Você está na página 1de 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan tubuh
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering
menyebabkan energi dalam tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau
lemah, lesu, lemas, lunglai, dan letih. Dalam hal ini orang yang terkena anemia
adalah orang yang menderita kekurangan zat besi.
Seseorang yang menderita anemia akan sering mengalami keadaan pusing
yang sedang hingga berat dikarenakan Meningkatnya penghancuran sel darah
merah, Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada sel darah merah,
Reaksi autoimun terhadap sel darah merah : Hemoglobinuria nokturnal
paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter.
Seseorang yang sering mengalami anemia di sebabkan karena pasokan
oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Oleh karena itu perawat sebagai bagian dari sistenm pelayanan kesehatan
mempunyai peran yang penting dalam memberikan pelayanan keperawatan
sehingga berkontribusi untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan
anemia.

1
1.2.2 Tujuan khusus
Mahasiswa mengetahui definisi anemia
Mahasiswa mengetahui etiologi anemia
Mahasiswa mengetahui patofisiologi anemia
Mahasiswa mengetahui klasifikasi anemia
Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan medis anemia
Mahasiswa mengetahui komplikasi anemia
Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan anemia

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi Fisiologi


Darah adalah suatu jaringan tubuh berupa cairan yang terdapat di pembuluh
darah yang jumlahnya pada orang sehat dewasa 1/3 dari berat badan atau kira-kira
4-5 liter. Hal ini tergantung dari umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh
darah. Darah terdiri dari komponen cair (plasma) : 91-92% dan padat 7-9%.

Komponen padat darah terdiri dari :


a. Eritrosit (sel darah merah)
Berbentuk bulat pipih, tidak mempunyai inti sel, jumlahnya kira-kira 5
juta/mm3 darah. Dibentuk dalam sumsum tulang dan dirangsang oleh hormon
eritropoetin yang berasal dari ginjal. Usia eritrosit dalam peredarannya adalah 120
hari. Di dalam sel eritrosit dapat didapat hemoglobin yaitu suatu senyawa kimiawi
yang terdiri dari molekul Hem yang mempunyai ion Fe (besi) yang terkait dengan
rantai globin (suatu senyawa protein). Hemoglobin berperan mengangkut oksigen
dan CO2. Jumlah hemoglobin pada laki-laki 14-16 gr% dan wanita 12-14%.
b. Leukosit (sel darah putih)
Berwarna bening, dapat berubah-ubah serta mempunyai inti sel. Jumlah sel
darah putih normalnya adalah 4.800-10.800 /mm3. Fungsi utamanya adalah
sebagai pertahanan tubuh.
c. Trombosit (sel pembeku darah)
Berupa benda-benda kecil yang mati dimana bentuk dan ukurannya
bermacam-macam. Trombosit dibuat di sumsum tulang, paru-paru dan limfa yang
diameternya 1-4 m dan umur peredarannya sekitar 10 hari. Jumlah trombosit
normal 150.000-450.000 /ul.

Fungsi darah adalah :


1. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh.
Mengambil CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan ke seluruh
jaringan/alat tubuh.

3
Mengangkut dan mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh dan
ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap bibit penyakit dan racun yang akan
membinasakan tubuh dengan perantaraan leukosit, antibodi/zat anti racun.
3. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.

2.2 Definisi
Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlahhemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal.
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar HB
atau hematokrit dibawah normal ( Suddarth dan Brunner . 2002 : 935 ) .
Anemia adalah penurunan jumlah masa eritrosit ( red cell mass ) sehingga
tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer ( penurunan oksigen corrying capacity ) ( sudoyo ,w .aru
, dkk . 2006 : 622 ) .
Anemia adalah istilah yang mengacu pada suatu kondisi dimana terdapat
penurunan konsentrasi Hb , jumlah SDM , atau volume sel darah tanpa plasma
( hematokrit ) dibandingkan dengan nilai nilai normal ( Tan bayong jan . 2000 :
77 ) .
Anemia adalah suatu penurunan dari normal terhadap eritrosit, jumlah
haemoglobin dan hematokrit yang disebabkan oleh perdarahan, berkurangnya
produksi eritrosit atau peningkatan penghancuran sel darah merah. (Sharon
Mantik Lewis, 2000, hal. 736).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin atau jumlah
eritrosit lebih rendah dari keadaan normal yaitu bila Hb berkurang dari 14 g/dl
dan hematokrit kurang dari 41% pada pria atau Hb kurang dari 12 g/dl dan
hematokrit kurang dari 37% pada wanita. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000, hal.
547).
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin
dalam 100 ml darah (Ngastiyah, 1997).
Anemia adalah keadaan zat gizi yang berlangsung lama yang disebakan
makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi atau suatu keadaan

