Você está na página 1de 6

Kasus Masalah Sosial - Tawuran antar pelajar

Oke postingan gue kali ini masih dengan hal yang berbau sosial, kalau sebelum nya
gue menceritakan hanya secara garis besarnya saja, maka dari itu izinkan sekarang
gue curhat garis terusan nya hingga membentuk baris dan kolom. Disini gue akan
memberikan contoh gambaran atau kasus masalah sosial yang sering melanda
indonesia. Sekali lagi gue tegaskan bahwa biang keladi penyebab yang membuat
masalah - masalah sosial ini ialah siapa lagi kalau bukan kita sendiri, sebagai
makhluk sosial. Masalah sosial kerap kali terjadi di negara ini, karena jumlah
penduduknya yang makin lama semakin banyak , tetapi tidak diikuti dengan
kesadaran akan adanya norma - norma yang berlaku. Membuat masalah tersebut
sebetulnya gampang, tetapi mengatasi masalah nya bukan main susahnya, tak
semudah membalikkan telapak tangan.

Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
tingkat kriminalitas yang tinggi. Salah satu masalah sosial yang berhubungan
dengan kriminalas yang belum berhasil diatasi karena terus mengakar dari dahulu
adalah tawuran. Yap Tawuran, ntah itu tawuran antar kalangan pelajar maupun
masyarakat dewasa. Tawuran bak tradisi masyarakat indonesia, bahkan sejak
zaman nenek nya kakek gue masih demen ngompol di celana kata tawuran tersebut
sudah membooming. Memang kalau sudah semacam tradisi dari tahun ke tahun
seperti itu sulit sekali untuk diberantas, jangankan sampai 'akar' nya, baru sampai
'batang' nya saja sudah sukar sekali. Kalaupun sudah tercabut pasti bakal tumbuh
lagi.. Tawuran itu merupakan masalah sosial yang ditimbulkan oleh dua atau lebih
kelompok yang terdiri dari puluhan bahkan ratusan orang yang tergabung dalam
masing - masing kelompok tersebut yang kemudian saling serang. Pemicu tawuran
tersebut dapat beraneka ragam, seperti bermula saling ejek antara 2 orang yang
berlainan sekolah kemudian perlahan mengadu ke teman - teman nya lalu akhirnya
tensi semakin memanas, hingga puncaknya terjadilah peristiwa tawuran itu. Nah ini
dia kasus tawuran yang sangat heboh antar pelajar, yaitu antara siswa sman 70
Jakarta dengan sman 6 Jakarta yang baru terjadi akhir - akhir ini yang hingga
menewaskan 1 orang.
PENDIDIKAN - PENDIDIKAN
Senin, 24 September 2012 , 16:47:00

Tawuran SMA 6 Vs SMA 70, Satu Tewas

JAKARTA - Konflik antarpelajar SMAN 6 dan SMAN 70, Bulungan, Jakarta Selatan
nampaknya tak pernah berakhir. Siang ini, Senin (24/9) sejumlah siswa dua sekolah
tersebut kembali tawuran di Bulungan. Akibat aksi ini, seorang siswa SMAN 6, Alawi harus
meregang nyawa setelah disabet senjata tajam oleh pelajar yang diduga dari SMA 70 tepat
di belakang Blok M Plaza, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Peristiwa ini bermula ketika sekitar 20 pelajar dari SMAN 70 datang dan menyerang 15
siswa SMAN 6 yang akan bermain futsal. Penyerangan ini terjadi saat jam pulang sekolah.
Alawi dan teman-temannya saat itu sedang berkumpul di sebuah tempat nongkrong
terkenal di Jakarta Selatan.

"Tadi lagi nongkrong di Sevel, tiba-tiba diserang," jelas Faruq, teman Alawi.

Diserang tiba-tiba, para pelajar itu tak bisa berbuat banyak. Termasuk Alawi yang tak bisa
menghindari sabetan senjata tajam pelajar SMAN 70. Ia mengalami luka serius di bagian
dada.

Faruq mengaku setelah melihat Alawi terkapar bersimbah darah, ia dan teman-temannya
langsung membawa korban ke Rumah Sakit Muhammadiyah, Kebayoran Baru. Namun
nyawa Alawi tak dapat diselamatkan.

