Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DAFTAR ISI
i
GAS INSULATED SUBSTATION
ii
GAS INSULATED SUBSTATION
iii
GAS INSULATED SUBSTATION
DAFTAR GAMBAR
iv
GAS INSULATED SUBSTATION
DAFTAR TABEL
Tabel 1-1 Kualitas Spesifikasi SF6 sebagai media isolasi GIS (3) ....................................... 5
Tabel 1-2 Kualitas SF6 sebagai media isolasi GIS (3) ......................................................... 5
Tabel 2-1 Norm pemakaian ulang (reuse) gas SF6 yang telah direklamasi......................37
Tabel 2-2 Shutdown Function Test ..................................................................................38
Tabel 3-1 Decomposition products SF6(1). ........................................................................41
Tabel 3-2 Nilai batas decomposition product SF6 .............................................................42
Tabel 4-1 Rekomendasi tindak lanjut hasil in service inspection ......................................45
Tabel 4-2 Rekomendasi tindak lanjut hasil in service inspection (lanjutan) ......................46
Tabel 4-3 Rekomendasi tindak lanjut hasil in service inspection (lanjutan) ......................47
Tabel 4-4 Rekomendasi tindak lanjut hasil in service inspection (lanjutan) ......................48
Tabel 4-5 Rekomendasi tindak lanjut hasil in service inspection (lanjutan) ......................49
Tabel 4-6 Rekomendasi tindak lanjut hasil in service inspection (lanjutan) ......................50
v
GAS INSULATED SUBSTATION
DAFTAR LAMPIRAN
vi
GAS INSULATED SUBSTATION
PRAKATA
PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi
kontribusi yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan
aset dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. Parameter Biaya, Unjuk
kerja, dan Risiko harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan
manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya.
Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor
pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas. PLN telah menetapkan
beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik.
Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25
buku. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah
ditetapkan dengan keputusan direksi nomor 113.K/DIR/2010 dan 114.K/DIR/2010.
Perubahan atau penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan
pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan
perusahaan maupun stakeholder. Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus
disempurnakan kembali sesuai dengan tuntutan pada masanya.
Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang
terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana,
pelaksana maupun evaluator. Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para
pihak diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan
pemeliharaan di PLN.
Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan
stakeholder serta masyarakat Indonesia.
DIREKTUR UTAMA
NUR PAMUDJI
vii
GAS INSULATED SUBSTATION
1 PENDAHULUAN
Gas Insulated Substation (GIS) didefinisikan sebagai rangkaian beberapa peralatan yang
terpasang di dalam sebuah metal enclosure dan diisolasi oleh gas bertekanan(8).Pada
umumnya gas bertekanan yang digunakan adalah Sulfur Hexafluoride (SF6). Enclosure
adalah selubung pelindung yang berfungsi untuk menjaga bagian bertegangan terhadap
lingkungan luar.
Hingga saat ini sebanyak 80% gas SF6 yang diproduksi di seluruh dunia dipakai sebagai
media isolasi dalam sistem kelistrikan (2),(3). Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat gas
SF6sebagai berikut (1),(3):
Viskositas rendah.
Sifat dielektrik yang bagus pada SF6 karena luasnya penampang molekul SF6 dan sifat
electron affinity (electronegativity) yang besar dari atom fluor (1). Dengan adanya sifat ini
maka SF6 mampu menangkap elektron bebas (sebagai pembawa muatan), menyerap
energinya, dan menurunkan temperatur busur api. Hal ini dinyatakan dengan persamaan
berikut (3):
SF 6 e SF 6 (1)
SF 6 e SF 5 F (2)
Energi yang diperlukan reaksi pertama adalah sebesar 0,05 eV untuk energi elektron
sebesar 0,1 eV, sedangkan untuk reaksi kedua adalah sebesar 0,1 eV (3). Setelah proses
pemadaman busur api, sebagian kecil dari SF6 akan tetap menjadi decomposition product
sedangkan sebagian besar akan kembali menjadi SF6. Karakteristik SF6 dibandingkan
udara dan campuran udara serta SF6 dalam memadamkan busur api diperlihatkan pada
Gambar 1-1.
1
GAS INSULATED SUBSTATION
Kekuatan dielektrik SF6 adalah 2,3 kali udara. Pengujian terhadap tegangan tembus AC
dengan frekuensi 50 Hz di bawah medan listrik homogen yang dibentuk oleh 2 elektroda
dengan susunan seperti diperlihatkan pada Gambar 1-2(a) menunjukkan bahwa kekuatan
dielektrik SF6 merupakan fungsi dari tekanan gas SF6 itu sendiri.
(a) (b)
Gambar 1-2 Tegangan tembus AC gas SF6 dalam berbagai tekanan di bawah medan listrik
homogen
Sedangkan dalam medan listrik tidak homogen, misalnya pada susunan jarum-pelat,
maka terjadi perubahan karakteristik sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1-3.
2
GAS INSULATED SUBSTATION
(6)
Gambar 1-3 Karakteristik dielektrik SF6 dalam medan listrik tidak homogen
Gambar 1-3Gambar 1-3 memperlihatkan karakteristik dielektrik SF6 dalam medan listrik
tidak homogen pada rentang tekanan 0-6 atm absolut. Grafik paling atas menggambarkan
besar tegangan positif DC sampai SF6 breakdown, grafik tengah menggambarkan besar
tegangan positif impulse sampai SF6 breakdown, sedangkan grafik paling bawah
menggambarkan besar tegangan positif DC sampai terbentuk corona.Gas Sulfur
Heksafluorida (SF6) murni adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak beracun serta memiliki kerapatan 5 (lima) kali lipat dari udara (1),(3).
Pada temperatur dan tekanan kamar senyawa ini berwujud gas.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan gas SF6 sebagai media isolasi selain
kualitasnya adalah tekanan kerja gas SF6. Hal ini disebabkan bahwa pada temperatur dan
tekanan tertentu SF6 akan berubah wujud dari gas menjadi cair (lihat Gambar 1-4.4 (a).
Pada tekanan 1 atmosfer SF6 mencair pada suhu -63,8C (12). Jika hal ini terjadi maka
tekanan gas yang tersisa menjadi lebih rendah daripada tekanan kerja yang diinginkan.
Sedangkan untuk tiap tekanan kerjanya, terdapat titik kritis untuk dew point pada
temperatur tertentu seperti diperlihatkan pada Gambar 1-4 (b) (7).
3
GAS INSULATED SUBSTATION
(a) (b)
Gambar 1-4 Titik Kritis cair ke gas untuk SF6 dan batas dew point
(1)
(a) Titik kritis dari cair ke gas untuk SF6 . Catatan: 100 psig = 6.894757 bar
(b) Batas dew point untuk berbagai temperatur kerja pada tekanan SF6 5,5 bar
SF6 mempunyai sifat kimia: tidak mudah terbakar, stabil dan inert (tidak mudah bereaksi)
dengan metal, plastik, dan material lain yang biasanya digunakan di dalam circuit breaker
tegangan tinggi hingga suhu 150 C. Pada suhu tinggi (400 C hingga 600 C), pada saat
terjadi spark, ikatan gas SF6 mulai pecah (3),(4).
SF6 yang dipakai untuk media isolasi memiliki persyaratan yang dicantumkan dalam IEC
60376-2005 dengan tingkat kemurnian minimum 99,70%.
4
GAS INSULATED SUBSTATION
(3)
Tabel 1-1 Kualitas Spesifikasi SF6 sebagai media isolasi GIS
Metode Analisis
Catatan:
1) 2 g/kg sama dengan 1% dari volume di bawah kondisi ambient (100 kPa dan 20C).
2) 2 400 mg/kg sama dengan 4 000 l/l di bawah kondisi ambient (100 kPa dan 20C).
3) 25 mg/kg (25 mg/kg) sama dengan 200 l/l dan dew point pada -36 C, diukur pada kondisi
ambien (100 kPa dan 20 C.
4) 1 mg/kg sama dengan 7,3 l/l di bawah kondisi ambien.
5) Tergantung pada ukuran contoh.
Spesifikasi dari pabrikan SF6 adalah seperti tercantum pada Tabel 1-2.