4
terganggunya sistem pencernaan sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan
penyerapan makanan yang di konsumsi (Supandiman.1997).
Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun sehingga tubuh akan
mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen
berkurang.
Menurut Arif mansoer et al, (2000) menyebutkan bahwa Anemia defisiensi
besi adalah anemia yang disebabkan kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang
diperlukan untuk pematangan eritrosit.
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas
sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb
sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah
gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen
tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada
banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta,
2002)
Jadi Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41%
pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita,
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang
dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan
fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

5
2.3 Klasifikasi
a. Anemia karena hilangnya SDM , terjadi akibat perdarahan karena berbagai
sebab seperti perlukaan , perdarahan gastrointestinal , perdarahan uterus ,
perdarahan hidung , perdarahan akibat operasi .
b. Anemia karena menurunya produksi SDM , dapat disebabkan karena
kekurangan unsur penyusun SDM ( asam folat , vitamin B12 , zat besi ) ,
gangguan fungsi sum sum tulang ( adanya tumor , pengobatan , toksin ) ,
tidak adekuatnya stimulasi karena berkurangnya erittropoitein ( pada penyakit
ginjal kronik ) .
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan keadaan
hipokromik ( konsentrasi Hb kurang ) , mikrositik yang disebabkan oleh suplai
besi kurang dalam tubuh . kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan Hb
sehingga konsentrasinya dalam SDM berkurang , hal ini akan mengakibatkan
tidak adekuatnya pengangkutan oksigen keseluruh jaringan tubuh .pada keadaan
normal kebutuhan besi orang dewasa adalah 2- 4 gm.Pada laki laki kebutuhan
besi adalah 50 mg/ kg BB dan pada wanita 35 mg /kg BB ( Lawrence M
Tierney,2003 ) dan hamper 2/3 terdapat dalam Hb .absorbsi besi terjadi dilambung
, duodenum dan jejunum bagian atas.adanya erosive esofagitis , gaster , ulser duo
denum , kanker dan adenoma kolon akan mempengaruhi absobsi besi .
Penyebab:
1. Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
2. Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3. Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)

6
gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)

sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
1. Atropi papilla lidah
2. Lidah pucat, merah, meradang
3. Stomatitis angularis, sakit di sudut mulu
Anemia megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena rusaknya sintesis DNA yang
mengakibatkan tidak sempurnanya SDM . keadaan ini disebabkan karena
defisiensi vitamin B12 dan asam folat.karakteristik SDM ini adalah adanya
megaloblas abnormal ,perematur denga fungsi yang tidak normal dan dihancurkan
semasa dalam sum sum tulang sehingga terjadinya eritropoeisis dengan masa
hidup eritrosit yang lebih pendek.yang akan mengakibatkan leucopenia,
trombositopenia .
Penyebab:
1. Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
2. Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
3. kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi,
pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu



Gangguan maturasi inti sel darah merah

7

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi

Anemia defisiensi vitamin B12 .


Merupakan gangguan autoimun karena tidak adanya factor intrinsic yang
diproduksi di sel parietal lambung , sehingga terjadi gangguan absobsi vitamin
B12 .
Anemia defisiesi asam folat
Kebutuhan folat sangat kecil biasanya terjadi pada orang yang kurang
makan sayuran dan buah buahan , gangguan pada pencernaan , alkolik dapat
meningkatkan kebutuhan folat , wanita hamil , masa pertumbuhan . defisiensi
asam folat juga dapat mengakibatkan sindrom malabsobsi .
Anemia aplastik
Terjadi akibat ketidak sanggupan sum sum tulang untuk membentuk sel
sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan oleh kerusakan primer atau zat yang
dapat merusak sum sum tulang ( Mielotoksin ) .
Anemia aplastik adalah tidak berfungsinya sum sum tulang ( Gayton &
Hall . 1997 : 154 ) .
Penyebab:
1. agen neoplastik/sitoplastik
2. terapi radiasi, antibiotic tertentu
3. obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
4. infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang



Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)

8
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik

Gejala-gejala:
1. Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
2. Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan
saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat
c. Anemia karena meningkatnya destruksi atau kerusakan SDM , dapat terjadi
karena hiperaktifnya RES,meningkatnya destruksi SDM dan tidak adekuatnya
produksi SDM biasanya karena factor factor :
1. kemampuan respon sum sum tulang terhadap penurunan SDM kurang karena
meningkatnya jumlah retikulosit dalam sirkulasi darah
2. meningkatnya SDM yang masih muda dalam sum sum tulang dibandingkan
yang matur atau matang .
3. ada atau tidaknya hasil destruksi SDM dalam sirkulasi ( peningkatan kadar
bilirubin
anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi akibat peningkatan hemolisis dari eritrosit
sehingga usia SDM lebih pendek yang disebabkan oleh : 5% dari jenis anemia ,
herediter , Hb abnormal , membrane eritrosit rusak , thalasemia , anemia sel
sabit ,reaksi autoimun , toksik , kimia , pengobatan , infeksi , kerusakan fisik .
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan eritrosit memiliki
rentang usia yang memendek ( Suddarth dan Brunner . 2002 : 943 ) .
Penyebab:
1. Pengaruh obat-obatan tertentu
2. Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
3. Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
4. Proses autoimun

9
5. Reaksi transfusi
6. Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit



Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

anemia sel sabit


Anemia sel sabit adalah anemia hemolitk berat yang ditandai dengan SDM
kecil sabit ,dan pembesaran limfa akibat kerusakan molekul Hb .
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat yang disebabkan oleh
defek Hb dan berkenaan dengan serangan nyeri (Suddarth dan Brunner ) .

