Você está na página 1de 28

Apa yang terjadi jika ada dua gelombang berjalan dengan frekuensi dan amplitudo sama tetapi arah

berbeda bergabung menjadi satu? Hasil gabungan itulah yang dapat membentuk gelombang baru.
Gelombang baru ini akan memiliki amplitudo yang berubah-ubah tergantung pada posisinya dan dinamakan
gelombang stasioner. Bentuk gelombangnya dapat Anda lihat seperti Gambar 1.10a dan 1.11. Pada proses
pantulan gelombang, terjadi gelombang pantul yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama dengan
gelombang datangnya, hanya saja arah rambatannya yang berlawanan. Hasil interferensi (perpaduan) dari
kedua gelombang tersebut disebut Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam. Gelombang stasioner dapat
dibentuk dari pemantulan suatu gelombang. Contohnya pada gelombang tali. Tali dapat digetarkan di salah
satu ujungnya dan ujung lain diletakkan pada pemantul. Berdasarkan ujung pemantulnya dapat dibagi dua
yaitu ujung terikat dan ujung bebas. Gelombang stasioner adalah gelombang hasil superposisi dua gelombang
berjalan yang : amplitudo sama, frekuensi sama dan arah berlawanan.

Ketika dua gelombang atau lebih datang secara bersamaan pada tempat yang sama, resultan
gangguan adalah jumlah gangguan dari masing-masing gelombang. Prinsip ini dapat
diaplikasikan pada semua jenis gelombang termasuk gelombang bunyi, gelombang permukaan
air dan gelombang elektromagnetik seperti cahaya. Kita akan mempraktekkan prinsip ini untuk
menemukan rumus gelombang stasioner pada tali.
Anda telah mengetahui bahwa jika salah satu ujung tali digetarkan harmonik naik-turun maka
gelombang sinusoidal akan merambat sepanjang tali. Apa yang terjadi ketika gelombang telah
sampai pada ujung lainnya. Gelombang datang ini akan dipantulkan sehingga terjadilah
gelombang pantul. Dengan demikian pada setiap titik sepanjang tali, bertemu dua gelombang
yaitu gelombang datang dan gelombang pantul, yang keduanya memiliki amplitudo dan
frekuensi yang sama. Superposisi kedua gelombang yang berlawanan arah inilah yang
menghasilkan gelombang stasioner. (Gelombang stasioner sering disebut juga sebagai
gelombang berdiri atau gelombang diam).
Ujung tali yang tak digetarkan bisa diikat kuat pada sebuah tiang sehingga tidak dapat bergerak
ketika ujung lainya digetarkan. Ujung ini disebut ujung tetap. Tetapi bisa juga ujung yang tak
digetarkan ini diikatkan pada suatu gelang yang bergerak pada tiang tanpa gesekan. Ujung ini
disebut ujung bebas.
Salah satu contoh gelombang stationer adalah gelombang tali yang ujung satunya digetarkan dan
ujung lain bebas. Gelombang stationer ujung bebas juga terbentuk dari dua gelombang berjalan
yaitu gelombang datang dan gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.10.
Gambar 1.10. Gelombang stationer ujung bebas

gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi = 0. Ini berarti bahwa
fase gelombang datang sama dengan fase gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.11:

Gambar 1.11
Pemantulan pada ujung bebas menghasilkan pulsa pantul sefase dengan pulsa datangnya. Dengan
demikian jika gelombang datang yang merambat ke kanan dapat dinyatakan dengan y1 = A sin
(kx - t), maka gelombang pantul yang merambat ke kiri tetapi sefase dinyatakan dengan :
y2 = A sin (-kx - t)
....
Sefase pemantulan terhadap x = 0
Dengan menggunakan sifat trigonometri sin (-) = -sin , dapat ditulis:
y2 = -A sin (kx - t)
Hasil superposisi gelombang datang, y1, dan gelombang pantul, y2, menghasilkan gelombang
stasioner, y, dengan persamaan:
y = y1 + y 2
= A sin (kx - t) A sin (kx + t)
y = A [sin (kx - t) sin (kx + t)]
mengingat sin A sin B = 2 cos
maka
y = A 2 cos
atau dengan
y = 2 A cos kx sin t ..........................................1.9
y = As sin t ......................................................1.10
As = 2 A cos kx ..................................................1.11