(3)
Tabel 1-2 Kualitas SF6 sebagai media isolasi GIS
5
GAS INSULATED SUBSTATION
Berdasarkan hasil kajian PLN dan mengacu pada hasil kajian Knowledge Sharing and
Research (KSANDR) Belanda, GIS dibagi menjadi 5 subsistem berdasarkan fungsinya,
sebagai berikut:
1.2.1.1.1 PMT
PMT adalah sebuah peralatan switching mekanik yang memiliki kemampuan untuk
menyambung, menyalurkan dan memutus arus pada kondisi normal dan abnormal sesuai
dengan spesifikasi waktu dan kemampuan arus (IEEE C37.100-1992).Dalam
pengoperasiannya PMT digerakkan oleh suatu system penggerak yang dapat berupa
pneumatik, pegas, hidrolik atau kombinasi. Ada 2 jenis PMT, yaitu single pressure puffer
dan double pressure puffer. Arcing contact pada PMT terbuat dari material Copper
Tungsten (Cu-W).
6
GAS INSULATED SUBSTATION
7
GAS INSULATED SUBSTATION
Subsistem primary berfungsi untukmenyalurkan energi listrik dengan nilai losses yang
masih diijinkan yang terdiri dari beberapa komponen:
1.2.1.2.1 Busbar
Busbar adalah sebuah atau sekelompok konduktor yang berfungsi sebagai koneksi yang
digunakan bersama oleh dua atau lebih rangkaian (IEEE C37.100-1992).
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1-7, konduktor (a) menggunakan bahan aluminium (Al)
atau tembaga (Cu) dan daerah kontak yang tidak bergerak (b) menggunakan silver (Ag)
plate. Ukuran tube konduktor bergantung pada kekuatan mekanik sesuai dengan gaya
arus hubung singkatnya. Dengan demikian ukurannya secara umum cukup untuk
mengalirkan arus normal tanpa kelebihan kenaikan temperatur. Tabung konduktor
ditunjang oleh isolator yang terbuat dari cast resin epoxy (c). Bentuk dari isolator tersebut
sedemikian rupa sehingga distribusi medan listriknya uniform. Untuk mengantisipasi
pengembangan axial akibat suhu tinggi disediakan sambungan ekspansi.
1.2.1.2.2 Bellows
(b (a (c
8
GAS INSULATED SUBSTATION
CT adalah trafo pengukuran yang sisi primernya dihubungkan seri dengan konduktor
pembawa arus yang akan diukur, dimana arus sekundernya proporsional terhadap arus
sisi primernya (IEEE C57.13-1993) dan IEC 60044-2-2003.
VT adalah trafo pengukuran yang sisi primernya dihubungkan parallel dengan konduktor
yang akan diukur tegangannya, dimana tegangan sekundernya proporsional terhadap
tegangan sisi primernya (IEC 60044-2-2003)dan IEEE C57.13-1993.
9
GAS INSULATED SUBSTATION
CVT adalah trafo tegangan yang menggunakan kapasitor pembagi tegangan supaya sisi
tegangan sekunder unit elektromagnetik proporsional dan sefasa dengan tegangan primer
pada kapasitor pembagi tegangan (IEEE C57.93.1-1999).
LA adalah peralatan yang berfungsi mengamankan peralatan GIS dari tegangan lebih
akibat surja petir atau surja hubung.
10
GAS INSULATED SUBSTATION
Terminasi adalah bagian yang terpasang sebagai interface elektrik dan mekanik antar 2
sistem isolasi (IEEE 1300-1996). Terminasi pada GIS terdiri dari terminasi sealing end
(konduktor GIS-kabel), terminasi outdoor bushing (kabel-overhead line), terminasi outdoor
bushing (konduktor GIS-overhead line) dan terminasi trafo (konduktor GIS-bushing trafo).
Gambar 1-12 Terminasi pada Sealing End Cable(model busbar 1 enclosure 1 phase)
11
GAS INSULATED SUBSTATION
Tulip Finger adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai penghubung antar peralatan
yang bersifat bergerak (moving contact) maupun tidak bergerak (fix contact).
1.2.1.5.2 Seal/O-Ring
Seal (O-Ring) adalah komponen yang didesain untuk mencegah kebocoran gas/liquid
antar sistem (IEEE C37.122.1-1993).
Spacer adalah isolator padat (pada umumnya berbahan epoxy) yang digunakan untuk
menyangga konduktor di dalam enclosure (IEEE C37.122.1-1993).
1.2.1.5.4 Bolts
Bolt adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengikat antar kompartemen atau
peralatan.
12
GAS INSULATED SUBSTATION
Nipple/valve adalah suatu komponen yang merupakan satu bagian dari kompartemen /
enclosure yang berfungsi untuk dilakukan evakuasi, vacuuming dan pengisian gas SF6
dalam proses pemeliharaan atau overhaul. Juga berfungsi sebagai titik uji dalam
pengujian kualitas gas SF6.
1.2.2.1 Relay
Relay adalah peralatan elektrik yang didesain untuk merespon kondisi input sesuai setting
atau kondisi yang telah ditentukan (IEEE C37.100-1992).
Control wiring adalahwiring (pengawatan) pada switchgear sebagai rangkaian kontrol dan
koneksi ke trafo pengukuran, meter, relay dan lain-lain (IEEE C37.100-1992).
13
GAS INSULATED SUBSTATION
1.2.2.3 Alarm
Alarm adalah perubahan kondisi peralatan yang telah didefinisikan, indikasinya bisa
dinyatakan dalam bentuk suara, visual atau keduanya(IEEE C37.100-1992).
Measuring device adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Auxiliary switchadalah switch yang dioperasikan secara mekanik oleh peralatan utama.
14
GAS INSULATED SUBSTATION
Density Monitor adalah peralatan pengaman yang digunakan untuk memonitor kerapatan
gas dalam suatu kompartemen (satu system gas).Peralatan ini terpasang secara
permanen maupun portable.
Density Switch adalahswitch yang dioperasikan secara mekanik apabila terjadi penurunan
tekanan gas. Ada 2 tahap penurunan tekanan gas, yaitu tahap 1 akan menggerakkan
kontak alarm dan tahap 2 menggerakkan kontak trip.
Subsistem dielectric berfungsi untuk memadamkan busur api dan mengisolasi active part.
Subsistem dielectric meliputi:
1.2.3.1 SF6
SF6adalah gas sulfur hexafluoride yang digunakan sebagai media isolasi dan pemadam
busur api pada peralatan listrik (IEC 60376-2005).
1.2.3.2 Absorbent
Absorbent adalah material yang berfungsi menyerap uap air dan decomposition product
SF6
15
GAS INSULATED SUBSTATION
Kompartemen (Gas Section) adalah ruang yang didalamnya terdapat komponen seperti
PMT, PMS, Busbar pada GIS yang bertujuan untuk memisahkan sistem gas. Pemisahan
system gas dimaksudkan untuk menjagakondisi gas masing-masing kompartemen sesuai
dengan spesifikasinya, sehingga memungkinkan untuk memonitor kondisi gas dalam
masing-masing kompartemen.
1.2.4.1 Pneumatic
16
GAS INSULATED SUBSTATION
Motor kompresor merupakan bagian utama dari sistem pengisian, umumnya motor
kompresor adalah jenis motor 3 phasa, fungsinya untuk mengoperasikan pompa kompresi
udara (penggerak mula).
Berfungsi sebagai alat untuk memampatkan udara, biasanya mengisap udara dari
atmosfir.
17
GAS INSULATED SUBSTATION
1.2.4.1.3 Kopling
Merupakan penghubung antara motor kompresor dengan pompa kompresi. Ada beberapa
jenis tipe kopling antara motor kompresor dan pompa kompresi, antara lain:
Tangki udara dipakai untuk menyimpan udara betekanan agar apabila ada kebutuhan
udara tekan yang berubah-ubah jumlahnya dapat dilayani dengan lancar. Dalam hal
kompresor torak, dimana udara dikeluarkan secara berfluktuasi, tangki udara akan
memperhalus aliran udara. Selain itu, udara yang disimpan dalam tangki udara akan
mengalami pendinginan pelan-pelan dan uap air yang mengembun dapat terkumpul
didasar tangkiuntuk sewaktu-waktu dibuang. Dengan demikian udara yang disalurkan
kepemakai selain sudah dingin, juga tidak terlalu lembab.
