Você está na página 1de 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2008, WHO memperkirakan bahwa hampir 800 wanita meninggal
setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu penyebab
utamanya adalah perdarahan postpartum. Insidensi perdarahan postpartum pada
Negara maju sekitar 25% dari persalinan, sedangkan pada negara berkembang bisa
mencapai 60% dari persalinan dan menjadi masalah utama dalam kematian ibu.
Penyebabnya 50% perdarahan postpartum disebabkan karena atonia uteri setelah
persalinan kalatiga (Koh, et al, 2009)
Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor utama kematian
ibu melahirkan adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan Infeksi (11%).
Anemia dan Kekurangan Energy Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab
utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor utama kematian ibu.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 di Indonesia Angka Kematian
Ibu (AKI) tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran hidup dan rata-rata kematian ini
jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. Dalam
hal ini, fakta lonjaknya kematian ini tentu sangat memalukan pemerintahan yang
sebelumnya bertekad dalam menurunkan AKI hingga 108 per 100 ribu pada 2015
sesuai dengan target MDGs.
Ibu bersalin merupakan seorang yang sedang berjuang, bila karena suatu hal
tidak bisa ditangani, maka si ibu bisa meninggal selama proses persalinan
berlangsung. Lebih dari separuh jumlah kematian ibu terjadi dalam waktu 24 jam
setelah melahirkan, sebagian besar karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
Perdarahan hebat adalah penyebab yang paling utama dari kematian ibu di
seluruh dunia. Walaupun seorang perempuan dapat bertahan hidup setelah mengalami
perdarahan postpartum, namun akan menderita akibat kekurangan darah yang berat
(anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (Yanti,
2010, hal. 211).
Perdarahan postpartum masih menjadi salah satu dari tiga penyebab utama
kematian ibu secara global. Meskipun mayoritas (99% ) kematian dilaporkan terjadi
di negara berkembang, Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan
postpartum dini (50%), danmerupakan alasan paling sering untuk melakukan
histerektomi postpartum (Myles, 2009, hal. 495).
Peran dan tanggung jawab perawat dan bidan dalam masa nifas adalah
memberikan perawatan dan dukungan sesuai kebutuhan ibu, melalui kemitraan
dengan ibu dan dengan cara mengkaji kebutuhan, menentukan diagnosa dan
kebutuhan, merencanakan asuhan, melaksanakan asuhan, mengevaluasi bersama
pasien dan membuat rencana tindak lanjut (Bahiyatun, 2008).

Bahiyatun. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Kementerian Kesehatan RI, 2010. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-
2014. Jakarta.

Yanti, (2010) Buku Ajar Kebidanan Persalinan.Yogyakarta : Pustaka Rihama.


Myles (2009). Buku Ajar Bidan, Cetakan 1, EGC, Jakarta

Você também pode gostar