Você está na página 1de 33

Pharmacognosy berasal dari penggabungan dua kata Yunani, yaitu Pharmakon (obat) dan

Gnosis (pengetahuan) yang berarti, pengetahuan tentang obat-obatan. Penamaan


Pharmacognosy digunakan pertama dan terutama oleh CA Seydler, mahasiswa kedokteran
di Halle / Saale, Jerman, yang dengan sungguh-sungguh mengerjakan Analetica
Pharmacognostica sebagai judul utama tesisnya pada tahun 1815. Selain itu, penelitian lebih
lanjut telah mengungkapkan bahwa Schmidt telah menggunakan istilah Pharmacognosis
dalam sebuah buku monografi berjudul Lehrbuch der Materia Media (yaitu, Lecture Notes
on Medical Matter) sebelum 1811, di Wina. Kompilasi ini secara eksklusif berhubungan
dengan tanaman obat dan karakteristik yang sesuai.

Dari penelitian tersebut, kemudian berkembang orang Mesir kuno, Cina, India, Yunani, dan
Roma menggunakan Kamper yang diketahui memiliki manfaat yang sangat besar dalam
pengobatan dan penyembuhan berbagai penyakit, misalnya: secara internal sebagai
stimulans dan karminatif; secara eksternal yakni sebagai antipruritic, counterirritant dan
antiseptic.

Awalnya kamper diperoleh dengan hanya pendinginan minyak volatile dari sasafras,
rosemery, lavender, sage, sedangkan orang-orang Yunani dan Romawi kuno memperolehnya
dari produk dalam pembuatan anggur. Saat ini, kamper diperoleh pada skala besar secara
sintetik (campuran rasemik) dari -pinene yang terdapat dalam minyak terpentin.

Orang asli Afrika telah menggunakan ekstrak tumbuh-tumbuhan dalam upacara-upacara


ritual mereka dimana subjek akan kehilangan gerakan tubuh yang lengkap tetapi mental harus
tetap waspada selama 2 atau 3 hari. Kemudian, peradaban sebelumnya juga menemukan
sejumlah minuman fermentasi karbohidrat yang berasal dari tumbuhan kaya zat yang
mengandung alkohol dan cuka. Dengan berlalunya waktu mereka juga secara eksklusif
produk-produk tumbuhan tertentu digunakan untuk meracuni tombak dan panah mereka
dalam memangsa dan membunuh musuh-musuh. Menariknya, mereka menemukan bahwa
beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan memiliki properti unik untuk menjaga kesegaran dan
juga untuk masker dengan rasa dan aroma yang tidak menyenangkan.

Banyak kemajuan yang telah didapat di abad 19 ketika ahli-ahli kimia secara serius
mengambil tantangan untuk mensintesis sejumlah besar senyawa organik dasar atau
prototype active biology. Beberapa secara murni disintesis senyawa pada dasarnya
memiliki struktur kompleksitas yang terus meningkat dan kemudian, setelah evaluasi secara
sistematis pada farmakologis dan mikrobiologi terbukti menghasilkan efek yang sangat baik
dan berguna secara terapeutik. Jelas, bahwa kebanyakan dari tailor-made senyawa yang
telah ditandai dan dinyatakan memiliki indeks terapeutik ditemukan berada di luar dunia
pharmacognosy atau lebih secara khusus phytochemistry yang sama sekali baru dengan
muncul jamu kimia. Namun, disiplin khusus ini hampir terbengkalai sejak era parcelsus.
Tetapi sekarang, jamu kimia telah diakui layak dan mendapat pengakuan yang luas di
seluruh dunia karena manfaat dan keuntungannya.

Singkatnya, tiga disiplin ilmu yang menjadi dasar utama sebagian besar secara umum yang
berkaitan dengan pengembangan obat-obatan, adalah:

Farmakognosi; mencakup informasi-informasi yang relevan yang berkaitan dengan


obat-obatan yang secara eksklusif berasal dari sumber-sumber alam, misalnya:
tumbuhan, hewan dan mikroorganisme,
Kimia medisinal: meliputi sepenuhnya pengetahuan khusus tidak hanya terbatas pada
ilmu obat sintetik tetapi juga dasar-dasar desain obat, dan

Farmakologi: berurusan khususnya dengan kerja obat dan masing-masing efek pada
sistem kardiovaskular dan aktivitas-SSP.

Selama bertahun-tahun, dengan pertumbuhan yang luar biasa ilmu pengetahuan dan
informasi berharga dari tiga disiplin ilmu tersebut di atas telah sepenuhnya muncul sebagai
ilmu lengkap dalam lingkup mereka sendiri.

