Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Dimana:
Vi = kecepatan rata-rata penampang besar (m/s)
Q
=
4. d 2
1
Q = laju aliran melalui pipa (m3/s)
d = diameter pipa = inch
fsc = faktor sudden contruction
Dimana:
H = merupakan perbedaan antara H1 saluran S4 dan H1 saluran S5
d1 = 3/8 inch
d2 = inch
fse = faktor sudden enlargement
5. Untuk mendapatkan nilai praktikum
Kita perlu mengolah data dari analisa data asli dari praktikum dari hasil
pengolahan data tersebut kita bisa mendapatkan nilai yang selanjutnya
dibuat ke dalam grafik
Gambar perangkat percobaan:
Keterangan gambar:
A: flow meter (untuk mengetahui debit aliran secara langsung)
B: rota meter (untuk mengetahui volume rata-rata aliran yang melaluinya)
C: venturi meter (untuk mengukur laju aliran di dalam pipa)
D: manometer (untuk mengukur banyaknya debit dalam hal ini aliran tak
2
mampu mampat)
E: katup (untuk mengatur bkaan air yang akan dilalui pipa)
S: saluran (sebagai tempat saluran)
Percobaan 1
1.1 Menentukan faktor gesek dalam pipa
1. Buka katup (K3) dan saluran (S1) sejajr dengan sumbu pipa
2. Buka katup utama 15o biarkan 3 menit untuk menunggu keadaan
stabil
3. Pastikan letak tinggi kedudukan manometer pengukur V weir
4. Pengukuran (melakukan pekerjaan ini bersamaan):
a. Tiap perubahan bukaan katup utama lakukan pengukuran debit
aliran dan mulai melihat (dengan menekan tombol stopwatch) dan
akhiri pada digit yang dapat dibaca (tekan tombol stopwatch).
Ulangi 4 kali pengamatan pada bukaan katup catat semua data.
b. Catat beda tinggi air raksa (D/AN-1) ulangi jika terjadi perubahan
c. Catat tinggi air pada V weir (E)
d. Sesudah semua dilakukan tutup katup utama disusul katup yang
lainnya.
3
Percobaan 2
2.1 Menentukan sudden construction
1. Biarkan katup (K1 dan K2) tetap terbuka dan buka saluran (S4)
2. Buka katup utama 1500 biarkan 3 menit untuk menunggu keadaan
stabil
3. Sesudah semua dicatat (seperti 1.1 nomor 4)
4. Tutup (S2) dan buka (S3) ulangi percobaan seperti langkah nomor 2
5. Ulangi hingga katup utama penuh.
Percobaan 3
3.1 Menentukan sudden enlargement
1. Membuka katup (K1) dan (K2) tetap terbuka dan buka saluran (3.4)
2. Buka katup utama 150 biarkan 3 menit untuk menunggu keadaan
stabil
3. Sesudah semua dicatat (seperti 1.1 nomor 4)
4. Tutup (S4) dan buka (S5) ulangi percobaan seperti langkah nomor 2
5. Ulangi hingga katup utama penuh.
Percobaan 4
2.2 Menentukan gesekan katup
1. Biarkan katup utama dan (K1) tetap terbuka (seperti langkah nomor 2)
dan buka saluran (S4)
2. Buka katup (K2)+1/6 biarkan 3 menit untuk menunggu keadaan
stabil
3. Sesudah semua dicatat (seperti 1.1 nomor 4)
4. Lakukan pengulangan hingga (K2)terbuka penuh
5. Buka saluran (S6) dan ulangi percobaan dari langkah 1 dimulai dari
katup (K2)
Debit Aliran
Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing-
masing pipa eksperimen.
V
Q= Dimana : Q : debit aliran air (m3/s)
t
4
A : luas penampang (m2)
V : volume fluida (m3)
Head Tekanan
Adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi
tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi
isap. Head tekanan dapat dinyatakan dengan rumus:
P Pd Ps
= =
y y y
Dimana :
P
y = head tekanan
Pd
= head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi kanan
y
Ps
= head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap
y
Head Kecepatan
Adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada saluran tekan dengan
head kecepatan zat cair pada saluran isap. Dinyatakan dalam rumus:
2 2
Vd Vs
hk= .
2g 2g
Dimana:
hk : head kecepatan
Vd 2
2g : kecepatan zat cair pada saluran tekan
2
Vs
2g : kecepatan zat cair pada saluran isap
G : gravitasi
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
Pada gambar dapat dilihat, karena aliran steady maka tiap partikel akan
bergerak tekanan tanpa kecepatan (n=0). Jadi penjumlahan gaya-gaya pada
arah x harus sama dengann 0.
