Você está na página 1de 23

ASUHAN GIZI IV

LAPORAN KASUS III CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


Dosen Pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Fillah Fithra Dieny, S.Gz, MSi
dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si.,Sp.GK
dr. Enny Probosari, MSi.Med

Disusun Oleh:
Annisa Khaira Maadi
22030114120006

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
A. Gambaran Kasus
Anak W (11 tahun) , laki-laki, masuk RS dengan keluhan sesak napas, mual,
muntah, lemas. Diagnosa medis dari dokter adalah CKD (Chronic Kidney
Disease) stage V on Hemodialisa, Nephrolithiasis Dextra dan Post
Nephrolithiasis Sinistra. Pasien telah menjalani hemodialisa rutin satu minggu
sekali, sudah empat minggu pasien belum menjalankan hemodialisa
dikarenakan menunggu operasi pemasangan double lumen.
Pasien sehari makan 3 kali sehari dengan porsi nasi sebanyak 100 g tiap
makan. Pasien memiliki kebiasaan memilih makanan. Makanan yang disukai
yaitu kering tempe 2 sdm 5x seminggu, tahu telur 3 biji kecil 3x seminggu,
bakwan jagung 1 biji 2x seminggu, telur dadar 1 butir 6x seminggu, bandeng
presto goreng telur 1 porsi 5x seminggu. Makanan yang tidak disukai pasien
yaitu ayam terutama ayam dengan santan dan semua jenis sayuran. Jika
disediakan sayuran, pasien hanya mengkonsumsi kuahnya saja. Pasien suka
minum susu kental manis, sehari minum susu 3x. Pasien memiliki pantangan
terhadap makanan seperti pisang dan tomat.
Ketika di RS, pasien mengkonsumsi makan 3x sehari dengan nasi 6 sdm tiap
makan, daging giling bumbu balado 1 penukar, kakap gulai 1 penukar. Karena
menu telur bumbu semur tidak dimakan akhirnya ibu membelikan telur dadar
dengan daun bawang dan habis. Pasien mendapat susu nephrisol dari RS di
pagi hari sebanyak 1 gelas dan habis. Selingan yang diberikan berupa biskuit 3
biji dan melon 1 potong.
Data laboratorium Hemoglobin 10,3 g%, hematokrit 26,5 %, eritrosit 3,2/ul,
ureum 147 mg/dl, kreatinin 4,63 mg/dl, natrium 146 mmol/L. Tekanan darah
110/80 mmHg, nadi 84x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,9oC. Pasien memiliki
BB 18 kg, TB 115 cm. Sehari kemarin pasien tidak berkemih.
Pasien mengetahui ada penyakit batu ginjal sejak 5 bulan lalu, dan sudah
menjalani hemodialisa seminggu sekali. Keluarga pasien tidak memiliki
riwayat dengan penyakit serupa. Pasien adalah anak petani dan menggunakan
pembiayaan dari BPJS.
Pasien anak yang aktif, sulit diberi pengertian terkait konsumsi makanan.
Orangtua pasien antusias untuk mendapatkan keterangan terkait upaya
penyembuhan anaknya.

B. Skrinning Gizi
Skrinning yang digunakan adalah Strong Kids

No. RM : 1234

Nama : Anak W

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 25 maret 2006

Parameter Nilai Skor


Apakah pasien tampak kurus ? Ya 1 1
Tidak 0
Apakah terdapat penurunan berat badan selama satu bulan Ya 1 0
terakhir ? Tidak 0
(berdasarkan penilaian objektif data berat badan bila ada
atau penilaian subjektif orang tua pasien atau untuk bayi <1
tahun berat bedan tidak naik selama 3 bukan terakhir)
Apakah terdapat salah satu dari kondisi tersebut ? (diare 5 Ya 1 1
kali/hari dan muntah > 3 kali/hari dalam seminggu terakhir Tidak 0
atau asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir)

Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang Ya 2 2


mengakibatkan pasien berisiko mengalami malnutrisi ? Tidak 0
Nilai score : 0 Risiko rendah, 1-3 Risiko sedang, 4-5 Risiko 4
tinggi
Kesimpulan : Anak W memiliki risiko tinggi malnutrisi.
C. Pengakajian Gizi
Pengakajian Riwayat Terkait Gizi / Makanan (FH)
Domain Data Interpretasi
FH 1.1.1.1 Total SMRS : 1678,2 kkal Asupan energi cukup
Energy Intake (92,7%) dari
kebutuhan
RS : 933,6 Asupan energi kurang
(51,6%) dari
kebutuhan
FH 1.2.2.5 Pasien makan dari Asupan makan pasien
Food Variety
sumber dari kurang bervariasi
karbohidrat, protein
(terutama nabati),
dan jarang
mengonsumsi sayur
dan buah.