Perhatikan Gambar 1.12, karena di ujung bebas B (x = 0), pertikel bebas bergerak, maka di ujung
bebas selalu terjadi perut. Jarak simpul dan perut yang berdekatan adalah , sehingga simpul ke-1
terletak di

x=

Gambar 1.12.Letak simpul dan perut dari


ujung bebas

Jadi, letak simpul ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah:

Atau

Dengan (2n + 1) menunjukkan bilangan ganjil.

Bagaimanakah dengan letak perutnya? Dengan cara yag sama akan Anda peroleh letak perut ke-
1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah:

Atau

Dengan 2 n menunjukan bilangan genap.


Catatan : Simpul adalah titik yang amplitudonya adalah nol dan perut adalah titik yang
amplitudonya maksimum.

Perhatikan Gambar 1.14. Di ujung tetap B(x = 0), partikel tidak dapat bergerak sehingga di ujung
tetap selalu menjadi simbul.

Gambar 1.14. Letak simpul dan perut dari ujung tetap

Jadi, simbul ke satu terjadi di x = 0. Karena jarak antara dua simpul yang berdekatan adalah

maka letak simpul ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah:

Atau

Dengan 2 n menunjukkan bilangan genap.


Perhatikan gambar 1.14. perut ke-1 terjadi di

maka letak perut ke-1, ke-2, ke-3 dan


Karena jarak antara dua perut yang
seterusnya adalah:
berdekatan adalah

atau
Dengan (2n + 1) menunjukkan bilangan ganjil. Untuk memudahkan Anda menghafal, rumus
letak simpul dan perut untuk ujung tetap kita satukan dalam kotak berikut.

Rumus letak simpul dan perut untuk gelombang stasioner pada ujung tetap
Letak simpul

0, 1, 2, 3, . . . (1.15)

letak simpul dari ujung tetap merupakan kelipatan genap dari seperempat panjang gelombang.
Letak perut

0, 1, 2, 3, . . . (1.16)

letak perut dari ujung tetap merupakan kelipatan ganjil dari seperempat panjang gelombang.

Seutas tali yang panjangnya 116 cm direntangkan mendatar. Salah satu ujungnya digetarkan
naik-turun sedangkan ujung lainnya terikat. Frekuensi 1/6 Hz dan amplitudo 10 cm. Akibat
getaran tersebut, gelombang menjalar pada tali dengan kecepatan 8 cm/s. Tentukan:

(a) Amplitudo gelombang hasil perpaduan (interferensi) di titik yang berjarak 108 cm dari
titik asal getaran.
(b) Letak perut ke-4 dan simpul ke-4 dari titik asal getaran.

Penyelesaian:

Panjang tali = 116 cm; frekuensi f =1/6 Hz; cepat rambat v = 8 cm/s. Amplitudo gelombang
berjalan A = 10 cm; jarak P dari asal titik getaran O, PO = 108 cm. Perhatikan gambar di atas,

PO = l x x = l PO = 116 -108 = 8 cm
(a) Untuk menentukan amplitudo gelomabang stasioner, As, dengan persamaan As = 2 A sin
kx, kita harus menghtung dahulu nilai kemudian k = 2 / .