10
Klasifikasi Menurut WHO

Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL

Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL

Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal

Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL

Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL

Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL < 6.5 g/dL

2.4 Etiologi
1. Penurunan produksi eritrosit, yaitu terdiri dari:
Peningkatan sintesis hemoglobin seperti defisiensi zat besi dan thalasemia.
Rusaknya sintesis DNA karena penurunan vitamin B12 (cobalamin) dan
defisiensi asam folat.
Pencetus terhadap penurunan jumlah eritrosit seperti anemia aplastik,
anemia dari leukemia, dan penyakit kronik.
2. Perdarahan
Akut, bisa disebabkan karena trauma dan rupturnya pembuluh darah.
Kronik, seperti gastritis, menstruasi dan hemoroid.
3. Peningkatan penghancuran eritrosit
Intrinsik : hemoglobin yang tidak normal, defisiensi enzim (G6PD)
Ekstrinsik : trauma fisik, antibodi, infeksi dan toksik (malaria).
4. Obat obatan dan zat kimia
agen kemoterapi
anticonvulsant
antimetabolis
kontrasepsi
zat kimia toksik
5. Nutrisi
defisiensi besi, asam folat
defisiensi cobal
alkoholis
6. Efek fisik
Trauma
Luka bakar

11
7. Infeksi
Hepatitis
Cytomedalovirus
Clostridia
Sepsis gram negatif
Malaria
Toksoplasmosis

12
2.5 Pathofisioogi
Anemia adalah sebagian akibat produksi sel darah merah tidak mencukupi
dan sebagian lagi akibat sel darah merah yang prematur, kehilangan darah, kurang
nutrisi dan herediter. Semuanya ini mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada
sumsum tulang. Sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi seperti
pada berbagai kelainan hemolitik. Karena jumlah efektif sel darah merah
berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah
yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan
simtomatologi sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Tanda dan gejala yang
sering timbul adalah gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardia, sesak nafas,
kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Takikardia dan bising jantung
(suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah yang meningkat. Angina
(sakit dada), khususnya pada penderita yang tua dengan stenosis koroner, dapat
diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan
payah jantung kongestif sebab otot jantung kekurangan oksigen dengan beban
kerja jantung yang meningkat. Dispnea, nafas pendek dan cepat, lelah waktu
melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman O 2.
Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus (telinga berdengung) dapat
menggambarkan berkurangnya oksigenisasi pada susunan saraf pusat. Pada
anemia yang berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya
berhubungan dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala ini adalah anoreksia,
nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis. Penghancuran sel darah merah dalam
sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis, terjadi bila gangguan pada sel darah
merah itu sendiri yang memperpendek hidupnya atau karena perubahan
lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel darah merah.

13
2.6 Manifestasi Klinis
Area Manifestasi klinis
Keadaan umum Pucat , keletihan berat ,kelemahan ,nyeri
kepala , demam ,dipsnea , vertigo ,
sensitive terhadap dingin , BB turun.
Kulit Pugat jaundice ( anemia hemolitik ) ,
kulit kering , kuku rapuh , klubbing
Mata Penglihatan kabur , jaundice sclera dan
perdarahan retina
Telinga Vertigo , tinnitus
Mulut Mukosa licin dan mengkilat , stomatitis
Paru paru Dipsneu dan orthopnea
Kardiovaskuler Takikardia , palpitasi ,mur mur , angina
, hipotensi ,kardiomegali , gagal jantung
Gastrointestinal Anoreksia dan menoragia,menurunya
fertilisasi , hematuria ( pada anemia
hemolitik )
Muskuloskletal Nyeri pinggang , sendi dan tenderness
sternal
System persyarafan Nyeri kepala , binggung , neurupatu
perifer , parastesia , mental depresi ,
cemas , kesulitan koping.

