Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
cabeltv dan fiber optik. PT. Indonesia Comnets Plus menggunakan media fiber
optik untuk jaringan kabelnya agar transmisi data dapat berjalan dengan baik.
2
1.5 BATASAN MASALAH
Adapun hal yang akan dibahas dalam kerja praktek kali ini diantaranya
adalah tentang fiber optik, teknik splicing fiber optic, dan membuat jaringan clear
channel, yang terdapat di PT. Indonesia Comnets Plus yang menggunakan
teknologi DWDM, SDH dan GE-PON.
3
BAB III DASAR TEORI
Berisi informasi dasar mengenai fiber optik. Mulai dari jenis
kabel, tipe-tipe konektornya dan konverter fiber optiknya serta
berisi tentang pembahasan defenisi.
BAB IV PENYAMBUNGAN (SPLICING) FIBER OPTIK
Membahas tentang bagaimana cara penyambungan fiber optik
dengan menggunakan alat FMS 60S.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
4
BAB II
PROFIL PT. INDONESIA COMNETS PLUS
5
2.2 Visi dan Misi
Visi PT. Indonesia Comnets Plus:
Menjadi penyedia solusi TIK terkemuka di Indonesia berbasis jaringan
melalui pemanfaatan aset strategis.
Misi PT.Indonesia Comnets Plus:
1. Memberikan layanan TIK yang terbaik di kelasnya kepada pelanggan guna
meningkatkan nilai Perusahaan.
2. Memenuhi kebutuhan dan harapan PLN secara proaktif dengan menyediakan
solusi-solusi TIK yang inovatif dan memberikan nilai tambah.
3. Membangun organisasi pembelajar yang berkinerja tinggi untuk mendorong
Perusahaan mencapai bisnis yang unggul dan menjadi pilihan bagi talenta-
talenta terbaik.
4. Memberi kontribusi terhadap perkembangan telekomunikasi nasional.
6
2.5 Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Buku Pedoman Tata Kelola Perusahaan telah selesai disusun pada tanggal
10 Agustus 2005 dan kemudian dilakukan penyempurnaan pada tanggal 11
Desember 2009 melalui Keputusan Direksi ICON+ Nomor
404/SK/001/PUSAT/ICON+/2009. Buku pedoman ini kemudian dipergunakan
sebagai panduan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan yang berlaku, dengan memperhatikan kepentingan Pemegang
Saham serta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Melalui penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang konsisten, diharapkan akan lahir standar kerja yang
berkualitas dan berlandaskan etika yang dalam jangka panjang akan
meningkatkan nilai Perseroan sehingga kepentingan shareholder dan stakeholder
tetap terlindungi dengan baik.
7
2.7 Coverage Area
Peta daerah yang telah dijangkau oleh PT. Indonesia Comnets Plus.
8
4. Regional Jawa Barat
Jl. Supratman No. 58, Bandung - Jabar 40121
Telp. 022 - 7213831 Fax. 022 - 7200 262
Telicon, Voip. 30221, 30222, 7100 Fax. 30204
5. Regional Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta
GI Krapyak
Jl. Siliwangi 379, Krapyak. Semarang Jawa Tengah
Tlp. 024 - 7620576 Fax. 024 - 7200262
Telicon, Voip. 52002, 7200 Fax. 52003
6. Regional Jawa Timur
PLN PIKITRING
Jl. Ketintang Baru I(satu) No. 1-3 Surabaya
Telp. 031 - 8273399 Fax. 031- 8286611
Telicon. 71048, 71049 Fax. 71106
7. Regional Bali dan Nusa Tenggara
Jl.Letda Tantular No. 1
Renon Denpasar 80234
Tlp : 0361- 232 562 Fax : 0361 - 232 575
Telicon, Voip : 71111 / 15181 / 7400 Fax : 15182
8. Regional Indonesia Bagian Timur
PLN Rayon Selatan
Jl. Letjen Hertasning Barat Blok B2
Penakkukang - Makassar 90222
Telp. 0411 - 456 352, 456 357
Fax. 0411 - 456 341
9
2.9 Product PT. Indonesia Comnets Plus
PT.Indonesia Comnets Plus menyediakan beberapa layanan
telekomunikasi diantaranya ialah:
1. Metronet
Layanan komunikasi data yang handal dengan kapasitas besar, berbasis
teknologi Giga Ethernet Switching dengan jangkauan mencakup wilayah
Metropolitan Jakarta, Bandung dan Surabaya. Kapasitas yang tersedia adalah
10 Mbps, 100 Mbps, 1 Gbps dan 10 Gbps.
2. Clear Channel
Layanan komunikasi data dengan system dedicated connection, berbasis
teknologi SDH (Synchronous Digital Hierarchy) dan menggunakan media
transmisi end to end fiber optic, sehingga memiliki tingkat keandalan dan
keamanan yang tinggi. Layanan ini fleksibel untuk semua protocol jaringan
serta memiliki kapasitas mulai dari 2 Mbps (E1) sampai dengan 10 Gbps
(STM 64) dengan waktu koneksi tidak terbatas.
