ANALISA KASUS KEGAWAT DARURATAN

Tn. S datang ke IGD pada tanggal 12 Mei 2017 pada pukul 08.00 WIB. Keluarga
klien mengatakan Tn. S dirujuk dri RS Rangkas Bitung yang sudah di rawat 7 hari dengan
diagnosa medis tumor paru dengan efusi pleura. Keluhan utama saat dikaji klien
mengatakan sesak nafas yang tidak tertahankan dan nyeri pada bagian dada sebelah kanan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD : 130/70 mmHg, N : 105 x/mnt, RR : 40x/mnt S :
36,4oC, SaO2 : 91%, GCS : 15, riwayat alergi obat-obatan, makanan disangkal. Dari hasil
pemeriksaan TRIAGE klien masuk pada kegawatan urgent/ darurat dengan kategori
menurut ATS berada pada ATS 3 dengan memiliki tanda-tanda batuk disertai nyeri dada
dan sesak, sesak nafas dengan riwayat tumor paru, sesak nafas dengan saturasi O2 90-
95%, nyeri sengan sampai berat, dan maximum waktu tunggu 30 menit sehingga masuk
pasa kategori ATS skala 3.

Penangan pertama setelah dilakukan TRIAGE klien masuk ke ruang observasi

untuk melihat keadaan klien lebih lanjut. Perawat melakukan pemeriksaan fisik klien, dari
hasil pemeriksaan fisik, pengembangan dada tidak simetris, getaran taktil fremitus tidak
simetris, perkusi dulnes pada isc pertama hingga ics 4 paru kanan. Pergelangan kaki dan
tangan tampak bengkak dan terdapat piting edema derajat II dengan kedalaman 5 mm
kembali dalam waktu 5 detik, klien tampak sesak dengan nafas tersengal sengal, TD :
140/80 mmHg, N : 99 x/mnt, RR : 36 x/mnt S : 36,4oC, SaO2 : 89 %.

Dari hasil MRI klien di RS sebelumnya, keluarga dijelaskan oleh dokter bahwa
klien sesak diakibatkan karena terdapat tumor dan cairan di parunya, agar mengetahui
cairan apa yang terdapat pada paru-paru harus dilakukan fungsi yaitu pengeluaran caira
pada paru-paru, setelah dilakukan penjelasan dan perawat mendapingi keluarga klien untuk
menandatangi inform consent yang telah disetujui dan dijelaskan oleh dokter dan perawat,
klien dipindahkan ke ruang tindakan untuk dilakukan fungsi.

Tindakan pertama yang dilakukan adalah memasang infus sekaligus pengambilan

darah untuk pemeriksaan analisa gas darah, DPL, PT APTT. Barulah dilakukan
pemeriksaan fungsi, perawat menjadi asistensi dokter dengan menyiapkan alat, dan
mempersiapkan posisi klien. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dada ulang untuk
menentukan area penusukan, setelah itu melakukan desinfesi pada sekitar area titik
penusukan. Penusukan dititikan pada sekitar ICS 4 dan dokter melakukan menusukan obat
lidocain 2 ml sebanyak 2 ampul, lalu mengaspirasi spuit mengetahui apakah posisi
penusukan tepat atau tidak. Setelah dirasa penusukan yang dilakukan tepat dokter
menusukan abocat no 12 dan menyambungkannya pada selang infus yang telah digunting
bagian penusukan untuk menusuk botol infus. Pengeluaran dilakukan sebanyak 1500 cc,
observasi dilakukan dengan menggunakan oximetry SaO2 86% dan nadi 156 x/mnt. Klien
mengatakan nyeri, dokter mengintruksikan untuk mendrip tramadol 1 ampul kedalam nacl
500 cc.

Pengeluaran dilakukan sebanyak 1500 cc ditambah pengeluaran untuk pemeriksaan

sehingga total pengeluaran cairan paru sebanyak 1800 cmm. Perawat melakukan
pemeriksaan TD : 180/100 mmHg Nasi 110x/mnt. Klien tampak sesak dan sesekali batuk,
perawat menganjurkan untuk mengontrol nafas setelah dilakukan fungsi dengan
mengajarkan teknik nafas dalam secara teratur dan memberi posisi nyaman untuk klien.
Setelah dilakukan fungsi klien direncanakan untuk melakukan pemeriksaan rongsen. Klien
akan dipindahkan untuk di rawat dan dikonsulkan untuk pemasangan WSD.