=v/f = (8 cm/s)/(1/6Hz) = 48 cm
k = 2/. = 2/40 cm-1.
As = 2A sin kx = 103cm

(b) Letak perut ke-3 (n + 1 = 3 atau n = 2) dari ujung tetap dihitung dengan persamaan (1-16).
Xn +1 = 60 cm

Letak perut ke 3 dari titik asal O adalah b:


l 3 = 116 60 = 56 cm
Letak simpul ke-4 (n+1 =4 atau n=3) dari titik tetap dihitung dengan persamaan (1.15).

x4 = 2(3) (48cm/4) = 72 cm

Letak simpul ke-4 dari titik asal O adalah:


l x4 = 116 72 = 54 cm
a. Gelombang Berjalan
Amplitudo pada tali yang digetarkan terus menerus akan selalu tetap, oleh karenanya
gelombang yang memiliki amplitudo yang tetap setiap saat disebut gelombang berjalan.
Misalkan seutas tali kita getarkan ke atas dan ke bawah berulang-ulang seperti pada Gambar
disamping ini. Titik P berjarak x dart titik 0 (sumber getar), Ketika titik 0 bergetar maka getaran
tersebut merambat hingga ke titik P,Waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk merambat dari
titik o ke titik P adalah x / v dengan demikian bila titik 0 telah bergetar selama t detik maka titik
p telah bergetar selama tP dengan

tp= t- x/v

Berdasarkan uraian diatas maka akan didapatkan persamaan simpangan gelombang, sebagai
berikut:
y=A sin2/T t

Persamaan simpangan di titik P dapat diperoleh dengan mengganti nilai t dengan tp


sehingga kita dapatkan hubungan berikut.

yp = A sin2/T (t- x/v)

A = amplitudo gelombang (m)


T = periode gelombang (s)
t = lamanya titik 0 (sumber getar) bergetar (s)
x = jarak titik P dari sumber getar (m)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
yp= simpangan di titik P (m)
dalam hal ini gelombang memiliki dua kemungkinan dalam arah rambatannya, oleh karenanya
perlu diperhatikan langkah sebagai berikut:

Apabila gelombang merambat ke kanan dan titik asal 0 bergetar ke atas


maka persamaan simpangan titik P yang digunakan adalah:

yp = A sin2/T (t- x/v)

Apabila gelombang merambat ke kiri dan titik asal 0 bergetar ke bawah maka
persamaan simpangan titik P yang digunakan adalah:

yp = - A sin2/T (t- x/v)

'

Fase di definisikan sebagai perbandingan antara waktu sesaat untuk meninggalkan titik
keseimbang (titik 0) dan periode. Dengan demikian fase gelombang dititik P dapat ditulis sebagai
berikut:

= tp/T
= (t- x/v)/T p = t/T - x/
= t/T- x/vT

Sehingga dihasilkan :
Sedangkan untuk mengukur besarnya sudut fase di titik P dapat dituliskan sebagai
berikut:

p = 2 _p
=2 (t/T- x/)

Beda fase antara dua titik yang berjarak X2 dan X1 dari sumber getar dapat dituliskan
sebagai berikut:

= ( x2 - x1)/
= x/

Nilai kecepatan dan percepatan gelombang di suatu titik dapat diketahui dengan
menurunkan persamaan keduanya, sebagai berikut:
vp = 2/T A cos 2/T (t- x/v)

ap= - (42)/T2 A cos 2/T (t- x/v)

Keterangan:
vp = kecepatan partikel di titik p (m/s)
ap = percepatan partikel di titik p (m/s2)

'Contoh soal:
Suatu gelombang berjalan memiliki persamaan y = 10 sin (0,8t - 0,5;t) dengan y dalam cm dan t
dalam detik. Tentukanlah kecepatan dan percepatan maksimumnya!
Pembahasan:
y=10sin(0,8 t-0,5 x)
v = dy/dt
v=(10)(0,8 ) cos (0,8 t-0,5 x)
nilai v maksimum bila cos (0,8 t-0,5 x)=1

b.GelombangStasioner
Adalah gelombang yang memiliki amplitudo yang berubah ubah antara nol sampai nilai
maksimum tertentu.
Gelombang stasioner dibagi menjadi dua, yaitu gelombang stasioner akibat pemantulan pada
ujung terikat dan gelombang stasioner pada ujung bebas.

