Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Selamat datang Di Anggi Yudi Chemical Engineering. Blog ini membahas tentang
pelajaran yang di pelajari pada program studi Teknik Kimia. dan membahas ilmu
pengetahuan terbaru. Apabila ada kejanggalan mohon di maafkan..
Pengetahuan
Kimia Fisika
Intrumentasi Analitik
Thermodinamika I
Pencegahan Korosi
Utilitas
E-Book
Prakaktikum OTK II
Daftar Isi
ABSTRAK
Kebutuhan akan bahan bakar minyak dalam negeri juga meningkat seiring
meningkatnya pembangunan. Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari
campuran mono alkil ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai sebagai
alternative bagi bahan bakar dari mesin diesel. Pada praktikum dalam proses
industri kimia ini hasil yang didapatkan, yaitu: berupa hasil rendemen sebesar 87,16
%, kadar air biodisel sebesar 9,91 %, gliserol yang dihasilkan sebesar 5,9318 gram,
dan dengan menggunakan temperatur 60 0C selama satu jam. Dalam praktikum ini
dapat dsimpulkan bahwa untuk mendapatkan biodiesel dengan rendemen yang
tinggi yaitu dengan menggunakan temperatur 60 0C selama satu jam.
BAB I
PENDAHULUAN
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkil ester dari
rantai panjang asam lemak yang dipakai sebagai alternative bagi bahan bakar dari
mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui sepetri minyak nabati atau lemak
hewan.
Bahan bakar nabati bioetanol dan biodiesel merupakan dua kandidat kuat
pengganti bensin dan solar yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar mesin
Diesel. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan pengembangan dan
implementasi dua macam bahan bakar tersebut, bukan hanya untuk
menanggulangi krisis energi yang mendera bangsa namun juga sebagai salah satu
solusi kebangkitan ekonomi masyarakat.
Oleh sebab itu pada kali ini kami akan mencoba untuk menbuat minyak biodiesel
dari minyak goreng murni sehingga nantinya diharapkan mahasiswa dapat
membuat biodiesel ataupun memahami prinsip kerjanya untuk dapat
diimplementasikan dikehidupan nantinya.
Adapun batasan masalah pada praktikum kali ini adalah hanya sampai pada proses
pembuatan biodiesel dari minyak goreng murni dan tidak sampai pada uji kualitas
dari biodiesel itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biodiesel pertama kali dikenalkan di Afrika selatan sebelum perang dunia II sebagai
bahan bakar kenderaan berat. Biodiesel didefinisikan sebagai metil/etil ester yang
diproduksi dari minyak tumbuhan atau hewan dan memenuhi kualitas untuk
digunakan sebagai bahan bakar di dalam mesin diesel. Sedangkan minyak yang
didapatkan langsung dari pemerahan atau pengempaan biji sumber minyak
(oilseed), yang kemudian disaring dan dikeringkan (untuk mengurangi kadar air),
disebut sebagai minyak lemak mentah. Minyak lemak mentah yang diproses lanjut
guna menghilangkan kadar fosfor (degumming) dan asam-asam lemak bebas
(dengan netralisasi dan steam refining) disebut dengan refined fatty oil atau
straight vegetable oil (SVO).
SVO didominasi oleh trigliserida sehingga memiliki viskositas dinamik yang sangat
tinggi dibandingkan dengan solar (bisa mencapai 100 kali lipat, misalkan pada
Castor Oil). Oleh karena itu, penggunaan SVO secara langsung di dalam mesin
diesel umumnya memerlukan modifikasi/tambahan peralatan khusus pada mesin,
misalnya penambahan pemanas bahan bakar sebelum sistem pompa dan injektor
bahan bakar untuk menurunkan harga viskositas. Viskositas (atau kekentalan)
bahan bakar yang sangat tinggi akan menyulitkan pompa bahan bakar dalam
mengalirkan bahan bakar ke ruang bakar. Aliran bahan bakar yang rendah akan
menyulitkan terjadinya atomisasi bahan bakar yang baik. Buruknya atomisasi
berkorelasi langsung dengan kualitas pembakaran, daya mesin, dan emisi gas
buang.
Pemanasan bahan bakar sebelum memasuki sistem pompa dan injeksi bahan bakar
merupakan satu solusi yang paling dominan untuk mengatasi permasalahan yang
mungkin timbul pada penggunaan SVO secara langsung pada mesin diesel. Pada
umumnya, orang lebih memilih untuk melakukan proses kimiawi pada minyak
mentah atau refined fatty oil/SVO untuk menghasilkan metil ester asam lemak (fatty
acid methyl ester - FAME) yang memiliki berat molekul lebih kecil dan viskositas
setara dengan solar sehingga bisa langsung digunakan dalam mesin diesel
konvensional. Biodiesel umumnya diproduksi dari refined vegetable oil
menggunakan proses transesterifikasi. Proses ini pada dasarnya bertujuan
mengubah [tri, di, mono] gliserida berberat molekul dan berviskositas tinggi yang
mendominasi komposisi refined fatty oil menjadi asam lemak methil ester (FAME).
Bahan bakar nabati bioetanol dan biodiesel merupakan dua kandidat kuat
pengganti bensin dan solar yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar mesin
Diesel. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan pengembangan dan
implementasi dua macam bahan bakar tersebut, bukan hanya untuk
menanggulangi krisis energi yang mendera bangsa namun juga sebagai salah satu
solusi kebangkitan ekonomi masyarakat
3. Tidak memperparah efek rumah kaca karena siklus karbon yang terlibat
pendek.
6. Memiliki flash point yang tinggi, yaitu sekitar 200OC, sedangkan bahan bakar
petroleum diesel flash pointnya hanya 70 OC.
7. Bilangan setana (cetane number) yang lebih tinggi daripada petroleum diesel
Biodiesel tergolong bahan bakar yang dapat diperbaharui karena diproduksi dari
hasil pertanian, antara lain : jarak pagar, kelapa, sawit, kedele, jagung, rape seed,
kapas, kacang tanah. Selain itu biodiesel juga bisa dihasilkan dari lemak hewan dan
minyak ikan. Penggunaan biodiesel cukup sederhana, dapat terurai
(biodegradable), tidak beracun dan pada dasarnya bebas kandungan belerang
(sulfur).
Peningkatan kebutuhan energi (BBM) yang sangat tinggi dewasa ini mendorong
industri-industri pengeboran dan pengolahan minyak untuk meningkatkan produksi
mereka. Peningkatan ini akan terus terjadi setiap tahunnya seiring dengan
pengembangan teknologi yang semakin maju dan jumlah penduduk yang semakin
meningkat. Sayangnya, BBM yang tetap menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan
tersebut merupakan energi tak-terbarukan. Hal ini berdampak besar bagi
ketersediaan energi tersebut di masa depan. Oleh karena itu, penelitian mengenai
energi alternatif yang terbarukan serta penerapannya berkembang pesat dalam
beberapa tahun terakhir ini.
Biodiesel adalah suatu energi alternatif yang telah dikembangkan secara luas untuk
mengurangi ketergantungan kepada BBM. Biodiesel merupakan bahan bakar berupa
metil ester asam lemak yang dihasilkan dari proses kimia antara minyak nabati dan
alkohol. Sebagai bahan bakar, biodiesel mampu mengurangi emisi hidrokarbon tak
terbakar, karbon monoksida, sulfat, hidrokarbon polisiklik aromatik, nitrat
hidrokarbon polisiklik aromatik dan partikel padatan sehingga biodiesel merupakan
bahan bakar yang disukai disebabkan oleh sifatnya yang ramah lingkungan. Di
beberapa negara, biodiesel telah diproduksi dan dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Pada tahun 2008 produksi biodiesel Amerika Serikat mencapai 700 juta gallon.