Berfungsi untuk mencegah tekanan udara dari tangki kembali ke ruang kompresor apabila
tekanan tangki lebih tinggi dari udara keluar kompresor atau pada saat kompresor
berhenti.
Katup pengaman harus dipasang pada pipa keluar dari setiap tingkat kompresor.Katup ini
harus membuka dan membuang udara keluar jika tekanan melebihi 1,2 kali tekanan
normal maksimum dari kompresor.Pengeluaran udara harus berhenti secara tepat jika
tekanan sudah hampir mencapai tekanan normal maksimum.
Berfungsi sebagai switch start dan stop motor kompresor apabila dioperasikan secara
otomatis. Kerja pressure switch ditentukan oleh setelan nilai tekanan yang melewatinya.
Berfungsi untuk mengukur tekanan tangki udara serta sistem pengisian udara.
18
GAS INSULATED SUBSTATION
Oil level berfungsi untuk mengetahui level minyak pelumas pada pompa kompresi.
1.2.4.1.10 Pengering Udara (air dryer) atau Penjebak Air (water trap)
1.2.4.2 Hydraulic
19
GAS INSULATED SUBSTATION
1.2.4.2.3 Akumulator/Aktuator
Tabung kompresi minyak yang dilakukan dengan pemberian gas N2 bertekanan, dimana
antara gas N2 dan minyak hidrolik disekat dengan sebuah diafragma/ piston.
Katup by pass yang berfungsi untuk mengurangi tekanan minyak balik ke tank/chamber.
Katup yang berfungsi untuk mencegah aliran minyak balik dari tangki ke aktuator apabila
tekanan tangki lebih tinggi dari aktuator.
20
GAS INSULATED SUBSTATION
Katup by pass yang berfungsi untuk mengurangi tekanan minyak balik ke tank/chamber.
1.2.4.3.7 Spring
21
GAS INSULATED SUBSTATION
Indikator yang menunjukkan kondisi pegas (fully charge/not fully charge). Berfungsi untuk
melihat kesiapan PMT pada operasi berikutnya.
Mekanisme pengisian pegas yang terdiri atas rantai pengatur posisi pegas yang diatur
oleh sebuah roda yang digerakkan oleh charging motor.
22
GAS INSULATED SUBSTATION
Failure Mode and Effect Analyis (FMEA) adalah analisa alur kegagalan suatu peralatan
yang menyebabkan peralatan tersebut tidak berfungsi dan efek yang ditimbulkan akibat
kegagalan tersebut.FMEA berguna untuk menentukan indikasi dan parameter yang
dibutuhkan untuk memonitor kondisi peralatan. FMEA GIS PT. PLN (Persero) terdiri dari 5
subsistem.
Posisi kontak tidak simetri yang disebabkan oleh gangguan fungsi kerja/
degradasi subsystem mekanik.
Pressure switch, density monitor, rele bantu tidak berfungsi akibat kontak
tidak berfungsi, seal box fatigue/menua, pegas bimetal lemah,
kebocoran manometer tipe basah (menggunakan minyak).
23
GAS INSULATED SUBSTATION
degradasi isolasi sealing end akibat instalasi yang kurang baik dan
ageing,
proses pelilitan pvc tape yang kurang bagus yang menyebabkan pvc
tape sebagai isolasi sealing end rusak
Peralatan kerja yang kurang sesuai dan cara penanganan gas yang
kurang baik pada saat melakukan penanganan gas/gas handling
24
GAS INSULATED SUBSTATION
gangguan sumber AC
Material rod yang kurang baik, instalasi yang kurang baik, desain yang
tidak sesuai yang menyebabkan sambungan rod penggerak longgar
Pen pengunci sambungan patah akibat material rod yang kurang baik,
dan instalasi yang kurang baik
Perubahan momen beban kerja mekanik PMS akibat posisi kontak tidak
simetri atau penurunan kondisi peralatan (aus)
2 PEDOMAN PEMELIHARAAN
25
GAS INSULATED SUBSTATION
Nilai tahanan pentanahan di Gardu Induk bervariasi, tergantung dari besarnya nilai
tahanan tanah yang ditentukan oleh kondisi tanah, misalnya tanah kering, cadas, kapur,
dan sebagainya. Semakin kecil nilai pentanahannya maka semakin baik. Menurut IEEE
std 80-2000 tentang Guide for Safety in AC Substation Grounding besarnya nilai tahanan
pentanahan untuk switchgear adalah 1 ohm. Untuk mengukur tahanan pentanahan
digunakan alat ukur tahanan pentanahan (earth resistance tester) seperti diperlihatkan
pada Gambar 2-1. Pengukuran tahanan pentanahan ini bertujuan untuk menentukan
tahanan antara besi atau plat tembaga sebagai elektro yang ditanam dalam tanah
terhadap peralatan atau kompartemen GIS/GIL.
Sampai dengan saat ini, kualitas gas SF6 yang dapat terukur oleh alat pengukuran dan
pengujian yang tersedia antara lain untuk purity, dew point (moisture content), dan
decomposition product. Pengujian Kualitas gas SF6dilakukan secara kondisional yaitu jika
ditemukan kondisi sebagai berikut:
26
GAS INSULATED SUBSTATION
Jika salah satu dari kondisi di atas telah terjadi, maka pengujian kualitas gas SF6
dilakukan secara 3 bulanan, dan jika ditemukan trend meningkat maka periode pengujian
dipersingkat.
Namun demikian, pengujian kualitas gas SF6 juga harus dilakukan secara periodic, untuk
mencegah adanya pemburukan karena munculnya partial discharge yang tidak
termonitor. Pengujian secara periodic ini dilakukan setiap 2 tahun.Lihat Lampiran 1.
2.2.3 Purity
Purity (kemurnian) dinyatakan dengan prosentase jumlah gas SF6 murni dalam suatu
kompartemen GIS. Semakin tinggi persentase ini maka semakin sedikit zat lain dalam
isolasi gas SF6. Untuk metode pengujian purity seperti diperlihatkan pada Gambar 2-3.
Pengujian moisture content dilakukan untuk mengetahui kandungan atau kadar uap air
yang terdapat di compartment. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah titik jenuh dari
27
GAS INSULATED SUBSTATION
tekanan uap air dan tekanan gas yang terukur dari alat uji. Uap air di dalam kompartemen
bisa mengalami kondensasi sehingga mengurangi kekuatan isolasi gas SF6. Standar
moisture content mengacu pada standar pabrikan. Jika standar pabrikan tidak ditemukan,
dapat menggunakan standar internasional.
Dew point (titik embun) menunjukkan titik dimana gas SF6 berubah menjadi cair. Hal ini
terkait dengan tingkat kelembaban gas SF6, yaitu berapa banyak partikel air yang
terkandung dalam isolasi gas SF6. Semakin tinggi nilai dew point maka dapat menurunkan
nilai isolasi gas SF6 karena kontaminasi kelembaban air (CIGRE 15/23-1Diagnostic
Methods for GIS Insulating System, 1992). Sedangkan untuk metode pengujian dew point
seperti diperlihatkan pada Gambar 2-3.
28
GAS INSULATED SUBSTATION
Partial discharge adalah peluahan sebagian secara elektrik pada media isolasi yang
terdapat diantara dua elektroda berbeda tegangan, dimana peluahan tersebut tidak
sampai menghubungkan kedua elektroda secara sempurna.Peristiwa seperti ini dapat
terjadi pada bahan isolasi padat.Sedangkan pada bahan isolasi gas, partial discharge
terjadi di sekitar elektroda yang runcing.Partial discharge di sekitar elektroda dalam gas
biasanya disebut korona.Adanya aktifitas partial discharge di dalam kompartemen
menandakan adanya defect dalam kompartemen. Sumber partial discharge tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: partikel bebas, partikel bebas yang
menempel pada permukaan, tonjolan atau ketidakrataan permukaan (protrusion),
elektroda yang mengambang (floating electrode) dan gelembung udara (void).
Diharapkan dengan memonitor aktifitas partial discharge secara kontinyu dapat diketahui
kerusakan isolasi secara dini sehingga tidak sampai merusak sistem atau peralatan
29
GAS INSULATED SUBSTATION
Selain shutdown measurement, juga dilakukan minor dan major overhaul dengan
mengikuti klasifikasi umur dan item-item overhaul dari pabrikan.
