Você está na página 1de 12

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),

Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

PERANCANGAN STRUKTUR SILO

NUR AHMAD HUSIN1, IBNUPUDJI RAHADJO2

Dosen Diploma Teknik Sipil FTSP-ITS, Surabaya


Email: husinits@gmail.com

Abstrak Struktur silo merupakan bangunan pada umumnya dipergunakan untuk


penyimpanan bahan-bahan granular seperti semen, pasir, tanahliat dan lain-lain.
Perancangan struktur silo ini dibuat dan dibangun dengan fungsi utama adalah sebagai
tempat penyimpanan semen sebelum pendistribusian kewilayah-wilayah sekitarnya.
Perancangan struktur silo menggunakan material beton bertulang dan baja. Material
beton bertulang dipergunakan mutu K-350 dan mutu baja tulangan dipergunakan fy 300
MPa. Material beton bertulang dipergunakan pada elemen dinding silo, balok dan kolom.
Material baja untuk lantai elevasi +5.500 dan +9.000 dipergunakan material baja dengan
mutu BJ-37 sedangkan untuk struktur Cone dipergunakan baja mutu BJ-41.
Bentukstruktur silo dalam perancangan ini berbentuk bulat. Beban-beban yang bekerja
dalam perancangan struktur silo meliputi beban mati, beban hidup, beban gempa dan
beban temperature. Lokasi dibangunnya silo tersebut masuk di wilayah kegempaan zone 5
dengan beban temperature pada silo dirancang 70oC.
Hasil rancangan struktur silo diperoleh diameter silo 20000 mm, elevasi puncak silo
+44,800. Ketebalan dinding silo 400 mm, kolom utama berukuran 2000 x 3000 mm. Pile
Cap 35600 x 34400 x 2700 dengan tiang pancang diameter 450 mm dan 600 mm

Kata kunci Struktur Silo, Perancangan

I. PENDAHULUAN struktural tertentu (seperti tekuk atau berubah


Tempat untuk menyimpan bahan granular bentuk/penyok) yang mungkin terjadi pada
terdiri dari dua jenis utama silo dan bunker. silo atau bunker dengan bahan tipis.
Perbedaan penting antara keduanya adalah Silo dan bunker terdiri dari bermacam-
dalam perilaku bahan disimpan. Perbedaan macam bentuk baik tunggal ataupun grup.
perilaku dipengaruhi oleh geometri dan Banyak silo besar mengalami keruntuhan.
karakteristik dari bahan yang disimpan. Beberapa kemungkinan penyebab dari
Tekanan material pada dinding dan lantai keruntuhan bias diklasifikasikan sebagai
biasanya ditentukan oleh salah satu metode berikut :
untuk silo atau bunker. 1. Kesalahan disain, meliputi salah dalam
Silo dan bunker dibuat dari bermacam- pembebanan, kegagalan dalam
macam material struktur. Beton merupakan mempertimbangkan kombinasi
material yang sering dipakai untuk kedua pembebanan kritis dan kesalahan
struktur tersebut. Beton dapat memberikan detailing.
perlindungan yang diperlukan untuk bahan 2. Kesalahan konstruksi, seperti salah
disimpan, memerlukan sedikit perawatan, penempatan atau mengurangi baja
yang estetis, dan relatif bebas dari bahaya

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-113


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

tulangan, control kualitas beton yang Tabel1: Tipikal properties disain material
jelek granular
3. Kesalahan operasional, meliputi Angle
of
perubahan dari material yang disimpan, Weight Coefficient of Friction
Repose
Material lb/cu ft
atau akibat operasional bias memberikan (oc)
(kg/m3)
Against Against
beban lateral takterduga pada silo. Concrete Steel
Cement, 100
25 0,466 0,30
Portland (1600)
Cement, 88
33 0,60 0,30
II. PERTIMBANGAN DISAIN Clinker (1410)
Peas 50 (800) 25 0,296 0,263
Proses perancangan untuk struktur silo Wheat 50 (800) 25 0,444 0,414
memperhatikan 2 hal yakni dari segi fungsi Beans 46 (740) 31,5 0,442 0,366
Barley 39 (620) 37 0,452 0,376
dan struktural. Disain fungsi harus
Corn 44 (700) 27,5 0,423 0,374
berdasarkan volume kapasitas silo, Oats 28 (450) 28 0,466 0,412
perlindungan yang tepat dari material yang Sugar 63
35 0,431
Granular (1000)
disimpan, dan metode pengisian dan 100
Sand Dry 35 0,70 0,50
pengosongan silo. Pertimbangan struktur (1600)
113
adalah stabilitas, kekuatan dan control dari Sand Moist
(1810)
40 0,65 0,40