Sebagian besar bahan baku yang digunakan dalam produksi biodiesel di negara-
negara tersebut adalah minyak kedelai, minyak kanola, minyak kelapa sawit, dan
minyak biji bunga matahari. Namun, penggunaan bahan baku tersebut menjadi
kendala baru bagi pemenuhan kebutuhan pangan. Selain itu, minyak jarak yang
telah dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut secara ekonomi belum
layak untuk dikembangkan lebih lanjut dalam skala besar disebabkan oleh
diskontinuitas suplai. Oleh karena itu, pencarian bahan baku baru untuk biodiesel
sangat diperlukan.
Biodiesel dapat berupa metil ester ataupun etil ester tergantung dari jenis alkohol
yang digunakan. Tetapi yang paling sering diproduksi adalah metil ester karena
metanol mudah didapat dan tidak mahal.
Reaksi kimia yang terjadi pada pembuatan biodiesel adalah sebagai berikut :
+ 3CH2OH 3RCOCH3
1. Reaksi berlangsung pada temperatur dan tekanan yang rendah (150F dan 20
psi).
2. Menghasilkan konversi yang tinggi (98%) dengan waktu reaksi dan terjadinya
reaksi samping yang minimal.
3. Konversi langsung menjadi biodiesel tanpa tahap intermediate.
Katalis dan stearin dimasukkan ke dalam reaktor, kemudian dialirkan metanol hasil
destilasi ke bagian bawah reaktor. Katalis yang umum digunakan adalah natrium
hidroksida (kaustik soda). Campuran bereaksi pada temperatur 150F selama 1
sampai 8 jam dengan pengadukan yang kuat. Katalis yang ditambahkan harus
cukup untuk mengkatalis reaksi dan juga bereaksi dengan asam lemak bebas. Jika
kandungan asam lemak bebas terlalu tinggi (lebih dari 0,5 % - 1 %), atau jika
terdapat air dalam reaksi, sabun akan terbentuk dengan terlebih dahulu
membentuk emulsi dengan metanol dan minyak, sehingga reaksi metanolisis tidak
dapat terjadi. Karena itu minyak yang digunakan harus diolah sedemikian rupa
untuk membuang asam lemak bebas dan semua laju umpan masuk dijaga agar
bebas air.
Setelah reaksi selesai dan metanol telah dipisahkan, terbentuk dua produk utama,
yaitu gliserol dan metil ester. Karena adanya perbedaan densitas (gliserol 10 lbs/gal
dan metil ester 7,35 lbs/gal) maka keduanya dapat terpisah secara gravitasi.
Gliserol terbentuk pada lapisan bawah sementara metil ester pada lapisan atas.
Gliserol yang dihasilkan mengandung katalis yang tidak terpakai dan sabun.
Pemurnian gliserol dapat dilakukan dengan penambahan asam membentuk garam
dan dialirkan ke tempat penyimpanan gliserol kotor. Gliserol yang diperoleh
biasanya memiliki kemurnian sekitar 80 88 % dan dapat dijual sebagai gliserol
kotor. Setelah dipisahkan dari gliserol, metil ester dicuci dengan air hangat untuk
membuang residu katalis dan sabun, lalu dikeringkan dan dialirkan ke tempat
penyimpanan. Metil ester yang dihasilkan biasanya mempunyai kemurnian 98 %
dan siap dijual sebagai bahan bakar (biodiesel).
1. Waktu Reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat semakin besar
sehingga akan menghasilkan konversi yang besar. Jika kesetimbangan reaksi sudah
tercapai maka dengan bertambahnya waktu reaksi tidak akan menguntungkan
karena tidak memperbesar hasil.
2. Pengadukan
k = A e(-Ea/RT)
Semakin besar tumbukan maka semakin besar pula harga konstanta kecepatan
reaksi. Sehingga dalam hal ini pengadukan sangat penting mengingat larutan
minyak-katalis-metanol merupakan larutan yang immiscible.
3. Katalisator
Katalisator berfungsi untuk mengurangi tenaga aktivasi pada suatu reaksi sehingga
pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan reaksi semakin besar. Pada reaksi
esterifikasi yang sudah dilakukan biasanya menggunakan konsentrasi katalis antara
1 - 4 % berat sampai 10 % berat campuran pereaksi.
4. Suhu Reaksi
Semakin tinggi suhu yang dioperasikan maka semakin banyak konversi yang
dihasilkan, hal ini sesuai dengan persamaan Archenius. Bila suhu naik maka harga k
makin besar sehingga reaksi berjalan cepat dan hasil konversi makin besar.
7. Cetane Number 62 51 42
CaO bubuk
K2CO3 bubuk
Na2CO3 bubuk
0,8
3. Pemurnian metil ester lebih mudah dibanding dengan lemak lainnya karena
titik didihnya lebih rendah.
4. Metil ester dapat diproses dalam peralatan karbon steel dengan biaya lebih
rendah daripada asam lemak yang memerlukan peralatan stainless steel.
Metil ester asam lemak tak jenuh memiliki bilangan setana yang lebih kecil
dibanding metil ester asam lemak jenuh (r = 0). Meningkatnya jumlah ikatan
rangkap suatu metil ester asam lemak akan menyebabkan penurunan bilangan
setana. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk komponen biodiesel lebih
dikehendaki metil ester asam lemak jenuh seperti yang terdapat dalam fraksi
stearin minyak sawit.
Stearin memiliki asam lemak jenuh yang lebih banyak daripada fraksi olein, karena
itu fraksi stearin memiliki bilangan setana lebih besar. Kedua alasan di atas
menjadikan fraksi stearin sebagai sumber yang tepat untuk dijadikan bahan baku
pembuatan biodiesel .
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1. Alat
1) Reaktor Serbaguna
2) Beaker Glass
4) Termometer
5) Corong Pemisah
6) PH Meter
3.2. Bahan
2) KOH
3) Metanol
3.3. Cara Kerja
4) Metil ester dicampur dengan pelarut methanol dan KOH yang pemakaiannya
tergantung kepada hasil pada transesterifikasi 1. Campuran ini diaduk dengan
menggunakan hot plate stirrer dengan kecepatan pengadukan 450-500 rpm dan
temperature 50-70 oC selama 1-2 jam (proses transesterifikasi II)
6) Metil ester yang telah dipisahkan selanjutnya dicuci menggunakan air panas
pada temperature 55oC Proses pencucian dilakukan hingga pH 6,8-7,2
7) Metil ester yang telah dicuci dipanaskan dengan temperature 110-130 selama
10 menit
BAB IV
4.1 HASIL
4.2 PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan tidak dapat dibandingkan secara jelas waktu
proses karena waktu yang digunakan hanya satu jam. Namun dari rendemen yang
dihasilkan, yaitu 87,16 % dan dengan waktu proses satu jam dapat disimpulkan
bahwa waktu yang satu jam tersebut merupakan waktu optimum dalam pembuatan
biodisel.
Dari praktikum yang telah dilakukan , pengadukan saat pemanasan selama satu
jam dan dengan pengocokan saat pencucian dengan aquadest sangat
mempengaruhi hasil biodisel yang dihasilkan. Untuk hasil yang baik pada proses
pemanasan sebaiknya dilakukan pengadukan dan pada saat pengocokan pada
pencucian dengan aquadest dilakukan pengadukan dan pada saat pengocokan pada
pencucian dengan aquadest dilakukan dengan cara yang benar, sehingga biodisel
yang dihasilkan dapat terpisah dengan sempurna dengan aquadest.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data dan kemudian diolah, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Rendemen yang dihasilkan 87,16 % dengan kadar air 9,91 % dan gliserol yang
dihasilkan 5,9318 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Dharsono Wulandari, dkk. 2010. Proses Pembuatan Biodiesel Dari Dedak Dan
Metanol Dengan Esterifikasi In Situ. Jurusan Teknik Kimia Fakulitas Teknik. UNDIP.
Semarang.
Haryanto Bode. 2002. Bahan Bakar Alternatif Biodiesel. Jurusan Teknik Kimia
Fakulitas Teknik : USU. Medan
Harmiwati. 2011. Modul Praktikum Proses Industri Kimia I. Jurusan Teknik Kimia
Fakulitas Teknik : ATIP. Padang.
