih.
4.1 Modifikasi
lingkungan dan
sarana prasarana,
seperti:
a. Penyakit ISPA
dan TB Paru :
mengatur
pencahayaan
atau ventilasi
rumah,
menjaga
kebersihan
rumah,
pembuangan
Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember 2016

sputum yang
baik dan benar,
b. Penyakit
Diare :
menjaga
kebersihan
sumber air
bersih dan air
minum,
menghindari
air minum
yang mentah.
4.1 Melakukan kerja
bakti
membersihkan
lingkungan rumah
dan sekitar setiap
hari jumat, dengan
kegiatan
melancarkan
saluran air,
membersihkan
sungai dan sumber,
menimbun
sampah,
pemanfaatan
tanaman obat
keluarga.
4.2 Membuat alur
rujukan untuk
Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember 2016

pemeriksaan dan
pengobatan
penyakit ISPA, TB
Paru, diare dengan
memperdayakan
pihak desa.
Defisiensi Masyarakat Masyarakat akan 1. Pembentukan 1. Membentuk struktur Peningkatan Terbebas
kesehatan mampu dapat: kemitraan organisasi pengawas derajat dari
komunitas memahami melalui MCK umum dan kesehatan penyakit
a. Mengetahui pemberdayaan melakukan
dan masyarakat akibat
fungsi MCK TOMA/TOGA musyawarah
melakukan Desa buruknya
umum , lintas sektor bersama TOMA dan
penanganan b. Termotivasi untuk Rambigund kesehatan
pertama, dan kader TOGA untuk am dengan lingkungan
menggunakan dalam pemenuhan
pencegahan, MCK umum pengaktifan
melakukan lingkungan sehat di
dengan c. Memelihara MCK
upaya masyarakat.
mempertahank kebersihan dan pemeliharaan 2. Melakukan umum.
an kondisi kenyamanan MCK umum. monitoring dan
lingkungan adanya MCK evaluasi peran
dari berbagai umum 2. Melakukan pengawas
macam d. Mengaplikasikan promosi MCKumum dalam
penyakit. penggunaan kesehatan pelaksanaan
MCK umum tentang efek peningkatan
buruk kesehatan
melakukan lingkungan
MCK di sungai 3. Melakukan
3. Memodifikasi pendidikan
lingkungan, kesehatan terkait
sarana dan efek buruk
prasarana guna melakukan MCK di
Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember 2016

perawatan sungai.
adanya MCK 4. Melakukan
umum kampanye
kesehatan terkait
MCK umum.
5. Mengaktifkan kerja
bakti dan kegotong
royongan dalam
perawatan MCK
umum
6. Bekerjasama
dengan pihak desa
terkait
pengoptimalan
sarana dan
prasarana MCK
umum
7. Bekerjasama
dengan
TOGA/TOMA
untuk
mengkoordinir
warga untuk
melakukan
pembersihan dan
perbaikan sarana
dan prasarana MCK
umum (sumber air,
kebersihan MCK)
8. Bekerjasama
Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember 2016

dengan
TOMA/TOGA
untuk membuat dan
mengaktifkan
jadwal perawatan
MCK umum.
9. Bekerjasama
dengan
TOGA/TOMA
dalam
menggerakkan
kesadaran warga
untuk membuat
iuran dana terkait
keberlangsungan
sarana dan
prasarana MCK
10. Bekerjasama
dengan dinas terkait
untuk penyediaan
anggaran desa
dalam perawatan
MCK umum.
Ketidakefektifan Masyarakat Masyarakat akan 1. Pembentukan 1. Membentuk dan Peningkatan Sesuai
pemeliharaan mampu dapat: kemitraan melakukan derajat dengan
kesehatan Desa melakukan melalui pelatihan kader kesehatan angka
a. Mengetahui pemberdayaan dalam skreening,
Rambigundam peningkatan masyarakat kunjungan
konsep dasar kader degenerative
dalam perilaku dan Desa lansia ke
penyakit posyandu 2. Melakukan
pemeliharaan mempertahank degeneratif Rambigund posyandu,
kesehatan usia an kodisi sehat b. Mengetahui cara lansia, monitoring dan am dengan standart
Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember 2016

pertengahan dan penanganan TOMA/TOGA evaluasi peran kader mengendali pelayanan


usia lanjut penyakit , lintas sektor dalam pelaksanaan kan dan minimal
dalam degeneratif dalam pencegahan dan menurunny yaitu
menangani c. Meminimalkan melakukan penanganan a jumlah sebesar
penyakit faktor resiko pencegahan penyakit degeneratif kasus baru 40%
degeneratif terjadinya dan 3. Melakukan dari
penyakit penanganan pendidikan Penyakit
degeneratif degeneratif. kesehatan terkait
degeneratif
d. Mampu 2. Melakukan penyakit degeneratif
pada
mengaplikasikan promosi 5. Melakukan
layanan kesehatan demonstrasi kelompok
kesehatan di tentang kesehatan terkait lansia.
komunitas. pencegahan degeneratif
dan 6. P2 Hipertensi
penanganan melakukan
penyakit pelatihan senam anti
degeneratif. hipertensi, pelatihan
3. Melakukan pemberdayaan
pelatihan kader dalam
ketrampilan melakukan
dalam pengukuran tekanan
pencegahan darah, terapi
dan komplementer
penanganan 7. Modifikasi
penyakit lingkungan dan
degenerative. sarana prasarana,
4. Memodifikasi seperti: penyakit
lingkungan, hipertensi:
sarana dan penyediaan alat
prasarana pengukuran tekanan
Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember 2016

masyarakat darah.
untuk P2
penyakit
degeneratif

Você também pode gostar