FH 1.5.1.1 SMRS : 65,38 gr Asupan lemak


Total Fat
berlebih (131,07%)
dari kebutuhan
RS : 37,1 gr Asupan lemak kurang
(73,9%) dari
kebutuhan
FH 1.5.2 .1 SMRS : 51 gr Asupan protein lebih
Total Protein
(212,5%) dari
kebutuhan
RS : 34,8 gr Asupan protein lebih
(145%) dari
kebutuhan
FH 1.5.3.1 SMRS : 225,3 gr Asupan karbohidrat
Total carbohydrate
cukup (92,7%) dari
kebutuhan
RS : 82,2 gr Asupan karbohidrat
kurang (30,5%) dari
kebutuhan
FH 1.5.4.1 SMRS : 3 gr Asupan serat kurang
Total Fiber
(10%) dari kebutuhan
RS : 5,3 gr Asupan serat kurang
(17,6%) dari
kebutuhan
FH 1.6.1.1 SMRS : 286 g Asupan vitamin A
Vitamin A
kurang (47,6%) dari
kebutuhan
RS : 458,2 g Asupan vitamin A
kurang (76,3%) dari
kebutuhan
FH 1.6.2.1 SMRS : 734 mg Asupan kalsium
Calcium
kurang (61,1%) dari
kebutuhan
RS : 424,2 mg Asupan kalsium
kurang (35,35%) dari
kebutuhan
FH 1.6.2.3 SMRS : 6 mg Asupan besi kurang
Iron
(46,1%) dari
kebutuhan
RS : 6,5mg Asupan besi kurang
(50%) dari kebutuhan
FH 1.6.2.4 SMRS : 192 mg Asupan magnesium
Magnesium
berlebih (128%) dari
kebutuhan
RS : 105,2 mg Asupan magnesium
kurang (70,1%) dari
kebutuhan
FH 1.6.2.5 SMRS : 962,8 mg Asupan kalium
Pottasium
berlebih (133,7) dari
kebutuhan
FH 1.6.2.6 SMRS : 952 mg Asupan fosfor cukup
Phosporus
(95,2%) dari
kebutuhan
RS : 642,5 mg Asupan fosfor kurang
(64,2%) dari
kebutuhan

FH 1.6.2.7 RS : 228,8 mg Asupan natrium


Sodium
kurang (15,2%) dari
kebutuhan

FH 1.6.2.8 SMRS : 5 mg Asupan zink kurang


Zinc
(35,7%) dari
kebutuhan
RS : 5.7 mg Asupan zink kurang
(40,7%) dari
kebutuhan
FH 1.6.2.14 SMRS : 6 mg Asupan mangan
Manganese
berlebih (269.8%) dari
kebutuhan

FH 4.2.12 Pasien memiliki -


Food Preference
kebiasaan memilih-
milih makanan
FH 5.2.2 Pasien memilik -
Restrictive Eating
pantangan terhadap
makanan pisang dan
tomat
FH 7.3.1 Pasien anak yang -
Physical Activity
aktif
History

D. Pengkajian Antropometri (AD)


Domain Data Interpretasi
AD-1.1.1 height/length 115 cm -
AD-1.1.2 weight 18 kg -
AD-1.1.5 body mass -2,34 SD Underweight
index (IMT/U)
Anak W memiliki status gizi Underweight

E. Pengkajian Biokimia (BD)


Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi
BD 1.2.1 BUN 147 10-20 Mg/dl Tinggi
BD 1.2.2 4,63 0,6 1,2 Mg/dl Tinggi
Creatinine
BD 1.2.5 146 135-145 mmol/L Tinggi
Sodium
BD 1.10.1 10,3 12 g/dl Rendah
Hemoglobin

BD 1.10.2 26,5% 37- 47 % Rendah


Hematokrit
BD 1.10.4 3,2 4,2 5,4 Jt/ml Rendah
Red Blood Cell
Folate
Kesimpulan: anak W memiliki kadar ureum, kreatinin, dan natrium diatas normal,
serta kadar hemoglobin, hematokrit dan eritrosit dibawah normal.