3. IP VSAT
Layanan komunikasi data terluas dan fleksibel, berbasis technologi Very
Small Aperture Terminal (VSAT) sehingga dapat melayani seluruh wilayah
Indonesia, Kapasitas yang tersedia mulai dari 64 Kbps hingga 45 Mbps
dengan interface RJ 45 eternet.
4. IP VPN-Based MPLS
Layanan komunikasi berbasis internet yang efisien dan handal,
menggunakan jaringan Multi Protocol Label Switching (MPLS), layanan
tersebut memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan kapasitas yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan mulai dari 64 Kbps hingga 10 Mbps.
10
BAB III
DASAR TEORI
11
4. Jaringan Tanpa Kabel Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap
komunikasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan
kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan
komunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka
mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah
mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel
sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu
memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan
yang menggunakan kabel.
5. Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN), merupakan jaringan
milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai
beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan
komputer-komputer pribadi danworkstation dalam kantor suatu perusahaan
atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (misalnya printer)
dan saling bertukar informasi.
12
Topologi bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa
penggunaan kabel sepaksi menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan
terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan
lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain.
Topologi bus terlihat pada skema di atas. Terdapat keuntungan dan kerugian dari
tipe ini yaitu:
Keuntungan menggunakan topologi Bus:
Hemat kabel.
Layout kabel sederhana.
Mudah dikembangkan.
Kerugian menggunakan topologi Bus:
Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil.
Kepadatan lalu lintas.
Bila salah satu client rusak, maka jaringan tidak bisa berfungsi.
Diperlukan repeater untuk jarak jauh.
2. Topologi TokenRING
13
Keuntungan menggunakan topologi tokenRing:
Hemat kabel
Kerugian menggunakan topologi tokenRing:
Peka kesalahan
Pengembangan jaringan lebih kaku
3. Topologi STAR
14
Kerugian menggunkanan topologi Star:
Boros kabel
Perlu penanganan khusus
Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis
4. Topologi Peer-to-peer Network
Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer
yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer
dengan 1-2 printer). Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah
penggunaan program, data dan printer secara bersama-sama. Pemakai komputer
bernama Dona dapat memakai program yang dipasang di komputer Dino, dan
mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan.
Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer yang memiliki
komputer kuno, misalnya AT, dan ingin memberli komputer baru, katakanlah
Pentium II, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup memasang
netword card di kedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang
khusus digunakan untuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas,
sistem jaringan ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipelajari dan dipakai.
15
dalam waktu singkat. Media ini sudah jelas dan pasti mampu menggelar
komunikasi antargedung, antarblok dan antarkota, toh antar benua saja sanggup
dilakukan oleh fiber optik dengan cara membentangkannya di dalam samudera.
Tak salah apabila ada yang menyebut fiber optik ini tulang punggung dari internet
di seluruh dunia.
Ada yang bilang fiber optik ini masih jarang digunakan karena mahal.
Tapi ada juga yang bilang sebenarnya fiber optik ini tidak mahal. Terus mana
yang benar? Untuk menjawab mana yang benar anda harus mengetahui cara kerja
dan jenisnya.Teknologi fiber optik terbagi atas dua kategori umum, yaitu:
1. Single Mode Fiber Optic
16
2. Multi Mode Fiber Optic
17
3.4.1 Bagian-bagian fiber optik
18
3.4.4 Testing the Finished Optical Fiber
Percobaan yang harus dilakukan pada kabel fiber optic sebelum digunakan
adalah :
1. Tensile strength : harus mampu menahan 100.000 lb/inch2 atau lebih.
2. Refractive index profile : menghitung layar untuk pemantulan optik.
3. Fiber geometry : diameter Core, dimensi cladding, diameter cloating adalah
seragam.
4. Attenuation : menghitung kekuatan sinyal dari berbagai panjang gelombang
dan jarak.
5. Information carrying capacity : bandwith
6. Chromatic dispersion : penyebaran berbagai panjang gelombang sinar melalui
core.
7. Operating temperature.
3.4.5 Kabel Optik Yang Sering Digunakan
Kabel kabel fiber optic yang sering digunakan antara lain:
1. Distribution Cable
19
3. Indoor/Outdoor Breakout Cable
20
BAB IV
PENYAMBUNGAN (SPLICING)
FIBER OPTIK
21
4.2 Prosedur Penyambungan Serat
22
3. Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan fiber
cleaver sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating 250 m
maupun 900 m.
4. Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potongan
fiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool.
5. Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang potongan
fiber pada fiber cleaver.