LAMPIRAN
Temperatur : 60 0C
1. Transesterifikasi 1
2. Transesterifikasi 2
Lembar Data
Rendemen : 87,16 %
Share to Twitter
Share to Facebook
Share to Pinterest
Newer Post
Older Post
Home
About Me
saya sekarang menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negri. yang
bernama Akademi Teknologi Industri Padang. saya mengambil jurusan Teknik Kimia.
Sosial Media
Like us on Facebook
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Follow us on Twitter
Follow us on Google+
Follow us on Google+
Jam
Followers
Google+ Followers
Entri Populer
ABSTRAK Kebutuhan akan bahan bakar minyak dalam negeri juga meningkat
seiring meningkatnya pembangunan. Biodiesel merupakan bahan b...
ABSORPSI
Pengertian Absorpsi Definisi Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh zat
lain. Dalam proses ini, zat yang diserap masuk ke ...
PROSES PENGOLAHAN GAS ALAM CAIR Pencairan gas alam menjadi LNG/LPG
bertujuan untuk memudahkan dalam penyimpanan dan transpor...
proses PENGOLAHAN KELAPA SAwit Tandan buah segar yang sudah tiba di pabrik
harus segera diolah menjadi CPO agar meminimalkan peningkat...
PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah
permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumu...
Proses Pengolahan Air Bersih Proses pengolahan air bersih sangat penting bagi
kesehatan manusia maupun lingkungan. Tujuan pengolahan...
Saat ini mungkin kita semua mempunyai barang bekas dan tak terpakai yang masih
tersimpan di rumah atau garasi menunggu untuk dibuang. Ada...
Blog Archive
2013 (77)
December (1)
November (3)
September (5)
July (39)
June (10)
May (19)
Praktikum OTK II
ABSORPSI
Cooling Tower
Distillation
Popular Posts
ABSTRAK Kebutuhan akan bahan bakar minyak dalam negeri juga meningkat
seiring meningkatnya pembangunan. Biodiesel merupakan bahan b...
ABSORPSI
Pengertian Absorpsi Definisi Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh zat
lain. Dalam proses ini, zat yang diserap masuk ke ...
PROSES PENGOLAHAN GAS ALAM CAIR
PROSES PENGOLAHAN GAS ALAM CAIR Pencairan gas alam menjadi LNG/LPG
bertujuan untuk memudahkan dalam penyimpanan dan transpor...
proses PENGOLAHAN KELAPA SAwit Tandan buah segar yang sudah tiba di pabrik
harus segera diolah menjadi CPO agar meminimalkan peningkat...
PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK SAWIT Berikut ini adalah metode
penelitian mengenai Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Saw...
PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah
permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumu...
Proses Pengolahan Air Bersih Proses pengolahan air bersih sangat penting bagi
kesehatan manusia maupun lingkungan. Tujuan pengolahan...
Kreasi Dari Bahan Bekas Yang Keren
Saat ini mungkin kita semua mempunyai barang bekas dan tak terpakai yang masih
tersimpan di rumah atau garasi menunggu untuk dibuang. Ada...Cuaca
Download
Cara membuat biodiesel dari kelapa sawit sangat penting dipelajari, terutama ketika
Anda ingin membuat komponen biogas dari produk kelapa sawit berupa CPO.
Hingga kini raw material yang berasal dari CPO masih menjadi pilihan untuk
membuat biodiesel maupun biogas. Hal tersebut karena beberapa alasan, seperti:
Harga raw material dari olahan minyak kelapa sawit umumnya memiliki harga yang
lebih murah jika dibandingkan dengan minyak nabati yang memiliki tingkat
kejernihan lebih tinggi.
Kualitas olahan biodiesel dengan menggunakan CPO hampir sama dengaan minyak
nabati, meskipun diperlukan modifikasi sifat kimia dan fisikanya terlebih dahulu
menggunakan metode transesterifikasi.
Produk CPO termasuk produk renewable atau mudah diperbarui mengingat bahan
baku utamanya tersedia dalam jumlah yang sangat tinggi di Indonesia.
Secara umum ada beberapa proses yang akan berlangsung saat pengolahan CPO
menjadi bahan bakar seperti biodiesel, yaitu:
Proses transesterifikasi
Washing procedure
Proses ini dilakukan untuk menghilangkan berbagai senyawa pencemar yang bisa
mempengaruhi kualitas biodiesel dari minyak CPO. Umumnya proses ini dilakukan
sebanyak 3 kali pada suhu 55C dan pH 6.8-7.2. Hasil dari proses washing adalah
minyak yang sudah tidak mengandung gliserol maupun methanol.
Drying methode
Setelah proses washing (pencucian) selesai dilakukan, proses lanjutan yang akan
dilakukan adalah drying methode. Proses ini bertujuan mengeringkan komponen air
dan memperbaiki kualitas biodiesel yang dihasilkan. Seperti yang sudah diketahui
masyarakat umum bahwabiodiesel dan biogas dapat menjadi solusi untuk masalah
untuk bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Itulah sebabnya, proses drying
dibutuhkan untuk meningkatkan daya bakar biodiesel. Proses ini umumnya
dilakukan pada suhu 130C selama 10 menit.
Filtration
Proses akhir dari tahapan pembuatan biodiesel dari CPO adalah filtrasi. Proses ini
dilakukan untuk menghilangkan berbagai partikel maupun molekul pengotor
biodiesel yang berasal dari dinding pipa ruang penyimpanan. Filtasi biodiesel
menjadi penanda produk biodiesel yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan
tanpa cacat. Namun demikian, selain raw material, masih ada limbah dari kelapa
sawit yang juga bisa diolah menjadi bahan baku biodiesel. Limbah CPCPO kelapa
sawit yang berupa POME (palm oil mill effluent) tersebut dapat dimanfaatkan untuk
membuat bahan bakar biodiesel. Hanya saja untuk limbah POME ini, perlu penelitian
lebih lanjut terkait kadar FFA maupun kelayakan standar limbah. Ketika kadar
senyawa lain yang tercampur pada minyak kelapa sawit ada dalam kadar tinggi,
biasanya diperlukan teknik purifikasi lanjutan sebelum akhirnya benar-benar bisa
dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel. Semoga berbagai informasi diatas bisa
menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara membuat biodiesel dari
kelapa sawit.
ams-bloq
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan sumber alamnya antara lain
: minyak, gas bumi, batu bara, dan sumber alam lainnya, dimana dari sumber daya
alam tersebut dapat dihasilkan berupa produk produk atau bahan kimia yang
banyak digunakan sebagai bahan bakar, namun sumber alam ini tidak dapat
diperbaharui. Dengan demikian, jumlah sumber daya alam ini semakin lama akan
berkurang, karena itu pada saat ini banyak sekali penelitian penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan tumbuhan dan lain lain yang digunakan sebagai
bahan bakar alternatif, bahan yang digunakan untuk keperluan farmasi ataupun
kosmetik.
Beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat juga telah mengembangkan bahan
bakar minyak tumbuhan yang telah dikonversi menjadi bentuk methyl ester asam
lemak yang disebut dengan biodiesel.
Sebagai negara tropis, Indonesia menghasilkan tanaman tanaman penghasil
minyak nabati yang terpenting dan merupakan bahan baku industri adalah kelapa
sawit. Kelapa sawit berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu bahan bakar
diesel atau produk biodiesel.
Sumber biomass, terutama sekali minyak nabati sudah menarik banyak perhatian
sebagai suatu sumber energi alternatif karena dapat diperbaharui, banyak tersedia
dan sudah terbukti menjadi bahan bakar yang bersih. Biodiesel bebas dari senyawa
sulfur aromatik.
Biodiesel merupakan zat asam yang mengandung gemuk methyl ester. Methyl ester
adalah salah satu jenis ester yang mempunyai rumus senyawa RCOOCH3. Biodiesel
diperoleh dengan mereaksikan secara kimiawi alkohol dengan minyak tumbuhan,
menggunakan NaOH atau KOH sebagai katalis. Proses paling umum dalam
memproduksi biodiesel dari minyak tumbuhan adalah transesterifikasi fatty acid
glycerol esters menjadi methyl ester dengan menggunakan salah satu katalis.