F. Pengkajian Data Klinis / Fisik (PD)


Domai Data Nilai Satuan Interpretasi
n Normal
PD 1.1.1 Pasien dalam - - -
Overall kondisi sadar
Apprearance
PD 1.1.3 pasien sesak - - -
Cardiovascular- nafas
Pulmonary
PD 1.1.5 Mual dan - - -
Digestive Muntah
System
PD 1.1.9 Vital Nadi 84x.menit 80-89 Kali/menit Normal
RR 22x/menit Kali/menit Tinggi
Sign
TD 110/80 MMhG Normal
16-20
120/80
Kesimpulan: anak W mengalami sesak nafas, mual dan muntah, serta nila RR nya
melebihi normal

G. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)


Domain Data Interpretasi
CH-1.1.1 age 11 -
CH 1.1.2 gender Laki- laki -
CH 2.1.4 Sehari kemarin -
Excretory
pasien tidak
berkemih
CH 2.2.1 Medical Hemodialisa rutin -
Treatment/ Therapy
Kesimpulan: Anak W berusia 11 tahun menjalani terapi hemodialisa secara
rutin.

H. Comparative Standar
Domain Data Interpretasi
CS-1.1.1 Total Energy 1628 kkal Perhitungan kebutuhan
Estimated Needs estimasi energi
berdasarkan BB aktual
dan aktivitas tinggi.
CS-1.1.2 Method for Rumus Nelson -
Estimating Needs
CS-2.1.1 Total Fat 45 gr Lemak = 25 % dari total
Estimated Needs energi
CS-2.2.1 Total Protein 43 gr Protein = 1,2 g/KgBB
Estimated Needs
CS 2.2.2 Type of protein 50% protein hewani dan -
needed 50% protein nabati
CS-2.3.1 Total 244 gr Karbohidrat = 60% fari
Carbohydrate Estimated total energy
Needs
CS-2.4.1 Total Fiber 30 gr Kebutuhan serat
Estimated Needs menurut AKG 2013
CS 4.1.2 50 gr Kebutuhan vitamin C
Vitamin C
menurut AKG 2013
CS 4.2.1 Kalsium 1200 mg Kebutuhan kalsium
menurut AKG 2013
CS 4.2.3 Iron 13 mg Kebutuhan besi
menurut AKG 2013
CS 4.2.4Magnesium 150 gr Kebutuhan Magnesium
menurut AKG 2013
CS 4.2.5Pottasium 720 mg Kebutuhan : 40
mg/KgBB
CS 4.2.6 Phosporus 1000 mg Berdasarkan kebutuhan
pada pasien CHF stage
V
CS 4.2.7 Sodium 1500 mg Berdasarkan kebutuhan
pada pasien CHF stage
V
CS 5.1.1 Ideal/ Reference 36 kg Rumus BBI = (Usia x
body weight (IBW) 7)-5 /2

D. Diagnosis Gizi

1. Asupan makan oral tidak adekuat (NI 2.1) berkaitan dengan mual, muntah, dan
sesak nafas ditandai dengan asupan makan hanya 57% dari kebutuhan.
2. Asupan Protein berlebih (NI 5.7.2) berkaitan dengan kebiasaan menyukai makanan
tinggi protein seperti tempe, tahu, telur, dan ikan bandeng ditandai dengan asupan
protein sebelum dan sesudah di RS melebihi kebutuhan (212,5% dan 145%)
3. Perubahan Nilai Laboratorium (NC 2.2) berkaitan dengan gangguang fungsi ginjal
ditandai dengan tidak normalnya kadar ureum, kreatinin, hematokrit, kreatinin,
hemoglobin dan natrium.