FARMAKOGNOSI DAN SEJARAHNYA


Posted by anggisahada in FARMAKOGNOSI Maret 15, 2012

Sejarah farmasi selama berabad-abad identik dengan sejarah farmakognosi , atau studi
materia medika yang diperoleh dari sumber-sumber alami-kebanyakan tumbuh-tumbuhan dan
juga mineral, hewan dan jamur. (Heinrich,M ,etc,.2009)

Tinjauan sejarah ini hanya mencakup tradisi Eropa dan Asia yang telah diketahui dengan baik
: obat tradisional Cina (traditional Chinese medicine/TCM), Ayurveda dan Jamu

Istilah farmakognsi berasal dari kata Yunani yaitu: Pharmacon (obat) dan Gnosis (ilmu
pengetahuan). Istilah ini diperkenalkan oleh S.A.Seydler, seorang mahasiswa kedokteran di
Halle/Saale, Jerman, yang menggunakan judul Analectica Pharmacognoistica dalam
disetasinya pada tahun 1815. Namun penelitian sejarah terakhir telah menemukan
penggunaan istilah Farmakognosis yang lebih awal J.A. Schmidt menggunakan istilah
tersebut dalam Lehrbuch der Materia Medica, dipublikasikan di Vienna tahun 1811 yang
menjelaskan tentang studi tumbuhan obat dan sifat-sifat (classbhe.files.wordpress.com/
/pendahuluan-farmakognosisejarah.d)

Pada akhir abad ke-20 terjadi 3 kejadian penting yang telah menghasilkan perubahan
mendasar pada sikap/perilaku masyarakat dan ilmuan tentang farmakognosi. Pertama, orang
awam menemukan kegunaan seluruh tumbuhan obat atau yang umumnya mereka sebut
dengan herba. Ketidakpuasan terhadap kemanjutan dan biaya obat modern ditambah dengan
makin meningkatnya depresiasi terhadap sesuatu yang bersifat alami dan organik telah
mengakibatkan berjuta orang di seluruh dunia menambah apresiasi yang mendalam terhadap
penggunaan obat tradisional untuk pengobatan bermacam penyakitnya
(classbhe.files.wordpress.com//pendahuluan-farmakognosisejarah.d).

SUMBER INFORMASI

Sumber informasi yang tersedia untuk memahami sejarah penggunaan tumbuhan obat(juga
nutrisi dan racun) adalah catatan arkeologis dan dokumen tertulis.

Catatan dari Negara Arab dan Eropa Kuno (Heinrich,M ,etc,.2009)


Contoh di Negara Eropa pada zaman dulu adalah jamur obat yang ditemukan bersama
manusia es dari Austria/Italia di pegunungan Alpen tztal (3300 SM). Dua objek berbentuk
kenari di identifikasikan sebagai pohon bepori (Pipoporus betulinus), suatu jamur hambalan
yang umumnya terdapat di pegunungan tinggi dan lingkungan dingin lainnya. Spesies ini
mengandung bahan alam beracun dan salah satu unsure aktifnya (asam agarat) merupakan
pencahar yang sangat kuat dan efektif sehingga senyawa ini menyebabkan diare berlangsung
singkat dan kuat.

Dokumen Shanidar IV
Kuburan manusia Neandertal masa Shanidar IV, suatu tempat arkeologis di
Iraq, merupakan catatan terdokumetasi paling awal yang diperkirakan
berhubungan dengan tumbuhan obat, sejak dari 60.000 SM. Serbuk sari dari
beberapa spesies tumbuh-tumbuhan , yang diperkirakan dipergunakan
sebagai obat , telah ditemukan (Leroi-Gourhan 1975, Lietava 1992):
Centaurea solsitialis L. (Knapweed, Asteraceae)
Ephedra altissima (efedra, Ephedraceae)
Achillea sp. (yarrow, Asteraceae)
Muscari sp. (grape hyacinth, Lilliaceae/Hyacinthaceae)
Senecio sp. (groundsel,Asteraceae)
Spesies-spesies ini diperkirakan berada di tanaha dan memebentuk suatu
hamparan yang diatasnya terbaring jasad renik spesies-spesies ini.
Tumbuhan-tumbuhan ini kemungkinan merupakan budaya utama yang
penting bagi orang-orang Shanidar IV.

Catatan Klasik dari Arab, Yunani, dan Roma (Heinrich,M ,etc,.2009)

Informasi tertulis paling tua dalam tradisi orang Eropa-Arab berasal dari orang Sumeria dan
Akkad di Mesopotamia. Penduduk ini berasal dari daerah yang sama seperti yang tercatat
arkeologis Shanidar IV.

Obat Yunani telah menjadi fokus penelitian searah farmasi selama beberapa dasawarsa.
seorang sarjana Yunani, Pedanius Dioscorides dari anarzabos (1 SM) dianggap sebagai
bapak obat-obatan [dinegara barat]. Karyanya merupakan suatu doktrin yang mengatur
praktik farmasi dan kedokteran selama lebih dari 1500 tahun dan yang berpengaruh besar
terhadap farmasi di eropa.