Hampir semua peneliti mengemukakan bahwa minyak nabati dari ester itu bagus di
dalam mesin diesel, dan yang lain mengatakan bahwa kondisi ester melebihi bahan
bakar diesel dalam berbagai aspek dari pengoperasian mesin termasuk yang
mencakup emisi dan efesiensi panas (Yahya dan Marley, 1994; Wagner et al., 1984).
Methyl ester sangat baik menjadi bahan bakar minyak diesel karena pada saat
terbakar, methyl ester bersih tanpa disertai emisi sulfur dioksida.
Methyl ester disintesa dengan cara esterifikasi asam lemak dengan alkohol atau
transesterifikasi minyak dengan alkohol, dengan menggunakan katalis asam atau
basa.
Karakteristik
Nilai
4 32
133,98 191,0
Viskositas (cP)
5,99 1956
Densitas
0,8509 0,8785
Biodiesel harus disimpan di dalam lingkungan yang tidak terkena matahari secara
langsung, bersih dan kering. Kebanyakan bahan bakar saat ini digunakan sebelum
enam bulan penyimpanan, sedangkan biodiesel masih bisa digunakan setelah enam
bulan disimpan, bahkan biodiesel masih dapat digunakan lagi dalam waktu lebih
dari enam bulan, tetapi hal ini tergantung dari komposisi bahan bakar.
Negara yang membutuhkan methyl ester dalam jumlah yang besar sebagai minyak
diesel adalah Italia, yang membutuhkan 250.000 ton per tahun. Diperkirakan pada
tahun mendatang, konsumsi dunia akan methyl ester akan meningkat termasuk
Indonesia.
Biodiesel merupakan senyawa mono alkyl ester dari asam lemak rantai panjang
yang diturunkan dari sumber lipida yang dapat diperbaharui. Ada beberapa jenis
proses pembuatan biodiesel, diantaranya adalah sebagai berikut :
Metode mikro emulsi merupakan salah satu upaya untuk menurunkan viskositas
minyak nabati. Metode ini dilakukan dengan melarutkan minyak nabati ke dalam
larutan methanol, ethanol atau 1-buthanol, tetapi menurut hasil penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan alkohol yang digunakan sebagai pengemulsi cukup
besar, sehingga dapat menaikkan volatilitas dan menurunkan titik nyala.
Pirolisis adalah proses dekomposisi minyak nabati secara termal atau dapat juga
menggunakan bantuan katalis untuk memutuskan rantai hidrokarbon. Pemutusan
rantai minyak nabati secara katalik dilakukan dengan menggunakan katalis yang
biasa digunakan pada pemutusan rantai minyak bumi, yaitu SiO2 atau Al2O3 pada
temperatur 450OC. Produknya kemudian difraksionasi untuk menghasilkan biodiesel
dan biogasoline. Pada pemutusan rantai katalik, temperature mempengaruhi
selektivitas produk. Semakin tinggi temperatur, fraksi ringan yang dihasilkan
semakin banyak.
Keuntungan produk biodiesel dari metode ini adalah adanya kemiripan dengan
struktur bahan bakar diesel dari minyak bumi, tetapi kelemahan metode ini adalah
karena prosesnya tidak boleh terdapat oksigen, maka bahan bakar yang dihasilkan
tidak teroksigenasi dan peralatan yang digunakan pada metode ini relatif mahal.
Proses transesterifikasi adalah suatu proses reaksi kimia yang mempunyai sifat
yang kuat dan umum dimana alkohol monohydroxy linier bereaksi dengan
trigliserida, dimana trigliserida dari zat asam yang mengandung lemak, dimasukkan
ke dalam katalisator. Unsur alkohol yang digunakan dalam proses ini adalah
methanol dan katalisatornya adalah NaOH. Kadar alkohol dalam proses
transesterifikasi adalah penting untuk memutuskan gliserin dengan asam lemak.
Reaksi transesterifikasi dengan katalis alkali lebih cepat dan lebih sering digunakan
secara komersil dibandingkan dengan katalis asam.
Mekanisme reaksi transesterifikasi dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah
penyerangan ikatan karbonil pada trigliserida oleh anion dari alkohol dan
membentuk zat antara tetrahedral. Pada tahap kedua, zat antara tetrahedral
bereaksi dengan alkohol dan terbentuk anion dari alkohol. Pada tahap akhir, zat
antara tetrahedral mengalami transfer proton sehingga terbentuk ester dan alkohol.
Pada reaksi transesterifikasi yang menggunakan katalis alkali, bilangan asam dari
minyak nabati yang digunakan harus kurang dari satu. Jika bilangan asamnya lebih
dari satu, maka minyak nabati yang harus dinetralisir terlebih dahulu dengan
menambahkan jumlah alkali sehingga basa yang digunakan dapat berfungsi
sebagai katalis dan penatralisir asam. Bilangan asam yang tinggi disebabkan oleh
adanya kandungan asam lemak bebas pada minyak nabati.
Proses ini menggunakan unit operasi dua tahap secara batch, tiap tahap terdiri atas
tangki reaktor dan tangki pengendapan sehingga sering disebut sistem
pencampuran dan pengendapan. Kelebihan proses ini adalah kualitas produk yang
didapat cukup baik, tetapi produksi methyl esternya tidak kontinyu.
Proses ini menggunakan kolom reaktor sentrifugal. Proses ini terdapat dua siklus
tertutup, yaitu tertutup alkohol dan siklus tertutup air untuk ekstraksi gliserol dan
pemurnian dengan pencucian dari ester.
Proses ini menggunakan reaktor dari tangki pengendapan. Kondisi operasinya pada
tekanan 9000 Kpa dan temperatur 240OC. Kelebihan proses ini adalah kualitas
methyl ester relatif baik dengan tingkat kemurnian tinggi dan warna minyak yang
terang. Kekurangannya adalah konsumsi energi yang besar.
Melihat sumber daya energi baru, seperti biodiesel menjadi arti penting pada tahun
sekarang ini. Biodiesel yang terbuat dari minyak sawit digunakan sebagai pengganti
untuk petroleum-based diesel, karena biodiesel adalah sumber daya energi yang
dapat diperbahurui dan sumber energi yang ramah energi. Biodiesel atau methyl
ester dengan rumus bangunnya RCOOCH3 merupakan senyawa alkyl ester, yang
mempunyai sifat fisiknya berbentuk cairan pada suhu kamar dan berwarna kuning.
Metode yang paling umum untuk menghasilkan biodiesel yang berupa methyl ester
adalah dengan metode Transesterify triacylglycerols, dimana minyak dengan
alkohol ditambah dengan katalisator. Alkohol yang digunakan adalah methanol.
Penggunaan biodiesel pada mesin konvensional mampu mengurangi emisi dari
hydrocarbon yang tidak terbakar, CO, sulfat, dan hidrokarbon aromatis polisiklik.
Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar murni atau dicampur dengan
petroleum dengan persentase tertentu. B20 (campuran 20% volume biodiesel
petroleum dengan 80% volume petroleum diesel) telah dibuktikan menguntungkan
bagi lingkungan. Sifat fisik biodiesel standar Jerman DIN V 51606 yang paling
banyak dijadikan acuan dapat dilihat pada table 2.1.
Table 2.1 Sifat fisik biodiesel standar Jerman Din V 51606
Parameter
Nilai
0,875 0,890
Flash Point, OC
110
Moisture, ppm
300
0,5
Total gliserol, %
0,25
Gliserol bebas, %
0,02
Kandungan fosfor, %
10
Kandungan methanol, %
0,3
Mempunyai senyawa karbon rantai lurus jenuh, kecuali C17 yang mempunyai
rantai lurus rangkap
Gliserol merupakan produk samping dari pembuatan methyl ester. Nama lain dari
gliserol adalah 1,2,3-propational, CH2OH CHOH CH2OH, dengan sifat fisik antara
lain : berbentuk cairan kental manis jernih, mudah larut dalam air dan alcohol
larutannya bersifat netral, hygroscopis, serta tidak mudah larut dalam ether,
benzene, chloroform, mudah menguap. Produk pembuatan biodiesel ini bukan
gliseril murni tetapi masih berupa crude gliserin dan warnanya belum jernih. Pada
suhu kamar (25OC), gliserol ini mempunyai berat jenis sebesar 1,261 dengan PH
berkisar antara 6,5 7,5.