Pengukuran tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi
dan memperoleh nilai/besaran tahanan isolasi suatu peralatan. Pengukuran biasanya
dilakukan menggunakan insulation tester (megger) dengan catu daya yang menggunakan
baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Nilai tahanan
isolasi ini digunakan untuk kriteria tingkat kelembaban suatu peralatan dan mengetahui
apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.
Sedangkan metode pengukuran tahanan isolasi yang digunakan untuk peralatan GIS
terdiri atas tiga metode, yaitu Metode Atas-Pentanahan, Metode Bawah-Pentanahan, dan
Metode Atas-Bawah seperti pada Gambar 2-5, Gambar 2-6 dan Gambar 2-7.
30
GAS INSULATED SUBSTATION
31
GAS INSULATED SUBSTATION
Tujuan dilakukan pengujian keserempakan PMT adalah untuk mengetahui waktu kerja
PMT secara individu serta keserempakan PMT pada saat menutup ataupun membuka
sehingga dapat memastikan kesiapan PMT untuk memutuskan/memasukkan arus seperti
diperlihatkan pada Gambar 2-8.Metode pengujian yang dilakukan adalah PMT Open to
Close dan PMT Close to Open.
Adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrumen pengukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur
dalam kondisi tertentu.
Tujuan dilakukan pengecekan dan pelumasan gear adalah untuk mengetahui kondisi gear
pada peralatan dan untuk memastikan kerja gear agar berfungsi dngan baik pada saat
dibutuhkan dengan metode pemeliharaan 2 tahunan.
32
GAS INSULATED SUBSTATION
Adalah serangkaian kegiatan untuk pemeriksaan blocking sistem penggerak PMT yang
dilakukan sehubungan dengan durasi kerja motor, turunnya tekanan aktuator, over
pressure pada valve dan manometer serta over dan under pressure minyak hidrolik.
Adalah serangkaian kegiatan untuk pemeriksaan sistem interlock mekanik dan elektrik
yang dilakukan sehubungan dengan koordinasi kerja PMT terhadap PMS, PMS terhadap
ES atau sebaliknya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan
pengoperasian dan kerusakan peralatan. Sistem ini dapat tidak berfungsi dalam kondisi
pemeliharaan.
Reklamasi gas adalah upaya untuk mengembalikan kondisi gas SF6 agar memenuhi
kualitas pemakaian ulang untuk GIS.
Dalam penggunaan gas SF6 pada peralatan listrik, Gas SF6 terpakai dapat dikategorikan
sebagai berikut (Gambar 2-9):
1. Non arced gas
33
GAS INSULATED SUBSTATION
Kontaminan utama dalam non arced gas adalah udara dan moisture, yang
dapat muncul pada proses penanganan maupun pelepasan dari permukaan.
Sejumlah kecil decomposition products (biasanya dalam kisaran 100 ppmv)
juga dapat muncul ketika terjadi partial discharge dan tidak terdapat
absorbent dalam enclosure.
Setelah dilakukan proses reklamasi, selanjutnya harus dilakukan pengujian kualitas gas
SF6 dimana hasilnya dapat dikategorikan sebagai berikut:
2. Suited for the low range of reuse pressures merupakan kategori gas yang
dapat digunakan kembali pada peralatan dengan tekanan diatas 200 kPa
atau 2 Bar.
3. Not suited for reuse merupakan kategori gas yang tidak dapat digunakan
kembali dan memerlukan penanganan/pemeliharaan lebih lanjut.
34
GAS INSULATED SUBSTATION
35
GAS INSULATED SUBSTATION
3. Reklamasi dilakukan untuk gas dengan hasil pengujian Dew Point >-5 C dan
Decomposition Products > 2000 ppmv.
10. Lakukan kembali langkah No. 8 & 9 sampai hasil uji gas SF6 memenuhi
syarat (maksimal 4 cycle). Apabila telah melewati cycle 4 kondisi gas belum
memenuhi syarat, lakukan penggantian komponen filter.
11. Lakukan kembali langkah No. 8 & 9 sampai hasil uji gas SF6 memenuhi
syarat (atau maksimal 4 cycle). Hentikan reklamasi bila hasil uji
decomposition product tetap tinggi.
12. Ulangi langkah No.11, bila nilai hasil pengujian kualitas gas tidak mengalami
perbaikan.
13. Lakukan pengujian kualitas gas setelah 24 jam, bila hasil uji kualitas gas SF6
buruk , lakukan langkah No. 8 & 9.
36
GAS INSULATED SUBSTATION
14. Catat tanggal dan hasil pengujian terakhir pada kartu gantung tabung
(storage tank).
15. Periksa kembali kondisi dan fungsi peralatan instalasi yang telah diukur
termasuk fasilitas pengukuran dan peralatan monitoring tekanan gas SF6.
16. Laporkan kepada petugas pemilik aset terkait bila pelaksanaan pekerjaan
telah selesai.
Tabel 2-1 Norm pemakaian ulang (reuse) gas SF6 yang telah direklamasi
Tingkat impuriti
Kontaminan Sumber utama Efek deteriorasi
maksimum untuk reuse
Gas non-reaktif:
Penurunan kinerja
CF4 Switching isolasi
37
GAS INSULATED SUBSTATION
Shutdown function test adalah pemeliharaan yang dilakukan dalam bentuk pengujian
fungsi peralatan dalam keadaan tidak bertegangan dengan menggunakan alat bantu,
antara lain: AVO Meter, alat injeksi arus, alat injeksi tegangan. Lihat tabel 2-2.
Batas maksimum laju kebocoran gas SF6adalah 0.5 % per tahun per kompartemen pada
suhu lingkungan yang sama (14)(25). Untuk menghitung besarnya laju kebocoran SF6,
informasi yang perlu dicatat adalah tanggal pengisian, tekanan gas dan suhu lingkungan
sebelum dan sesudah pengisian gas.
38
GAS INSULATED SUBSTATION
Purity menunjukkan persentase kadar kemurnian gas SF6 pada setiap kompartemen.
Dalam kompartemen GIS kadar kemurnian gas SF6 tidak mungkin mencapai 100%, hal ini
disebabkan oleh adanya kontaminan yang dapat bersumber dari:
Adanya udara tersisa pada pipa, valve atau kompartemen setelah evakuasi
gas, dan dari kebocoran pada valve pada saat proses penanganan gas SF6
(proses pengisian dan pengosongan gas dalam kompartemen) yang tidak
sempurna.
Adanya kebocoran kompartemen dapat menyebabkan uap air berdifusi
(beralih) kedalam kompartemen dari luar jika tekanan sebagian uap air diluar
kompartemen lebih tinggi daripada dalam kompartemen. Jalur utama
kebocoran adalah sifat penyerapan kompartemen, seal bagian yang
bergerak secara mekanis, dan sistem seal. Difusi melalui bagian logam dan
material polimer dapat diabaikan karena koefisien difusi uap air material ini
sangat kecil.
Berbagai macam gas dan uap seperti air dan pembersih mungkin terjebak di
permukaan bagian dalam dari kompartemen atau oleh material dalam jumlah
besar sebelum peralatan dirakit. Material polimer memungkinkan menjadi
sumber utama moisture didalam system. Hasil pengambilan sample
peralatan dengan absorbent menunjukkan bahwa tekanan partial uap air
didalam gas dalam orde 100 Pa yang terkait dengan titik embun sekitar 20
o
C pada tekanan operasi. Absorbent yang tidak ditangani dengan baik dapat
mengandung moisture dan gas by product SF6, yang mungkin dilepaskan
pada saat evakuasi atau kenaikan temperature.
Penguraian gas SF6 karena electric discharge. Gas SF6 dapat terurai dan
membentuk produk turunannya karena terjadi electric discharge. Untuk lebih
jelasnya dibahas dalam sub bab 3.3.
Debu dan partikel yang dihasilkan oleh proses mekanis, partikel debu logam
dapat dihasilkan oleh gesekan mekanis permukaan logam. Bila peralatan
didesain dengan tepat, partikel ini biasanya terkumpul dalam tempat yang
tidak berpengaruh pada kekuatan system isolasi. Jika partikel ini terjatuh
kedalam area kuat medan listrik yang tinggi seperti sambungan isolasi, maka
dapat menyebabkan tracking dipermukaan isolator dan flashover. Oleh
karena itu, dalam penanganan gas harus diperhatikan untuk menghilangkan
partikel debu dengan filter yang sesuai.