Pandanius dioscorides
Salinan tertua dan paling terkenal adalah naskah Byzantine yang di produksi sekitar tahun
1512 untuk Anicia Juliana, putri Flavius Anicius Olybrius, yaitu kaisar dari kekaisaran barat
pada 472 AD. Halaman di atas diambil dari naskah ini dan Anda dapat melihat beberapa
penjelasan dalam bahasa Arab. (reneeyancy.blogspot.com)

para sarjana yunani lainnya yang berpengaruh dengan pelayanan kesehatan dan ilmu
pengetahuan alam. Hipokrates, seorang dokter medis Yunani (kira-kira 460-375 SM) berasal
dari pulau Kos dan mempunyai pengaruh besar terhadap tradisi medis Eropa.

Dokter Yunani-Roma, Cladius Galen (Galenus) (tahun 130-201) meringkas bidang kompleks
kedokteran dan farmasi Yunani-Roma, dan namanya digunakan dalam istilah farmasi
galenika.

Yang paling penting dalam tulisan ini adalah Papirus Ebers, yang berasal dari sekitar 1500
SM.

salah satu contoh papyrus ebers

Dokumen ini di yakini ditemukan dalam makam dan dibawa pada tahun 1873 oleh Georg
Ebers, orang yang menyimpannya di Universitas Leipzig dan dua tahun kemudian di
publikasikan dalam edisi faksimili. Papirus Ebers merupakan buku pegangan medis yang
mencakup semua macam penyakit dan termasuk empiris dan juga bentuk simbolik
pengobatan.

Catatan Klasik dari Cina(Heinrich,M ,etc,.2009)


Di Cina , bidang ini berkembang sebagai unsur Taoisme yang menggap; para pengikut
berusaha untuk menjamin hidup yang lama (atau kekekalan) melalui meditasi, makanan
khusus, tumbuhan obat, latihan dan praktik seksual tertentu. Kerja paling penting dalam
tradisi ini adalah Shen nong ben cao jing (Risalah Obat dari Negarawan yang Hebat) yang
sekarang ini hanya tersedia sebagai kompilasi terakhir( Waller 1998).

Naskah Shen nong ben cao jing yang telah di ubah ke bahasa inggris

Naskah Shen nong ben cao jing

Seksi penting Tentang Obat-obatan kerja Orang Cina (setelah waller 1998)

Shen nong ben Ciao Jing ( Risalah obat negarawan yang hebat) , Tahun 200 SM,
penulis; Shen Nong

Shang han za bing Lun (tentang berbagai penyakit yang disebabkan pilek), Tahun
Abad ke-2, penulis; tidak diketahui

Shen nong ben ciao jing fi zhu (Penjalasan-penjelasan yang terkumpul pada Shen
nong ben cioa jing), tahun Abad ke-6, penulis; Too Hongjing, dll.

Obat Tradisional Lainnya(Heinrich,M ,etc,.2009)

Ayurveda
ayurveda merupakan obat paling kuno dari semua obat tradisonal. Ayurveda
dianggap merupakan asal mula obat tersistematis karena tulisan-tulisan Hindu kuno tentang
obat tidak mengandung referensi obat luar negeri, sedangkan teks-teks Yunani dan Timur
tengah merujuk kepada ide-ide dan obat-obat yang berasal dari india.
Istilah ayurveda berasal dari kata ayur yang berarti hidup dann veda yang berarti
pengetahuan serta tambahan terakhir untuk tulisan suci Hindu dari 1200 SM disebut
Artharva-veda.

Jamu

Jamu, obat tradisonal indonesia yang di duga berasal dari keraton Surakarta dan
Yogyakarta di Jawa Tengah , dari praktik budaya jawa kuno dan juga sebagai hasil pengaruh
obat Cina, india dan Arab.

Setelah islam masuk di jawa dan kerajaan majapahit hancur , banyak orang jawa
melarikan diri terutama ke Bali, membawa buku-buku , budaya dan kebiasaanya termasuk
obat. Ada beberapa catatan yang masih ada , tetapi catatan tersebut masih sering di
rahasiakan oleh tabib atau keluarga mereka. Mereka menganggap hal ini suci dan tertutup
bagi orang luar , contohnya seperti catatan yang ada di Yogyakarta.

Jamu berisi unsur-unsur TCM, seperti mengobati penyakit-penyakit panas dengan


obat dingin, dan ayurveda yang menggunakan aspek religius dan pemijatan sangat penting.
Dua maunskrip yang paling penting adalah serta kawruh bab jampi-jampi (Suatu
risalah berbagai macam penyembuhan ) dan Serta Centhini (Buku Sentini) ada di
perpustakaan Keraton surakarta.

Kampo

Kampo, atau obat tradisional jepang , kadang-kadang berhubungan dengan dosis rendah
TCM. Sistem Cina merupakan bentuk utama praktik medis di Jepang, yang daang melalui
Korea dan dijadikan obat asli di jepang . Pertukaran pelajar dengan Cina mempunyai arti
bahwa praktik medis dan keagaamaan sebenarnya identik; sebagai contoh, sistm medis yang
terbentuk di jepang pada tahun 702 merupakan salinan yang sama dengan sistem dinasti
Tang .