Kegunaan gliserol sangat luas, antara lain digunakan dalam industri obat, kosmetik,
pasta gigi dan lainnya. Sifat fisik gliserol dapat dilihat pada table 2.2.
Table 2.2 Sifat fisik gliserol
Parameter
Nilai
Titik leleh, OC
18,17
14,9
0,33
Parameter
Nilai
63,4
1499
0,28
2.2. Penjelasan Bahan Baku
Pada pembuatan biodiesel ini, bahan baku utama yang digunakan adalah crude
palm oil (CPO) dan methanol serta natrium hidroksida (NaOH) sebagai bahan baku
pendukung yang berfungsi sebagai katalis.
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) di Indonesia dalam tahun 1979 tercatat sebanyak
73 buah perkebunan kelapa sawit dengan luas areal 230.000 Ha. Produksi per Ha
nya, diperkirakan produksi kelapa sawit dunia adalah 2,5 juta ton. CPO berasal dari
bagian pericarp buah kelapa sawit. Kandungan yang terdapat dalam minyak sawit
(CPO) adalah 94% trigliserida, 5% asam lemak bebas (FFA) dan selebihnya zat
pengotor dan air. Minyak sawit (CPO) berwarna kuning jingga kemerah merahan
dan agak kental.
Komposisi zat asam yang mengandung lemak dari minyak sawit didominasi oleh
palmitic, oleic, linoleic, dan zat asam lemak stearic ditambah sedikit myristic, lauric,
linoknic dan cuka capric (Allen dan Watts, 2000). Dari table 2.3 dapat dilihat
komposisi CPO dan table 2.4 sifat fisik CPO.
Komposisi (%)
Jenuh
Lauric
Myristic
1,4
Palmatic
40,1
Stearic
5,5
Aracidic
Other
Tak Jenuh
Palmitoleic
Oleic
42,7
Linoleic
10,3
Linolenic
Other
Parameter
Nilai
Melting point, OC
35
Densitas
0,915
Nilai Iodin
54,2
Nilai Saponifikasi
199,1
2.3.2. Methanol
Methanol atau methyl alkohol atau sering juga disebut carbinol merupakan larutan
polar yang larut dalam air, alkohol, ester dan pelarut organic lainnya. Methanol
mempunyai rumus molekul CH3OH adalah alkohol aliphatic sederhana. Reaksinya
ditentukan oleh gugus hydroxyl fungsional, sedangkan reaksi terjadi oleh gugus C
O atau O H.
Penggunaan methanol sebesar 85% digunakan sebagai bahan baku serta bahan
pelarut sintetis. Dalam hal ini methanol direaksikan dengan trigliserida akan
menghasilkan methyl ester.
Methanol mempunyai sifat fisik sebagai berikut : tidak berwarna, mudah terbakar
dan menguap, tidak berbau, mudah larut dalm air, sangat polar, dengan spesifik
gravitasi 0,7924 pada 20OC, titik didihnya 64,5OC, titik eku -97,5OC dan flash point
12,2OC.
Natrium hidroksida (NaOH) digolongkan dalam basa kuat. Oleh karena itu, NaOH
sering digunakan dalam menetralisasi suatu zat. NaOH atau lebih dikenal dengan
kaustik soda atau soda api merupakan zat yang larut dalam pelarut air, alkohol, dan
juga dalam gliserol. NaOH memiliki dua macam bentuk, yaitu :
Larutan, biasanya memiliki kadar konsentrasi, yaitu : 40%, 50% dan 70%
Menetralkan asam
Membantu mengurangi zat warna dari kotoran yang berupa getah minyak bumi
Berat Molekul, BM
BP, OC
Viskositas, Ns/m3
20OC
30OC
40OC
Cp
40
142
12
1530
80.000
40.000
15.000
3,24
0,65
Negara
Kapasitas
2002
2003
2004
2005
Jerman
Perancis
Italia
Austria
Spanyol
Denmark
Inggris
450
366
210
25
10
715
357
273
32
9
41
1088
502
419
100
70
44
15
1900 2100
600 800
500 550
150
70 80
30 40
250
Kapasitas produksi biodiesel yang dilakukan di pabrik ini, beroperasi pada tahun
2007 adalah 7895,32128 ton/tahun dengan waktu operasi 24 jam penuh setiap hari
dengan jumlah hari kerja 330 hari dalam setahun.
Lokasi geografis suatu pabrik merupakan unsur yang sangat penting dalam
mendirikan sebuah pabrik, syarat utama suatu pabrik adalah harus ditempatkan
sedemikian rupa, sehingga produksi bisa berjalan terus dan distribusi bisa dilakukan
secara optimal. Kesalahan dalam pemilihan lokasi pabrik akan menyebabkan
kerugian secara ekonomi dan sosial. Beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam
pemilihan lokasi pabrik yaitu :
A. Faktor Utama
Faktor utama merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pemilihan lokasi atau
tempat pemilihan pabrik. Adapun faktor utama yang perlu diperhatikan adalah :
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses ini adalah crude palm oil (CPO),
sehingga pemilihan lokasi yang diperlukan yaitu daerah yang harus berdekatan
dengan sumber bahan baku tersebut, agar lebih efesien dalam pemenuhan proses
produksi.
Kebijakan pemerintah
B. Faktor Khusus
Faktor khusus merupakan faktor pendukung untuk pemilihan lokasi pabrik, antara
lain :
Transportasi
Utilitas
Utilitas merupakan sarana penunjang yang penting bagi jalannya suatu pabrik,
karena bagian ini menyediakan kebutuhan primer pabrik baik dalam proses industri,
yaitu :
a. Tersedianya air
Maka berdasarkan itu semua, daerah Jambi sangat sesuai untuk mendirikan pabrik
biodiesel dari crude palm oil (CPO), karena daerah Jambi memenuhi syarat paling
banyak, terutama dekat dengan pasar bahan baku yaitu crude palm oil (CPO).
DESKRIPSI PROSES
Ada beberapa proses untuk menetukan proses yang tepat dan sesuai untuk
diterapkan dalam pembuatan biodiesel. Rekasi untuk mengubah minyak menjadi
biodiesel yang paling sering digunakan adalah dengan reaksi transesterifikasi.
Untuk rekasi ini dapat ditempuh dengan tiga cara yang berbeda untuk
menghasilkan biodiesel, yaitu :
1) Transesterifikasi minyak atau lemak dengan methanol dengan menggunakan
katalis basa.
3) Konversi minyak menjadi asam lemak dan kemudian methyl ester dengan katalis
asam.
Dalam hal ini yang dilakukan adalah dengan menggunakan transesterifikasi minyak
dengan methanol menggunakan katalis basa. Ada empat proses teknologi
perancangan proses yang disajikan oleh Zhang et el. (2003), yaitu :
2) Proses katalisator alkali dari minyak goreng bekas / waste cooking oil (WCO)
3) Proses acid catalyzed dari minyak goreng bekas / waste cooking oil (WCO)
Proses yang digunakan pada perancangan ini merupakan lisensor dari Zhang et al
yaitu teknologi Proses Acid Catalyzed dari minyak nabati.
2. Basis perhitungan 1 jam, 1 tahun operasi (330 hari dan 1 hari 24 jam)
3. Jumlah massa yang masuk ke sistem sama dengan yang keluar sistem.
5. Katalis yang digunakan adalah NaOH 50% sebanyak 0.1% mol dari umpan CPO
6.
2. Temperatur umpan adalah tempetatur pada titik didihnya atau buble point yang
diperoleh dengan cara trial and error dengan persamaan : yi = xi . ki = 0
Untuk dew point dengan persamaan : xi = yi / ki
3. Tekanan dikolom pemurnian adalah sama yaitu 1 atm (101,3 kpa). ki = Pi*/P
1. Reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi dan berlangsung dalam kondisi
steady state.
