Você está na página 1de 1

Alergi rhinitis (AR) adalah penyakit umum yang terjadi dengan jumlah prevelensi 30%

untuk alergi rhinitis dan 10-20% untuk asma, Selain itu AR juga merupakan factor resiko dari
penyakit asma. Penyakit ini disebabkan oleh respon imun terhadap aeroallergen yang diperoleh
dari rumput,pepohonan,hewan peliharaan,atau debu.

Pengobatan pertama untuk menangani gejala alergi rhinitis yaitu dengan Pencegahan
allergen seperti antihistamin dan kortikosteroid local, rekomendasi akhir untuk penanganan
asma,yaitu dengan long acting bronchodilators (LABAs) dan inhaled corticosteroids (ICSs).
Terapi AR dengan atau tanpa asma terbukti efektif dalam mengotrol gejala dan mengurangi
inflamasi, namun sebagian kecil masyarakat tidak berespon terhadap pengobatan ,sehingga bisa
digunakan allergen spesifik imunoterapi untuk mengatasinya.

Allergen immunoterapi (AIT) memiliki efektifitas tinggi terhadap pengobatan penyakit


immunoglobulin (Ig)E-mediated. AIT bekerja dengan menurunkan gejala penyakit, mengurangi
penggunaan obat,meningkatkan kualitas hidup dan menginduksi toleransi imunologi terhadap
allergen spesifik.AIT diberikan secara subkutan (SCIT) dan sublingual (SLIT), SLIT lebih aman
daripada SCIT dengan angka anafilaksis yang rendah.AIT sering digunakan dalam alergi
tunggal,tetapi juga bisa digunakan untuk pasien multi-alergi.

Berdasarkan petunjuk AR dan dampak terhadap asma (ARIA), AIT diindikasi sebagai
obat alternative jika pasien tidak merespon terhadap farmakoterapi. AIT hanya diberikan pada
pasien dengan kondisi alergi asma. Sementara petunjuk Global Intiative for Asma (GINA) AIT
harus dipertimbangkan setelah pengobatan farmakologi dan pencegahan alergi. Petunjuk terakhir
dalam pratek kliniknya, asma yang tidak terkendali adalah kontra indikasi baik dari SCIT dan
SLIT.

Você também pode gostar