lebar retak dan lendutan. Beban-beban yang Sand 125


25 0,45 0,35
Saturated (2000)
dipertimbangkan meliput i : Flour 38 (610) 40 0,30 0,30
1. Beban mati dari berat sendiri struktur silo Lime
(burned 56 (900) 35 0,50 0,30
2. Beban hidup sebagai berikut : pebbles)
a. Gaya-gaya akibat material yang Lime
44 (700) 35 0,50 0,30
Powder
disimpan 50-65
Coal,
b. Beban akibat pengisian dan Bituminous
(800- 32-42 0,50 0,30
1040)
pengosongan silo 60-70
Coal,
c. Beban Angin anthracite
(960- 24-35 0,50 0,30
1120)
d. Beban gempa pada struktur dan
Coke 38 (600) 40 0,80 0,50
material yang disimpan. 113
Gravel Dry 35 0,45
3. Beban tempratur dari material (1810)
125
Gravel Wet 25 0,40 0,75
(2000)
III. PROPERTIES MATERIAL Manganase 125
40
Ore (2000)
Properties material yang akan disimpan 165
Iron Ore 40 0,50 0,364
di dalam silo berpengaruh pada intensitas (2640)
106
beban tekanan. Pada saat operasional aliran Clay Dry
(1700)
40 0,50 0,70

material harus mempertimbangkan pemilihan Clay Damp


113
25 0,30 0,40
(1810)
bentuk dan ukuran outlet dantipe system 138
Clay Wet 15 0,20 0,30
unloading. (2200)
Lime
Tabel1 menunjuk kanpropertis material burned fine
57 (910) 35 0,50 0,30

yang umumnya disimpan di silo. Nilai Lime


75
burned 35 0,50 0,30
tersebut bias digunakan jika material yang coarse
(1200)
akan disimpan di silo tidak dilakukan Gypsum in
100
lumps, 40 0,50 0,30
pengetesan. limestone
(1600)

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-114


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

Pada perancangan struktur silo + 44.800

dipergunakan MutuBetok K-350 dan Mutu


Baja fy = 300 MPa. Semua baja dipergunakan
mutu baja BJ-37 kecuali untuk Cone
dipergunakan Mutu Baja BJ-41

IV. PERANCANGAN SILO + 10.500

+ 5.500

a. Dimesi Silo
0.000

Pada perancangan silo ini direncanakan Gambar1b:Tampak Silo


untuk penyimpanan material semen dengan
kapasitas silo rencanaa dalah 10.000 ton Setelah ditentukannya bentuk dan
dengan bentuk lingkaran. Dengan kapasitas dimensi silo selanjutnya dilakukanlah
silo rencana tersebut di dalam penentuan pemodelan struktur silo sebagaimana yang
dimensi silo berdasarkan perumusan empiris ditunjukkan pada gambar 1a dan 1b
yakni dikenal 2 pendekatan : sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2
berikut,
a. Oleh Dishinger,
b. Oleh Soviet code,
untuk silo lingkaran
untuk silo kotak
Dalam perancangan silo direncanakan
diameter (D) silo bagian dalam sebesar 18.300
mm dengan tinggi (H) silo sebesar 44.800 mm
sebagaimana tampak pada Gambar 1,

B B''' C C'' D E F F'' G

Gambar2 : Pemodelan Struktur Silo


4 VI

3 2''

