Você está na página 1de 15

o

o
o
o
o

Apa itu Kondisi Gawat Darurat Anak: Gejala,


Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati
Apa itu Kondisi Gawat Darurat Anak?
Gawat darurat anak adalah kondisi serius yang dapat membahayakan nyawa bayi, anak,
remaja, atau anak muda, sehingga harus segera ditangani. Gawat darurat anak dapat
disebabkan oleh penyakit atau cedera tertentu, atau karena menelan benda asing atau racun.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa anak memiliki kebutuhan khusus, terutama saat
mereka membutuhkan pertolongan medis darurat. Orang pertama yang mengetahui bahwa
anak membutuhkan pertolongan medis darurat harus memberikan pertolongan pertama
sembari menunggu kedatangan paramedis. Oleh karena itu, orang dewasa yang tinggal
bersama anak di rumah harus mengetahui tindakan pertolongan pertama dasar dan ciri-ciri
keadaan darurat anak.

Paramedis dan [Unit Gawat Darurat UGD rumah sakit harus memiliki sarana prasarana yang
lengkap untuk menangani kasus ini. Hal ini berarti mereka harus memiliki staf, dokter, dan
peralatan kesehatan yang sesuai untuk anak.]

Penyebab Kondisi Gawat Darurat Anak


Kondisi gawat darurat anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang paling umum
adalah penyakit yang akut, seperti demam tinggi yang tak kunjung hilang, kesulitan bernapas,
infeksi yang parah, kejang, dehidrasi, dan reaksi alergi yang parah. Cedera yang parah, seperti
patah tulang, luka bakar, cedera pada kepala, dan trauma parah pada tubuh yang terjadi akibat
terjatuh atau kecelakaan lalu lintas juga dikategorikan sebagai kondisi gawat darurat anak.

Demam tinggi yang tak kunjung berhenti - Demam biasanya terjadi sebagai gejala
dari penyakit lain. Pada sebagian besar kasus, demam tidak terlalu membahayakan. Namun,
apabila mencapai suhu 40C, demam anak dapat menyebabkan kejang, sehingga harus segera
ditangani. Demam juga dapat menandai adanya infeksi yang dapat membahayakan nyawa.
Kesulitan bernapas - Apabila anak mengalami kesulitan bernapas atau tidak bernapas,
maka kondisi ini dianggap sebagai gawat darurat anak. Orang pertama yang menolong anak,
pernah menjalani pelatihan medis atau tidak, harus memeriksa apakah ada hal yang
menghalangi pernapasan anak dan melakukan tindakan pertolongan pertama untuk membantu
anak bernapas.
Kejang atau konvulsi - Kejang atau konvulsi dapat disebabkan oleh demam tinggi atau
penyakit lainnya, seperti epilepsi. Orang tua atau wali dari anak yang memiliki penyakit yang
dapat menyebabkan kejang harus mengetahui cara untuk segera memberikan pertolongan saat
anak kejang.
Walaupun cedera ringan seperti sayatan, gigitan hewan, dan keseleo bisa saja tidak
membahayakan nyawa anak, namun cedera tersebut juga termasuk kondisi gawat darurat anak
karena dapat berubah menjadi serius secara cepat.
Sindrom Kematian Bayi Mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS) juga merupakan
kondisi gawat darurat anak, namun berbeda dari jenis kondisi gawat darurat anak lainnya,
penyebabnya tidak diketahui. Bahkan autopsi tidak dapat menemukan penyebab SIDS. Cara
terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah mengurangi risiko, seperti tidur bersama dengan
orang tua, menggunakan tempat tidur bayi yang lembut, dan tidak merokok atau mengonsumsi
zat yang berbahaya selama kehamilan.

Gejala Utama Kondisi Gawat Darurat Anak


Gejala utama yang dialami anak akan bergantung pada penyebab kondisi gawat darurat.
Namun, kebanyakan gejala yang dialami meliputi kesulitan bernapas, demam tinggi yang
parah, kejang atau konvulsi, dan kehilangan banyak darah akibat cedera.