Seutas tali yang panjangnya l kita ikat ujungnya pada satu tiang sementara ujung lainnya kita
biarkan, setela itu kita goyang ujung yang bebas itu keatas dan kebawah berulang ulang. Saat
tali di gerakkan maka gelombang akan merambat dari ujung yang bebas menuju ujung yang
terikat, gelombang ini disebut sebagai gelombang dating. Ketika gelombang dating tiba diujung
yang terikat maka gelombang ini akan dipantulkan sehingga terjadi interferensi gelombang.
Untuk menghitung waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik 0 ke titik P
adalah (l- x)/v . sementara itu waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik 0
menuju titik P setelah gelombang mengalami pemantulan adalah(l+x)/v , kita dapat mengambil
persamaan dari gelombang dating dan gelombang pantul sebagai berikut:

y1= A sin 2/T (t- (l-x)/v) untuk gelombang datang,

y2= A sin 2/T (t- (l+x)/v+ 1800) untuk gelombang pantul

Keterangan:
a. Gambar pemantulan gelombang pada ujung tali yang terikat.
b. Gambar pemantulan gelombang pada ujung tali yang dapat bergerak bebas.

sehingga untuk hasil interferensi gelombang datang dan gelombang pantul di titik P yang
berjarak x dari ujung terikat adalah sebagai berikut:

y = y1+ y2
=A sin 2 (t/T- (l-x)/)+ A sin2(t/T- (1+x)/+ 1800 )
Dengan menggunakan aturan sinus maka penyederhanaan rumus menjadi:
sin A + sin B = 2 sin 1/2 (A+B) - cos1/2 (A-B)

Menjadi:
y= 2 A sin (2 x/ ) cos 2 (t/T - l/)
y= 2 A sin kx cos (2/T t - 2l/)

Rumus interferensi

y= 2 A sinkx cos(t- 2l/)

Keterangan :
A = amplitude gelombang datang atau pantul (m)
k = 2/
= 2/T (rad/s)
l = panjang tali (m)
x = letak titik terjadinya interferensi dari ujung terikat (m)
= panjang gelombang (m)
t = waktu sesaat (s)
Ap = besar amplitude gelombang stasioner (AP)
Ap = 2 A sin kx
Jika kita perhatikan gambar pemantulan gelombang diatas , gelombang yang terbentuk adalah
gelombang transversal yang memiliki bagian bagian diantaranya perut dan simpul gelombang.
Perut gelombang terjadi saat amplitudonya maksimum sedangkan simpul gelombang terjadi saat
amplitudonya minimum. Dengan demikian kita akan dapat mencari letak titik yang merupakan
tempat terjadinya perut atau simpul gelombang.

Tempat simpul (S) dari ujung pemantulan


S=0,1/2 ,,3/2 ,2,dan seterusnya
=n (1/2 ),dengan n=0,1,2,3,.

Tempat perut (P) dari ujung pemantulan


P= 1/4 ,3/4 ,5/4 ,7/4 ,dan seterusnya
=(2n-1)[1/4 ],dengan n=1,2,3,.

Superposisigelombang
Jika ada dua gelombang yang merambat pada medium yang sama, gelombang-gelombang
tersebut akan dating di suatu titik pada saat yang sama sehingga terjadilah superposisi
gelombang . Artinya, simpangan gelombang gelombang tersebut disetiap titik dapat
dijumlahkan sehingga menghasilkan sebuah gelombang baru.
Persamaan superposisi dua gelombang tersebut dapat diturunkan sebagai berikut:
y1 = A sint ; y2 = A sin(t+ )
Kedua gelombang tersebut memiliki perbedaan sudut fase sebesar
Persamaan simpangan gelombang hasil superposisi kedua gelombang tersebut adalah:

y = 2 A sin(t+ /2) cos(/2)

Dengan 2A cos (/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.