"Lukanya kena sabetan di sekitar dada, kayaknya kena celurit," sambungnya.

Sementara itu, menurut Kepala Kepolisian Resort Jakarta Selatan Kombes Wahyu
Hadiningrat selain satu tewas, terdapat juga dua korban luka lainnya. Diduga dua korban
terkena lemparan batu. Ia belum menyebutkan identitas dua korban itu.

"Peristiwanya sangat cepat, begitu mereka menyerang dan langsung bubar," tuturnya.

Saat ini, kata Wahyu, pihaknya sedang melakukan penyelidikan latarbelakang kasus
pembunuhan tersebut, termasuk memeriksa beberapa saksi di tempat kejadian.
( Sumber : http://www.jpnn.com/read/2012/09/24/140795/Tawuran-SMA-6-Vs-SMA-70,-
Satu-Tewas- )
Dari berita di atas, bisa dilihat betapa sadis nya anak pelajar zaman sekarang,
seorang siswa yang seharusnya terpendidik justru mempunyai sifat brutal seperti itu.
Ironisnya para siswa tersebut justru berasal dari sekolah elit atau favorit di Jakarta.
Tawuran antar pelajar memang sudah tidak lagi menjadi hal yang jarang terjadi di
kota - kota besar di Indonesia, terutama di Jakarta. Fenomena ini bisa terjadi karena
dilatar belakangi banyak hal, dimulai dari hal sepele hingga hal yang besar.
Masalah yang sering terjadi pada umumnya Masalah yang sering terjadi pada
umumnya adalah tindakan vandalisme di fasilitas umum ataupun pribadi, saling
meledek ketika di angkutan umum, perselisihan pendapat dan bahkan hanya
sekadar iseng untuk mencari kesenangan semata. Apakah hal tersebut pantas untuk
dijadikan kesenangan ? Tidak. Memang hal yang memacu adrenalin sangat
menyenangkan untuk dinikmati, tapi banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan
jika ingin menikmati hal-hal yang 'berbahaya'. Kelogisannya, keuntungan dan
kekurangannya, resikonya dan banyak hal lain yang seharusnya dipikirkan terlebih
dahulu sebelum menikmati kesenangan yang memacu adrenalin. Sejujurnya disini
peran orang tua, guru, pihak sekolah, pemerintah sangat dibutuhkan sekali.
Kebanyakan orang tua tak mempedulikan apa saja yang dilakukan anaknya sewaktu
di sekolah, inilah akibatnya karena kurangya perhatian dari orang tua.

Berikut ini adalah beberapa penyebab serta Solusi tentang tawuran antar pelajar
yang semakin menjadi - jadi :

Perhatian Orang Tua

Mungkin ini adalah suatu tindakan kecil yang sangat berdampak besar pada gejolak
jiwa seorang anak. Tapi bagi gue ini adalah suatu yang sangat berharga besarnya
bagi pribadi seorang anak, selain untuk menuntun anaknya mengarah ke jalan yang
lebih baik, tapi juga menenangkan hati maupun jiwa sang anak. Yap, kurangnya
perhatian yang diberikan orangtua kepada anaknya seringkali membuat jiwa
seorang anak terguncang. Menjadikan keinginan anak untuk mengekspresikan
perasaannya menjadi melenceng. Hal seperti inilah yang kemudian menyebabkan
konflik di dalam kejiwaan seorang anak. Tetapi Berlebihnya perhatian orangtua juga
dapat menyebabkan keinginan seorang anak untuk berontak, meskipun hal tersebut
masih bergantung pada lingkungan tempat main atau sekitarnya yang biasa
disinggahi oleh sang anak. Maka untuk itu, peran orangtua disini sangatlah penting
untuk mengurangi keinginan sang anak untuk berontak. Berikanlah kasih sayang
dan perhatian yang dirasa cukup untuk anak, berilah ia kebebasan untuk
berekspresi tapi tetap berada dalam pengawasan orangtua.