39
GAS INSULATED SUBSTATION
merupakan bahan yang secara kimia stabil seperti udara, CF4 dan moisture
yang dapat mempengaruhi kemampuan isolasi gas dan kemampuan
switching PMT, jika ada dalam konsentrasi yang tinggi. Dan kontaminan
tersebut juga dapat mempengaruhi kemampuan transfer panas dari isolasi.
Secara garis besar maka kontaminan dalam kompartemen dapat dibagi menjadi:
Cairan yang bersifat konduktif yaitu air yang merupakan hasil kondensasi
dari uap air (moisture) dalam bentuk tetesan air
Decomposition product padat yang bersifat non konduktif, meliputi Copper
Fluoride (CuF2), tungsten oksida (WO3), tungsten oksilorida (WO2F2) dan
WOF4 dan alumunium fluoride (AlF3).
Kontaminan padat yang bersifat konduktif, seperti karbon dan debu logam
yang menjadi kritis ketika menumpuk di permukaan isolator yang terpapar
medan listrik sebagai lapisan yang konduktif.
Gas non reaktif, kandungan maksimum yang masih dapat ditoleransi untuk
gas non reaktif adalah 3 % volume.
Gas reaktif (korosif dan beracun).
Batas minimal purity untuk gas SF6 didalam kompartemen GIS yang sudah beroperasi
adalah 97 % (16), sedangkan untuk gas SF6 baru adalah 99.7 %.
Decomposition product gas SF6 merupakan hasil turunan gas SF6 akibat suhu tinggi yang
disebabkan adanya electric discharge (corona, spark dan arching). Decomposition
product dapat berupa gas dan padat.Dalam jumlah yang besar bersifat korosif dan
beracun. Proses terbentuknya decomposition product dapat dijelaskan sebagai berikut,
pada suhu 400 C hingga 600 C ikatan gas SF6 mulai pecah, kemudian pada temperatur
3000 C senyawa-senyawa yang bersifat dielektrik lain terbentuk, seperti diagram
dibawah ini.
40
GAS INSULATED SUBSTATION
Senyawa-senyawa ini beracun, reaktif, dan bersifat korosif terhadap metal dan gelas jika
berada di lingkungan yang lembab. Setelah temperatur busur api berkurang, yaitu di
bawah 1000 C atau sekitar 0,1 hingga 1 s setelah pemadaman busur api, sebagian
besar senyawa-senyawa pecahan ini akan bergabung kembali. Sebagian kecil sisanya
akan bereaksi dengan udara, uap air, uap metal, dan material padat lainnya. Sebagai
hasilnya akan terbentuk material gas dan padat seperti CuF2, AlF3, WF6 atau CF4. Seluruh
hasil reaksi akan bereaksi lagi dengan uap air dan menghasilkan senyawa korosif lainnya
(4),(6)
. Hal ini dapat digambarkan melalui salah satu reaksi hidrolisis sebagai berikut (3):
(1)
Tabel 3-1 Decomposition products SF6 .
41
GAS INSULATED SUBSTATION
Thionyl fluoride berbau telur busuk dan sering dikira/tertukar dengan hidrogen sulfida (H2S)
Pada umumnya di GIS terdapat absorbent yang berfungsi untuk menyerap decomposition
products yang merugikan seperti HF, SF4, SF2, S2F2, dan lain-lain yang dihasilkan oleh
busur api pada peralatan kontak, adanya kebocoran pada kompartemen, ataupun
ketidaksempurnaan pada proses handling gas SF6.
Dari senyawa-senyawa yang timbul tersebut ada senyawa yang dari hasil penelitian
menjadi indikasi terjadinya suatu proses, sebagai berikut:
5. Senyawa karbon (CO2, CO, COS, dan CF4) mengindikasikan telah terjadi
busur api pada material yang mengandung karbon, seperti teflon, epoxies,
minyak dan grease.
Batas maksimum konsentrasi gas-gas hasil dekomposisi SF6 adalah sebagai berikut:
Apabila alat uji kualitas gas SF6 tidak bisa mendeteksi konsentrasi masing-masing gas
hasil dekomposisi maka batas maksimum konsentrasi total decomposition product adalah
2000 ppmv.
42
GAS INSULATED SUBSTATION
Dew point (titik embun) gas SF6 adalah suhu di mana uap air dalam gas tersebut
berkondensasi (berubah menjadi zat cair). Batas dew point untuk gas SF6 didalam
peralatan adalah kurang dari -5 oC (pada suhu lingkungan 20 oC) (16).
Pengujian moisture content dilakukan untuk mengetahui kandungan atau kadar uap air
yang terdapat di compartment. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah titik jenuh dari
tekanan uap air dan tekanan gas yang terukur dari alat uji. Uap air di dalam kompartemen
bisa mengalami kondensasi sehingga mengurangi kekuatan isolasi gas SF6. Standar
moisture content mengacu pada standar pabrikan. Jika standar pabrikan tidak ditemukan,
dapat menggunakan standar internasional.
Metode diagnose Partial Discharge (PD) yang umum digunakan saat ini antara lain:
Metode IEC 60270: mendeteksi timbulnya aliran listrik sesaat (pC, nC).
Untuk interpretasi perlu diperhatikan bahwa besaran amplitudo pC/nC yang diperoleh dari
metoda IEC 60270 tidak dapatdisetarakan dengan V/mV. Dan yang harus diperhatikan
adalah pertumbuhan dan intensitas PD serta jenis sumber PD (tiap sumber tingkat
resikonya berlainan). Perlu diperhatikan bahwa untuk pengujian dengan metode acoustic
emission/AE masih diperlukan data pembanding dengan metode pengujian yang lain atau
statistikal data (trending).
43
GAS INSULATED SUBSTATION
Isolasi digunakan untuk memisahkan bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan atau antar phasa. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran tahanan isolasi.
Batasan minimum besarnya nilai tahanan isolasi menurut standar VDE (Catalouge 228/4)
pada suhu operasi dihitung berdasarkan 1 kilo Volt = 1 M (Mega Ohm). Dengan
catatan 1 kV adalah besarnya tegangan fasa terhadap tanah dan kebocoran arus yang
diijinkan setiap 1 kV adalah 1 mA.
Pada instalasi GIS terdapat sambungan-sambungan, baik itu pada kontak utama PMT,
PMS atau sambungan busbar yang memiliki nilai tahanan tertentu yang disebut tahanan
kontak. Adanya nilai tahanan ini akan menimbulkan panas dan pada kondisi tertentu,
dapat merusak peralatan. Untuk mengantisipasi kerusakan, perlu dimonitor besarnya nilai
tahanan kontak ini dengan batasan tahanan kontak mengacu pada standar pabrikan.
PMT berfungsi untuk memutuskan beban/tenaga. Proses pemutusan ini akan diikuti
dengan munculnya busur api baik pada saat buka atau tutup PMT (open/close PMT). Efek
dari munculnya busur api ini dapat dikurangi dengan mempercepat waktu kerja PMT.
Standar waktu kerja buka dan tutup PMT mengacu pada standar pabrikan (sebagai
contoh untuk PMT 70 kV Merk ASEA Type HLR waktu menutup 130 ms, sedangkan
waktu membuka 353 ms untuk mekanik penggerak type BLG dan 253 ms untuk type
BLG-B).
Selain waktu kerja buka dan tutup yang tepat, hal lain yang perlu diperhatikan adalah
keserempakan kerja ketiga phasa PMT. Standar perbedaan waktu kerja antar phasa
untuk PMT 150 kV adalah <10 ms (Standar alat uji Breaker Analyzer). Adapun untuk
akurasi perbedaan kerja antar fasa disarankan untuk melihat buku manual dari pabrikan
sesuai dengan merk dan type GIS.
Batas nilai tahanan untuk closing coil dan opening coil untuk PMT yang diijinkan antara
+/- 10% dari nilai pengukuran pada saat test rutin atau nameplate.