14
2.7 Penatalaksaan Medis
a. Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis
diberikan antelmintik yang sesuai.
b. Pemberian preparat Fe :
Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg
besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan.
Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal.
c. Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan karena
diverticulum Meckel.
d. Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi tinggi yang
bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan).
Penatalaksanaan terapi
Setelah diagnosis ditegakan maka dibuat rencana pemberian terapi,terapi
terhadap anemia difesiensi besi dapat berupa :
a. Terapi kausal: tergantung penyebabnya,misalnya : pengobatan cacing tambang,
pengobatan hemoroid, pengubatan menoragia. Terapi kausal harus dilakukan,
kalau tidak maka anemia akan kambuh kembali.
b. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh :
Besi per oral : merupakan obat pilihan pertama karena efektif, murah, dan
aman.preparat yang tersedia, yaitu:
Ferrous sulphat (sulfas ferosus): preparat pilihan pertama (murah dan
efektif). Dosis: 3 x 200 mg.
Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous
succinate,harga lebih mahal, tetepi efektivitas dan efek samping hampir
sama.

Besi parenteral
Efek samping lebih berbahaya,serta harganya lebih mahal. Indikasi, yaitu :

15
Intoleransi oral berat;
Kepatuhan berobat kurang;
Kolitis ulserativa

2.8 Komplikasi
a. Infeksi
b. Gagal pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. fungsi ginjal
e. Gangguan fungsi hati.

16
BAB III
KONSEP DASAR ASUHANKEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, tanggal dan jam masuk RS, nomor registrasi dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama Pasien
Keluhan utama pasien atau alasan utama mengapa ia datang ke Rumah
Sakit. Pasien datang karena mengeluh lemah dan letih.
c. Riawayat Kesehatan Sekarang
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, sampai adanya gejala gelisah,
diaforesis tachikandia, dan penurunan kesadaran.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi.
Adanya riwayat trauma, perdarahan
Adanya riwayat demam tinggi
Adanya riwayat penyakit ISPA
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat anemia dalam keluarga
Riwayat penyakit-penyakit seperti : kanker, jantung, hepatitis, DM,
asthma, penyakit-penyakit infeksi saluran pernafasan.
f. Pengkajian pola aktivitas
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap
latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh
tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-
tanda lain yang menunujukkan keletihan
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung

17
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia
kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas
EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna)
: pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring,
bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat
tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik,
AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti
mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke
kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3. Integritas ego
Gejala: keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda: depresi.
4. Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena.
Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.

5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah
liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat
dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat.

18
Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB).
Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;
parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis.
Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal.
Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari
lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan
rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat
terpajan pada radiasi; baik Tinggikan kepala tempat tidur sesuai
toleransi.
3.2 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien pucat. Ini umumnya diakibatkan oleh berkurangnya
volume darah, berkurangnya Hb, dan vasokontriksi untuk memperbesar
pengiriman oksigen ke organ2 vital. Meliputi:
a. B1 (Breathing)
Dispnea (kesulitan pernafasan), napas pendek, dan cepat lelah waktu
melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen.
b. B2 (bleeding)
takikardi dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan curah
jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan serta membran
mukosa bibir dan konjungtiva. Keluhan nyeri dada bila melibatkan arteri
koroner. Angina (nyeri dada), khususunya pada klien usia lanjut dg

19
stenosis koroner (penyempitan pembuluh darah koroner) dapat di
akibatkan karena iskemiamiokardium. Pada anemia berat, dapat
menimbulkan gagal jantung kongestif sebab otot jantung yang kekurangan
O2 tidak dapat menyesuaikan diri dg beban kerja jantung yang meningkat.
c. B3 (brain)
Disfungsi neorologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus (telinga
berdengung)
d. B4 (bladder)
Gangguan ginjal, penurunan produksi urin
e. B5 (bowel)
Penurunan intake nutrisi di sebabakan karena anoreksia, nausia, konstipasi
atau diare. Serta stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
f. B6 (bone)
Kelemahan dalam melakukan aktifitas

20
3.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Kelainan laboratorium pada kasus anemia defisiensi besi yang dapat dijumpai
adalah sebagai berikut:
1. Kadar hemoglobin (Hb) dan indeks eritrosit. Didapatkan anemia mikrositer
hipokromik dengan penurunan kadar Hb mulai dari ringan sampai berat.
RDW meningkat yang menunjukan adanya anisositosis. Indeks eritrosit sudah
mengalami perubahan sebelun kadar Hb menurun. Apusan darah
menunjukkan anemia mikrositer hipokromik, anisositosis, poikilositosis
anulosit, leukosit dan trombosit normal, retikulosit rendah.
2. Kadar besi serum menurun kurang dari 50 mg/dl, total iron binding capacity
(TIBC) menigkat lebih dari 350 mg/dl dan saturasi transferin kurang dari
15%.
3. Kadar serum feritin. Jika terdapat inflamasi, maka feritin serum sampai
dengan 60 Ug/dl.
4. Protoporfirin eritrosit meningkat (lebih dari 100 Ug/dl)
5. Sumsum tulang. Menunjukkan hiperflasia normoblastik dengan normoblast
kecil-kecil dominan.

Pemeriksaan laboratorium non hematologik :


1. Faal ginjal.
2. Faal hati.
3. Faal endokrin.

Pemeriksaan penunjang :
1. Biopsi kelenjar getah bening.
2. Radiologi.