Dengan 2A cos (/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.
GelombangStasionerPadaUjungBebas

Pada gelombang stasioner pada ujung bebas gelombang pantul tidak mengalami pembalikan
fase. Persamaan gelombang di titik P dapat dituliskan seperti berikut:
y1=A sin 2/T (t- (l-x)/v) untuk gelombang datang

y2=A sin 2/T (t- (l+x)/v) untuk gelombang pantul

y = y1 + y2
= A sin 2/T (t- (l-x)/v) + A sin 2/T (t- (l+x)/v)
y = 2 A cos kx sin2(t/T- 1/)

Rumus interferensi antara gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung bebas,
adalah:

y=2 A cos2 (x/) sin2(t/T- l/)

Dengan:
As=2A cos2(x/) disebut sebagai amplitude superposisi gelombang pada pemantulan ujung tali
bebas.
Ap = 2 A cos kx adalah amplitudo gelombang stasioner.
1) Perut gelombang terjadi saat amplitudonya maksimum, yang secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:

Ap maksimum saat
cos(2 x)/( )= 1
sehingga
x= (2n) 1/4 ,dengan n
= 0,1,2,3,.

2) Simpul gelombang terjadi saat amplitudo gelombang minimum, ditulis sebagai berikut:

Ap minimum saat cos(2


x)/( )=0 sehingga
x= (2n +1) 1/4 ,dengan
n = 0,1,2,3,..

Gelombangstasionerpadaujungterikat

Persamaan gelombang datang dan gelombang pantul dapat ditulis sebagai berikut:
y1= A sin2 (t/T- (l-x)/) untuk gelombang datang

y2= A sin2 (t/T- (l+x)/) untuk gelombang pantul

'

Superposisi gelombang datang dan gelombang pantul di titik q akan menjadi:''''


y = y1 + y2
y=A sin2 (t/T- (l-x)/) - A sin2(t/(T ) (l+x)/)

Dengan menggunakan aturan pengurangan sinus,


sin - sin = 2 sin 1/2 (-) cos1/2 (+)

Persamaan gelombang superposisinya menjadi


y = 2 A sin 2(x/) cos2 (t/T- l/)

Amplitudo superposisi gelombangnya adalah:

As = 2A sin2(x/)

Dengan As adalah amplitudo gelombang superposisi pada pemantulan


ujung terikat.

1) Perut gelombang terjadi saat amplitudonya maksimum,


karenanya dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Ap=2 A sin 2/ x
Ap maksimum terjadi saat sin 2/ x= 1 sehingga
x= (2n+1) 1/4 ,dengan n=0,1,2,3.

2) Simpul gelombang terjadi saat amplitudonya minimum,


yang dapat ditulis sebagai berikut:
Ap=2 A sin(2/) x
Ap minimum terjadi saat sin 2/ x = 0 sehingga
x = (2n) 1/4 ,dengan n=0,1,2,3,..

Contoh soal :
Seutas tali panjangnya 5 m dengan ujung ikatannya dapat bergerak dan ujung lainnya
digetarkan dengan frekuensi 8 Hz sehingga gelombang merambat dengan kelajuan 3 ms-1. Jika
diketahui amplitude gelombang 10 cm, tentukanlah:
Persamaan simpangan superposisi gelombang di titik P yang berjarak 1 meter dari ujung
pemantulan.
Amplitude superposisi gelombang di titik P; dan
Letak perut gelombang diukur dari ujung pemantulan.

Penyelesaian:
Diketahui : l = 5 m; f= 8 Hz; v = 3 ms-1; A=10cm = 0,1 m;
= v/(f )= 3/(8 ) m,dan T=1/f=1/8 s
a. Persamaan simpangan di titik P, satu meter dari ujung pemantulan.
y = 2 A cos 2(x/) sin 2 (t/T-l/)
= 2(0,1) cos2(1/(3/8)) sin2(t/(1/8)- 5/(3/8))
= 0,2cos16/3 sin(16 t-80/3)meter

b. Amplitudo superposisi gelombang di titik P ( x = 1m).