Apabila anak terlibat dalam kecelakaan yang parah atau mengalami cedera pada kepala, harus
diingat bahwa langsung memindahkan anak kemungkinan akan malah lebih membahayakan
nyawanya. Anak dapat menunjukkan berbagai gejala, namun asalkan ia masih bernapas,
langkah terbaik adalah menunggu paramedis yang terlatih untuk menolong anak.

Siapa yang Harus Ditemui & Jenis Pengobatan yang Tersedia


Orang pertama yang menolong anak hanya boleh memberikan pertolongan medis apabila
mereka telah menjalani pelatihan medis, oleh karena itu orang tua dan wali anak harus sudah
terlatih dalam memberikan pertolongan pertama. Apabila tidak, alternatif terbaik selanjutnya
adalah menghubungi paramedis.

Apabila Anda belum pernah menjalani pelatihan medis namun sedang menghadapi kondisi
gawat darurat anak, Anda harus melakukan hal-hal berikut:

1. Tetap tenang dan bernapas dengan normal


2. Periksa apakah Anda sedang dalam bahaya besar
3. Coba nilai situasi Anda sehingga Anda dapat menjelaskannya melalui telepon apabila
dibutuhkan
4. Periksa apakah ada hal yang menyebabkan anak tidak dapat bernapas
5. Hubungi layanan paramedis untuk mendapatkan panduan selanjutnya
Harap dipahami bahwa tidak semua dokter telah terlatih untuk menangani kondisi gawat
darurat anak. Dokter Gawat Darurat Anak adalah dokter yang terbaik untuk menangani situasi
seperti ini. Pertama, dokter akan menilai situasi anak dengan menggunakan Segitiga Penilaian
Pediatri (Paediatric Assessment Triangle/PAT). Pada beberapa kasus, cedera yang paling
serius bukanlah yang paling terlihat, sehinga dokter harus melakukan penilaian sistematis
menggunakan pendekatan PAT.
PAT menggunakan fitur utama dari penilaian kardiopulmonari (jantung dan paru-paru) anak
secara keseluruhan, yaitu penampilan, upaya untuk bernapas, dan peredaran ke kulit. Hal ini
dilakukan dengan observasi langsung tanpa bantuan alat seperti stetoskop, pengukur tekanan
darah, oksimeter denyut, dll.

Saat melakukan penilaian kondisi gawat darurat anak, penampilan adalah parameter yang
paling penting untuk menilai penyakit atau cedera. Faktor spesifik yang akan dicari dan dinilai
oleh dokter adalah Tone, Interactibility, Consolability, Look/Gaze, dan Speech/Cry.
Walaupun Anda belum pernah menjalani pelatihan medis, mengetahui faktor-faktor berikut
dapat membantu Anda menjelaskan situasi anak pada paramedis melalui telepon.

Tone: Periksa apakah anak dapat bergerak dan apakah otot berkontraksi dengan baik
Interactibility: Periksa apakah anak masih sadar atau dapat memberikan respon
Consolability: Apakah Anda dapat menenangkan anak?
Look/Gaze: Apakah anak dapat melihat Anda atau apakah pandangannya kosong?
Speech/Cry: Apakah anak dapat berbicara atau menangis secara spontan dan keras? Apakah
suaranya lemah atau serak?
Kunci dari menangani kondisi gawat darurat anak adalah Anda harus tetap tenang. Sangat
penting bahwa Anda sepenuhnya menyadari keadaan di sekitar Anda dan apa yang dialami
anak, dan Anda dapat memberitahukan hal-hal tersebut pada paramedis secara jelas, sehingga
mereka dapat memberikan instruksi tambahan dan menilai situasi tanpa harus berada di lokasi
DuniaIlmuKeperawatan
Wednesday, 9 September 2015

KONSEPKEGAWATDARURATANI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek


keperawatan gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang
berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi
biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap
maupun mendadak (Dep.Kes RI, 2005).

Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu :


pengkajian primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat
darurat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam hidup pasien, barulah
selanjutnya dilakukan survei sekunder. Tahapan pengkajian primer meliputi : A:
Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai control
servikal; B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan
agar oksigenasi adekuat; C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol
perdarahan; D: Disability, mengecek status neurologis; E: Exposure, enviromental
control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia (Holder, 2002).