4.2.3 Penyambungan Fiber
Langkah-langkah melakukan splicing atau penyambungan kabel fiber
optic setelah persiapan dengan menggunakan alat yaitu Splicer:
1. Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan cara
menjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6 mm.
2. Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok
Splice sampai berhenti.
3. Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua).
4. Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice
sampai ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai dengan
bergeraknya pada fiber pertama.
5. Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiber
kedua sekali lagi sampai fiber kedua bergerak.
6. (Hal ini untuk meyakinkan bahwa kedua ujung fiber benar-benar saling
bersentuhan).
7. Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok Assembly
Tool) kebawah sampai fibrlok splice berbunyi.
4.2.4 Pengaturan Fiber Kedalam Tray
Yang perlu diperhatikan pada saat pengaturan sambungan fiber ke dalam
Tray:
1. Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly Tool dan
masukkan ke dalam Tray.
2. Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak boleh
kurang dari 3 cm.
3. Hindari terjadinya puntiran pada serat.
23
4. Tata cara pengaturan serat kedalam tray ini juga berlaku untuk penyambungan
serat dengan fusion.
4.2.5 Penyambungan Serat Optik
Dalam penyambungan serat ada 2 cara:
1. Secara fusion (peleburan).
24
4.3.3 Struktur Fusion Splicer
Berikut adalah struktur yang dimiliki fusion splicer:
1. Alur v dan klem.
2. Mikro positioned dan sensor.
3. Elektroda.
4. Sistem sensor yang berisi kaca dan lensa.
Fungsi dari masing-masing yang akan memadukan terjadinya proses
penyambungnan.
Gambar 4.4 Pengaturan Sistim Sensor Optik dan Proses Pensejajaran Fiber
4.3.4 Proses Fusion Splicing
Proses yang dilakukan dalam fusion splicing antara lain:
1. Pengupasan coating.
25
2. Pemotongan serat.
26
4. Membuat sejajar serat dan fusion splicing.
Gambar 4.9 Penyambungan 1 Kali ARC (Kiri) Dan Penyambungan 2 Kali ARC
(Kanan)
27
5. Mengecek hasil sambungan.
28
Gambar 4.12 Set Up Aproksimasi Fusion Splicing Loss
29
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam persiapan serat adalah
sebagai berikut:
1. Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanical
stripper.
2. Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol.
3. Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan fiber
cleaver sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating 250 m
maupun 900 m.
4. Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potongan
fiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool.
5. Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang potongan
fiber pada fiber cleaver proses penyambungan.
6. Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan cara
menjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6 mm.
7. Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok
Splice sampai berhenti.
8. Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua).
9. Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice
sampai ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai dengan
bergeraknya pada fiber pertama.
10. Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiber
kedua sekali lagi sampai fiber kedua bergerak. (Hal ini untuk meyakinkan
bahwa kedua ujung fiber benar-benar saling bersentuhan).
11. Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok Assembly
Tool) kebawah sampai fibrlok splice berbunyi. Yang perlu diperhatikan pada
saat pengaturan sambungan fiber ke dalam Tray.
12. Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly Tool dan
masukkan ke dalam Tray.
13. Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak boleh
kurang dari 3 cm.
14. Hindari terjadinya puntiran pada serat.
30
Tata cara pengaturan serat kedalam tray ini juga berlaku untuk
penyambungan serat dengan fusion.
4.4.2 Patch Cord dan Pig Tail
Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor
diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki
konektor.
31
Jadi pemeliharaan alat fusion splicer sangat penting agar kehandalan
perangkat terjaga.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari laporan yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem komunikasi serat optik memiliki berbagai kelebihan dibandingkan
sistem komunikasi lainnya,terutama bandwidth-nya yang lebih besar dan
kecepatan transmisinya data yang lebih tinggi.
2. Kelebihan sistem komunikasi serat optik ini sangat sangat menguntungkan,
karena lebih mudah mengakses informasi dari daerah yang terpencil
sekalipun.
3. Teknik splicing diperlukan untuk mendukung implementasi pemasangan link
fiber optik yang berjarak puluhan hingga ratusan kilometer.
4. Teknologi DWDM dan GE-PON memaksimalkan serat optik yang telah
exitisting efektif dan efisiensi.
5. Dibutuhkan konsentrasi pada saat splicing fiber optic agar didapatkan hasil
yang bagus atau kecil terjadinya looses.
6. Melakukan penyambungan ( splicing ) fiber optic tidak semudah yang
dibayangkan karena harus hati-hati pada setiap langkahnya jika ingin hasilnya
maksimal.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan adalah:
1. Fiber optik adalah media transmisi kabel yang sangat baik. Disarankan bahwa
standarisasi network untuk mengubah fiber optik multi mode ke single mode
tidak hanya dilakukan pada area perkantoran dan field saja, tapi juga area
perumahan.
2. Melakukan maintenance secara berkala.
33