Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KESEHATAN DI PUSKESMAS
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang
penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam
Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan Pasal 34 ayat (3)
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak. Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat
yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan ini
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat
juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Dengan kata
lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung awab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah
pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif
(upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis kelamin dan
golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
Dalam hal ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para
pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan
kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta
pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan Puskesmas selaku salah
satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang
telah diberikan kepada pasien atau pelanggan selama ini telah sesuai dengan harapan atau belum.
Dinas Kesehatan Kabupaten merupakan Penanggunng jawab salah satupenyedia
pelayanan kesehatan juga berkewajiban dalam meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
ditingkat Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan. Oleh karena itu
Puskesmas di bawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota perlu adanya evaluasi atau
penilaian untuk meningkatkan mutu kualitas pelayanannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka diambil sebuah rumusan masalah
bagaimanakah mutu pelaksanaan pelayanan kerja kesehatan di Puskesmas ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengevaluasi pelayanan kerja kesehatan khususnya di Puskesmas
2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan kerja kesehatan di Puskesmas
3. Untuk mengetahui factor factor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan
dari pelayanan kerja kesehatan di Puskesmas melalui pendekatan analisis SWOT
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PUSKESMAS
Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kesehatan.
a. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan puskesmas bertanggung
jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi apabila di satu
Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Dinas K esehatan kabupaten/kota.
B. FUNGSI PUSKESMAS
Puskemas sebagai penyedia pelayanan kesehatan ditingkat Kecamatan mempunyai 3(tiga )fungsi
yaitu :
c. Program Pengobatan :
Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit Gawat Darurat
(UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan (Kebidanan). Pengobatan
Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
d. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :
ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan, Rujukan Ibu Hamil
Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun Bersalin, Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS)
e. Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) :
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin), Pelayanan
KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB
f. Program Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat :
Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi
g. Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan Kesehatan Lingkungan : SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA
(sumber air minum-jamban keluarga), Pemeriksaan Sanitasi : TTU (tempat-tempat umum),
Institusi Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN)
h. Program Pelayanan Kesehatan Komunitas :
Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Kesehatan Olahraga, Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
i. Program Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem Informasi dan
Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
Terjadinya transisi epidemiologi baik oleh pengaruh perubahan struktur penduduk dan
perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan beban ganda (double burden) pelayanan
kesehatan, yaitu tidak saja pada masalah penyakit infeksi tetapi juga penyakit degeneratif.
Selain itu pelayanan kesehatan juga menghadapi masalah penyakit yang pada akhir ini
cenderung meningkat seperti TBC, demam berdarah dengue. Fenomena-fenomena
tersebut di atas merupakan tantangan sekaligus ancaman pengembangan Puskesmas;
Terjadinya krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih tidak saja menambah jumlah
penduduk miskin, tetapi juga menurunkan kemampuan pemerintah dalam menyediakan
alokasi anggaran untuk pembangunan kesehatan. Kedua hal tersebut di atas merupakan
ancaman Puskesmas baik dalam meningkatkan kebutuhan (demand) pelayanan kesehatan
masyarakat serta meningkatkan pasokan (supply) pelayanan kesehatan yang memadai;
Masih adanya anggapan bahwa pembangunan bidang kesehatan bersifat konsumtif dan
belum dipandang sebagai investasi pada peningkatan mutu Sumber Daya Manusia
(SDM), sehingga anggaran yang dialokasikan kurang memadai;
Peran serta dan kemitraan masyarakat belum berkembang dan berkesinambungan seperti
yang diharapkan, hal ini antara lain karena kurangnya kemampuan dan kemauan/motivasi
dan adanya keterpaksaan dari masyarakat, adanay kejenuhan kader kesehatan sebagai
mitra dan motor penggerak partisipasi masyarakat, hal ini bias mengancam terjadinya
drop out kader, sulitnya mencari kader baru, kurangnya dana stimulan kader, kurangnya
sarana kegiatan kader seperti buku pegangan kader, sarana pencatatan dan pelaporan
kegiatan kader dan sebagianya;
Jumlah tenaga kesehatan (terutama perawat dan bidan) yang melakukan praktik swasta di
wilayah kerja Puskesmas semakin bertambah. Situasi ini merupakan persaingan
terselubung karena mereka juga menjual jasa pelayanan kesehatan. Menghadapi
persaingan ini, mengharuskan Puskesmas untuk meningkatkan mutu Pelayanannya;
Mobilisasi penduduk yang tinggi menyebabkan penularan penyakit yang cepat serta
perubahan lingkungan dan perilaku sosial budaya masyarakat merupakan ancaman
terhadap semakin meningkatnya masalah kesehatan;
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat dan membudaya
baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, maupun
tempat-tempat umum.
BAB III
KESIMPULAN