21
3.4 Diagnosa Keperawatan
1. Itoleransi aktivitas
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
3. Disfungsi motilitas gastroinstinal
4. Nyeri Akut
5. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Deficit perawatan diri eliminasi

3.5 Intervensi dan Implementasi


No. Diagnosa TUJUAN DAN NIC
KRITERIA HASIL
1 Itoleransi aktivitas NOC NIC
Definisi : ketidak cukupan Energy conservation Activity therapy
psikologis atau fisiologis untuk Activity tolerance Kolaborasikan dengan
melanjutkan atau menyelesaikan Self care: ADLs rehabilitasi meik da
aktifitas kehidupan sehari-hari yang Kriteria hasil merencanakan prora
harus atau yang ingin dilakukan. Berpartisipasi dalam terapiyang tepat.
Batasan karakteristik : aktivitas fisik tanpa Bantu klien untuk
Respon tekanan darah abnormal disertai peningkatan mengeditifikasi akti
terhadap aktifitas tekanan darah, nadi dan mampu dilakukan.
Respon frekuensi jantung RR Bantu untuk memilih
abnormal terhadap aktifitas Mampu melakukan konsisten yang sesu
Perubahan EKG yang aktivitas sehari-hari kemampuian fisik,p
mencerminkan aritmia (ADLs) secara mandiri dan social
Perubahan EKG yang Tanda-tanda vital normal Bantu untuk mengide
mencerminkan iskemia Energy psikomotor dan mendapatkan su
Ketidaknyamanan setelah Level kelemahan yang diperlukan unt
Mampu berpindah:
beraktifitas aktifitas yang diingi
Menyatakan merasa letih dengan atau alat bantuan Bantu untuk mendapa
Menyatakan merasa lemah alat bantu aktifitas seper
Status kardiopulmunari
Factor yang berhubungan roda atau krek
adekuat Bantu untuk mengide
Tirah baring atau imobilisasi
Sirkulasi status baik
Kelemahan umum aktivitas yang disuk
Status respirasi:
Ketidak seimbangan antara Bantu klien untuk me
pertukaran gas dan
suplai dan kebutuhan oksigen jadwAL latihan diw
ventilasi adekuat
Imobilitas luang
Gaya hidup monoton Sediakan penguatan p
bagi yang aktif bera

22
Bantu pasien untuk
mengembangkan m
diri dan penguatan
Monitor respon
fisik,emosi,social, d
spiritual
2 Ketidakefektifan perfusi jaringan NOC NIC
perifer Circulation status Peripheral sensation
Definisi : penurunan sirkulasi darah Tissue perfusion : management (menej
ke perifer yag dapat mengganggu cerebral sensasi perifer)
kesehatan Kriteria hasil : Monitor adanya daera
Batasan karakteristik: Mendemonstrasikan siklus yang hanya peka ter
Tidak ada nadi sirkulasi yang ditandai panas/dingin/tajam/
Erubahan fungsi motorik dengan: Monitor adanya paret
Perubahan karakteristik kulit Tekanan systole dan Instruksikan keluarga
(warna,elastisitas,rambut,kelem diastole dengan rentang proteksi
bapan,kuku,sensasi,suhu) yang diharapkan Batasan gerakan pada
Indek ankle-brakhial <0,90 Tidak ada ortostatik kepala,leher dan pu
Perubahan tekanan darah hipertensi Monitor kemampuan
diextermitas Tidak ada tanda-tanda Kolaborasi pemberian
Waktu pengisian kapiler>3 detik peningkatan tekanan analgesic
Klaudikasi intranial (tidak lebih dari Diskusikan mengenai
Warna tidak kembali ke tungkai 15 mmHg) penyebab perubahan
saat tungkai diturunkan Mendemonstrasikan
Kelambatan penyembuhan luka kemampuan koknitif yang
perifer ditandai dengan:
Penurunan nadi Berkomunikasi dengan
Edeme jelas dan sesuai dengan
Nyeri ekstremitas kemampuan
Bruit femoral Menunjukkan
Pemendekan jarak total yang perhatian,konsentrasi
ditempuh dalamuji berjalan dan orientasi
enam menit Membuat keputusan
Perestesia dengan benar
Warna kulit pucat saat evaluasi Menunjukkan fungsi
sensori motori cranial
yang utuh: tingkat
kesadaran membaik,tidak
ada gerakan infaluter
3 Disfungsi motilitas gastroinstinal NOC NIC
Definisi: peningkatan, penurunan gastrointestinal fungtion Tube care gastrointe
ketidak efektifan, atau kurang bowel continence monitor TTV