Pengkajian yang dilakukan secara terfokus dan berkesinambungan akan


menghasilkan data yang dibutuhkan untuk merawat pasien sebaik mungkin. Dalam
melakukan pengkajian dibutuhkan kemampuan kognitif, psikomotor, interpersonal,
etik dan kemampuan menyelesaikan maslah dengan baik dan benar. Perawat harus
memastikan bahwa data yang dihasilkan tersebut harus dicatat, dapat dijangkau,
dan dikomunikasikan dengan petugas kesehatan yang lain. Pengkajian yang tepat
pada pasien akan memberikan dampak kepuasan pada pasien yang dilayani
(Kartikawati, 2012).
Oleh karena itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau
ketrampilan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat
untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial
mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di
perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan keberhasilan Asuhan Keperawatan pada system kegawatdaruratan
pada pasien dewasa. Dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan. Aspek aspek yang dapat dilihat dari mutu pelayanan
keperawatan yang dapat dilihat adalah kepedulian, lingkungan fisik, cepat tanggap,
kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi, kemudahan
mengakses, prosedur dan harga (Joewono, 2003).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan latar belakang perlunya pendidikan kegawatdaruratan ?

2. Menjelaskan tujuan perlunya pendidikan pembelajaran kegawatdaruratan ?

3. Menjelaskan konsep kegawatdaruratan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Mahasiswa mampu memahami tentang konsep latar belakang dan


tujuan pentingnya pendidikan kegawatdaruratan dalam keperawatan dan
melakukan klasifikasi pada pasien serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia
keperawatan nantinya.

1.4 METODE PENULISAN

Penulisan makalah ini dengan menggunakan metode studi kepustakaan


yaitu dengan cara mencari dan membaca literatur yang ada di perpustakaan, jurnal,
media internet.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun secara teoritis dan sistematis yang tediri dari 3 bab
yaitu : BAB I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II
adalah materi tentangkonsep latar belakang dan tujuan pentingnya pendidikan
kegawatdaruratan.
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP KEGAWATDARURATAN I

2.1 Latar Belakang KGD

Menurut Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal


keperawatan yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering di gunakan untuk masalah yang tidak
urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas,
kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan.

Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan bersifat cepat dan perlu tindakan


yang tepat, serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat
harus mengkaji pasien mereka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil
berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus mengimplementasi kan
rencana pengobatan, mengevaluasi efektivitas pengobatan, dan merevisi
perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut merupakan
tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang
akurat melalui pendokumentasian.

Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam


hitungan menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan
pada hasil yang dicapai pasien, dan menekankan perlunya perawat mencatat
kontribusi profesional mereka.

Serta diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau ketrampilan yang


bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat untuk mengatasi
berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial mengancam
kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa
atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Keberhasilan
pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari kecepatan
dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan
keberhasilan Asuhan Keperawatan pada system kegawatdaruratan pada pasien
dewasa. Dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan. Aspek aspek yang dapat dilihat dari mutu pelayanan keperawatan
yang dapat dilihat adalah kepedulian, lingkungan fisik, cepat tanggap, kemudahan
bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi, kemudahan mengakses, prosedur
dan harga (Joewono, 2003).
2.2 Tujuan KGD

Bagi profesi keperawatan pelatihan kegawatdaruratan, dapat dijadikan sebagai


aspek legalitas dan kompetensi dalam melaksanakan pelayanan keperawatan
gawat darurat yang tujuannya antara lain:

a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan


keperawatan gawat darurat yang diberikan.
b. Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan keperawatan
gawat darurat yang diberikan dan tanggungjawab secara professional
c. Memelihara kualitas/mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
d. Menjamin adanya perlindungan hokum bagi perawat
e. Memotivasi pengembangan profesi
f. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
Tujuan kegawatdaruratan adalah:

a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat
darurat, hingga
dapat hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat sebagaimana mestinya.
2.Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan
yang Iebih memadai.
b. Menanggulangi korban bencana.

2.3 Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

Berpikir kritis dalam keperawatan menurut studi riset tahun 1997&1998


adalah komponen esensial dalam tanggung gugat profesional dan asuhan
keperawatan yang bermutu seperti : kreatifitas, fleksibelitas, rasa ingin tahu, intuisi,
pikiran terbuka(Rubenfeld, Barbara K. 2006).