Pihak Sekolah

Pihak sekolah pun seharusnya dapat menjadi peranan penting untuk mengurangi
fenomena tawuran ini. Ketika siswanya tawuran, pihak sekolah jangan terpaku diam
saja. Pihak sekolah berhak dan memiliki otoritas untuk memberikan hukuman dan
tindakan kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Pihak sekolah pun
seharusnya memberikan ketegasan kepada siswa yang melanggar aturan tentang
tawuran. Bukan malah dibiarkan dan menganggap hal tersebut adalah sebuah
tradisi. Biasanya ini semua berawal ketika kita menginjakan kaki pertama di sekolah.
Sebenarnya akar pemicu dari tawuran tersebut adalah berawal dari siswa sekolah
itu sendiri, yap semua bisa berawal dari kegiatan pertama awal masuk sekolah yaitu
Masa Orientasi Siswa (MOS). Kegiatan dimana para siswa yang baru masuk
sekolah dikenalkan dengan lingkungan sekolah. Tetapi banyak yang melenceng
disini. Seperti adanya sistem senioritas. Memang pada masa ini para senior
berperan aktif dalam mennggalang siswa - siswa baru. Kalau ada siswa baru yang
tidak disiplin, siap - siap saja kena omelan, bentakan, bahkan kekerasan fisik dari
para senior. Ini yang menyebabkan kerusakan mental pada anak, jiwa anak bisa
juga terguncang, mereka yang awalnya senang bisa masuk sma negeri pilihannya
harus menerima kepahitan seperti itu. Akibatnya tradisi seperti terus turun menurun
dari tahun ke tahun. Bagaimana tidak, siswa baru yang awalnya polos dihujani
bentakan seperti itu justru merusak kejiwaannya, sehingga menimbulkan
kepribadiannya berubah dari yang awalnya polos kini menjadi bringas. Kalau bisa
apapun kegiatan yang dilakukan di acara MOS terus berada dibawah pengawasan
guru, kalau perlu dihapus saja kegiatan seperti itu. Karena dari pengalaman gue,
tidak ada untungnya. Lebih baik untuk menyambut siswa baru gelar acara yang lebih
baik yang bersifat keagamaan seperti mentoring siswa melalui ceramah atau
dakwah dari pak kyai atau ustadz. Hal semacam itu lebih bagus untuk pembentukan
jiwa anak menjadi lebih baik untuk kearah kedepannya ketimbang acara MOS yang
kadang menyimpang malah bikin kondisi mental anak menjadi tergoncang.
Lingkungan Main dan Sekitarnya

Seperti yang kita ketahui setiap pelajar memiliki prilaku yang berbeda, dan setiap
prilaku yang terbentuk pada tiap-tiap pelajar merupakan cerminan dari lingkungan
permainan yang biasanya dilakukan oleh pelajar tersebut. Seperti contoh pergaulan
yang salah. Ini biasa terjadi pada anak - anak yang polos atau yang tidak
mempunyai pendirian, mereka cepat sekali terpelosok masuk alur yang salah. Tak
bisa menilai mana yang baik maupun buruk, bahkan tak jarang yang asal
mainstream tanpa menilai nya terlebih dahulu. Ada suatu Pepatah mengatakan,
'karena nila setitik, rusak susu sebelanga', dari situ sudah terjelaskan bagaimana
peranan lingkungan pertemanan seorang anak sangat berpengaruh bagi prilakunya.
Usia muda adalah usia yang sangat rentan untuk tergoyahkan batinnya, seorang
kawan memberikan usulan, maka sang anak akan melakukannya. Menjalin
pertemanan kepada siapapun tidaklah dilarang, tapi setiap tindakan memiliki
batasannya tersendiri. Oleh karena itu balik lagi ke kesadaran masing - masing
individu tersebut. Pikir - pikir dahulu lah sebelum memilih jalan, salah selangkah saja
bisa masuk jurang kegelapan.

Semoga masalah tradisi tawuran di negara kita ini, seperti kasus diatas tidak
terulang lagi dan tercabut sampai akar - akarnya. Tawuran semacam ini sebenarnya
tidak ada untungnya hanya kesenangan iblis yang sesaat, pikirkanlah orangtua
kalian yang telah mensekolahkan kalian sebelum bertindak suatu hal dibatas
kewajaran. Masa depan kalian sangat tergantung dari diri kalian sendiri. Kokohkan
lah tiang pendirian kalian, jangan terpengaruh dengan bujukan setan. Semua ini
takkan terjadi bila tingkat kesadaran anak akan dampak tawuran tinggi. Yap
tuntunlah diri kita kita ke arah yang lebih baik lagi.

Você também pode gostar