V V

b. Perhitungan beban pada silo


2 2'

b.1. Beban pada dinding silo


Beban-beban static yang bekerja pada
1
VI
dinding silo meliputi beban tekanan baik
dalam arah lateral dan dalam arah vertical
Gambar1a: Denah Silo Elevasi +9.900 yang mengacu pada metode Reimbert dan
Jansses. Gambaran persamaan Reimbert dan
Jansson ditunjukkan pada Gambar3. Tekanan
static vertical Metode Janssen pada
kedalamam Y dari permukaan adalah :

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-115


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

h h = D/2.tan = 1,77 m
(1)

Sementara itu tekanan statik lateral pada


kedalaman Y adalah :

....(2)

Dimana k diasumsikan sebagai :

..(3)

Pada persamaan 1, R adalah radius


hidraulik (luas/keliling) dari penampang sisi Gambar3 :
dalam silo. Dimensi Silo untuk menggunakan Persamaan
Reimbert dan Janssen
Untuk silo lingkaran
Sementara itu tekanan static vertical Adapun besaran faktor C d berdasarkan
terhadap bidang miring sebesar, perumusan Reimbert dan Janssen
ditunjukkan pada Gambar4. Tampak pada
.(4) Gambar 4 besarnya tekanan pada silo baik
lateral Maupun verikal bertambah besar
Dan gaya geser permukaan bias diambil seiring dengan bertambahnya kedalaman silo
sebesar, terhadap posisi atap silo. Persamaan 1 sampai
dengan persamaan 5 merupakan persamaan
tekanan statik. Selama proses pengisian dan
......(5) pengosongan pada struktur silo besarnya
tekanan kemungkinan akan bertambah.
Berikut merupakan variable silo untuk Penambahan tekanan ini disebut pengaruh
penyimpanan Portland Cement, dinamik. Dalam proses pengosongan
= Angle of repose (PC)= 25o menyebabkan tekanan dan gesekan vertical
= Coeff of friction to Concrete= 0,466 pada dinding silo menjadi lebih tinggi.
= Coeff of friction to Steel = 0,30 Demikian pula akibat pengosongan,
= Weight/Volume= 1,20 t/m3 runtuhnya material di dalam silo akan
R = Hydraulic radius= 5 m menyebabkan bertambahnya tekanan vertical
D = Diameter of Silo= 20 m akibat tumbukan material yang mengalami
k = (1-sin)/(1+sin)= 0,406 keruntuhan. Pengaruh pengosongan material
C d = Overpressure factor didalam silo digambarkan dalam besarnya
= angle of silo bottom = 10o factor C d ditunjukkan pada Gambar 4 berikut
= Angle of conus chamber= 60o seiring dengan kedalaman pada silo,
H = 29 m

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-116


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

Pendekatan besarnya tekanan pada


dinding silo bias dilakukan pendekatan
dengan menggunakan factor tekanan, C d .
Sehingga secara umum bias dipergunakan
persamaan :

(6)

Mengacu pada Gambar 3 di atas, besarnya


tekanan pada dinding silo dibagi menjadi pias-
pias per ketinggian sebagaimana tampak pada
Gambar 5.
Berdasarkan Faktor tekanan, C d
sebagaimana tampakp ada Gambar 4 maka
faktor C d untuk perhitungan silo ditunjukkan
pada table 2.

Gambar5:Pembagian pias tekanan pada silo

Tabel 2 : Faktor C d
Posisi Janssen Reimbert
H 1 = D.tan = 3,50 m 1,35 1,10
(H-H1 )/4 = 6,37 m 1,45 1,20
(H-H1 )/4 = 6,37 m 1,55 1,45
(H-H1 )/4 = 6,37 m 1,65 1,65
Gambar 4 :Nilai Fakto rtekanan, C d (H-H1 )/4 = 6,37 m 1,65 1,65
hh = 1,77 m 1,65 1,65
Bottom 1,35 1,50

Mengacu pada Gambar 5 dan Tabel 2 di atas


maka perhitungan besarnya gaya p d dan q d
pada struktur silo berdasarkan ketinggian silo
ditunjukkan pada tabel 3 berikut,