Kampo herbal

Seorang farmasis menyiapan peresepan dari obat herbal kampo pada salah satu rumah sakit

DAFTAR PUSTAKA

Heinrich,M, Etc , 2009 .FARMAKOGNOSI DAN FITOTERAPI. EGC. JAKARTA

classbhe.files.wordpress.com//pendahuluan-farmakognosisejarah.d..

reneeyancy.blogspot.com
Google (Pencarian gambar)

Waller. 1998 . The Text Book of Farmakognosi

A. Hubungan Farmakognosi Dengan Obat


Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu
Pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi
farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat.

Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh


Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu
pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.

Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :

1. Obat : Yakni suatu bahan atau paduan bahan bahan yang dimaksudka
digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengu
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan b
dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan m

2. Obat Jadi : Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunya
teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku la
ditetapkan pemerintah .

3. Obat Paten : Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas n
pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli da
yang memproduksinya.

4. Obat Baru : Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bag
berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi,
bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehing
diketahui khasiat atau kemurniannya.

5. Obat Tradisional : Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan
tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berd
pengalaman.

B. Ruang Lingkup Farmakognosi


Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia
sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi
Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya
meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang
seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang
terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.
Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya
hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.

Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan,
hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya,
maka diperoleh bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini
dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap
pakai atau simplisia, disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.

Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan
uji khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan
fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila
dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.

Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam


metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila
ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka
hasilnya disebut isolat.

Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat sifat fisika dan
kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian
tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.

Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan
dalam fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra
klinik akan didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi
dapat diuraikan dalam skema berikut :

C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani - Zoologi

Simplisia harus mempunyai identitas botani zoologi yang pasti, artinya


harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana simplisia
tersebut diperoleh, misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk
Kulit Kina harus diambil dari tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina
terdapat banyak sekali , yang tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar
pentingnya identitas botani zoologi maka nama nama tanaman atau hewan dalam
Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama daerah, karena satu
nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman sehingga
dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan
demikian menetapkan identitas botani zoologi secara tepat adalah langkah pertama
yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang
farmakognosi.

D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu Ilmu Lain


Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus
tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau diracik
sendiri oleh tabib yang memeriksa sipenderita, sehingga dengan cara tersebut
Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari Materia Medika. Simplisia diapotik
kemudian terdesak oleh perkembangan galenika, sehingga persediaan simplisia di
apotik digantikan dengan sediaan sediaan galenik yaitu, tingtur, ekstrak, anggur dan
lain lain.

Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin


terdesaknya kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti
simplisia tidak diperlukan lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik farmasi,
Tanpa adanya simplisia di apotik tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat
kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya, misalnya: serbuk, tablet, ampul,
contohnya: Injeksi Kinin Antipirin, Secara sepintas Kinina antipirin dibuat secara
sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat sintetis
sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk
mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona
yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin
diambil dari jenis Cinchona yang tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan
dan perkebunan yang baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat
hubungannya dengan ilmu-ilmu lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat
sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan lain - lainnya.

Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup
Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam
Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati- hewani dan mineral dalam
berbagai aspeknya di bidang farmasi dan Kesehatan.

E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi

Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat
sudah dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan
di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit
delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno
misalnya Hippocrates (1446 sebelum masehi), seorang tabib telah mengenal kayu
manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab, bunga kantil dan lainnya.

Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis


buku Genera Plantarum yang kemudian merupakan buku
pedoman utama dari sistematik botani, sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis
oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam bukunya Grundriss Der
Pharmakognosie Des Planzenreisches telah menggolongkan simplisia menurut segi
morfologi, cara- cara untuk mengetahui kemurnian simplisia.

Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan


masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini
perkembangannya sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-
teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.
F. Ejaan Latin

Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa
Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka
terrdapat perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.

Cara pembacaan huruf huruf atau rangkaian rangkaian huruf Latin yang
dimaksud, dapat kita lihat pada contoh contoh berikut ini :