E. Rencana Intervensi Gizi

1. Perencanaan
a. Tujuan Intervensi
a) Meningkatkan asupan energi total
b) Mengontrol asupan protein
c) Mengatur keseimbangan air dan elektrolit (kadar kalium, natrium, dan
fosfor)
d) Membantu menormalkan kadar kreatinin, ureum dan natrium dalam darah
menuju normal
e) Membantu mengendalikan kondisi terkait dengan penyakit gagal ginjal
kronik seperti anemia.
f) Mempertahankan fungsi ginjal
g) Mencapai status gizi menjadi normal
b. Preskipsi Diet
1) Memodifikasi asupan kalori sesuai dengan kebutuhan pasien yaitu 30
kkal/kgBBI/hari
2) Memodifikasi asupan protein sebesar 1,2 g/kgBBI/hari dengan 50% dari
protein bernilai biologis tinggi (50% protein hewani dan 50% protein
nabati)
3) Memodifikasi asupan lemak 25-35% dari kebutuhan,diutamakan lemak tak
jenuh ganda
4) Membatasi asupan natrium <2000 mg setara dengan 5 sdm garam dapur
atau NaCl dalam sehari
5) Memodifikasi asupan kalium sebesat 40 mg/kgBB/hari (720 mg)
6) Memodifikasi asupan kalsium 2000 mg/hari dari makanan dan obat
7) Memodifikasi asupan fosfor sebesar 800-1000 mg/hari
8) Memberikan asupan cairan 1 liter jika pasien sudah tidak ada urinnya sama
sekali
9) Memodifikasi jumlah vitamin dan mineral. Memberikan vitamin larut air
seperti vitamin B kompleks, vitamin C dan vitamin D yang memadai untuk
mengontrol PTH. Serta mineral yang dibutuhkan yaitu zat besi dan seng.
2. Implementasi
a. Pemberian Diet
1) Pemberian diet sesuai kebutuhan dan diet rendah garam serta diet rendah
purin.
2) Memberikan jenis makanan biasa, dengan porsi kecil tapi sering
3) Pemberian makan lewat jalur oral
4) Memberikan asupan makanan yang alami dan menghindari makanan kaleng
untuk menghindari asupan tinggi natrium
5) Melakukan cara pengolahan khusus pada bahan makanan untuk
menghilangkan sebagian kalium dalam bahan makanan
b. Edukasi
Tujuan
Memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
penyakit yang dialami pasien dan pentingnya peran gizi sebagai penunjang
dalam memperbaiki keadaan pasien
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : ruang rawat inap
Durasi : 30 menit
Media : Leaflet
Materi :
1. Memberikan gambaran singkat mengenai gagal ginjal kronik
2. Menjelaskan asupan zat gizi yang perlu diperhatikan sesuai dengan
kondisi pasien
3. Penerapan dan implementasi prinsip gizi seimbang
4. Menjelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan benar
5. Menjelaskan bahan makanan yang dianjurkan dan dihindari
c. Konseling
Tujuan
Memberikan motivasi kepada pasien tentang pentingnya terapi diit yang
sedang dijalankan
Sasaran : pasien didampingi keluarga
Tempat : ruang rawat inap
Metode : diskusi dan tanya jawab
Waktu : 15-30 menit
Media :Leaflet
Materi : menginformasikan hasil pengkajian gizi pasien, menjelaskan
tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, dan memberikan
contoh menu sesuai dengan perhitungan kebutuhan gizi pasien

F. Rencana Monitoring Gizi

Indikator Metode Target Pencapaian


Modifikasi asupan kalori Recall 24 jam, metode Pasien mengonsumsi
sesuai kebutuhan pasien comstock (sisa makanan) >80% dari anjuran
kebutuhan
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
karbohidrat 60% dari comstock (sisa makanan) karbohidrat sesuai
kebutuhan, rekomendasi
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
lemak 25-30%% dari comstock (sisa makanan) lemak sesuai dengan
total kebutuhan, rekomendasi
diutamakan lemak tak
jenuh ganda
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
protein 1,2 gr/kgBBI/hari comstock (sisa makanan) protein pasien sesuai
dengan rekomendasi
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
kalium 40 mg/kgBB/hari comstock (sisa makanan) kalium pasien sesuai
rekomendasi
Membatasi asupan Recall 24 jam, metode Asupan natrium pasien
natrium <2000 mg (5sdm comstock (sisa makanan) tidak melebihi 2000
garam dapur) dalam mg/hari
sehari
Memodifikasi asupan Recall 24 jam, metode Asupan kalsium pasien
kalsium <2000 mg/hari comstock (sisa makanan) tidak melebihi 2000
mg/hari
Memodifikasi asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
fosfor 800-1000 mg/hari comstock (sisa makanan) fosfor pasien sesuai
rekomendasi
Modifikasi jumlah Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
vitamin dan mineral comstock (sisa makanan) vitamin dan mineral
sesuai rekomendasi

Memberikan asupan Recall 24 jam, tes urin Terpenuhinya asupan


cairan cairan sesuai dengan
rekomendasi
Pasien berkemih kembali
Biokimia darah Pemeriksaan Normalnya kadar
Laboratorium kreatinin, natrium,
hemoglobin, kematokrit,
dan eritrosit
Edukasi Tanya jawab Terjadinya peningkatan
pengetahuan pasien dan
keluarga pasien
Konseling Memantau - Terjadi perubahan
perkembangan yang sikap dan perilaku
terjadi pada pasien pasien dan
terkait masalah gizi yang keluarga serta
dialami kepatuhan
terhadap diet yang
diberikan
- Pasien mau
menerapkan
rekomendasi diet
yang telah
diberikan
- Meningkatnya
motivasi pasien
dalam menjalani
diit