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-117


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

Tabel 3 :Perhitungan beban pada dinding silo


vd Rata-rata
depth height q p Cd qd (t/m2) pd (t/m2) vd (t/m')
(t/titik) vd
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.00 43.00 0.00 0.00 1.35 0.00 0.00 0.00 0.00
0.50 42.50 0.59 0.24 1.35 0.80 0.33 0.84 1.35
1.00 42.00 1.18 0.48 1.35 1.59 0.65 1.74 1.44
1.50 41.50 1.75 0.71 1.35 2.36 0.96 2.70 1.54
2.00 41.00 2.31 0.94 1.35 3.12 1.27 3.72 1.63
2.50 40.50 2.86 1.16 1.35 3.86 1.57 4.79 1.72
3.00 40.00 3.40 1.38 1.35 4.59 1.86 5.92 1.81
3.50 39.50 3.93 1.60 1.35 5.31 2.16 7.11 1.90
4.00 39.00 4.45 1.81 1.35 6.01 2.44 8.35 1.98
4.50 38.50 4.97 2.02 1.35 6.70 2.72 9.64 2.07 1.54
5.00 38.00 5.47 2.22 1.45 7.93 3.22 11.79 3.45
5.50 37.50 5.96 2.42 1.45 8.64 3.51 13.29 2.40
6.00 37.00 6.44 2.61 1.45 9.34 3.79 14.84 2.48
6.50 36.50 6.92 2.81 1.45 10.03 4.07 16.44 2.57
7.00 36.00 7.38 3.00 1.45 10.70 4.34 18.10 2.65
7.50 35.50 7.84 3.18 1.45 11.36 4.61 19.80 2.73
8.00 35.00 8.28 3.36 1.45 12.01 4.87 21.56 2.81
8.50 34.50 8.72 3.54 1.45 12.65 5.13 23.36 2.89
9.00 34.00 9.15 3.72 1.45 13.27 5.39 25.21 2.96
9.50 33.50 9.58 3.89 1.45 13.89 5.64 27.11 3.04
10.00 33.00 9.99 4.06 1.45 14.49 5.88 29.05 3.11
10.50 32.50 10.40 4.22 1.45 15.08 6.12 31.04 3.19 2.86
11.00 32.00 10.80 4.38 1.55 16.74 6.79 35.35 6.91
11.50 31.50 11.19 4.54 1.55 17.34 7.04 37.57 3.56
12.00 31.00 11.57 4.70 1.55 17.94 7.28 39.84 3.63
12.50 30.50 11.95 4.85 1.55 18.53 7.52 42.14 3.70
13.00 30.00 12.32 5.00 1.55 19.10 7.75 44.50 3.77
13.50 29.50 12.69 5.15 1.55 19.66 7.98 46.89 3.84
14.00 29.00 13.04 5.29 1.55 20.22 8.21 49.33 3.91
14.50 28.50 13.39 5.44 1.55 20.76 8.43 51.81 3.97
15.00 28.00 13.74 5.58 1.55 21.29 8.64 54.33 4.04
15.50 27.50 14.07 5.71 1.55 21.81 8.85 56.89 4.10
16.00 27.00 14.40 5.85 1.55 22.33 9.06 59.49 4.17
16.50 26.50 14.73 5.98 1.55 22.83 9.27 62.13 4.23 4.15
17.00 26.00 15.05 6.11 1.65 24.83 10.08 68.99 10.99
17.50 25.50 15.36 6.23 1.65 25.34 10.29 71.88 4.63
18.00 25.00 15.67 6.36 1.65 25.85 10.49 74.80 4.69
18.50 24.50 15.97 6.48 1.65 26.35 10.69 77.77 4.75
19.00 24.00 16.26 6.60 1.65 26.83 10.89 80.77 4.81
19.50 23.50 16.55 6.72 1.65 27.31 11.08 83.81 4.87
20.00 23.00 16.84 6.83 1.65 27.78 11.27 86.88 4.93
20.50 22.50 17.12 6.95 1.65 28.24 11.46 89.99 4.98
21.00 22.00 17.39 7.06 1.65 28.69 11.64 93.13 5.04
21.50 21.50 17.66 7.17 1.65 29.13 11.82 96.31 5.09
22.00 21.00 17.92 7.27 1.65 29.57 12.00 99.52 5.14
22.50 20.50 18.18 7.38 1.65 30.00 12.17 102.77 5.20
23.00 20.00 18.43 7.48 1.65 30.41 12.34 106.04 5.25
23.50 19.50 18.68 7.58 1.65 30.83 12.51 109.35 5.30 5.40
24.00 19.00 18.93 7.68 1.65 31.23 12.67 112.68 5.35
24.50 18.50 19.17 7.78 1.65 31.62 12.84 116.05 5.40
25.00 18.00 19.40 7.87 1.65 32.01 12.99 119.45 5.44
25.50 17.50 19.63 7.97 1.65 32.39 13.15 122.88 5.49
26.00 17.00 19.86 8.06 1.65 32.77 13.30 126.33 5.54
26.50 16.50 20.08 8.15 1.65 33.13 13.45 129.81 5.58
27.00 16.00 20.30 8.24 1.65 33.49 13.59 133.32 5.62
27.50 15.50 20.51 8.33 1.65 33.85 13.74 136.86 5.67
28.00 15.00 20.72 8.41 1.65 34.19 13.88 140.42 5.71
28.50 14.50 20.93 8.49 1.65 34.53 14.02 144.01 5.75
29.00 14.00 21.13 8.58 1.65 34.87 14.15 147.63 5.79 5.58