23
aktivitas peristaltic didalam system kriteria hasil: monitor status cair
gastrointestinal tidak ada distensi elektrolit
Batasan karakteristik abdomen montor bising usu
Kram abdomen tidak ada kram abdomen monitor irama jant
Distensi sbdomen tidak ada nyeri abdomen catat intake dan ou
Nyeri abdomen peristaltic usus dalam secara akurat
Akselerasi pengosongan batas normal 15-30 kaji tanda2 ganggu
lambung kali/menit keseimbangan cair
Residu lambung berwarna frekuensi,warna,konsiste elektrolit (membra
empedu nsi,banyaknya feses mukosa
Perubahan bising usus dalam batas normal kering,sianosis,jon
( mis,tidak tidak ada darah di feses kelolah pemberian
tidak ada diare
ada,hipoaktif,hiperaktif) suplemen elektroli
tidak ada mual muntah
Diare intruksi dokter
nafsu makan meningkat
Kesulitan mengeluarkan feses kolaborasi dengan
Feses kering jumlah kalori dan
Feses keras zat gizig dibutuhak
Peningkatan residu lambung pasang NGT jika d
Mual monitor warna dan
Regurgitas konsistensi dari na
Muntah output
Factor yang berhubungan monitor diare
Penurunan
Peningkatan makanan enteral bowel incontinence c
Ansietas perkirakan penyeb
Imobilitas dan sikologi dari
Makan kontaminan inkontinesia fikal
Malnutrisi jelaskan penyebab
Mediasil dan rasional dari ti
Prematururitas jelaskan tujuan da
Gaya hidup monoton menejemen bowel
pembedahan pasien dan keluarg
diskusikan prosedu
kriteria hasil yang
diharapkan bersam
instruksikan pasien
keluarga untuk me
keluaran feses
cuci area perianal
sabun dan air lalu
jaga kebersihan ba
tempat tidur

24
lakukan program l
BAB
monitor efek samp
pengobatan
bowetrening
rencanakan progra
dengan paien dan
yang lain
konsul kedokter ji
memerlukan supos
ajarkan ke pasien d
keluarga tentang p
latian BAB
anjurkan pasien ag
minum
jaga prifasi klaien
kolaborasi pember
supositorial jika
memungkinkan
efaluasi status BA
rutin
modifikasi program
jika diperlukan
bowel irigatian
gastrointestinal tube
medication atministr
enteral
4 Nyeri Akut NOC NIC
Definisi : Pengalaman sensori yang Pain level Pain management
tidak menyenangkan yang muncul Pain control Lakukan pengkajia
akibat kerusakan jaringan yang Comfort level secara komprehen
aktual atau potensial atau Kriteria Hasil: termasuk lokasi,
digambarkan dalam hal kerusakan Mampu mengontrol karakteristik, dura
sedemikian rupa (international nyeri (tahu penyebab frekuensi, kualitas
association for the study of pain): nyeri, mampu faktor presipitasi
Awitan yang tiba-tiba atau lambat menggunakan tehnik Observasi reaksi n
dari intensitas ringan hingga berat nonfarmakologi untuk dari ketidaknyama
dengan akhir yang dapat mengurangi nyeri, Gunakan tehnik ko
diantisipasi atau diprediksi dan mencari bantuan) terapeutik untuk
berlangsung <6bln. Melaporkan bahwa nyeri mengetahui penga
Batasan Karakteristik : berkurang dengan nyeri pasien.
Perubahan selera makan menggunakan Kaji kultur yang

25
Perubahan tekanan darah managemen nyeri mempengarui resp
Perubahan frekuensi jantung Mampu mengenali nyeri Evaluasi pengalam
Perubahan frekuensi (skala, intensitas, massa lampau
pernafasan frekuensi, dan tanda Evaluasi bersama
Laporan isyarat nyeri) dan tim kesehatan
Diaforesis Menyatakan rasa tentang ketidakefe
Perilaku distraksi (mis : nyaman setelah nyeri kontrol nyeri masa
berjalan mondar-mandir berkurang. Bantu pasien dan k
mencari orang lain dan atau untuk mencari dan
aktifitas lain, aktivitas yang menemukan dukun
berulang) Kontrol lingkunga
Mengekspresikan perilaku dapat mempengaru
(mis : gelisah, merengek, seperti suhu ruang
menangis) pencahayaan dan
Masker wajah (mis: mata kebisingan.
kurang bercahaya, tampak Kurangi faktor pre
kacau, gerakan mata berpancar nyeri
atau tetap pada satu fokus Pilih dan lakukan
meringis) penanganan nyeri
Sikap melindungi nyeri (farmakologi, non
Fokus menyempit (mis: farmakologi, dan i
gangguan persepsi nyeri personal)
hambatan proses berfikir, Kaji tipe dan sumb
penurunan interaksi dengan untuk menentukan
orang dan lingkungan) intervensi
Indikasi nyeri yang dapat Ajarkan tentang te
diamati farmakologi
Perubahan posisi untuk Berikan analgetik
menghindari nyeri mengurangi nyeri
Sikap tubuh melindungi Evaluasi keefektif
Dilatasi pupil nyeri
Melaporkan nyeri secara Tingkatkan istirah
verbal Kolaborasikan den
Gangguan tidur dokter jika ada kel
Faktor yang berhubungan: tindakan nyeri tida
Agen cidera (mis: biologis, zat berhasil
kimia, fisik, psikologis) Monitor penerima
tentang manajeme
Analgesic admini
Tentukan lokasi,
karakteristik, kual
derajat nyeri sebel