G. Pembahasan
Anak W didiagnosa dokter menderita Chronic Kidney Disease (CKD) stage V.
Chronic kidney DIisease (CKD) merupakan suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya
berakhir pada gagal ginjal. Penyakit ginjal kronik terjadi apabila kedua ginjal tidak mampu
mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk kelangsungan hidup. Kerusakan pada
ginjal bersifat irreversibel. Dikatakan gagal ginjal kronik apabila kerusakan ginjal terjadi
lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan
laju filtrasi glomerulus, dengan manifestasi : kelainan patologis, terdapat tanda kelainan
ginjal misalnya laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2.1
The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of the National Kidney
Foundation (NKF) menyatakan gagal ginjal kronik terjadi apabila berlaku kerusakan jaringan
ginjal atau menurunnya glomerulus filtration rate (GFR) kurang dari 60 mL/min/1.73 m2
selama 3 bulan atau lebih. Berikut adalah tahap yang telah ditetapkan menerusi (K/DOQI)
pada tahun 2002 :
- Stage 1: Kidney damage with normal or increased GFR (>90 mL/min/1.73 m2 )
- Stage 2: Mild reduction in GFR (60-89 mL/min/1.73 m2 )
- Stage 3: Moderate reduction in GFR (30-59 mL/min/1.73 m2 )
- Stage 4: Severe reduction in GFR (15-29 mL/min/1.73 m2 )
- Stage 5: Kidney failure (GFR < 15 mL/min/1.73 m2 dialisi)
Berdasarkan hasil skrinning menggunakan Strong Kids diperoleh hasil skor 4 , yang
berarti pasien berisiko tinggi mengalami malnutrisi. Data antropometri anak W berupa
berat badan 18 Kg dan tinggi badan 115 cm, sehingga diperoleh nilai z-score IMT/U
-2.34 yang berarti Underweight.
Untuk nilai biokiminya, anak W memiliki kadar ureum, kreatinin dan sodium
diatas normal. Sedangkan nilai hemoglobin, hematokrit dan eritrosit berada dibawah
normal. Pada dasarnya, bagi penderita CKD stage V nilai kreatinin dan Ureum
nyamengalami kenaikan. Kreatinin adalah hasil degradasi normal otot dan urea
adalah hasil akhir matebolisme protein2. Berdasarkan hasil analisis, Anak W juga
mengalami anemia karena nilai hemoglobinnya 10,3 g.dl. anemia terjadi Anemia
terjadi pada 80-90 % pasien penyakit ginjal kronik. Anemia pada penyakit ginjal
kronik terutama disebabkan oleh defisiensi eritropoetin. Hal-hal yang ikut berperan
dalam terjadinya anemia adalah defisiensi besi, kehilangan darah (misal, perdarahan
saluran cerna, hematuri), masa hidup eritrosit yang pendek akibat terjadinya
hemolisis, defisiensi asam folat, penekanan sumsum tulang oleh substansi uremik dan
proses inflamasi akut maupun kronik3 .
Anak W mengalami keluhan berupa sesak napas, mual, muntah, dan lemas.
Gejala anoreksia, mual dan muntah pasien PGK biasanya diisebabkan karena adanya
asidosis. Salah satu gejala yang sudah jelas akibat asidosis adalah pernafasan
Kussmaul. Pernafasan kussmaul adalah pernafasan yang dalam dan berat, yang
timbul karena kubutuhan untuk meningkatkan eksresi karbondioksida, sehingga
mengurangi keparahan asidosis4.
Pada pengkajian riwayat asupan dilihat dengan metode FFQ (Untuk asupan
SMRS) Dan metode recall-24 jam (untuk asupan di RS). Data asupan anak W
sebelum masuk rumah sakit (SMRS) rata- asupan energi (92,7%), karbohidrat (83%),
mangan (105,2%), fosfor (95,2%) cukup sesuai kebutuhan, asupan protein berlebih
(212,5%), lemak berlebih (131,7%), magnesium berlebih (128%), kolesterterol
berlebih (148%), serta zat gizi lain seperti serat, kalsium, vitamin C, besi, zink,
vitamin B1, vitamin C, dan Vitamin A yang kurang dari kebutuhan. Sedangkan
asupan pasien saat dirumah sakit diperoleh hasil bahwa rata-rata asupan makro dan
mikro kurang, hanya asupan protein dan kalium yang berlebih.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, diperoleh beberapa diagnosis gizi anak
W, yaitu:
1. Asupan makan oral tidak adekuat (NI 2.1) berkaitan dengan mual,
muntah, dan sesak nafas ditandai dengan asupan makan hanya 57% dari
kebutuhan.
2. Asupan Protein berlebih (NI 5.7.2) berkaitan dengan kebiasaan
menyukai makanan tinggi protein seperti tempe, tahu, telur, dan ikan
bandeng ditandai dengan asupan protein sebelum dan sesudah di RS
melebihi kebutuhan (212,5% dan 145%)
3. Perubahan Nilai Laboratorium (NC 2.2) berkaitan dengan gangguang
fungsi ginjal ditandai dengan tidak normalnya kadar ureum, kreatinin,
hematokrit, kreatinin, hemoglobin dan natrium.