Selanjutnya perhitungan beban beban


sebagaimana diuraikan pada tabel 3 kemudian
dimasukkan di dalam pemodelan struktur silo
sebagai beban tekanan (pressure) p d pada
dinding silo ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar5 :
Beban tekanan semen p d kedinding silo

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-118


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

Gambar6 : (a)
Gesekan semen pada dindingsilo

Dasar cone mempunyai kemiringans


ebesar sudut 10 derajat dan sudut cone 60
derajat. Sistem unloading dari silo yang
dirancang mengacu pada 2 referensi silo yakni
Claudius Peters dan Ibau Hamburg
sebagaimana tampak pada Gambar 7.
Sistem unloading tersebut secara
prinsip untuk memperoleh aliran material
yang lancer dengan bukaan pada bagian dasar
hopper mendekati 40 persen. Bagian dasar
cone diberikan aliran udara agar supaya
material di dalam silo tidak memadat sehingga
dapat mengalir dengan lancer dari dari ruang
silo ke dalam bagian dalam cone dengan
kendali system kontrol.

(b)
Gambar 7 : Sistem unloading silo

Berikut merupakan perhitungan beban


tekanan pada dasar cone dan beban pada cone.

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-119


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

Gambar8 :Pembebanan pada dasar cone

Tabel4 :Perhitungan beban dasar hopper

Gambar 10 :Beban hidupp ada atap silo

Beban yang ditimbulkan akibat penyimpanan


Gambar 9 :Pembebanan pada cone material semen adalahs uhu/temperatur.
Pengaruh temperature bias diabaikan sampai
Tabel 8 :Perhitungan beban pada cone suhu 80 Farenheit atau setara dengan
depth height q p Cd qd (t/m2) pd (t/m2) q d (t/m2) 26,67celcius atau setara dengan suhu kamar
16.40 26.60 16.23 6.59 1.65 26.77 10.87 14.84
16.90 26.10 16.63 6.75 1.65 27.43 11.13 15.21 25-30 derajat celcius. Bebans uhu/temperature
17.40 25.60 17.02 6.91 1.65 28.08 11.40 15.57
17.90 25.10 17.41 7.07 1.65 28.73 11.66 15.93 dapat dibaikan jika suhu beban yang disimpan
18.40 24.60 17.80 7.22 1.65 29.36 11.92 16.28
18.90 24.10 18.18 7.38 1.65 29.99 12.17 16.63 di dalam silo masih lebih kecil sama dengan
19.40 23.60 18.55 7.53 1.65 30.61 12.42 16.97
19.90 23.10 18.93 7.68 1.65 31.23 12.67 17.31 dengan suhu kamar. Berdasarkan permintaan
20.40 22.60 19.29 7.83 1.65 31.83 12.92 17.65
20.90 22.10 19.66 7.98 1.65 32.43 13.16 17.98 owner bahwa silo harus mampu menerima