Huruf atau rangkaian


Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai
huruf

ae e Galangae ga-la-nge

Lobeliae lo-be-li-e

c k jika diikuti huruf a, o,


Cacao
u ka-ka-o
atau huruf mati
Cola ko-la

Curcuma kur-ku-ma

Fructus Fruk -tus

c s jika diikuti huruf Cera Se-ra


e, i, y
Citri Sit-tri

Glycyrrhiza Gli-si-ri-sa

cc kk jika diikuti huruf a ,Succus


o, Suk-kus
u

cc ks jika diikuti huruf Coccinella Kok-si-ne-la

e, i, y

ch kh jika diikuti huruf Cinchona Sin-ko-na

hidup

ch h jika diikuti huruf mati Strychni Strih-ni

eae e Dioscoreae Di-es-ko-re

eu e +u Oleum O-le-um

Cetaceum Se-ta-se-um

f f Paraffinum Pa-ra-fi-num

ie i..+ ye Iecoris Iye-ko-ris


ii i +i Aurantii Au-ran-ti-i

j y Cajuputi Ka-yu-pu-ti

ll l Vanilla Va-ni-la

mm m Gummi Gu-mi

Ichtammolum Ih-ta-mo-lum

nh n Ipecacuanhae I-pe-ka-ku-ane

oe eu Foeniculi Feu-ni-ku-li

Asafoetida A-sa-feu-ti-da

nn n Belladonna Be-la-do-na

Sennae Se-ne

ph f Orthosiphon Or-to-si-fon

pp p hippoglossi hi-po-glo-si

qu kw quercus kwer-kus

rh r rhei re-i

rhizoma ri-zo-ma

rr r myrrha mi-ra

sh sy shorea syo-re

purshiana pur-si-a-na

ss s Cassia ka-si-a

th t Mentha men-ta

tiae sie Liquiritiae li-kwi-ri-sie

Huruf atau rangkaian


Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai
huruf

x ks jika tertera pada tengah


Pix p iks
/ akhir kata
radix ra-diks

cortex kor-teks

bixa bik-sa
x s jika pada permulaan kata
xanthorrhiza san-to-ri-za

y i jika didahului dan / atau


hydrastis hi-dras-tis
diikuti oleh huruf mati
maydis ma-i-dis

y y jika diapit oleh 2 huruf


papaya pa-pa-ya
hidup

G. Tata Nama Latin Tanaman

1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan
perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah
Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk
speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama
dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu
tanaman terdiri dari nama latin diikuti dengan singkatan nama ahli botani yang
memberikan nama latin tersebut.

Beberapa contoh adalah sebagai berikut :

Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap

Linnaeus L Oryza sativa L

De Candolle DC Strophanthus hispidus


DC

Miller Mill Foeniculum vulgare Mill

Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt

2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3
kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .

Contoh : Dryopteris filix mas

Strychnos nux - vomica

Hibiscus rosa - sinensis

3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang


berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani
lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang
juga cocok dengan uraian morfologis tersebut.
H. Tata Nama Simplisia

Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama


simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama
tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku
untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk
eksudat nabati.

Contoh :

1. Genus + nama bagian tanaman Cinchonae Cortex, Digitalis


: Folium, Thymi Herba,
Zingiberis Rhizoma

2. Petunjuk species + nama bagian


Belladonnae Herba, Serpylli Herba,
tanaman : Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba

3. Genus + petunjuk species + nama


Curcuma aeruginosae
bagian tanaman : Rhizoma, Capsici
frutescentis Fructus

Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies

Contoh :

Nama spesies : Cinchona succirubra

Nama genus : Cinchona

Petunjuk species : succirubra

I. Tempat Tumbuh

Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang


bersangkutan. Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai
nilai sejarah dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya :

Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan, sekarang
kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa

Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina, sekarang sebagian
besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro dekat Madagaskar.

Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah
asalnya , kepulauan Maluku.
Buah Vanili asli dari Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di
produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.

J. Beberapa Definisi

1 Simplisia :adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang


belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

2. Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman atau


eksudat tanaman.

Eksudat tanaman :adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-
zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni .

3. Simplisia hewani :adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni.

4. Simplisia mineral : adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum
pelikan) diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat
kimia murni.

5. Alkaloida : adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (


N) pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai
efek fisiologis kuat/ keras terhadap manusia. Sifat lainnya
adalah sukar larut dalam air, dengan suatu asam akan
membentuk garam alkaloid yang lebih mudah larut dalam air.
Contohnya Codein, Papaverin, Atropin

6. Glikosida : Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai
menjadi satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula.
Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi
glukosa + benzaldehida + asam biru ( sianida).

7. Enzim : adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang


berfungsi mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam
tubuh organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran
ase, seperti : Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya
dibatasi oleh suhu , dimana pada suhu 00 C tidak akan aktif dan
diatas 600 C akan mati.

8. Vitamin : adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan
oleh tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh.
Tubuh manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.

9. Hormon : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang
mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk
tubuh. Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu
atau keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :

Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain


bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik
atau bagian sedemikian yang nilai batasnya disebut monografi

Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang


dikeluarkan hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat
pengotor lainnya

Budidaya Tanaman Obat

Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian


masih diperoleh dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh
alami. Sedangkan pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis
tertentu.

Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang


baik demi kesetimbangan alam, akan dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan
sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan
tumbuh, dapat menimbulkan dampak (akibat) yang merugikan bagi kelestarian
suatu species. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan suatu tindakan
pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang sekaligus
dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula
merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.

Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti


pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan
kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini
umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam,
pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak
berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya
dengan tingginya hasil dan kualitas.
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan
sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik.
Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai ,
antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat
guna.

Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :

1. Pengelolaan tanah

Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya


pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi
pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam
kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan
tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya
dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air,
sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan
tanaman. Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan
kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan
tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan
tanaman.

Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang


merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting
bagi tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya
kelebihan air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan
waktu mengingat terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga
terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi


tanaman obat antara lain :

a. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)
umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup
dalam (25 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan
umbi atau rimpang dapat berkembang dengan baik.

b. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam


daerah pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup
untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses
oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin
pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah
(sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh
(Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).

c. Pembuatan teras teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat


diperkecil, misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).

d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada


awal pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur
perdu seperti Kumis kucing (Orthosiphon stamineus),
Mentol (Mentha piperita), Timi (Thymus vulgaris)

e. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,


terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air
.Seperti Cabe ( Capsicum annuum ).

2. Penanaman

Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman
(benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian
diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan.
Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil
memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan
tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih
terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan
teknologi tepat guna.

Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan


(menghemat) waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga
pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya
temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian
yang lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya
ditanam di lahan.

Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat


antara lain :

a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan
cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .

b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari
segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.

c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang


tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).

d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan


naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar
matahari tidak langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang
dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi
beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat
dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman),
menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen.
Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat
dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan
tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.

e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi


oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.

3. Pemeliharaan tanaman

Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit


harus ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat
lingkungan fisik dan kimia , seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan
tanah, hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya
pemupukan nitrogen pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau (
Nicotiana tobacum) . Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk
pemeliharaan lain.

Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :

a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya


sehingga tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman
Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan
diberi naungan sementara.

b. Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping


dapat mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat
mengganggu kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman
Mentha arvensis)

c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah


tempat tumbuh.

d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau


kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga


kelembaban tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa.
Misalnya pada tanaman Jahe ( Zingiber officinale) pemberian mulsa
jerami dapat menaikkan hasil sebesar 35 % .

f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif


generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan
berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman
Dioscorea compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah
dengan dilakukan pemangkasan bunga.

g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga


dapat menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida
dalam akar bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon
stamineus).

h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam


akar Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).

4. Pemungutan hasil ( panen)

Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan
kwantitas dan kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam
tanaman tidak selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus
hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya
tanaman Kelembak ( Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam
musim dingin, melainkan antranol, yang dirubah menjadi antrakinon pada musim
panas. Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam
akumulasi bahan yang diinginkan.

Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :

a. Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan


umumya pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang
biasanya terjadi pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya .
Misalnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

b. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum


pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .

c. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada


cengkeh (Eugenia caryophyllata).

d. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas


(Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.

e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak

f. Kulit diambil sewaktu bertunas

L. Pengolahan Simplisia

engeringan

Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera
dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin
dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya
proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran
udara ( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu
buatan.

Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri


atau komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu
tinggi dengan aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang
mengandung alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70 0 C.

Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya


simplisia jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung
dengan cepat. Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna
simplisia menjadi lebih menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal
pengeringan dengan panas buatan antara 50 0 55 0 C.

2. Pengawetan

Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau
cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl 4, eter atau pemberian
bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang
membahayakan kesehatan.

3. Wadah

Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung


atau tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah
yang langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang
tidak bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.

Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan


didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan
kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.

Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat
dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan
dan distribusi.

4. Suhu penyimpanan

Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara

20C 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.

Sejuk : adalah suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di
simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.
Suhu kamar : adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu
yang di atur antara 150 dan 300.

Hangat : hangat adalah suhu antara 300 dan 400 .

Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400.

5. Tanda dan Penyimpanan

Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali
berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua
simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika,
diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.

6. Kemurnian Simplisia

Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia


yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan
atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi
persyaratan tersebut.

Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari


simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing masing
monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.

7. Benda asing

Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme


patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain
maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh
mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan
simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal
dari tanah maupun benda anorganik asing.

Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau


tercampur bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi
simplisianya sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang
beracun atau membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman
yang tidak dinyatakan dalam paparan monografi.

M. Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia


Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu
mungkin dilakukan secara tidak sengaja.

Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan -


persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini
dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah,
disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.

Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi
memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas
waktu diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.

Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh


bakteri, cendawan atau serangga.

Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-


sama bahan-bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur
dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.

Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau


ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji
kapas, tetapi tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi
pati terigu agar bobotnya bertambah, ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa
pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya tampak seperti keadaan semula.

N. Pemerian

Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan
informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa
bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya ).

O. Isi Simplisia

Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan.
Keterangan tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan
galenik.

P. Pembuatan Serbuk Simplisia

Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau
dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan ,
ayak.Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus
yang ditetapkan..

Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada
suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.
Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat
tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk
sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau
ditambah bahan lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan
terakhir memenuhi persyaratan.

Q. Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia

Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang
diuji, untuk mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan
contoh terhadap hasil analisis baik kwalitatif maupun kwantitatif. Cara pengambilan
contoh berikut merupakan cara paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan
nabati.

Contoh dalam skala besar

Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan


etiket menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara
terpisah dari berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah
ini. Jika bets tidak dapat dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang
sehomogen mungkin, kemudian lakukan pengambilan contoh pada masing-masing
sub-bets seperti pada bets yang homogen.