2.4 Model Berpikir Kritis Dalam Keperawatan


Terdapat 5 model berpikir yaitu : (Rubenfeld, Barbara K. 2006)

a. T : total recall (ingatan total)

b. H : habits (kebiasaan)

c. I : inquiry (penyelidikan)

d. N : new ideas and creativity (ide baru dan kreatifitas)

e. K : knowing how you think (mengetahui bagaimana anda berpikir)

2.5 Perspektif Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan


Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesioanal
keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau
rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat.

Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang
tidak urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi
luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan.

Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan meliputi pertolongan pertama,


penanganan transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi
darurat akibat rudapaksa, sebab medik atau perjalanan penyakit di mulai dari
tempat ditemukannya korban tersebut sampai pengobatan definitif dilakukan di
tempat rujukan.

2.6 Prinsip Gawat Darurat

a. Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik).
b. Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali ataupun saksi.
c. Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang
mengancam jiwa (henti napas, nadi tidak teraba, perdarahan hebat, keracunan).
d. Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara
menyeluruh. Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika ada
ortopnea), lindungi korban dari kedinginan.
e. Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk
menenangkan dan yakinkan akan ditolong.
f. Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika
hanya ada kondisi yang membahayakan.
g. Jangan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan
tindakan anastesi umum dalam waktu dekat.
h. Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai
dilakukan dan terdapat alat transportasi yang memadai.
Dalam beberapa jenis keadaan kegawatdaruratan yang telah disepakati
pimpinan masing-masing rumah sakit dan tentunya dengan menggunakan Protap
yang telah tersedia, maka perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat dapat
bertindak langsung sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit yang berlaku. Peran
ini sangat dekat kaitannya dengan upaya penyelamatan jiwa pasien secara
langsung.

2.7 Falsafah Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan


a. Bidang cakupan keperawatan gawat darurat: pre hospital, in hospital, post
hospital.

b. Resusitasi pemulihan bentuk kesadaran seseorang yang tampak mati akibat


berhentinya fungsi jantung dan paru yang berorientasi pada otak.

c. Pertolongan diberikan karena keadaan yang mengancam kehidupan.

d. Terapi kegawatan intensive: tindakan terbaik untuk klien sakit kritis karena tidak
segera di intervensi menimbulkan kerusakan organ yang akhirnya meninggal.

e. Mati klinis: henti nafas, sirkulasi terganggu, henti jantung, otak tidak berfungsi
untuk sementara (reversibel). Resusitasi jantung paru (RJP) tidak dilakukan bila:
kematian wajar, stadium terminal penyakit seperti kanker yang menyebar ke otak
setelah 1/2-1 jam RJP gagal dipastikan fungsi otak berjalan.

f. Mati biologis: kematian tetap karena otak kerkurangan oksigen. mati biologis
merupakan proses nekrotisasi semua jaringan yang mulai dari neuron otak yang
nekrosis setelah satu jam tanpa sirkulasi oleh jantung, paru, hati, dan lain lain.

g. Mati klinis 4-6 menit, kemudian mati biologis.

h. Fatwa IDI mati: jika fungsi pernafasan seperti jantung berhenti secara pasti
(irreversibel atau terbukti kematian batang otak).

2.8 Ruang Lingkup Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan

a. ICU (Intensive Care Unit)

ICU adalah ruangan perawatan intensif dengan peralatan-peralatan khusus


untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit, trauma atau kompikasi lain.
Misalnya terdapat sebuah kasus dalam sistem persyarafan dengan klien A cedera
medula spinalis, cedera tulang belakang, klien mengeluh nyeri, serta terbatasnya
pergerakan klien dan punggung habis jatuh dari tangga. Dengan klien B epilepsi
mengalami fase kejang tonik dan klonik pada saat serangan epilepsi dirumahnya.