21.40 21.60 20.01 8.12 1.65 33.02 13.40 18.31
21.90 21.10 20.37 8.27 1.65 33.61 13.64 18.63 beban temperature 70 derajat celcius.
22.40 20.60 20.72 8.41 1.65 34.19 13.87 18.95
22.90 20.10 21.06 8.55 1.65 34.76 14.11 19.27 Berdasarkan permintaan tersebut silo
23.40 19.60 21.41 8.69 1.65 35.32 14.33 19.58
23.90 19.10 21.74 8.82 1.65 35.88 14.56 19.89 diberikan beban temperature sebesar 40
24.40 18.60 22.08 8.96 1.65 36.43 14.78 20.19
24.90 18.10 22.41 9.09 1.65 36.97 15.00 20.49 derajat.
25.40 17.60 22.73 9.23 1.65 37.50 15.22 20.79
25.90 17.10 23.05 9.36 1.65 38.04 15.44 21.09
26.40 16.60 23.37 9.48 1.65 38.56 15.65 21.38
26.90 16.10 23.68 9.61 1.65 39.08 15.86 21.66
27.40 15.60 23.99 9.74 1.65 39.59 16.07 21.95
27.90 15.10 24.30 9.86 1.65 40.09 16.27 22.23
28.40 14.60 24.60 9.98 1.65 40.59 16.47 22.50
29.46 13.54 25.23 10.24 1.65 41.63 16.90 23.08

Beban lainnya pada silo adalah beban hidup


di atap silo sebesar 500 kg/m2.

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-120


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

Gambar 11 : Gambar 13 :
Beban temperature semen pada silo Input Grafik Response Spectrum

Beban berikut padas truktur silo adalah beban V. HASIL PERANCANGAN


gempa. Silo dalam perancangan ini berada di
lokasi kegempaan zone 5. Adapun data-data PD-3 PD-3 PD-3 PD-3 PD-3 PD-3

yang dipergunakan sebagai input pada PD-1 PD-1 PD-1 PD-1 PD-1 PD-1

PD-2

pemodelan struktur silo sesuai dengan ELV 0.000 ELV -0.200

PD-1 PD-1 PD-1 PD-1 PD-1 PD-1


PD-2 PD-2

SNI1726-2002 Standar Perencanaan PD-2


PD-2
PD-2

PD-2
K 800X1500
PD-2

PD-2 PD-2
PD-2

K 800X1500
PD-2 PD-2 PD-2

Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan PD-2 PD-2


K 2000X3000
ELV 0.000
PD-4 13
PD-4
16
13

K 2000X3000
PD-2 PD-2 PD-2

Gedung adalah PD-3


PD-4 PD-4
K 2000X3000 K 2000X3000
13 13

16 16

- Faktor Keutamaan Bangunan (I) = 1,5


PD-2 PD-2 PD-3 PD-2 PD-2 PD-2

PD-2 PD-2
PD-2 K 800X1500 K 800X1500

- Parameter daktilitas (R) = 3,5 PD-2 PD-2 PD-2


ELV 0.000
PD-2 PD-2 PD-2 PD-2 PD-2

- Faktor respon gempa (C) zone 5 untuk tanah ELV -0.200

sedang (lihatGambar 12)


FRAME SECTION WIDE FLANGE (mm)

NOTE : WIDE FLANGE (mm) d bf tw tf


PD-1 PEDESTAL 1 (WF 350x350x12x19) 350 350 12 19
PD-2 PEDESTAL 2 (WF 300x300x9x14) 300 300 10 15
PD-3 PEDESTAL 3 (WF 250x250x9x14) 250 250 9 14
PD-4 PEDESTAL 4 (PIPA 600mm; t = 16mm)