Jumlah wadah dalam bets


Jumlah wadah yang harus diambil contohnya (n)
(N)

1 sampai
semua
10

11 sampai
11
19

n = 10 +

>
19

Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.

Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap
wadah. Jika contoh bahan terdiri dari bagian bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil
dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh
dengan menggunakan suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari
bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan yang
dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih
dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan dalam wadah
atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman 10 cm,
karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam.
Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan
setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga
jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat
kelembaban secara bermakna.

Contoh dalam skala laboratorium

Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh dalam skala besar


menjadi empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan
contoh , yang telah dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi
empat dan sama rata , kemudian dibagi secara diagonal menjadi empat bagian sama .
Ambil kedua bagian yang berlawanan dan campur secara hati-hati . Ulangi proses ini
secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukan

Contoh untuk pengujian

Kecuali dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai


berikut :

Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar
setiap bagian dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan,
giling contoh sehingga melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika
bahan tidak digiling, perkecil sedapat mungkin sehingga menjadi lebih halus, campur
dengan menguling- gulingkan pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan
ambil bagian untuk pengujian .

Bahan Organik Asing

Contoh untuk pengujian

Kecuali dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala
laboratorium seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika
perlu dibagi empat).

Akar, rimpang, kulit batang dan herba 500 g

Daun, bunga , biji dan buah 250 g

Potongan bagian tanaman (bobot rata-

rata setiap potongan kurang dari 500 mg) 50 g


Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing
dengan tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung prosentase bahan organik
asing terhadap bobot contoh yang digunakan.

R. Penilaian Obat

Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia

1. Secara Organoleptik

Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan


terhadap bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan
dengan pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan
bagian dalam, retakan- retakan atau gambarangambaran dan susunan bahannya
(berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik
harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan dengan cara lain, karena
pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik memberikan
hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat
dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .

2. Secara Mikroskopik

Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.

3. Secara Fisika

Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku,
kadar air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik
dengan sinar polarisasi dan lain sebagainya.

4. Secara Kimia

Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi
warna atau pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu
diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara
pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat
kwantitatif disebut penetapan kadar.

5. Secara Hayati / Biologi

Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.

S. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan


Nama Penyakit

1. Amara Menambah nafsu makan / pahitan


2. Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat

3. Stomakika Memacu enzim enzim pencernaan

4. Analgetika Mengurangi rasa nyeri

5. Antelmintika Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia

6. Anti fungi Membasmi jamur, terutama jamur pada


kulit, misalnya panu .

7. Anti hipertensi Menurunkan tekanan darah.

8. Anti piretika Menurunkan suhu badan

9. Anti emetika Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah

10. Anti diare Menghentikan buang air besar , mencret atau murus

11. Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala

12. Anti reumatika Menghilangkan rasa sakit pada encok / rematik

13. Anti spasmodika Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh (pereda
kejang)

14. Anti septika Membasmi kuman ( desinfektika )

15. Antidotum Penawar racun

16. Antitusif Pereda batuk

17. Ekspetoransia Mengurangi batuk berdahak

18. Anti diabetika Untuk mengobati kencing manis

19. Anti hemoroida Untuk mengobati wasir

20. Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir

21. Astringensia Menciutkan selaput lendir atau pori / pengelat

22. Cardiaka Untuk jantung

23. Cardiotonika Untuk penguat kerja jantung

24. Cholagoga Membantu fungsi dari empedu

25. Dismenorrhoe Untuk mengobati nyeri haid

26. Diaforetika / SudorifikaMemperbanyak keluarnya keringat / peluruh keringat

27. Digestiva Merangsang pencernaan makanan

28. Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni

29. Dilatator Melebarkan pembuluh darah

30. Depuratif Pembersih darah


31. Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid

32. Emetika Menyebabkan muntah

33. Gonorrhoe Kencing nanah

34. Hair tonic Menguatkan atau menyuburkan rambut

35 Holitosis Menyegarkan nafas

36. Hemostatika Menghentikan perdarahan

37. Insektisida Membasmi serangga

38. Konstipasi Sembelit / susah buang air besar

39. Karminativa Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia

40. Laktagoga Memperlancar air susu ibu

41. Laktifuga Menghentikan atau mengurangi air susu ibu

42. Litotriptika Menghancurkan batu pada kandung kemih

43. Laxantia, laksativa, Melancarkan buang air besar / pencahar


purgativa

44. Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C

45. Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah

46. Nephrolithiasis Penyakit kencing batu

47. Urolithiasis Adanya batu dalam saluran air kemih

48. Parkinson Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta
kaki bergemetaran pada waktu
diam

49. Parkinsonisme Penyakit yang mirip parkinson

50. Parasimpatolitika Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik

51. Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari

52. Roboransia / tonikum Obat kuat

53. Skabicida Obat kudis

54. Sedativa Obat penenang

55. Hipotiroidisme Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok

56. Trikhomoniasis Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di
atas kulit (dermatofyt), jamurnya adalah
Trichofyton

T. Bagian - Bagian dari Tanaman

Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu


radix (akar), caulis (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat
ditemukan gema (kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi),
rhizoma (akar tinggal), bulbus (umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau
buah yang dapat dikelupas), herba (bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging
buah), kayu (lignum).