Dua kasus diatas memiliki sebuah perbedaan yang jelas dengan melihat
kasus tersebut, yang meski dilakukan oleh seorang perawat adalah melihat kondisi
si klien B maka lebih diutamakan dibandingkan dengan klien A karena pada klien B
kondisi gawat daruratnya disebabkan oleh adanya penyakit epilepsi. Sedangkan
untuk klien A dalam kondisi gawat darurat juga akan tetapi ia masuk kedalam unit
atau bagian gawat darurat (UGD) bukan berarti tidak diperdulikan.

b. UGD (Unit Gawat Darurat)

UGD merupakan unit atau bagian yang memberikan pelayanan gawat darurat
kepada masyarakat yang menderita penyakit akut atau mengalami kecelakaan.
Seperti pada kasus diatas pada klien A, ia mengalami suatu kecelakaan yang
mengakibatkan cedera tulang belakang dengan demikian yang meski dibawa ke
UGD adalah yang klien A yang mengalami kecelakaan tersebut.

2.9 Proses Keperawatan Gawat Darurat

a. Waktu yang terbatas


b. Kondisi klien yang memerlukan bantuan segera
c. Kebutuhan pelayanan yang definitif di unit lain (OK, ICU)
d. Informasi yang terbatas
e. Peran dan sumber daya

2.7 Sasaran Pelayanan Gawat Darurat

Ketepatan resusitasi efektif dan stabilisasi klien gawat dan yang mengalami
perlukaan

2.8 Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat

Cemas
Histeris
Mudah marah

2.9 Pengkajian terhadap prioritas pelayanan

Perubahan tanda vital yang signifikan (hipo/hipertensi, hipo/hipertermia,


disritmia, distres pernafasan).

a. Perubahan/gangguan tingkat kesdaran (LOC)

b. Nyeri dada terutama pada pasien berusia > 35 tahun

c. Nyeri yang hebat

d. Perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dengan penekanan langsung

e. Kondisi yang dapat memperburuk jika pengobatan ditangguhkan

f. Hilang penglihatans ecara tiba-tiba

g. Perilaku membahayakan, menyerang

h. Kondisi psikologis yang terganggu/perkosaan

2.10 Triage
Tujuan triage adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang
memerlukan pertolongan kedaruratan Dengan triage tenaga kesehatan akan
mampu :

Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien.
Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan
lanjutan.
Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses
penanggulangan/pengobatan gawat darurat.

a. Sistem Triage dipengaruhi oleh:


Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan

Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien

Denah bangunan fisik unit gawat darurat

Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis

b. Sistem Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi
kondisi kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan asukan
keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan keluarga.

Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya
harus memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang
tinggi dalam memberikan pertolongan kedaruratan kepeda pesien.

c. Triage Dalam Keperawatan Gawat Darurat


Yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase keadaan pasien.
Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus di beri prioritas utama. Triage dalam
keperawatan gawat derurat di gunakan untuk mengklasifikasian keperahan
penyakit atau cidera dan menetapkan prioritas kebutuhan penggunaan petugas
perawatan kesehatan yang efisien dan sumber-sumbernya.

Standart waktu yang di perlukan untuk melakukan triase adalah 2-5 menit
untuk orang dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak.

Triase di lakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam
prinsip triase, pengalaman bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD, dan memiliki
kualisifikasi:

Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan

Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC


Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC)

Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen

Keterampilan pengkajian yang tepat, dll

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesioanal


keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau
rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat.

Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang
tidak urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi
luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan.

Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan meliputi pertolongan pertama,


penanganan transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi
darurat akibat rudapaksa, sebab medik atau perjalanan penyakit di mulai dari
tempat ditemukannya korban tersebut sampai pengobatan definitif dilakukan di
tempat rujukan.

3.2 SARAN

Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu institusi
Rumah Sakit tentunya kita dapat mengetahui mengenai perspektif keperawatan
kritis dan kegawatdaruratan, dan ruang lingkup kritis dan kegawadaruratan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, karena manusia tidak ada yang
sempurna, agar penulis dapat belajar lagi dalam penulisan makalah yang lebih baik.
Atas kritik dan saran dari pembaca, penulis ucakan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Hudak, Gallo.1996. Keperawatan Kritis.(4th ed).Jakarta: EGC.