Gambar 14 :Denah Elevasi +0.00


B B''' C C'' D E F F'' G

4 IV

A
3 B 2''

III III
C

2 2'

1
IV

Gambar 12 :
Gambar 15 :Denah Elevasi +5.500
Spektrum respons gempa rencana (C)

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-121


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

B B''' C C'' D E F F'' G

4 VI

+ 9.000
3 2''

+ 9.000
Plat t = 30 mm
V V

2 2'

+ 9.000
1
VI

Gambar 16 :Denah Elevasi +9.000 Gambar 18 :Denah dan Potongan Hopper

D25-200
B B''' C C'' D E F F'' G
TOP & BOTT

D2 P & B
2D16
TO
5-3

TOP & BOTT


00 TT
+D
O
16
-30

D25-100
0

D25-150
VIII 50 2D16
4 D25-1 TT
& BO
TOP & BOTT
TOP
TO
D2 & B
P
5-7 OT

D25-75 D25-100
D25-100
5 T

TOP & BOTT

D25-75
TOP & BOTT

Plat t = 30 mm
3 2''

D25-100 D25-75
2D16
TOP & BOTT

VII VII

D25-75
D25-100
2D16
TOP & BOTT

D25-150
D25-100

D25-100
2 2'

D25-150
D25-200

D25-200
WF 300 x 150

RADIAL
F
1
VIII

Gambar 19 :Penulangan Hopper

PLAT STRIP t=14 mm

Gambar 16 :Denah Elevasi +44.800 PLAT STRIP t=21 mm x 400 mm

PLAT STRIP t=21 mm x 400 mm

+ 44.800 PLAT STRIP t=21 mm x 400 mm

PLAT STRIP t=21 mm x 400 mm

PLAT STRIP t=14 mm


WF 400x200x9x14
WF 300x150x4.6x7

WF 400x200x9x14

WF 400x200x9x14

HB 400x400x13x21 + PLAT STRIP 2x t =14 mm

PLAT STRIP t=21 mm x 400 mm

HB 400x400x13x21 + PLAT STRIP 2x t =14 mm

PLAT STRIP t=21 mm x 400 mm

HB 400x400x13x21 + PLAT STRIP 2x t =14 mm

PLAT STRIP t=21 mm x 400 mm

HB 400x400x13x21 + PLAT STRIP 2x t =14 mm

PLAT STRIP t=32 mm x 400 mm

HB 400x400x13x21 + PLAT STRIP 2x t =14 mm

PLAT STRIP 2x t=32 mm x 400 mm

HB 400x400x13x21 + PLAT STRIP 2x t =14 mm

+ 10.500

Gambar 20 :Potongan Cone


+ 5.500

0.000

Gambar 17 : Tampak Silo

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-122


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

Gambar 21 : Detail Cone

(a)

+ 14.750 + 14.750

+ 12.250

+ 10.500

+ 9.000 + 9.000 + 9.000 + 9.000


+ 8.500

+ 5.500 + 5.500 + 5.500 + 5.500

-0.200 0.000 0.000

- 2.000
- 2.700
(b)
Gambar 24 : Tampak Cone

Gambar 22 :Potongan Silo

VI. PELAKSANAAN LAPANGAN

Gambar 25 :Pelaksanaan Struktur Silo


Gambar 23 :Pelaksanaan Struktur Silo

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-123


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752

Gambar 26 :Struktur Silo

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Mark Fintel (1985), Handbook of
Concrete Engineering Second
Edition
2. Claudius Peters, Silo Technology
3. Ibau Hamburg, Silo Conversions and
Modifacations for the Cement
Industry
4. Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah (2002), Tata
Cara Perencanan Struktur Beton
Bertulang untuk Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2002.
5. Departemen Pemukimandan Prasarana
Wilayah(2002), Standard
Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia SNI 03-1729-2002.
6. Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah (2002), Standar
Perencanan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung SNI-
1726-2002.

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-124

Você também pode gostar