P1=( .r )P ( .r )(2 .r )=0
atau
2 2
2
( P1 P2 ) . r
2L
dv P1P2
M
dr
=
2( )
Karena (P1- P2)/2 bukan fungsi r maka:
P1P2 t
J Vmax d x = r . dr
2 ML 0
( P1 P2 ) r 2
4 ML
( P1 P 2 ) r 2
V V max 4 ML
Tetapi (P1- P2)/J merupakan drop energy atau kehilangan head hi dengan
menyamakan persamaan i/j didapat:
7
J r ( P 1P2 )
J= . atau
JL J
J .h.L
= r
2L
Maka dari persamaan diatas kita dapatkan (P1- P2)/J= h.L maka,
( P1P2 ) .ro2 h . L . J 2 h . L . J 2
V c =V max = = . ro = .P
4 ML 4L 16 L
Kemudian dicari ekspresi kehilangan head pada suatu pipa untuk aliran linier
tetapi inkompresibel dari gambar dapat diekpresikan:
v
V ( 2 . r . dr )
Q Vd 0
V ratarata =V = = =
A dA . ro2
ro
2 ( P1P2 )
2 ( ro2r 2 ) . r . dr
. ro ( 4 ML ) 0
( P1P2 ) . ro2
V ratarata =V =
8 ML
B. Aliran Turbulent
Aliran turbulent merupakan suatu aliran fluida dimana partikel-partikel
fluida saling berpotongan antara satu dengan yang lainnya dan mempunyai
besar serta arah yang bervariasi.
Partikel-partikel fluida bergerak secara random keseluruh arah. Tegangan
geser aliran turbulent dapat ditulis sebagai berikut:
dv
=( M +V ) .
dy
8
Sedangkan tegangan geser pada dinding mempunyai eksparsi sama dengan
aliran linier Jpro 2/8 distribusi kecepatan untuk aliran turbulent dalam pipa:
V =V max 5,75
o
p
log .
ro
ror
3
V =V max .25 0 =V max 1,33V F
2 p
V 1
=
V max 1+1,33 V r
Dimana:
V : kecepatan rata-rata
D : diameter pipa
: viscositas kinematis
p : kerapatan (density) (slug/ft3)(lbsc2/h3)
: visositas absolute (lb.sec/fe2)
r0 : jari-jari pipa
Mencari hubungan antara friction faktor dengan angka Re. factor gesekan
(f) dapat dicari matematis untuk aliran linier, tetapi tidak untuk aliran turbulent.
Penganut kekasaran relative pipa (ratio ukuran ketidaksamaan permukaan
dengan diameter dalam pipa) terhadap harga f.
1. Harga f= 64/Re dengan Re < 2300
Untuk aliran linier dalam pipa untuk semua fluida
2. Untuk aliran turbulent
0,3164
f = 0,25
Harga dengan Re > 2300
9
2.2 Kerugian-Kerugian Laju Aliran Fluida
Hal ini diakibatkan karena adanya gesekan-gesekan yang meliputi:
a. Hubungan Perlengkapan-Perlengkapan Pipa/Alat
Jika r > 0,95 maka Y = A+BH
Jika r > 0,95 maka Y = A+BH+CH2+DH3
Dimana : H: Hi(m)
= beda tekanan pipa input dan output dari jenis pipa yang diamati
b. Mayor Losses
Merupakan suatu kerugian aliran fluida yang disebabkan oleh adanya
gesekan antara fluida dengan salurannya. Angka reynold pada pipa:
Vd
Re =
dimana V: kecepatan rata-rata (m/s)
Q
2
d
4
d : diameter pipa
: viscositas absolute (NS/m2)
: kecepatan massa fluida (kg/m3)
Faktor kerugian gesekan :
1. Untuk Re < 2300 > 64/Re
2. Untuk Re >2300
H=H i=f |L
12.i .dr
(Y 2)|
Dimana : Hi harus dari meter air raksa menjadi meter kolom air
L : panjang pipa(m)
f : factor kerugian gesekan
Y : Q : laju aliran (m3/s)
c. Minor Losses
Merupakan suatu kerugian aliran fluida yang disebabkan oleh perubahan
bentuk (sudden expotion) dan yang disebabkan oleh konstruksi (sudden
contruction) misal: perubahan penampang dari kecil ke besar atau sebaliknya
10
adanya katup, saringan, belokang dan sebagainya. Faktor kerugian gesekan
dalam pipa:
[ ][ ]
2
L V
H=f .