Rubenfeld, Barbara K. 2006. Berfikir Kritis dalam Keperawatan.(2th


ed). Jakarta:EGC

1.2. Catatan untuk penilaian tanda


kegawatdaruratan dan prioritas
Menilai jalan napas (airway = A) dan pernapasan (breathing = B)
Apakah pernapasan anak kelihatan tersumbat? Lihat dan dengar apakah ada aliran udara
napas yang tidak adekuat selama bernapas.
Apakah ada gangguan pernapasan yang berat? Pernapasan anak sangat berat, anak
menggunakan otot bantu pernapasan (kepala yang menganggukangguk), apakah
pernapasan terlihat cepat, dan anak kelihatan mudah lelah? Anak tidak bisa makan karena
gangguan pernapasan.
Apakah ada sianosis sentral? Terdapat perubahan warna kebiruan/keunguanpada lidah dan
mukosa mulut.
Menilai sirkulasi (circulation = C) (untuk syok)
Periksa apakah tangan anak teraba dingin? Jika ya:
Periksa apakah capillary refill lebih dari 3 detik. Tekan pada kuku ibu jari tangan atau ibu jari
kaki selama 3 detik sehingga nampak berwarna putih. Tentukan waktu dari saat pelepasan
tekanan hingga kembali ke warna
semula (warna merah jambu).
Jika capillary refill lebih dari 3 detik, periksa denyut nadi anak. Apakah denyut nadi anak
tersebut lemah dan cepat? Jika denyut nadi pergelangan tangan (radius) kuat dan tidak
terlalu cepat, anak tidak mengalami syok. Jika tidak dapat dirasakan adanya denyut nadi
radius pada bayi (kurang dari 1 tahun), rasakan denyut nadi leher, atau jika bayi berbaring
rasakan denyut nadi
femoral. Jika tidak dapat dirasakan denyut nadi radius, cari karotis. Jika ruangan terlalu
dingin, gunakan denyut nadi untuk menentukan apakah anak dalam keadaan syok.
Menilai koma (coma = C) atau kejang (convulsion = C) atau kelainan status mental
lainnya
Apakah anak koma? Periksa tingkat kesadaran dengan skala AVPU:

A: sadar (alert)

V: memberikan reaksi pada suara (voice)


P: memberikan reaksi pada rasa sakit (pain)

U: tidak sadar (unconscious)

Jika anak tidak sadar, coba untuk membangunkan anak dengan berbicara atau
mengguncangkan lengan anak. Jika anak tidak sadar, tetapi memberikan reaksi terhadap
suara, anak mengalami letargis. Jika tidak ada reaksi, tanyakan kepada ibunya apakah
anak mempunyai kelainan tidur atau susah untuk dibangunkan. Lihat apakah anak
memberikan reaksi terhadap rasa sakit atau tidak. Jika demikian keadaannya berarti anak
berada dalam keadaan koma (tidak sadar) dan memerlukan pengobatan gawat darurat.
Apakah anak kejang? Apakah ada kejang berulang pada anak yang tidak memberikan
reaksi?

Menilai dehidrasi (dehydration = D) berat pada anak diare


Apakah mata anak cekung? Tanyakan kepada ibunya apakah mata anak terlihat lebih
cekung daripada biasanya.
Apakah cubitan kulit perut (turgor) kembali sangat lambat (lebih lama dari 2 detik)? Cubit
kulit dinding perut anak pertengahan antara umbilikus dan dinding perut lateral selama 1
detik, kemudian lepaskan dan amati.
Menilai tanda Prioritas
Pada saat melakukan penilaian tanda kegawatdaruratan, catat beberapa tanda prioritas
yang ada:

Apakah ada gangguan pernapasan (tidak berat)?

Apakah anak tampak lemah(letargi) atau rewel atau gelisah?

Keadaan ini tercatat pada saat menilai koma.