1. Umpan masuk pada daerah dua fase yang diketahui berdasarkan titik didih dan
titik embun dari campuran
3. Air merupakan komponen berat ringan (light key) dan methanol merupakan
komponen (heavy key)
5.1.2. Mixer 01
5.1.3. Mixer 02
5.1.4. Reaktor 01
Reaktor adalah alat yang berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi kimia, yaitu
mereaksikan bahan baku CPO dengan methanol dan dengan penambahan katalis
NaOH sehingga diperoleh produk methyl ester yang diinginkan
5.1.5. Destilasi 01
Alat ini berfungsi untuk memurnikan alcohol sesuai dengan yang diinginkan. Kolom
ini beroperasi pada tekanan 1 atm.
Asumsi design :
Floading 80%
5.1.6. Settler
Alat ini berfungsi untuk memisahkan produk utama methyl ester dengan produk
samping gliserin berdasarkan massa jenis. Tipe setel yang digunakan adalah
vertical settler
5.1.7. Destilasi 02
Alat ini berfungsi untuk memurnikan produk utama methyl ester dari zat lainnya
yang terlarut didalamnya. Kolom ini beroperasi pada tekanan 1 atm.
5.1.8. Reaktor 02
Alat ini berfungsi untuk menetralkan NaOH dimana dalam reactor ini terjadi
penambahan H3PO4 sehingga membentuk Na3PO4
5.1.9. Sentrifugal
Alat ini berfungsi untuk memisahkan Na3PO4 hasil reactor 02 dengan produk
samping glycerol. Alat ini untuk memisahkan zat cair berdasarkan berat jenis.
Dengan sentrifugal pemisahan cepat dilakukan.
5.1.10. Destilasi 03
Kolom ini berfungsi untuk memurnikan produk samping glycerol dari zat yang
terlarut didalamnya. Kolom ini beroperasi pada tekanan 1 atm.
Perencanaan tata letak peralatan dalam pendirian sebuah pabrik kimia merupakan
hal yang penting karena bisa mempengaruhi biaya operasi. Perencanaan peralatan
ini harus memperhatikan berbagai aspek.
Tujuan utama tata letak pabrik adalah memudahkan proses produksi dan
menghemat pemakaian ruang bangunan perancangan dan pemilihan mesin-mesin
harus memperhatikan kemudahan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan serta
tersedia nya perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja disetiap alat yang
digunakan.
Tata letak peralatan pabrik kimia harus disesuaikan dengan keamana dan
keselamatan kerja setiap mesin dan alat-alat proses harus terjangkau oleh unit
pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran perletakan dan konstruksi alat harus
memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja setiap karyawan.
Bahan-bahan kimia yang korosif, beracun dan mudah terbakar harus mendapat
perhatian yang khusus.
Storange Tank berfungsi sebagai tempat penyimpan bahan baku, produk samping
glycerol dan produk utama yaitu methyl ester, waktu tinggal untuk masing-masing
storange adalah 7 hari.
5.3.2. Reboiler
5.3.4. Heater
5.3.5. Akumulator
Akumulator adalah alat yang berfungsi untuk menampung cairan sementara produk
bagian atas kolom distilasi. Cairan yang keluar dari kondesor ditampung terlebih
dahulu kemudian didistribusikan kealiran reflux dan kealiran proses berikutnya,
sehingga bahan yang keluar mengalir dengan laju yang stabil.
5.3.6. Pompa
Pompa berfungsi untuk memindahkan fluido cair dari suatu sistem proses kesistem
proses lainnya.
5.3.6.1. Asumsi perancangan pompa
Tidak terjadi hilang tekanan karena kebocoran pada alat atau pada system
perpipaan.
Peralatan ini dimaksudkan untuk mengontrol kondisi yang terjadi disetiap peralatan
proses, setiap perubahan kondisi operasi baik masukan maupun keluaran dapat
langsung diketahui secara otomatis. Pemasangan alat ini dilakukan secara
terintegrasi.
Instrument ini dipasang hampir setiap aliran proses. Alat ini berfungsi untuk
mengontrol dan mengendalikan temperature operasi. Peralatan yang harus
dilengkapi dengan pengukur temperature antara lain reactor, distilasi, kondensor
dan reboiler
Alat ini berfungsi untuk mengontrol dan mengendalikan laju alir disetiap aliran
perpipaan dan peralatan proses.
Dalam mendirikan suatu pabrik, keselamatan kerja merupakan salah satu faktor
penting yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi kegiatan proses
produksi dan kinerja pabrik. Maka dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja
ini dapat dilakukan tindakan pencegahan sebelum terjadinya bahaya yang mungkin
merugikan baik terhadap pabrik maupun manusia itu sendiri.
Bahaya yang mungkin terjadi pada pabrik Methyl Ester ini dapat ditimbulkan oleh
sifat-sifat kimia bahan, pengoperasian peralatan produksi, penggunaan utilitas, dan
bahaya yang ditimbulkan oleh kecerobohan manusia itu sendiri.
Pada pabrik Methyl Ester ini tidak banyak bahan-bahan atau zat-zat yang
mempunyai sifat kimia yang berbahaya.
1. Menggunakan alat pengaman seperti sarung tangan, sepatu, masker dan helm.
pengaman serta menyediakan tempat pembasuh dekat tangki penyimpanan
H3PO4.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh peralatan dalam
pabrik, pengoperasian peralatan harus dilaksanakan dalam batas-batas yang wajar.
Jika pengoperasian yang dilakukan melebihi kapasitasnya, maka akan timbul
bahaya-bahaya seperti dibawah ini:
1. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi operasi alat, seperti reactor dan
sebagainya yang tidak sesuai dengan kondisi yang diperbolehkan.
2. Terjadinya tumpahan bahan kimia pada saat memasukan kesuatu alat atau
mengeluarkannya sehingga terkena manusia dan mengakibatkan kecelakaan.
1. Pada alat tersebut menggunakan alat control seperti alat control suhu, tekanan,
dan melakukan pemeriksaan dan perawatan produksi secara berkala .
3. Menggunakan system alarm pada setiap unit untuk mendeteksi kinerja alat atau
adanya kebocoran, kerusakan dan lain-lain.
4. Penyediaan sumber air hydrant dan kran-kran sumber yang tersebar merata
diseluruh kawasan pabrik.
Listrik mempunyai peranan penting dalam suatu industri kimia. Namun listrik ini
pun dapat membahayakan manusia atau pabrik itu sendiri jika penempatan
instralasi listrik tidak sesuai dengan kondisi pabrik.
Bahaya yang bisa ditimbulkan oleh listrik ini adalah:
1. Sengatan listrik pada manusia yang diakibatkan oleh instalasi kabel berarus
listrik rusak.
3. Kegagalan peralatan
4. Disambar petir.
2. Menggunakan sepatu atau alas kaki, sarung tangan yang terbuat dari karet.
4. Membuat tanda bahaya atau safety design, agar setiap orang bias mengetahui
bahwa daerah tersebut berbahaya.
5. Sikring (fuse) yaitu alat yang otomatis akan mati secara otomatis bila terjadi over
current.
1. Topi keselamatan yang terbuat dari plastic dan memiliki sifak isolator
Kebakaran yang terjadi akan menyebabkan kerugian yang besar karena bahaya
yang ditimbulkan adalah kematian atau cacat dan kerusakan baik pada peralatan
maupun karyawan perusahaan
2. Faktor mesin atau peralatan : bahan yang mudah terbakar, elektrik static, short
circuit.
4. Gangguan psikologis
Jika hal-hal tersebut terjadi, ini akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan,
karyawan maupun masyarakat. Untuk itu maka perlu di tanggulangi dengan hal-hal
berikut:
1. Memberikan informasi dan pelatihan (training) kepada para pekerja mengenai
hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya, cara penanggulangannya, dan cara-cara
penyelematan bila terjadi kecelakaan .