As = 2 A cos 2 (x/) = 2 (0,1) cos2(1/(3/8))
= 0,2cos (16/3) = 0,2 cos(4 4/3 )
= 0,2cos(4/3 ) = 0,2 cos 2400 = 0,2(-1/2) = -0.1 m
tanda ()menunjukkan di titik P simpangannya ke bawah.

c. Letak perut gelombang dari ujung pemantulan.


x= (2n) 1/4 ,dengan n=0,1,2,3
x= 3/32 m,x=3/16 m,x=3/8m, ..

Gelombang stasioner, gelombang berdiri contoh soal UN

1. Seutas dawai mempunyai panjang 0,6 meter. Jika tegangan dawai diatur sedemikian sehingga
kecepatan gelombangnya 120 m/s, maka frekuensi dasarnya adalah .
A. 100 Hz
B. 120 Hz
C. 140 Hz
D. 150 Hz
E. 350 Hz
Pembahasan :Diketahui :
Panjang dawai (L) = 0,6 meter
Kelajuan gelombang (v) = 120 m/s.
Ditanya :
Frekuensi dasar (f1) ?
Jawab :
Rumus frekuensi dasar (f1) gelombang stasioner atau gelombang berdiri di mana kedua ujung
dawai terikat :
f1 = v / 2L
Frekuensi dasar (f1) gelombang adalah :
f1 = 120 / (2)(0,6) = 120 / 1,2 = 100 hz
Jawaban yang benar adalah A.

2. Akibat adanya pemantulan, terbentuk gelombang stasioner dengan persamaan : y = 0,4 sin (0,6
x) cos (8t) meter. Dari persamaan di atas, kelajuan gelombang pantul adalah
A. 10,0 m/s
B. 11,5 m/s
C. 12,4 m/s
D. 13,2 m/s
E. 14,0 m/s
Pembahasan :

Diketahui :
Ditanya :
Kelajuan gelombang pantul (v) ?
Jawab :

Jawaban yang benar adalah D.


GELOMBANGBERJALANDANGELOMBANGSTASIONER
GELOMBANGBERJALANDANGELOMBANGSTASIONER

GelombangBerjalan.
Gelombang berjalan merupakan jenis gelombang yang memiliki sifat amplitudo
yang sama pada setiap titik yang dilalui.
p X q
Gelombang berjalan memiliki persamaan :
y=Asin(tkx) .
Persamaan ini didapat dari persamaan umum gelombang yaitu y=A sin t dan
= 2/ T.
Sehingga y =A sin (2t/T). Dari persamaan y =A sin (2t/T), yang dimaksud t
adalah waktu. Karena gelombang berjalan mengalami perubahan kecepatan, jarak
dan waktu sehinnga dapat diambil kesimpulan persamaan gelombang y = A sin (2
(t2-t1)/T) , kemudian
t2 = x/v, sehingga
y =Asin2t/T2x/T.v karena v = .f , v = /T maka =T.v
y = A sin 2t/T 2.x/ k = konstanta gelombang = 2/ ,
y = A sin 2t/Tkx
y=Asin(tkx).

GelombangStasioner.
Gelombang Berjalan merupakan jenis gelombang yang memiliki amplitudo yang
berubah ubah antara nol sampai nilai maksimum tertentu.
Gelombang stasioner dibagi menjadi dua, yaitu gelombang stasioner akibat
pemantulan pada ujung terikat dan gelombang stasioner pada ujung bebas.
Persamaan umum gelombang Stasioner :
Karena gelombang stasioner terdiri lebih dari satu gelombang baik yang dapat
maupun terpantul maka persamaannya mengalami berbagai perubahan .
y1=Asin2/T(t-(l-x)/v)untukgelombangdatang,
y2=Asin2/T(t-(l+x)/v+1800)untukgelombangpantul
untuk gelombang stasioner dengan ujung terikat :
y=2Asinkxcost.
untuk gelombang stasioner dengan ujung bebas :
y=2 A cos kx sin t.