26
pemberian obat.
Cek instruksi dokt
jenis obat, dosis, d
frekuensi.
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yan
diperlukan atau ko
dari analgesik keti
pemberian lebih d
Tentukan pilihan a
tergantung tpe dan
nyeri
Tentukan analgesi
rute pemberian da
optimal
Pilih rute pemberi
IV, IM, untuk peng
nyeri secara teratu
Monitor vital sign
dan sesudah pemb
analgesik pertama
Berikan analgesik
waktu terutama sa
hebat
Evaluasi efektivita
analgesik, tanda da
5 Ketidak seimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan tubuh Nutritional status Nutrition manageme
Nutritional status : food Kaji adanya alergi
Definisi : asupan nutrisi tidak and fluid intake Kolaborasi dengan
cukup untuk memenuhi kebutuhan Nutritional status : untuk menentukan
metabolik nutrient intake kalori dan nutrisi y
Weight control dibutuhkan pasien
Batasan Karakteristik Kriteria Hasil : Anjurkan pasien u
Kram abdomen Adanya peningkatan BB meningkatkan inta
Nyeri abdomen sesuai dengan tujuan Anjurkan pasien u
Menghindari makanan BB ideal sesuai dengan meningkatkan pro
BB 20% / Lebih dibawah BB TB vit c
ideal Mampu mengidentifikasi Berikan substansi
Kerapuhan kapiler kebutuhan nutrisi Yakinkan diet yan
Diare Tidak ada tanda-tanda dimakan mengand
Kehilangan rambut berlebihan malnutrisi

27
Bising usus hiperaktif Menunjukkan tinggi serat untuk
Kurang makanan peningkatan fungsi konstipasi
Kurang informasi pengecapan dari menelan Berikan makanan
Kurang minat terrhadap Tidak terjadi penurunan terpilih (sudah
makanan BB yang berarti dikonsultasikan de
Penurunan berat badan dengan gizi)
asupan makanan adekuat Ajarkan pasien ba
Kesalahan konsepsi membuat catatan m
Kesalahan informasi harian
Membran mukosa pucat Monitor jumlah nu
Ketidakmampuan memakan kandungan kalori
makanan Berikan informasi
Tonus otot menurun kebutuhan nutrisi
Mengeluhgangguan sensasi Kaji kemampuan p
rasa untuk mendapatka
Mengeluh asupan makanan yang dibutuhkan
kurang Dari RDA Nutrition monito
(recommended daily BB pasien dalam b
allowance) normal
Cepat kenyang setelah makan Monitor adanya pe
Sariawan rongga mulut BB
Steatorea Monitor tipe dan j
Kelemahan otot pengunyah aktifitas yang bias
Kelemahan otot untuk menelan dilakukan
Monitor interaksi
orang tua selama m
Monitor lingkunga
makan
Jadwalkan pengob
tindakan tidak sela
makan
Monitor kulit kerin
perubahan pigmen
Monitor turgor ku
Monitor kekeringa
kusam, dan mudah
Monitor mual dan
Monitor kadar alb
total protein, Hb, d
ht

28
Monitor pertumbu
perkembangan
Monitor pucat, kem
dan kekeringan jan
konjungtiva
Monitor kalori dan
nutrisi
Catat adanya edem
hiperemik, hiperto
papila lidah dan ca
Catat bila lidah be
magenta, scarlet
6 Deficit perawatan diri eliminasi NOC NIC
Definisi: hambatan kemampuan actyfity intolerance Self-care assistance:
untuk melakukan atau mobility: physical pertimbangan bu
menyelesaikan aktifitas eliminasi impaired pasien ketika
sendiri fatique level mempromosikan
Batasan karakteristik: ancyenty self control perawatan diri
Ketidak mampuan melakukan ambulation pertimbangkan u
self care deficit toileting
hyginne eliminasi yang tepat ketika memprom
self care difisit hyjgine
Ketidak mampan menyiram aktifitas perawat
urinary incontinence:
toilet atau kursi buang air lepaskan pakean
fungsional
(commode) penting untuk me
Ketidak mampuan naik kriteria hasil :
penghapusan
pengetahuan perawatan membantu pasien
ketoilet atau commode
Ketidak mampuan manipulasi ostomy : tingkat toilet/commode/b
pakean untuk eliminasi pemahaman yang akturpan/urinoir
Ketidak mampuan berdiri dari ditunjukkan tentang selang waktu tert
toilet atau commode pemeliharaan ostomy pertimbangkan re
Ketidak mampuan untuk untuk eliminasi paseien terhadap
perawatan diri: ostomi:
duduk ditoilet atau commode kurangnya privas
Factor yang berubungan tindakan pribadi untuk menyediakan pri
mempertahankan ostomi
Gangguan kognitif selama eleminasi
untuk eliminasi ganti pakean pas
Penurunan motifasi
perawatan diri: aktivitas
Kendala lingkungan setelah eliminasi
kehidupan sehari menyiram toilet a
Keletihan
hari(*ADL) mampu
Hambatan mobilitas membersikan
untuk melakukan
Hambatan kemampuan penghapusan ala
aktifitas perAwatan fisik
berpindah (commod,pispot)
dan pribadi secara memulai jadwal
Gangguan moskulusskeletal
mandiri atau denganalat
Gangguan neuromoskuler ketoilet,sesuai
bantu