Masalah kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan pabrik, pabrik maupun
masyarakat adalah suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena jika
tidak dperhatikan maka akan terjadi hal-hal di bawah ini:
2. Pencemaran lingkungan
Maka dari itu dilakukan upaya untuk menanggulangi itu semua dengan cara :
3. Menggunakan alat-alat pengukur suhu dan ventilasi untuk mencegah suhu yang
terlalu panas
4. Menyediakan sarana medis berupa klinik yang dilengkapi dengan peralatan yagn
diperlukan
1. Asrama
2. Sarana kesehatan
3. Jaminan social
Perusahaan masuk dalam program JAMSOSTEK. Yang mana program ini berupa
tunjangan yang deprogramkan sebagai:
Tunjangan kesehatan
Tunjangan kematian
Sarana olahraga
STRUKTUR ORGANISASI
Suatu pabrik tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan tenaga manajemen
yang ahli berpengalaman serta memiliki motivasi dan dedikasi yang tinggi. Tenaga
manajemen adalah pengelola factor-faktor produksi yang dikerahkan untuk
mencapai berbagai macam sasaran pabrik. Tenaga manajemen ini menciptakan
kemampuan pabrik untuk menghasilkan laba, membayar bunga, dan
mengembalikan pinjaman yang dipergunakan untuk membangun dan
mengoperasikannya.
Pemilihan bentuk perusahaan perusahaan dan organisasi harus dipikirkan, baik dari
segi efektifitas, efisiensi kerja ataupun dari segi permodalan, karena maju
mundurnya suatu pabrik akan tergantung kepada manajemen.
Pabrik pembuatan Methyl Ester dari bahan baku CPO ini memilih Perseroan Terbatas
(PT) sebagai badan usahanya, yang mana pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang
Direktur Utama yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh 4 orang manajer
yaitu:
1. Manajer teknik
2. Manajer produksi
3. Manajer umum
4. Manajer pemasaran
Yaitu beberapa orang yang mengumpulkan modal dengan memilik saham dari
pabrik. Tugas pemegang saham adalah :
- pengarahan pemasaran
Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi dan penanggung jawab utama dari
perusahaan. Adapun tugas Direktur Utama ini adalah :
Manajer teknik bertanggung jawab kepada Direktur Utama Manajer teknik ini
membawahi beberapa bagian yaitu :
Memberikan saran kepada Manajer bila terjadi suatu perbaikan, kerusakan, atau
pengembangan pada peralatan proses produksi dan bertanggung jawab dalam
menentukan desain yang tepat untuk suatu alat.
2. Utilitas
Bertugas menjaga kondisi kerja alat yang digunakan oleh pabrik agar proses
produksi dapat berjalan dengan stabil
9.1.1.3.2 Manajer Produksi
Shift Leader
Bertugas menangani para karyawan yagn bertugas lembur, dimana jadwal kerja
karyawan shift terbagi menjadi 3 bagian (shift I,II,III).
Bertugas sebagai penyediaan dana bagi seluruh kegiatan perusahaan bagi kegiatan
yang membutuhkan dana. Misalnya:
a. Modal perusahaan
b. Gaji karyawan
d. Unit diklat
Dalam tugasnya kepala bagaian personalia membawahi kelompok kerja.
a. Foreman (kepala/mandor)
b. Senior operator
c. Operator
d. Helper Operator
Pabrik direncanakan beroperasi 330 hari dalam 1 tahun selama 24 jam/hari. Jam
kerja hanya dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
Bekerja selama 6 hari dalam 1 minggu, dimana hari minggu dan hari besar libur.
Hari kerjanya yaitu :
a. Senin Jumat = jam 08.00 - 16.30 WIB
Untuk kerja shift, bekerja tiap hari selama 24 jam. Waktu shift dibagi menjadi 3 shift
yaitu:
1. Tunjangan gaji
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang telah pension dan telah habis masa
tugasnya karena factor lanjut usia dan tidak memungkinkan untuk menjadi tenaga
produktif kembali.
ANALISA EKONOMI
Analisa ekonomi bertujuan untuk menganalisa dan melihat apakah suatu pabrik
Methyl Ester layak berdiri atau tidak. Dalam analisa ekonomi ini dihitung harga
peralatan yang digunakan, harga bahan, harga jual produk utama ataupun produk
samping, jumlah tenaga kerja beserta jumlah gaji.
Jika dilihat dari segi ekonomi, suatu pabrik akan dikatakan sehat bilamana dapat
memnuhi kewajiban finansial kedalam dan keluar serta dapat mendatangkan
keuntungan yang layak bagi perusahaan dan pemiliknya. Kewajiban finansial
kedalam ini terdiri dari berbagai macam beban pembiayaan opersi seperti bahan
baku, bahan penunjang peralatan, gaji/upah karyawan, penyediaan piutang dagang.
sedangkan kewajiban finansial keluar terutama terdiri dari pembayaran pinjaman
Bank serta bunga nya.
1. Penentuan modal investasi total (total capital investment), yang terdiri dari :
Total capital investment adalah modal investasi yang diperlukan mulai dari
perancangan sampai pabrik dapat beroperasi. Modal ini merupakan gabungan dari
Fixed Capital Investment dan Working Capital Investment
a. peralatan umum
d. perpipaan
f. bangunan/gedung
g. Yard Improvement, terdiri dari jalan utama, jalan kecil, pagar tambah tempat
parker
h. Fasilitas pelayanan
Utilitas, meliputi steam steam, air, power, refrigerasi, kompresor udara, bahan
baker pengolahan limbah.
Distribusi dan pengepakan, meliputi storage untuk bahan baku dan produk serta
peralatan penanganannya, peralatan pengepakan produk dan unit pengangkutan.
b. Biaya konstruksi.
fasilitas temporer untuk operasi konstruksi dan perawatan
pengawasan konstruksi
c. Biaya kontraktor, adalah biaya yang harus dibayarkan kepada kontraktor yang
melaksanakan proyek pembangunan
Sebagai kompensasi untuk hal-hal yang tidak biasa diperkirakan seperti bencana
alam, kecelakaan kerja, perubahan harga, perubahan kecil pada rancangan,
kesalahan estimasi, dan sebagainya.
Working Capital Investment adalah modal yang diperlukan untuk operasi pabrik
(dalam 1 bulan). Terutama yang diinvestasikan untuk penyediaan bahan baku, biaya
perawatan dan perbaikan (barang dan peralatan), perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K-3), pajak bumi dan bangunan, serta gaji dan upah karyawan
(harian dan tambahan),
10.1.3. Start up
Total Production Cost merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk produksi
selama satu tahun produksi. Total produk cost terdiri dari manufacturing cost dan
general expenses.
Manufacturing Cost adalah biaya yang diperlukan proses produksi, terdiri dari Direct
Production Cost, Fixed Charges dan Plant Overhead Cost
Meliputi bahan baku, utilitas, perawatan dan perbaikan, supply operasi, buruh
(operating labor), supervise dan administarsi, biaya laboratorium, patem dan
royalty
b. Fixed Charges
Terdiri dari biaya administrasi, biaya distribusi dan pemasaran, serta biaya untuk
riset dan pengembangan.
a. Biaya administrasi
Dari perhitungan analisa ekonomi dan ditinjau dari segi finansial, rencana investasi
pabrik pembuatan methyl ester cukup bagus. Profitabilitas dinyatakan dengan
melihat berbagai indicator ekonomi dibawah ini :
a. Fixed Capital Investment (FCI)
Total Annual Profit merupakan keuntungan bersih pabrik sesudah pajak. Total Annual
Profit yang diperoleh dalam pabrik Methyl Ester adalah sebesar Rp. 18.496.393.320
Lama waktu pengembalian pinjaman dapat dilihat dari lama pengangsuran atau
jangka waktu pengembalian hutang (POT). Lama angsuran menunjukan tahun
keberapa seluruh pinjaman beserta bunganya lunas, sedangkan pay out time
adalah jangka waktu minimum secara teoritis yang diperlukan untuk pengembalian
hutang. Pay out time dihitung berdasarkan hasil ROI terhadap waktu sehingga
modal diperkirakan akan kembali dalam waktu 2,4 tahun setelah pabrik beroperasi
f. Break Even Point (BEP)
di 22.48
4 komentar:
Arie mengatakan...
kalo bisa publikasikan gambar flowchart diagram deskripsi proses dan gimana juga
reaksi yang terjadi pada pemurnian gliserol jika menggunakan asam phosphat atau
asam sulfat
Khim mengatakan...