Rencana intervensi gizi pada anak W bertujuan untuk meningkatkan asupan energi
total, mengontrol asupan protein, mengatur keseimbangan air dan elektrolit (kadar kalium,
natrium, dan fosfor), membantu menormalkan kadar kreatinin, ureum dan natrium dalam
darah menuju normal, membantu mengendalikan kondisi terkait dengan penyakit gagal ginjal
kronik seperti anemia, mempertahankan fungsi ginjal dan mencapai status gizi menjadi
normal
Asupan kalori diberikan sesuai dengan kebutuhan anak W yaitu sekitar 1808,75 kkal.
Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk PGK harus adekuat dengan tujuan utama
yaitu mempertahankan keseimbangan positif nitrogen, memelihara status nutrisi dan
memelihara status gizi4.
Karbohidrat diberikan sebesar 60% dari kebutuhan, asupan protein sebesar 1,2
gr/kgBB/hari karena pasien telah mengalami dialisis. Protein yang diberikan berasal dari 50%
protein nabati dan 50% protein hewani. Pemberian asupan protein pada pasien tidak terlalu
tinggi, karena Pemberian diet tinggi protein pada pasien penyakit ginjal kronik akan
mengakibatkan penimbunan substansi nitrogen dan ion anorganik lain mengakibatkan
gangguan klinis dan metabolik yang disebut uremia. Pembatasan protein akan mengakibatkan
berkurangnya sindrom uremik. protein berlebihan (protein Overload) akan mengakibatkan
perubahan hemodinamik ginjal berupa peningkatan aliran darah dan tekanan intraglomerulus
(intraglomerulus hyperfiltration) yang akan meningkatkan progresifitas pemburukan fungsi
ginjal. Pembatasan asupan protein juga berkaitan dengan pembatasan asupan fosfat karena
protein dan fosfat selalu berasal dari sumber yang sama. Pembatasan fosfat perlu untuk
mencegah terjadinya hyperfosfatemia5.
Asupan lemak diberikan 30% dari kebutuhan. Pada pasien juga diperhatikan asupan
kalium, fosfor dan kalsium serta natrium. Kalium diberikan sebesar 40 mg/kgBB atau 800
mg, kalsium 1200 mg, dan natrium <2000 mg per hari. Kalium adalah mineral yang banyak
ditemukan dalam makanan, terutama susu, buah-buahan, dan sayuran, kalium mempenagruhi
detak jantung. Ginjal yang ,mengalami penurunan fungsi, akan terganggu dalam menajga
keseimbangan kalium dalam darah. Kadar kalium yang tinggi dalam darah yaitu >5,5 mg/dl
atau pasien tidak ada urin lagi, dapatmeningkatkan kadar kalium darah sehingga detak
jantung tidak beraturan yang disebut aritmia. Makan yang banyak mengandung kalium dapat
menyebabkan jantung berhenti bekerja sehingga menyebabkan kematian.
Asupan fosfor diberikan sebesar 800-1000 mg/hari, asupan cairan diberikan 1 L karena
pasien tidak ada urinnya sama sekali. Modifikasi jumlah vitamin dan mineral juga perlu,
seperti memberikan vitamin larut air yaitu vitamin B kompleks,vitamin C dan vitamin D yang
memadai untuk mengontrol PTH. Serta mineral yang dibutuhkan yaitu zat besi dan zink.
Implementasi pemberian diet pada anak W yaitu diet rendah garam serta diet rendah
natrium. Jenis makanan yang diberikan adalah makanan biasa dengan porsi yang kecil tapi
sering, dihindari makanan kalengan untuk menghindari asupan tinggi natrium. Serta
melakukan cara pengolahan khusus pada bahan makanan untuk menghilangkan sebagian
kalium dalam bahan makanan. pengelolaan khusus yaitu dengan cara merendam sayur dan
buah dalam air hangat selama 2 jam, setelah itu air rendaman dibuang, sayur/buah dicuci
kembali dengan air yang mengalir dan untuk buah dapat dimasak menjadi stup buah/coktail
buah6.
Selain itu, intervensi edukasi dan konseling juga diberika kepada pasien dak keluarga
pasien. Tujuan pemberian edukasi adalah meningkatkan pengetahuan pasien dan kelurga
pasien mengaenai penyakit yang dialami pasien dan pentingnya peran gizi sebagai penunjang
dalam memeperbaiki keadaan pasien. Edukasi diberikan selama 30 menit dengan
menggunakan media leaflet. Materi yang diberikan antara lain, gambaran singkat mengenai
gagal ginjal kronik, menjelaskan asupan gizi yang perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi
pasien, penerapan dan implementasi prinsip gizi seimbang, menjelaskan cara pengolahan
makanan yang baik dan benar, serta menjelaskan bahan makanan apa saja yang dihindari dan
dianjurkan.