Contoh

. Diberikan sebuah persamaan gelombang Y = 0,02 sin (10t 2x) dengan t


dalam sekon, Y dan x dalam meter. Tentukan :

a. amplitudo gelombang
b. frekuensi sudut gelombang
c. tetapan gelombang
d. cepat rambat gelombang
e. frekuensi gelombang
f. periode gelombang
g. panjang gelombang
h. arah rambat gelombang
i. simpangan gelombang saat t = 1 sekon dan x = 1 m
j. persamaan kecepatan gelombang
k. kecepatan maksimum gelombang
l. persamaan percepatan gelombang
m. nilai mutlak percepatan maksimum
n. sudut fase saat t = 0,1 sekon pada x = 1/3 m
o. fase saat t = 0,1 sekon pada x = 1/3 m

Pembahasan:

Bentuk persamaan umum gelombang:

Y=Asin(t-kx)

dengan A amplitudo gelombang, = 2f dan k=2/ dengan demikian :

a. A = 0,02 m

b. = 10 rad/s
c. k = 2
d. v = /k = 10/2 = 5 m/s

e. f = /2 = 10/2 = 5 Hz

f. T = 1/f = 1/ 5 = 0, 2 sekon

g. = 2/k = 2/2 = 1 m

h. ke arah sumbu x positif

i. Y = 0,02sin(10 -2)=0,02sin(8)= 0 m
j. v = A cos(tkx)=10(0,02) cos(10t2x) m/s
k. vmaks = A = 10(0,02) m/s
l. a = 2y=(10)2(0,02)sin(10t2x) m/s2
m. amaks =|2A|=|102 (0,02)| m/s2
n. sudut fase = (10..0,12.(1/3)=1/3 = 60o
o. fase = 60o/360o = 1/6
2. Suatu gelombang permukaan air yang frekuensinya 500 Hz merambat dengan
kecepatan 350 m/s. tentukan jarak antara dua titik yang berbeda sudut fase 60!
(Sumber : Soal SPMB)

Pembahasan:

Lebih dahulu tentukan besarnya panjang gelombang dimana

Beda fase gelombang antara dua titik yang jaraknya diketahui adalah

3. Seutas tali salah satu ujungnya digerakkan naik turun sedangkan ujung lainnya
terikat. Persamaan gelombang tali adalah y = 8 sin (0,1) x cos (100t - 12)
dengan y dan x dalam cm dan t dalam satuan sekon. Tentukan:

a. panjang gelombang

b. frekuensi gelombang

c. panjang tali

(Sumber : Soal Ebtanas)

Pembahasan:

Pola dari gelombang stasioner diatas adalah

a. menentukan panjang gelombang

b. menentukan frekuensi gelombang

c. menentukan panjang tali

4. Diberikan grafik dari suatu gelombang berjalan seperti gambar di bawah!

Jika jarak P ke Q ditempuh dalam waktu 5 sekon, tentukan persamaan dari


gelombang di atas! (Tipikal Soal UN)
Pembahasan:

Bentuk umum persamaan gelombang adalah

atau

atau

dengan perjanjian tanda sebagai berikut :

Tanda Amplitudo (+) jika gerakan pertama ke arah atas

Tanda Amplitudo (-) jika gerakan pertama ke arah bawah

Tanda dalam kurung (+) jika gelombang merambat ke arah sumbu X negatif / ke kiri

Tanda dalam kurung (-) jika gelombang merambat ke arah sumbu X positif / ke
kanan

ambil data dari soal panjang gelombang () = 2 meter, dan periode (T) = 5/2 sekon
atau frekuensi (f) = 2/5 Hz, masukkan data ke pola misal pola ke 2 yang dipakai
didapat

5. Seutas kawat bergetar menurut persamaan :

Jarak perut ketiga dari titik x = 0 adalah.....


