Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS KIMIA
Kimia analitik bisa dibagi menjadi bidang bidang yang disebut analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis Kualitatif berkaitan dengan
identifikasi zat-zat kimia : mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam
suatu sampel. Analisis Kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak
suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan
tersebut, yang seringkali dinyatakan sebagai konstituen atau analit.
a) Analisis Kualitatif
1. CARA KERING
Dalam pemeriksaan ini bahan kering diperiksa tanpa penambahan ataupun
dengan penambahan bahan kering lain, dipanaskan ataupun tidak dan dilihat
peristiwa atau perubahan-perubahan yang terjadi. Bila bahan yang dianalisa
(selanjutnya disebut analat) merupakan suatu bahan tunggal, sering banyak
yang dapat diketahui dari pemeriksaan ini. Dengan analat yang berupa
campuran, pemerikasaan pendahuluan sering memberikan banyak keterangan
berharga, tetapi juga sering tidak banyak berarti. Ada kalanya hanya melalui
pemeriksaan pendahuluan dapat diperoleh keterangan tertentu, misalnya
adanya air kristal.
Pemeriksaan pendahuluan terutama menyangkut:
Pengamatan Keadaan Lahir Analat pada Temperatur Biasa
(Appearance):
Keadaan agregasi, bentuk kristal, warna, bau dan sebagainya. Bila analat
merupakan cairan atau larutan, keterangan dicari setelah diuapkan sampai
kering. Apabila tidak mungkin, yaitu tidak meninggalkan sisa-penguapan
(residu), maka cairan hanya berisi zat-zat yang mudah menguap (volatile) dan
pemeriksaan cara kering tidak dilakuakan. Contoh-contoh zat demikian antara
lain NH4OH, H2O2 dan HCl.
Pemanasan Bahan dalam tabung Pemijaran
Faktor Gravimetri = FG =
2. Volumetri
Analisis volumetri merupakan teknik
penetapan jumlah sampel melalui perhitungan
volume. Dalam analisis titrimetri (hingga kini
sering dinamai analisis Volumetri), zat yang
akan ditetapkan dibiarkan bereaksi dengan
suatu reagensia yang cocok yang ditambahkan
sebagai larutan baku, dan volume larutan
yang diperlukan untuk mengakhiri reaksi
ditetapkan (Stiono, 1994). Sehingga dalam
teknik volumetri, alat pengukur volume
menjadi bagian terpenting, dalam hal ini buret
adalah alat pengukur volume yang dipergunakan dalam analisis volumetrik
(Wiryawan, 2011).
Tipe reaksi yang biasa digunakan dalam titrimetri adalah Titrasi
Titrasi atau disebut juga volumetri merupakan metode analisis kimia
yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu
unsur atau senyawa dalam larutan. Titrasi didasarkan pada suatu reaksi
yang digambarkan sebagai :
aA + bB hasil reaksi
Gambar 2. Prosedur Titrasi
dimana : A adalah penitrasi (titran), B
senyawa yang dititrasi, a dan b
jumlah mol dari A dan B.
Volumetri (titrasi) dilakukan dengan cara menambahkan
(mereaksikan) sejumlah volume tertentu (biasanya dari buret) larutan
standar (yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti) yang
diperlukan untuk bereaksi secara sempurna dengan larutan yang belum
diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui bahwa reaksi berlangsung
sempurna, maka digunakan larutan indikator yang ditambahkan ke dalam
larutan yang dititrasi (Zulfikar, 2010).
Larutan standar disebut dengan titran. Jika volume larutan standar
sudah diketahui dari percobaan maka konsentrasi senyawa di dalam
larutan yang belum diketahui dapat dihitung dengan persamaan berikut :
NB =
Dimana :
NB = konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya
VB = volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya
NA = konsentreasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan
standar)
VA = volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar)
Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan titrasi adalah
pembuatan larutan standar. Suatu larutan dapat digunakan sebagai larutan
standar bila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
mempunyai kemurnian yang tinggi
mempunyai rumus molekul yang pasti
tidak bersifat higroskopis dan mudah ditimbang
larutannya harus bersifat stabil
mempunyai berat ekivalen (BE) yang tinggi
Dalam melakukan titrasi diperlukan beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan, seperti :
Reaksi harus berlangsung secara stoikiometri dan tidak terjadi reaksi
samping.
Reaksi harus berlangsung secara cepat.
Reaksi harus kuantitatif
Pada titik ekivalen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirnya dengan
tajam (jelas perubahannya).
Harus ada indikator, baik langsung atau tidak langsung.
Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks merupakan pasangan
asam basa konyugasi dalam konsentrasi yang kecil indikator tidak akan
mempengaruhi pH larutan. Indikator memiliki dua warna yang berbeda
ketika dalam bentuk asam dan dalam bentuk basanya. Perubahan warna ini
yang sangat bermanfaat, sehingga dapat dipergunakan sebagai indicator
pH dalam titrasi (Wiryawan, 2012).
pH asam-basa kuat
[H+] = Ca x valensi asam
[OH-] = Cb x valensi basa
pH asam-basa lemah
[H+] =
[OH-] =
Cb = konsentrasi basa
Ka = konstanta kesetimbangan asam
Kb = konstanta kesetimbangan basa
Titrasi pengendapan
Merupakan titrasi yang mengakibatkan adanya endapan. Salah satu jenis
titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri. Argentometri merupakan
titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion
lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat
(AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX).
Ag+ + X- AgX
Konstanta kesetimbangan reaksi pengendapan untuk reaksi tersebut
adalah:
Ksp AgX = [Ag+] [X-]
Titrasi kompleksometri
Merupakan semua jenis titrasi yang mengakibatkan terjadinya senyawa
kompleks. Banyak ion logam dapat ditentukan dengan titrasi
menggunakan suatu pereaksi (sebagai titran) yang dapat membentuk
kompleks dengan logam tersebut.
Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar Hg(NO3)2
2Cl-(aq) + Hg2+(aq) HgCl2 (kompleks)
DAFTAR PUSTAKA
Cairns, Donald. 2004. Intisari Kimia Farmasi, Ed.2 . Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran.
Setiono, L dan A. Hadtana P. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.