Konseling gizi bertujuan untuk memberikan motivasi kepada pasien tentang


pentingnya terapi diit yang sedang dijalankan. Sasaran konseling ini adalah pasien
didampingi keluarga, metode yang digunakan diskusi dan tanya jawab. Durasi konseling ini
kurang lebih 15-30 menit. Pada konseling ini, menginformasikan hasil pengkajian gizi pasien,
menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, dan memberikan contoh
menu sesuai dengan perhitungan kebutuhan gizi pasien.
Monitoring tentang asupan makan pasien dilakukan metode food recall-24 jam dan
menghitung sisa makanan dengan metode comstock. Target yang ditetapkan pada asupan
makan ini adalah terpenuhinya asupan zat gizi pasien dan makanan yang diberikan
dihabiskan oleh pasien minimal 80% dari yang diberikan. Monitoring untuk data lanuntuk
pemberian diet rendah natrium dilihat dari pemeriksaan laboratorium dan tekanan darah
pasien dengan target terjadinya penurunan tekanan darah pasien menjadi normal. Monitoring
untuk aktivitas fisik dilakukan dengan pemantauan secara berkala aktivitas pasien, dan target
yang diharapkan adalah tercapainya BB ideal. Monitoring edukasi dan konseling dilakukan
dengan metode tanya jawab, postest serta memantau perkembangan yang terjadi pada pasien.
Target pencapaian yang diharapkan adalah pasien memahami dan mematuhi diet yang
direkomendasikan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dwi F. CKD stage 5 dan Anemia. Fak Kedokt Univ Islam Bandung. 2014;
2. No Title [Internet]. Universitas Sumatera Utara. [cited 2017 Mar 27]. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21486/4/Chapter II.pdf.
3. Taruna A. Penyakit Ginjal Kronik Derajat V. Univ Negeri Lampung. 2014;2(3).
4. Murbawani EA, Noer ER. Buku Ajar Asuhan Gizi 2. Semarang: UPT Undip Press
Semarang; 2014.
5. Hardinsyah, Supariasa ID nyoman. Ilmu Gizi, Teori & Aplikasi. Jakarta: EGC,
Penerbit Buku Kedokteran; 2016.
6. Kresnawan T. Diet Rendah Protein dan Penggunaan Protein Nabati pada Penyakit
Ginjal Kronik. Ahli Gizi Instal Gizi RSCM Jakarta [Internet]. Available from:
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/diet_rendah_prot-nabati.pdf
Lampiran
Lampiran 1. Analisis zat gizi makanan SMRS
Zat gizi Kebutuha Recall % Interpretasi
n Kecukupan
Energi (kkal) 1808,95 1678,2 92,7 Cukup
Karbohidrat (g) 271,3 225,3 83 Cukup
Protein (g) 24 51 212,5 Lebih
Lemak (g) 50,2 65,8 131,07 Lebih
Fiber (g) 30 3 10 Kurang
Kalsium (mg) 1200 734 61,1 Kurang
Vitamin C(mg) 50 8 16 Kurang
Magnesium 150 192 128 Lebih
(mg)
Mangan (mg) 1,9 2 105,2 Cukup
Fosfor (mg) 1000 952 95,2 Cukup
Besi (mg) 13 6 46,1 Kurang
Zinc (mg) 14 5 35,7 Kurang
Vitamin B1(mg) 1,1 0,4 36,3 Kurang
Vitamin C (mg) 50 8 16 Kurang
Vitamin A (g) 600 286 47,6 Kurang
Kolesterol (g) <300 444 148 Lebih
Lampiran 2. Analisis zat gizi makanan di RS