D 2g
H=f sc | |
V2
2g
Dimana :
Vi : kecepatan rata-rata penampang besar (m/s)
Q
2
d
4
11
2.5 Sudden Enlargement
Sudden enlargement merupakan perubahan dari penmapang kecil ke
penampang besar. Dalam percobaan ini pengamatan dilakukan pada saluran S 4
dan saluran S5. Factor sudden contruction dapat dicari dengan persamaan:
H=f
| |
2
(V 1V 2)
se
2g
Dimana:
H = merupakan perbedaan antara H1 saluran S4 dan H1 saluran S5
d1 = 3/8 inch
d2 = inch
fse = faktor sudden enlargement
2.6 Gesekan Katup
Dalam percobaan ini pengamatan dilakukan pada saluran S2 dan saluran
S6. Faktor gesekan dalam katup dapat ditentukan dai persamaan sebagai
berikut:
V2
H=f v ( ) 2g
Dimana :
H : perbedaan antara H1 saluran S2 dan H1 saluran S6
d : 3/8 inch
fv : faktor gesekan dalam katup
12
a. Sifat-sifatnya:
1. Jika B dan a di invers maka B=C
2. Jika A dan B berordo sama dan mempunyai invvers maka,
AB mempunyai invers
AB-1=A-1.B-1
3. Jika A mempunyai invers maka
A-1 mempunyai invers dan (A-1)-1 = A
An mempunyai invers dan (An) 1 = (A-1)n:n = 0,1
Vk2R dan k0 maka Ka mempunyai invers dan (Ka)-1=1/K . A-1
b. Pemakaian invers matrik pada pemakaian sistem polimer berikan sistem
persamaan linier dengan variable dan n persamaan sebagai berikut:
a11 x 1+ a12 x 2 ++ a1 n x n=b 1
a21 x 1 +a 22 x2 + + a2 n xn =b2
an 1 x1 +a n 2 x 2+ +a nn x n=b n
( )( )( )
a21 a22 a 2n x 2 b 2
a n1 an 2 ann x n b n
A x
13
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
14
15
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Hasil Percobaan
Perbandingan flowmeter
No Qmeter air (m3/s) hventury(meter) Hweir(meter)
1. . 1 lt/31 0,5 2,3
2. 1 lt/44 2,4 3,3
3. 1 lt/36 6,1 3,5
4. 1 lt/34 6,5 3,6
5. 1 lt/32 6,9 3,7
6. 1 lt/32 7,8 4,8
16
Head losses pada pipa PVC Aw 3/4
No Qmeter air (m3/s) P1 P2
1. 2.13 2,2 0
2. 2.32 0,9 0
3. 2.28 0,5 0
4. 2.26 0,3 0
5. 2.25 0,2 0
6. 2.24 0,1 0
17
Jika diameter dalam pipa D = 9,52 m = 0,00352 m
Luas penmapang A = 7,11 x 10-5m2
Panjang pipa L = 1,88m
Viscositas kinematis V = 0,897 m2/s
Angka Reynold Re D = V P/v
f = 2ghD/LV2
18
Jika diameter dalam pipa D = 19,1 mn = 0,00191 m
Luas penmapang A = 12,86 x 10-9m2
Panjang pipa L = 1,88m
Viscositas kinematis V = 0,897 m2/s
Angka Reynold Ro D = V D/v
f = 2 ghd/LV2
b) Sudden Enlargement
19
1. 144,663 0 0 1,54
2. 198,034 0 0 2,1
3. 269,663 0,2 2,7x10-7 2,86
4. 327,247 0,3 2,8x10-7 3,48
5. 425,562 0,6 3,3x10-7 4,5
6. 325,843 0,75 7,02x10-7 3,5
4.3 Grafik
20
4.4 Pembahasan
1. Hubungan antara alat ukur keseksamaanya
21
Penggunaan alat ukur sangat menentukan hasil pengukuran, semakin
tinggi keakuratan alat ukur yang digunakan maka ketelitian yang
dihasilkan akan lebih optimal.
2. Hubungan antara angka Reynold dan faktor gesekan yaitu jika semakin
besar Re maka f semakin kecil maka aliran turbulent
f = 0,8976/Re0,25
Jika semakin Re maka F semakin besar Re < 2300 maka aliran linier
3. Perbandingan perubahan penampang yang makin kecil akan menyebabkan
nilai sudden construction makin kecil, demikian pula sebaliknya.
4. Perbandingan perubahan penampang yang makin kecil maka akan
menyebabkan nilai sudden enlargement makin besar demikian pula
sebaliknya.
5. Semakin besar angka Reynold hambatan katup akan semakin kecil.
Semakin kecil angka Reynold semakin kecil kecepatan dan nilai
hambatan pada katup semakin besar.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
22
Dalam aliran linier partikel-partikel fluidanya beserta di sepanjang lintasan
lurus, sejajar dalam lapisan-lapisan aliran linier diatur oleh haluan yang
menghubungkan tegangan geser ke laju perubahan bentuk.
Dalam aliran turbulent partikel-partikel bergerak secara simpangan ke
semua arah tidak mungkin menjajaki gerakan sebuah partikel secara
tersendiri.
Semakin tinggi laju aliran maka faktor gesekannya semakin kecil.
5.2. SARAN
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa seharusnya:
- Untuk mendapatkan data yang akurat, lakukan analisa data yang akurat
sesuai rumus yang digunakan ataupun yang diterapkan.
- Lakukan prosedur percobaan dengan seksama dan menurut prosedur yang
dianjurkan dan menurut buku panduan yang telah diberikan.
23