44
GAS INSULATED SUBSTATION
Setiap bentuk anomali atas hasil on-line inspection peralatan akan diberikan rekomendasi
sebagai berikut:
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
PRIMARY Kondisi kontak berubah Ukur decomposition
(apabila PMS warna/ product SF6 kompartemen
dilengkapi hangus tersebut dan rencanakan
dengan sarana pebaikan
optik)
SECONDARY Box/casing korosi/ Lakukan perbaikan/
bagian luar CT kendor pengencangan
rantas/putus/ Lakukan penggantian
hilang
Lampu redup / tidak Lakukan penggantian
penerangan panel berfungsi/
mekanik PMT hilang
Kabel kontrol terkelupas Lakukan penggantian
Terminasi wiring korosi/ panas Lakukan perbaikan/
pengencangan/penggantia
n
Kondisi pintu kendor/lepas Lakukan pengencangan/
panel mekanik perbaikan
PMT
tidak bisa Lakukan perbaikan
dikunci
Kondisi dalam kotor/ lembab Lakukan pengeringan/
panel mekanik pembersihan
PMT
Heater rusak / hilang Lakukan penggantian
Kondisi door tidak elastis/ Lakukan penggantian
sealant (karet putus / hilang
pintu) panel
mekanik PMT
Lubang kabel tidak rapat Lakukan perbaikan
kontrol
glen kabel Lakukan penggantian
tidak ada
45
GAS INSULATED SUBSTATION
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
SECONDARY Bau bangkai/ Lakukan investigasi dan
gosong perbaikan
Grounding panel korosi Lakukan perbaikan
rantas/ Lakukan penggantian
kendor/ putus
Kondisi klem kendor Lakukan pengencangan
sarana pengujian
(khusus PMS korosi Lakukan perbaikan
tanah)
Kondisi pondasi rusak Lakukan perbaikan
MK
Kondisi baut patah/hilang Lakukan perbaikan
antara MK dan
pondasi
MCB sumber trip Lakukan investigasi
tegangan AC
pada MK
Termination cable
head GIL
DIELECTRIC GAS Kondisi korosi Lakukan perbaikan
manometer SF6
rembes/ Lakukan penggantian
rusak
Lampu indikator tidak Lakukan penggantian
tekanan gas SF6 terpasang/
putus / hilang
menyala Cek tekanan SF6
menggunakan manometer
portabel
Alarm penurunan Bunyi Penambahan gas SF6
tekanan gas SF6
Kondisi korosi Lakukan perbaikan
pipa/selang gas
kembung Perbaikan segera
SF6
Kondisi nipple/ kotor Lakukan pembersihan
valve
korosi Lakukan perbaikan
kompartemen
rusak Jadualkan pemadaman
untuk penggantian
46
GAS INSULATED SUBSTATION
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
Kondisi mur baut kotor Lakukan pembersihan
sambungan antar
korosi/hilang Lakukan penggantian dan
kompartemen
/ lepas cek kebocoran
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
Kondisi Bellow kotor Lakukan pembersihan
korosi Lakukan perbaikan
panas Lakukan pemeriksaan
kondisi grounding
Kondisi gas Kotor Lakukan pembersihan
rupture disk / over
pressure Korosi Lakukan perbaikan
membrane /
sarana PD
UHF/VHF
Fasilitas Korosi Lakukan perbaikan
Assessment Seal
Rusak Jadualkan pemadaman
untuk penggantian
Kondisi nipple/ kotor korosi
valve SF6 pada
korosi / rusak Lakukan perbaikan /
MK termination
penggantian
cable head
Kondisi pipa/ korosi Lakukan perbaikan
selang gas SF6
pada MK kembung Perbaikan segera
termination cable
head
LIQUID Kondisi korosi Lakukan perbaikan
manometer
rembes / Lakukan penggantian
minyak sealing
rusak / hilang
end/ sealing box
Kran minyak rembes / Jadualkan pemadaman
sealing end/ rusak / hilang untuk perbaikan atau
sealing box penggantian
Bushing sealing kotor Lakukan pembersihan
47
GAS INSULATED SUBSTATION
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
end outdoor
rembes/ retak Jadualkan pemadaman
untuk perbaikan atau
penggantian
Link Box kotor/ lembab Lakukan pembersihan/
/ korosi perbaikan
Kondisi Korosi/ Lakukan perbaikan
Termination kabel rembes/
head kendor
Flanges bushing korosi Lakukan perbaikan
kabel head
rembes/ Jadualkan pemadaman
lepas untuk perbaikan atau
penggantian
Kondisi level minimum Lakukan pengukuran
minyak bushing dissipasi faktor dan
kabel (khusus kapasitansi serta arus
type oil bocor bushing, kemudian
impregnated) lakukan penambahan
minyak
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
DRIVING HIDROLIK Level minyak minimum Lakukan penambahan
MECHANISM hidrolik minyak
Manometer retak/tidak Lakukan penggantian
minyak hidrolik terbaca
Minyak hidrolik Rembes Lakukan pengecekan
kebocoran dan
penambahan minyak
Pompa hidrolik rembes/ Lakukan pengecekan
bocor kebocoran dan
penambahan minyak
Valve release/ terbuka Lakukan pengecekan dan
drain penambahan minyak
Valve pengisian rembes/ Jadualkan pemadaman
minyak hidrolik bocor untuk penggantian
Piping Hidrolik kembung/boc Jadualkan pemadaman
or/bengkok untuk penggantian
48
GAS INSULATED SUBSTATION
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
Akumulator rembes Jadualkan pemadaman
Hidrolik untuk penggantian
korosi Lakukan perbaikan
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
Pompa hidrolik rembes/ Lakukan pengecekan
bocor kebocoran dan
penambahan minyak
Valve release/ terbuka Lakukan pengecekan dan
drain penambahan minyak
Valve pengisian rembes/ Jadualkan pemadaman
minyak hidrolik bocor untuk penggantian
49
GAS INSULATED SUBSTATION
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
Piping Hidrolik Kembung/ Jadualkan pemadaman
bocor/ untuk penggantian
bengkok
MCB motor trip Lakukan investigasi
hidrolik
Frekuensi kerja Sering (di Lakukan investigasi
pompa hidrolik atas kebocoran
normalnya)
PNEUMATIK Kondisi valve tertutup Valve dibuka
udara penggerak
rusak Jadualkan pemadaman
untuk penggantian
Motor penggerak macet Jadualkan pemadaman
PMS untuk perbaikan
tidak Lakukan investigasi
berfungsi
Kondisi saat ada percikan Lakukan investigasi dan
motor penggerak api / berderit / perbaikan
bekerja bergetar
kencang
Frekuensi kerja Sering (di Lakukan investigasi
motor kompressor atas kebocoran
normalnya)
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
MECHANIC Indikasi tidak sesuai Segera jadualkan
close/open pemadaman untuk
perbaikan atau
penggantian
rusak/tidak Lakukan penggantian
terbaca
Kondisi rod/ korosi Lakukan perbaikan
tuas penggerak kendor Lakukan pengencangan
mekanik
bengkok Jadualkan pemadaman
untuk perbaikan atau
penggantian
50
GAS INSULATED SUBSTATION
Rekomendasi
Parameter Yang Indikator
SubSistem
Diinspeksi Anomali
Tindak Lanjut
Kondisi pen hilang / lepas Jadualkan pemadaman
pengunci rod/ / bengkok untuk perbaikan atau
tuas penggerak penggantian
mekanik
kendor Lakukan pengencangan
bengkok Jadualkan pemadaman
untuk perbaikan atau
penggantian
Kondisi box kotor/ lembab Lakukan pengeringan/
mekanik PMS pembersihan
korosi Lakukan perbaikan
Perhitungan laju kebocoran gas SF6 dilakukan rutin setiap tahun. Laju kebocoran gas SF6
dapat dikatakan normal jika penurunan tekanan gas dibawah 0.5 % pertahun untuk tiap
kompartemen (IEC 62271). Apabila laju kebocoran melebihi batas maksimal, perlu
dilakukan identifikasi titik kebocoran dengan menggunakan leakage detector.