Zat gizi Kebutuha Recall % Interpretasi


n Kecukupan
Energi (kkal) 1808,95 933,6 51,6 Kurang
Karbohidrat (g) 271,3 82,8 30,5 Kurang
Protein (g) 24 34,8 145 Lebih
Lemak (g) 50,2 37,1 73,9 Kurang
Fiber (g) 30 5,3 17,6 Kurang
Kalsium (mg) 1200 424,2 35,35 Kurang
Kalium(mg) 800 962,8 133,7 Lebih
Natrium (mg) 1500 228,8 15,2 Kurang
Vitamin C(mg) 50 30,2 60,4 Kurang
Magnesium 150 105,2 70,1 Kurang
(mg)
Mangan (mg) 1,9 1,4 73,6 Kurang
Fosfor (mg) 1000 642,5 64,2 Kurang
Besi (mg) 13 6,5 50 Kurang
Zinc (mg) 14 5,7 40,7 Kurang
Vitamin B1(mg) 1,1 0,6 0,59 Kurang
Vitamin B2 1,3 1 77 Kurang
(mg)
Vitamin B6 1,3 1,2 92,3 Cukup
(mg)
Vitamin B12 1,8 2,9 161,1 Lebih
(mg)
Asam folat (g) 400 60,2 15,05 Kurang
Vitamin D (g) 15 2,6 17,3 Kurang
Vitamin C (mg) 50 30,2 60,4 Kurang
Vitamin A (g) 600 458,2 76,3 Kurang
Kolesterol (mg) <300 279,8 Cukup

Lampiran 3. Rekomendasi Menu


Menu Bahan Berat URT Penuk
ar
Pukul 07.00
Roti Tawar Roti tawar 70 g 2 iris 1p
Margarin Margarin 10 g 2 sdt 1p
Gula Pasir Gula pasir 10 gr 1 sdm 1p
Susu tanpa lemak Tepung susu skim 5 gr gls p
Anggur anggur 90 gr 8bh sdg p

Snack 10.00
Bolu Kue bolu 50 gr 1 porsi 1p
Madu Madu 10 g 1 sdm 1p
Buah pir Pir 85 g bh sdg 1p

Makan siang 12.00


Nasi Nasi putih 100 g gls 1p
Daging sapi rica ica Daging sapi 10 g 1/2ptg sdg p

Snack 16.00
Risoles Risoles 50 gr 1 porsi 1p
Teh manis Teh manis 200 gr 1 gls 1p
Apel Apel 85 gr 1 bh kcl 1p
Minyak kelapa 5 gr 1 sdt p
sawit
Makan malam 18.00
Nasi Beras 100 gr gls 1p
Nugget sayur Tepung terigu 10 g 1 sdm 1/5 p
Telur dadar wortel 100 g 1 gls 1p
biskuit telur ayam 55g 1btr 1p
biskuit 40 g 4 keping 1p

Snack 20.00
roti isi strawbery Roti isi strawbery 50g 1 porsi 1p
mangga Mangga 45 g 3/8 bh besar p
teh manis Teh manis 200 g 1 gls 1p
Lampiran 4. Analisis zat gizi menu
Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan
- Perhitungan Kebutuhan berdasarkan rumus Nelson
- BMR = 55 x BBI
= 55 x 20
= 1100(A)
- AF = 25% x 1100
= 275 (B)
A + B = 1375(C)
- SDA = 10% x 1375
= 137,5 (D)
C + D = 1512,5 (E)
- Pertumbuhan= 12% x BMR
= 12% x 1100
= 132(F)
E + F = 1644,5 (G)
- Feses = 10% x 1644,5
= 164,45(H)
- Total = G + H
= 1808,95 kkal
- Bb ideal = 20 Kg (WHO Antrophlus)
- Kebutuhan Karbohidrat = 60% x 1808,95 = 1085,37 kkal = 271,3 gr
- Kebutuhan Lemak = 25% x 1808,95 = 452 kkal = 50,2 gr
- Kebutuhan protein = 1,2 x BBI = 24 gr
- Kebutuhan kalium = 40 mg x 18 = 720 mg

Você também pode gostar