Catat juga tanda prioritas lain (lihat bagian 1.1)
Hospital Care for Children Online | Language Versions | Training
Tools | Implementation | Evidence | Hospital Reporting

Você também pode gostar

  • Aik Sofiah
    Aik Sofiah
    Documento19 páginas
    Aik Sofiah
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Implementasi Norma Kapitasi
    Implementasi Norma Kapitasi
    Documento29 páginas
    Implementasi Norma Kapitasi
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Contoh Surat Gugatan Eksekusi
    Contoh Surat Gugatan Eksekusi
    Documento4 páginas
    Contoh Surat Gugatan Eksekusi
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento12 páginas
    Bab Iii
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Pembiayaan Dan Pelayanan Kesehatan Di Rs
    Sistem Pembiayaan Dan Pelayanan Kesehatan Di Rs
    Documento27 páginas
    Sistem Pembiayaan Dan Pelayanan Kesehatan Di Rs
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Permenkes No. 28 TTG Pedoman Pelaksanaan Program JKN
    Permenkes No. 28 TTG Pedoman Pelaksanaan Program JKN
    Documento48 páginas
    Permenkes No. 28 TTG Pedoman Pelaksanaan Program JKN
    arif7000
    Ainda não há avaliações
  • Soal KK F 2018
    Soal KK F 2018
    Documento9 páginas
    Soal KK F 2018
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Panduan Hitung Pajak Bendaharawan
    Panduan Hitung Pajak Bendaharawan
    Documento8 páginas
    Panduan Hitung Pajak Bendaharawan
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Aik Ii Sofi
    Aik Ii Sofi
    Documento25 páginas
    Aik Ii Sofi
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Soal Ukg KK F Atas-1
    Soal Ukg KK F Atas-1
    Documento12 páginas
    Soal Ukg KK F Atas-1
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Panduan Hitung Pajak Bendaharawan
    Panduan Hitung Pajak Bendaharawan
    Documento8 páginas
    Panduan Hitung Pajak Bendaharawan
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • R
    R
    Documento2 páginas
    R
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Aik Sofiah
    Aik Sofiah
    Documento19 páginas
    Aik Sofiah
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Soal Tes Sumatif KK F Kelas Atas-1
    Soal Tes Sumatif KK F Kelas Atas-1
    Documento4 páginas
    Soal Tes Sumatif KK F Kelas Atas-1
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Indikator Audit Keperawatan
    Indikator Audit Keperawatan
    Documento17 páginas
    Indikator Audit Keperawatan
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Pencemaran Udara
    Tugas Pencemaran Udara
    Documento9 páginas
    Tugas Pencemaran Udara
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Curriculum Vitae
    Curriculum Vitae
    Documento5 páginas
    Curriculum Vitae
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Standar Mke.4
    Standar Mke.4
    Documento34 páginas
    Standar Mke.4
    Christie
    Ainda não há avaliações
  • Surat Pernyataan 8 Point
    Surat Pernyataan 8 Point
    Documento1 página
    Surat Pernyataan 8 Point
    Dini Agumsari
    Ainda não há avaliações
  • Oktober 2017
    Oktober 2017
    Documento1 página
    Oktober 2017
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • 60 Langkah APN
    60 Langkah APN
    Documento2 páginas
    60 Langkah APN
    Triana Kartikasari
    Ainda não há avaliações
  • Kuesioner Nanda
    Kuesioner Nanda
    Documento4 páginas
    Kuesioner Nanda
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • R
    R
    Documento2 páginas
    R
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • JADWAL JAGA DR - Umum Oktbr
    JADWAL JAGA DR - Umum Oktbr
    Documento4 páginas
    JADWAL JAGA DR - Umum Oktbr
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Standar Mke.4
    Standar Mke.4
    Documento34 páginas
    Standar Mke.4
    Christie
    Ainda não há avaliações
  • Alkes New GMBR Fix
    Alkes New GMBR Fix
    Documento23 páginas
    Alkes New GMBR Fix
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Format Elektro Kebidanan
    Format Elektro Kebidanan
    Documento2 páginas
    Format Elektro Kebidanan
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Ceklis AP Radiologi Snars 2018
    Ceklis AP Radiologi Snars 2018
    Documento3 páginas
    Ceklis AP Radiologi Snars 2018
    TinnyMillyAcha
    67% (3)
  • Alkes Ka Arda Buat
    Alkes Ka Arda Buat
    Documento21 páginas
    Alkes Ka Arda Buat
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações
  • Alkes New GMBR Fix
    Alkes New GMBR Fix
    Documento23 páginas
    Alkes New GMBR Fix
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Ainda não há avaliações