Pengujian kemurnian (purity) gas SF6 dilaksanakan rutin setiap tahun. Apabila kemurnian
gas SF6 lebih kecil dari 97%, maka perlu dilakukan pengujian dew point dan
decomposition product. Jika hasil pengujian dew point >-5 C (sebanding dengan tekanan
parsial uap air sebesar 400 Pa) atau hasil pengujian decomposition product >2000 ppmV
maka pengukuran partial discharge perlu dilakukan untuk mengetahui adanya partial
discharge di dalam kompartemen. Apabila partial discharge tidak ditemukan, maka perlu
dilakukan penggantian gas SF6berikut absorbent (untuk kompartemen PMT dan PMS).
Apabila terdapat partial discharge di dalam kompartemen, maka diperlukan pengujian
partial discharge lanjutan dengan interval waktu tertentu untuk memonitor pertumbuhan
(pola dan magnitude)partial discharge.
Gambar 4-11 menunjukkan diagram alir rekomendasi monitoring laju kebocoran dan
pengujian kualitas gas SF6.
51
GAS INSULATED SUBSTATION
Gambar 4-1 Diagram alir rekomendasi monitoring laju kebocoran dan pengujian kualitas gas
SF6
52
GAS INSULATED SUBSTATION
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kontaminasi gas SF6 pada saat
penanganan SF6 adalah sebagai berikut:
Mengganti absorbent.
Angkat penutup lubang (hand hole) dari tabung absorbent (absorbent case).
Pengukuran tahanan kontak pada GIS umumnya mengukur sekaligus beberapa kontak
yang berada pada beberapa kompartemen. Apabila ditemukan hasil ukur tahanan kontak
yang lebih tinggi dari nilai yang distandarkan oleh pabrikan, maka pemeriksaan lebih
lanjut perlu dilakukan terhadap hasil uji kualitas gas SF6, terutama untuk purity dan
decomposition product gas SF6 pada kompartemen-kompartemen yang terukur. Apabila
ditemukan pemburukan kualitas gas SF6 pada salah satu atau lebih kompartemen terukur,
maka perlu dilakukan pemeriksaan kondisi kontak pada kompartemen tersebut. Namun
apabila hasil ukur kualitas gas SF6 pada kompartmen terukur masih dalam kondisi baik,
maka perlu dilakukan pengukuran tahanan kontak pada periode berikutnya untuk melihat
trend/kecenderungannya.
53
GAS INSULATED SUBSTATION
Pengujian kecepatan kerja PMT diukur dengan melihat waktu kerja buka, tutup dan tutup-
buka PMT. Apabila kecepatan kerja buka atau tutup PMT terukur lebih besar dari yang
distandarkan oleh pabrikan, maka perlu diperiksa keserempakan kerja PMT tersebut.
Keserempakan kerja PMT diukur dengan melihat selisih waktu kerja antar pole PMT
dalam satu kali operasi tutup-buka. Apabila ditemukan selisih waktu maksimum pada tiap
operasi tutup, buka maupun tutup-buka antar pole PMT lebih besar dari yang
distandardkan, maka perlu diperiksa sistem penggerak mekaniknya.
54
GAS INSULATED SUBSTATION
Apabila ditemukan nilai tahanan isolasi sisi sekunder CT atau CVT/VT yang kurang dari
standar, maka perlu dilakukan langkah sebagai berikut:
Gear merupakan sarana transfer energi antara poros kontak kompartemen PMS dengan
penggeraknya. Salah satu sisi gear berisolasigas SF6 sedangkan sisi lainnya berada pada
udara luar. Masing-masing sisi dilindungi/dibatasi oleh sub-seal (gasket atau o-ring).
Pemeriksaan gear pada sisi luar perlu dilakukan untuk melihat kondisi sub-seal, apabila
sub-seal yang berfungsi sebagai pelindung dari kontaminasi gas SF6 oleh udara luar
kondisinya sudah mengeras (elastisitasnya berkurang), maka perlu dilakukan
penggantian sub-seal tersebut.
Pelumasan sub-seal disarankan tidak terlalu tebal, hal iniuntuk menghindari kerusakan
sub-seal akibat kontaminasi oleh debu karena dapat mempercepat proses penuaan sub-
seal.
Interlock elektrik dinyatakan tidak berfungsi dengan baik bila motor penggerak PMS
bekerja tapi poros PMS tidak berputar. Apabila hal ini terjadi, maka harus dilakukan
investigasi lebih lanjut terhadap motor penggerak. Kondisi ketidaknormalan lain adalah
bila PMS sudah selesai bekerja/berganti posisi, motor penggerak masih terus bekerja.
Untuk itu perlu dilakukan investigasi pada pasokan tegangan kontaktor, kondisi
kontaktor/relay, kondisi indikator dan sinyal pada local control cubicle (LCC) dan posisi
limit switch pada system penggerak mekanik.
55
GAS INSULATED SUBSTATION
Announciator kegagalan trip circuit faulty (TCF)/trip circuit supervision (TCS) muncul
terjadi karena kehilangan sumber DC yang menginisiasi opening atau tripping coil. Untuk
lebih detail, lihat buku pedoman pengujian sistem proteksi gardu induk.
Pada manometer jenis basah (terendam minyak), apabila ditemukan error yang lebih
besar dari yang distandarkan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kondisi cairan/minyak
dalam manometer. Bila kondisinya memburuk, maka dapat dipastikan penyebab error
adalah korosi pegas. Hal ini ditanggulangi dengan penggantian manometer.
Pada manometer jenis kering, apabila ditemukan error yang lebih besar dari yang
distandarkan, maka dapat dipastikan penyebab error adalah kejenuhan pegas. Hal ini
ditanggulangi dengan penggantian manometer.
Penggantian manometer SF6 maupun hidrolik dilakukan dengan terlebih dahulu memblok
system proteksi pada manometer SF6 dan menutup valve hidrolik.
Ketidaknormalan nilai tahanan coil PMT karena putus (nilai pengukuran nol). Langkah
yang dilakukan adalah penggantian coil. Di samping coil putus, hal yang perlu
diperhatikan adalah berkaratnya rod coil dan koneksi kabel. Langkah yang dilakukan
adalah membersihkan rod dan koneksi kabel tersebut.