29
Nyeri perawatan diri hygine: memulai pasien/t
Gangguan persepsi mampu untuk dalam toilet rutin
Ensietas berat mempertahankan memulai mengel
Kelemahan kebersihan dan kamar mandi,ses
penampilan yang rapi dibutuhkan
secara mandiri dengan menyediakan ala
atau tanpa alat bantu misalnya kateter
perawatan diri eliminasi: atau urinal,sesua
mampu untuk melakukan memantau intreg
aktifitas eliminasi secara [pasien
mandiri atau tanpa alat
bantu
mampu duduk dan turun
dari kloset
membersikan diri setelah
eliminasi
mengenali dan
mengetahui kebutuhan
bantuan untuk eliminasi

3.6 Evaluasi
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi asuhan keperawatan,
hal-hal yang di evaluasi adalah keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, teratasi
atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketepatan pada praktek.
Evaluasi untuk pasien anemia yaitu:
1. Terhindar dari resiko perfusi perifer
2. Bebas dari nyeri
3. Terpenuhinya akivitas sehari-hari
4. Terpenuhinyta kebutuhan nutrisi
5. Menunjukkan penurunan kecemasan
Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
Mematuhi semua aturan medis
Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap
atau sifatnya berubah

3.7 Discharge Planning


1. Menjalani diet dengan gizi seimbang

30
2. Asupan zat gizi yang terlalu berlebihan bisa membahayakan yang
menyebabkan sirosis,kardiomiopati,diabetes, dan kanker jenis tertentu.
Suplemen zat besihanya boleh dikosumsi atas anjuran dokter.
3. Makan-makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B12,seperti ikan,produk
susu,dagig,kacang-kacangan,sayuran berwarna hijau tua,jeruk dan biji-bijian.
4. Batasi minum alkohol dan pada ibu hamil anjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi asam folat.
5. Pastikan untuk menggunakan sepatu dan sandal untuk menghindari resiko
kecacingan.
6. Hindari pemaparan berlebih terhadap minyak,insektisida,zat kimia dan zat
toksik lainnya karena juga menyebabkan anemia.
7. Konsultasi kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui faktor-
faktor penyebab
8. Ajarkan kepada orang tua tentang cara-cara melindungi anak dari infeksi
9. Kenali tanda-tanda komplikasi
10.

31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai
yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi dalam tubuh
menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas, lunglai, dan letih.
Dalam hal ini orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita
kekurangan zat besi.

4.2 Saran
Diharapkan seorang perawat mampu melakukan asuhan keperawatan yang
kompehensif guna mengurangiadanya komplikasi yng dapat memperburuk
keadaan pasien.
Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien anemia selain itu
pengobatan terbaik untuk Anemia adalah pencegahan atau pengobatan dini
terhadap penyebabnya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Anemia.


http://kumpulanaskeplpmakalah.blogspot.com/2013/12/asuhan-keperawatan-pada-
pasien-dengan-anemia.html. Diakses 28 September 2014 pukul 08.27.
Anonym. 2012. Asuhan Keperawatan Anemia. .
http://infoaskepgratis.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-anemia.html.
Diakses 28 September 2014 pukul 08.43
Anonym. 2013. Laporan Pendahuluan Anemia.
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/laporan-pendahuluan-anemia.html.
Diakses 28 September 2014 pukul 10.13.
Munib. 2011. Asuhan Keperawatan pada Anemia.
http://munibstikes.blogspot.com/2011/08/asuhan-keperawatan-pada-anemia.html.
Diakses 28 September 2014 pukul 09.07.
Lutfyaini. 2013. Laporan Pendahuluan dan
Asuhan.http://lutfyaini.blogspot.com/2013/09/laporan-pendahuluan-dan-
asuhan_29.html. Diakses 28 September 2014 pukul 09.45
Unce. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Anemia.http://uncennursing.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-pada-
klien-dengan anemia.html. Diakses 27 September 2014 pukul 21.12.

33

Você também pode gostar