U. Uraian Tentang Simplisia

1. Buku buku yang digunakan :

a. Simplisia yang monografinya diuraikan di FI

b. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI dan dianggap masih

relevan untuk diketahui siswa.

c. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI (MateriaMedika

Indonesia )

d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI

e. Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh

maupun keterangan lain.

2. Uraian masing-masing simplisia meliputi :

a. Nama dan sinonim / nama lain simplisia

b. Tanaman asal simplisia

c. Familia atau keluarga simplisia

d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar

e. Penggunaannya

f. Pemerian

g. Bagian yang digunakan

h. Keterangan mengenai :

- Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih
digunakan

- Penyimpanan

- Jenis jenisnya

- Waktu panen / cara memproleh

TATA NAMA LATIN TANAMAN DAN SIMPLISIA

17 Oktober 2014RYZTI Meninggalkan komentar

Pengertian Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan cara
tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia mineral (pelikan) adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Tata Nama Latin Tanaman

1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus
dan perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari
padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa
adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan
huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf
kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin
diikuti dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin
tersebut.

Beberapa contoh adalah sebagai berikut :

Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap


Linnaeus L Oryza sativa L
De Candolle DC Strophanthus hispidus DC
Miller Mill Foeniculum vulgare Mill
Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt
Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap
Linnaeus L Oryza sativa L
De Candolle DC Strophanthus hispidus DC
Miller Mill Foeniculum vulgare Mill
Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt

2. Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2
kata (3 kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .

Contoh : Dryopteris filix mas

Strychnos nux vomica

Hibiscus rosa sinensis

3. Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman


yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi
sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang
bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan uraian
morfologis tersebut.

Tata Nama Simplisia

Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis
dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang
digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa
macam tanaman dan untuk eksudat nabati.

Contoh :

1. Genus + nama bagian Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi


tanaman : Herba, Zingiberis Rhizoma
2. Petunjuk species + nama bagian
Belladonnae Herba, Serpylli Herba, Ipecacuanhae
tanaman : Radix, Stramonii Herba
3. Genus + petunjuk species + Curcuma aeruginosae Rhizoma, Capsici
nama bagian tanaman : frutescentis Fructus
Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies

Contoh :

Nama spesies : Cinchona succirubra

Nama genus : Cinchona

Petunjuk species : succirubra


Ejaan Latin

Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia,
tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka terrdapat perbedaan cara
pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.

Cara pembacaan huruf huruf atau rangkaian rangkaian huruf Latin yang dimaksud, dapat
kita lihat pada contoh contoh berikut ini :

Huruf atau
Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai
rangkaian huruf
ae e Galangae ga-la-nge
Lobeliae lo-be-li-e
c k jika diikuti huruf a, o, u atau Cacao ka-ka-o
huruf mati Cola ko-la
Curcuma kur-ku-ma
Fructus Fruk -tus
c s jika diikuti huruf e, i, yCera Se-ra
Citri Sit-tri
Glycyrrhiza Gli-si-ri-sa
cc kk jika diikuti huruf a , o, u Succus Suk-kus

cc ks jika diikuti huruf Coccinella Kok-si-ne-la


e, i, y
ch kh jika diikuti huruf Cinchona Sin-ko-na
hidup
ch h jika diikuti huruf mati Strychni Strih-ni
eae e Dioscoreae Di-es-ko-re
eu e+u Oleum O-le-um
Cetaceum Se-ta-se-um
f f Paraffinum Pa-ra-fi-num
ie i..+ ye Iecoris Iye-ko-ris
ii i+i Aurantii Au-ran-ti-i
j y Cajuputi Ka-yu-pu-ti
ll l Vanilla Va-ni-la
mm m Gummi Gu-mi
Ichtammolum Ih-ta-mo-lum
nh n Ipecacuanhae I-pe-ka-ku-ane
oe eu Foeniculi Feu-ni-ku-li
Asafoetida A-sa-feu-ti-da
nn n Belladonna Be-la-do-na
Sennae Se-ne
ph f Orthosiphon Or-to-si-fon
pp p hippoglossi hi-po-glo-si
qu kw quercus kwer-kus
rh r rhei re-i
rhizoma ri-zo-ma
rr r myrrha mi-ra
sh sy shorea syo-re
purshiana pur-si-a-na
ss s Cassia ka-si-a
th t Mentha men-ta
tiae sie Liquiritiae li-kwi-ri-sie
x ks jika tertera pada tengah Pix/ p iks
akhir kata radix ra-diks
cortex kor-teks
bixa bik-sa
x s jika pada permulaan kata xanthorrhiza san-to-ri-za
y i jika didahului dan / atau hydrastis hi-dras-tis
diikuti oleh huruf mati maydis ma-i-dis
y y jika diapit oleh 2 huruf hidup
papaya pa-pa-ya

Você também pode gostar