Mau nanya bahan bahan termasuk bahan kimia dalam pembuatan minyak ini ada
yg mengandung unsur hewani ga? Tolong jawabannya ya, trims.
Unknown mengatakan...
Poskan Komentar
Beranda
Mengenai Saya
langitbiru_ams
Arsip Blog
2008 (3)
November (1)
Oktober (2)
Iklan
TUGAS MAKLAH
DESTILASI VAKUM
Oleh
Kelompok 1
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair
berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destisi dilakukan dengan
memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya
jadi cair dengan bantuan kondensor. Destilasi digunakan untuk memurnikan zat
cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan
berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini didinginkan pada
pendingin ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang disebut destilat. Destilat
dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung
zat terlarut misalnya destilasi air laut menjadi air murni .
Destilasi adalah suatu proses pemurnian yang didahului dengan penguapan
senyawa cair dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang
terbentuk. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair
dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih
terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan
mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Destilasi digunakan untuk
memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada
proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini
didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang
disebut destilat.
B. Tujuan
3. Mengetahui produk yang dihasilkan serta alat yang digunakan dalam destilasi
vakum.
4. Memahami treatment dan proses destilasi vakum.
PEMBAHASAN
Proses distilasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer. Destilasi vaccum adalah
merupakan destilasi tekanan dibawah 1 atmosfer tekanan operasinya 0,4 atm
(300 mmHg absolut), untuk memisahkan fraksi fraksi yang tidak dapat
dipisahkan dengan destilasi atmosferik seperti gas oil berat, parafine destilate atau
vakum distilate yang masih terkandung didalam long residu dari hasil destilasi
atmosferik. Residu yang terdapat dari destilasi atmosferik ini tidak dapat dipisahkan
dengan destilasi atmosferik, apabila dipanaskan pada tekanan atmosferik akan
terjadi cracking sehingga akan merusak mutu produk dan menimbulkan tar (coke)
yang kemudian dapat diberikan kenutuhan pada tube dapur. Dengan cara
penyulingan di bawah tekanan atmosferik atau tekanan vakum fraksifraksi yang
terkandung di dalam long residudapat dicovery(?).
Prinsip ini didasarkan pada hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah
titik didih normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair itu diperkecil atau
vakum. Untuk memperkecil tekanan permukaan zat cair dipergunakan dengan alat
jet ejector dan barometric condensor. Pada prinsipnya proses vakum ini tidak jauh
dari proses destilasi atmosferik. Proses destilasi vakum pada sistem vakum proses
berlangsung dibawah kondisi normal 30 35 mmHg dengan tujuan menurunkan
titik didihnya.
2. Fungsi dari Destilasi Vakum
Untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long residu sehingga
menghasilkan produk produknya.
1. Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ), produk ini digunakan untuk bahan baku
proses cracking (hydro cracking unit / HCU).produk POD bila tidak diolah di wax
plant digabungkan dengan produk HVGO untuk unpan di HCU
2. Produk Light Vacum Sloop ( LVS ), adalah produk Light Vacum Gas Oil (LVGO) ,
digunakan untuk komponen blending solar.
4. Produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku bagi
proses pembuatan lilin atau wax, di unit proses wax plant. Produk ini merupakan
produk yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk ini.
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk fuel oil
di dapur atau digunakan untuk aspal jalan. Produk-produk tersebut keluar dari
kolom kemudian diambil panasnya dipreheater atau heat-exchager dan didinginkan
dengan fin fan dan selanjutnya dikirim ke tangki produksi atau ke proses
selanjutnya.
Pompa adalah alat pemindahan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain melalui
suatu media pipa dengan memberikan energi dan dilakukan secara terus
menerus/kontinyu. Pompa mempunyai bermacammacam jenisnya misalnya pompa
centrifugal, pompa piston dan lain lain.
Kolom distilasi merupakan alat yang paling vital karea proses destilasi terjadi pada
alat ini. Kolom destilasi biasanya berbentuk silinder yang terbuat dari bahan baja
dimana di dalamnya dilengkapai alat kontak (tray) yang berfungsi untuk
memisahkan komponen campuran larutan. Di dalam kolom tersebut dilengkapi
dengan sambungan untuk saluran umpan, hasil samping reflux, reboiler, produk dan
produk bottom dan steam stripping.
Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap yaitu mengubah fase uap menjadi
fase cair, dan umumnya yang dipakai sebagai pendingin adalah air.
Separator berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling melarutkan, misalnya
gas dan cairan, minyak dan air dan sebagainya.
Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh dari hasil
pemabakaran bahan bakar. Di dalam dapur terdapat pipa pemanasan yang disusun
sedemikian rupa sehingga proses pemindahan panas dapat berjalan sebaik
mungkin.
Perpipaan adalah suatu sistem jaringan pipa yang menghubungkan dari peralatan
satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat penyaluran/mengalirkan
cairan atau gas. Pipa dibuat dari bermacam-macam jenis bahan misalkan dari baja,
karet, PVC dan lain lain bergantung biasanya jenis baja dengan panduan carbon.
Jet Ejektor adalah suatu alat untuk membuat kevakuman yang tinggi didalam
HVU(High Vaccum Unit).
Dengan Steam
Dengan Air yang disebut proses cair Ejektor cair yang dipakai untuk membuat
kevakuman yang sedang atau proses pencampuran cairan, sedangkan ejektor
dengan steam yang penting untuk membuat dan mempertahankan kevakuman
suatu system dan dapat dilaksanakan dengan single atau multiejektor.
Long Residue hasil dari proses distilasi atmosfer dipanaskan pada preheater dan
dapur sampai temperatur 345 OC, kamudian dimasukkan dalam kolom distilasi
vacum yang tekanannya 13 mmH2O. Dalam kolom ini terdapat tray-tray seperti
halnya di kolom distilasi atmosferik. Untuk memperluas kontak uap dan cairan
biasanya kolomnya dibuat lebih lebar. Untuk mendapatkan tekanan dibawah
atmosfer digunakan peralatan yang disebut ejektor dan kondensor.
Top kolom berupa produk Light Vacum Sloop ( LVS ), produk ini merupakan
produk yang jelek, yang biasa nya di tampung sebagai minyak sloop.
Dibawah Light Vacum Sloop ( LVS ) adalah produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
digunakan untuk komponen blending solar.
Selanjutnya produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku
bagi proses pembuatan lilin atau Wax di unit proses Wax Plant. Produk ini
merupakan produk yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk ini.
Produk selanjutnya adalah produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ). Produk ini
digunakan untuk bahan baku proses cracking ( Hydro Cracking Unit / HCU ). Produk
POD bila tidak di olah di wax plant di gabungkan dengan produk HVGO untuk
umpan di HCU.
Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk Fuel Oil di
dapur atau digunakan untuk asphal jalan.
Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk disuling memiliki
titik didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu mendekati titik didih
atmosfer mereka. Suhu bahan sensitif (seperti beta karoten) juga memerlukan
distilasi vakum untuk menghapus pelarut dari campuran tanpa merusak produk.
Alasan lain penyulingan vakum digunakan adalah bahwa dibandingkan dengan
penyulingan uap ada tingkat yang lebih rendah residu membangun. Hal ini penting
dalam aplikasi komersial dimana transfer suhu diproduksi menggunakan penukar
panas.
b. Dalam Skala Industri
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Distilasi vakum adalah distilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (300
mmHg absolut). Proses distillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer.
Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam
campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih
terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan
mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Destilasi Vakum. Http//:wikipedia.com/destilasi-vakum/2010/.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta :
PT Kalman Media