56
GAS INSULATED SUBSTATION
KONDISIONAL
1 TAHUNAN
2 TAHUNAN
5 TAHUNAN
MINGGUAN
3 BULANAN
BULANAN
HARIAN
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
14 GIS
14.1 Inspeksi
Inspeksi level -1 ( In service
14.1.1
Superficial Inspection )
14.1.1.1 PMT
14.1.1.1.1 Tekanan gas SF6 Pemeriksaan tekanan gas SF6
14.1.1.1.2
Kondisi manometer dan density
meter
Pemeriksaan kondisi manometer dan
density meter
14.1.1.1.3 Lampu indikator SF6
Pemeriksaan lampu indikator tekanan
gas SF6
14.1.1.1.4 Counter kerja Penunjukan counter kerja
14.1.1.1.5 Tekanan gas saat muncul alarm
Pemeriksaan tekanan gas SF6 muncul
alarm
14.1.1.1.6 Tekanan gas sesudah alarm off
Pemeriksaan tekanan gas SF6 sesudah
alarm off saat trip/block
14.1.1.1.7 kebocoran SF6 Pendeteksian kebocoran SF6
57
GAS INSULATED SUBSTATION
KONDISIONAL
1 TAHUNAN
2 TAHUNAN
5 TAHUNAN
MINGGUAN
3 BULANAN
BULANAN
HARIAN
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
58
GAS INSULATED SUBSTATION
KONDISIONAL
1 TAHUNAN
2 TAHUNAN
5 TAHUNAN
MINGGUAN
3 BULANAN
BULANAN
HARIAN
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
14.1.1.2.2
Kondisi manometer dan density
meter
Pemeriksaan kondisi manometer dan
density meter
14.1.1.2.3 Lampu indikator SF6
Pemeriksaan lampu indikator tekanan
gas SF6
14.1.1.2.4 Tekanan gas saat muncul alarm
Pemeriksaan tekanan gas SF6 muncul
alarm
14.1.1.2.5 Tekanan gas sesudah alarm off
Pemeriksaan tekanan gas SF6 sesudah
alarm off saat trip/block
14.1.1.2.6 kebocoran SF6 Pendeteksian kebocoran SF6
14.1.1.2.7 ketidaksempurnaan kontak PMS
Pemeriksaan ketidaksempurnaan
kerja kontak PMS
14.1.1.2.8 motor listrik PMS Pemeriksaan kondisi motor listrik
14.1.1.3 CT
59
GAS INSULATED SUBSTATION
KONDISIONAL
1 TAHUNAN
2 TAHUNAN
5 TAHUNAN
MINGGUAN
3 BULANAN
BULANAN
HARIAN
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
60
GAS INSULATED SUBSTATION
KONDISIONAL
1 TAHUNAN
2 TAHUNAN
5 TAHUNAN
MINGGUAN
3 BULANAN
BULANAN
HARIAN
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
61
GAS INSULATED SUBSTATION
KONDISIONAL
1 TAHUNAN
2 TAHUNAN
5 TAHUNAN
MINGGUAN
3 BULANAN
BULANAN
HARIAN
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
62
GAS INSULATED SUBSTATION
KONDISIONAL
1 TAHUNAN
2 TAHUNAN
5 TAHUNAN
MINGGUAN
3 BULANAN
BULANAN
HARIAN
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
63
GAS INSULATED SUBSTATION
KONDISIONAL
1 TAHUNAN
2 TAHUNAN
5 TAHUNAN
MINGGUAN
3 BULANAN
BULANAN
HARIAN
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
14.1.3.1.3
Kandungan Decomposition
Products
14.1.3.1.4 Partial discharge Pengukuran partial discharge
14.1.3.2 Shutdown Measurement
64
GAS INSULATED SUBSTATION
KONDISIONAL
1 TAHUNAN
2 TAHUNAN
5 TAHUNAN
MINGGUAN
3 BULANAN
BULANAN
HARIAN
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
14.1.3.3.1 Gas SF6 density detector Pengujian fungsi SF6 density detector
14.1.3.3.2 Signal trip/blok Pengujian fungsi signal trip/blok
14.1.3.3.3 Annunciator Pengujian annunciator
14.1.3.3.4 Electric interlock Pengujian electric interlock
14.1.3.3.5 Trip circuit faulty Pengujian trip circuit faulty
65
GAS INSULATED SUBSTATION
66
GAS INSULATED SUBSTATION
67
GAS INSULATED SUBSTATION
Primary 1) menyalurkan dan 1) tidak mampu switching peralatan tidak mampu main komponen tidak dapat cacat over arcing
memutuskan dan device utama yang memutuskan contact penghubung menghubung pada heating pada saat
2) memutus-sambungkan menghubungkan berperan dan dan pemutus kan dan main proses
aliran energi listrik pada aliran listrik pada dalam menghubung aliran listrik memutuskan contact switching
kondisi normal tanpa waktunya memutuskan kan aliran aliran listrik
terjadi overheating, bad dan listrik
contact maupun 2) tidak mampu menghubung
discharge, menyalurkan energi kan aliran
listrik pada kondisi listrik
3) menghasilkan informasi normal
untuk keperluan proteksi
sistem, 3) terjadi overheating,
bad contact, dan
4) memproteksi GIS sendiri discharge
Primary 1) menyalurkan dan 1) tidak mampu switching peralatan tidak mampu main komponen tidak dapat posisi baut pemasan
memutuskan dan device utama yang memutuskan contact penghubung menghubung fix dan lepas gan baut
2) memutus-sambungkan menghubungkan berperan dan dan pemutus kan dan main atau dan
aliran energi listrik pada aliran listrik pada dalam menghubung aliran listrik memutuskan contact kendor marking
kondisi normal tanpa waktunya memutuskan kan aliran aliran listrik tidak tidak
terjadi overheating, bad dan listrik tepat tepat
contact maupun 2) tidak mampu menghubung
discharge, menyalurkan energi kan aliran
listrik pada kondisi listrik
3) menghasilkan informasi normal
untuk keperluan proteksi
sistem, 3) terjadi overheating,
bad contact, dan
4) memproteksi GIS sendiri discharge
68
GAS INSULATED SUBSTATION
Primary 1) menyalurkan dan 1) tidak mampu switching peralatan tidak mampu main komponen tidak dapat hold fleksibil kontak
memutuskan dan device utama yang memutuskan contact penghubung menghubung spring itas panas
2) memutus-sambungkan menghubungkan berperan dan dan pemutus kan dan lepas berkura
aliran energi listrik pada aliran listrik pada dalam menghubung aliran listrik memutuskan dari ng
kondisi normal tanpa waktunya memutuskan kan aliran aliran listrik housin
terjadi overheating, bad dan listrik g
contact maupun 2) tidak mampu menghubung
discharge, menyalurkan energi kan aliran
listrik pada kondisi listrik
3) menghasilkan informasi normal
untuk keperluan proteksi
sistem, 3) terjadi overheating,
bad contact, dan
4) memproteksi GIS sendiri discharge
69
GAS INSULATED SUBSTATION
70
GAS INSULATED SUBSTATION
71
GAS INSULATED SUBSTATION
Penambahan item hidrolik spring tidak ada item hidrolik spring, hanya item spring menyesuaikan aset di lapangan
dan hidrolik
FMEA GIL dihapuskan terdapat item FMEA GIL perlu dilakukan pembahasan tersendiri untuk FMEA
GIL yang diawali dengan mengumpulkan data-data
anomali tentang GIL
sistem GIS subsistem GIS hasil review fmea-fmeca
2 Bab 2 Perubahan definisi pada sub bab Pedoman hasil review fmea-fmeca
Pemeliharaan dan perubahan tabel Pedoman hasil verifikasi revisi SK Dir 114
Pemeliharaan
Penambahan item Moisture content SF6 Tidak ada item moisture content SF6 parameter pengukuran kualitas SF6
Perubahan dan penambahan beberapa item hasil review fmea-fmeca
pada shutdown testing measurement
Penambahan keterangan minor dan major hasil verifikasi revisi SK Dir 114
overhaul
Penambahan item reklamasi gas SF6 tidak ada item reklamasi gas SF6 Cigre 234 WG TB B3.02.01
3 Bab 3 Penambahan standar untuk moisture content SF6 hanya terdapat standar Alstom menyesuaikan aset di lapangan
(dari Hitachi dan CIGRE)
72
GAS INSULATED SUBSTATION
Perubahan Diagram alir rekomendasi monitoring Buku Panduan pemeliharaan praktis P3B JB
laju kebocoran dan pengujian kualitas gas SF6
73
GAS INSULATED SUBSTATION
DAFTAR ISTILAH
74
GAS INSULATED SUBSTATION
DAFTAR PUSTAKA
2. L.G. Christophorou, R.J. Van Brunt, SF6/N2 Mixtures: Basic and HV Insulation
Properties, IEEE Transactions on Dielectric and Electrical Insulation, Vol. 2, No. 5,
Oktober 1995, pp. 952-1003.
5. H. M. Ryan, G.R. Jones, SF6 Switchgear, Peter Peregrinus Ltd., London, 1989, pp.
1-62.
6. E. Maggi, SF6 Circuit Breakers, IEE Monograph Series 17: Power Circuit Breaker
Theory and Design, edited by C.H. Flurscheim, -, Peter Peregrinus Ltd., Stevenage,
1975, pp. 293-317.
9. IEEE 1300, 1996 (IEEE Guide for Cable Connection for Gas Insulated Substation)
10. IEEE C57.13, 1993 (IEEE Standard Requirements for Instrument Transformers
Description)
12. IEC 60376-2005 (Specification of technical grade sulfur hexafluoride SF6 for use in
electrical equipment)
14. IEEE C37.123, 1996 (IEEE Guide to Specifications for Gas-Insulated, Electric Power
Substation Equipment)
16. CIGRE 234 Task Force B3.02.01, (SF6 Recycling Guide), Agt 2003.
18. IEEE std 80-2000 tentang Guide for Safety in AC Substation Grounding
19. CIGRE 15/23-1 Diagnostic Methods for GIS Insulating System, 1992
75
GAS INSULATED SUBSTATION
22. IEC 60694 ed.2.2: 2002-01 (Common Spesifications for high-voltage switchgear and
controlgear standards)
23. Guideline for Infrered Inspection of Electrical and mechanical System oleh
Infraspection Institute
26. Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga
Listrik SKDIR 114.K/DIR/2010 GIS No. Dokumen: 14-22/HARLUR-PST/2009.
76