A. 10 cm
B. 7,5 cm
C. 6,0 cm
D. 5,0 cm
E. 2,5 cm
Sumber Soal : Marthen Kanginan 3A Gejala Gelombang
Pembahasan:
Pola diatas adalah pola untuk persamaan gelombang stasioner ujung tetap atau
ujung terikat. Untuk mencari jarak perut atau simpul dari ujung ikatnya, tentukan
dulu nilai dari panjang gelombang.

Setelah ketemu panjang gelombang, tinggal masukkan rumus untuk mencari perut
ke -3 . Lupa rumusnya,..!?! Atau takut kebalik-balik dengan ujung bebas,..!? Ya
sudah tak usah pakai rumus, kita pakai gambar saja seperti di bawah:

Posisi perut ketiga P3 dari ujung tetap A adalah satu seperempat panjang gelombang
atau (5/4) (Satu gelombang = satu bukit - satu lembah), sehingga nilai X adalah :
X=(5/4)=(5/4)x6cm=7,5cm

JawabanSoalGelombangStasioner
Dua gelombang sinus berjalan dalam arah yang berlawanan. Keduanya
berinterferensi menghasilkan suatu gelombang stasioner yang dinyatakan
dengan persamaan

y = 2,5sin (6x) cos 300t , dengan x dalam meter dan t dalam sekon .
tentukan amplitudo gelombang stasioner, jika x 10 m, panjang gelombang,
frekuensi, dan cepat rambat gelombang sinus tersebut

Diketahui : As=Amplitudo gelombang stasioner = 2,5 sin (6x)

= 300 rad/s

Ditanyakan :

a. AS =?

b. = ?

c. f = ?

d. v = ?

jawaban :

a. As = 2,5 Sin 6x = 2,5 Sin 60 = 1,25 3 m


b. = 2/6 = /3 m

c. f = /2 = 300/2= 150/ Hz

d. v = . f = /3 x 150/ = 50 m/s
Soal Gelombang dan Pembahasannya

26-07-2012 09:50:50, pada Soal Fisika

1. Gunakan rumus dasar gelombang untuk menghitung besaran-besaran yang


belum diketahui pada tabel berikut.

Jenis Cepat Frekuensi Panjang


Gelomban rambat (Hz) gelombang
g (m/s)

Gelombang A 0,2 5m
laut

Gelombang B 1 3m
tali

Gelombang 0,1 C 5 cm
air dangkal

Gelombang 330 30 11 m
bunyi

Pembahasan:
A. v = .f
v = 0,2 . 5
v = 1 m/s
B. v = .f
v=1.3
v = 3 m/s
C. f = v /
f = 0,1 / 0,05
f = 2 Hz
2. Jika suatu sumber dengan frekuensi 50 Hz memancarkan gelombang dengan
panjang gelombang 0,2 m. berapa lama waktu yang diperlukan gelombang untuk
menempuh jarak 400 m
Pembahasan :
* v = .f
v = 0,2 . 50
v = 10 m/s
*t=s/v
t = 400 / 10
t = 40 s
3. Dua puluh gelombang dihasilkan pada tali dalam waktu 5 sekon. Jika cepat
rambat gelombang 20 m/s maka panjang gelombangnya adalah
Pembahasan:
*T=t/n
T = 5 / 20
T=1/4s
*=v.T
= 20 . 1/4
=5m
UNTUK SOAL NOMOR 4 DAN 5

Diagram diatas menampilkan suatu gelombang berjalan ke kanan sepanjang suatu


medium elastis.
4. Jika frekuensi gelombang adalah 0,4 Hz maka cepat rambat gelombang adalah
Pembahasan:
v = .f
v = 0,75 . 0,4
v = 0,3 m/s

5. Amplitudo gelombang adalah


A = Ymax
A = 0,25 m

Soal dan Pembahasan : Getaran dan Gelombang

IPAFisikaKelas8Semester2
Soal1

Perhatikan grafik simpangan gelombang terhadap waktu pada gambar di atas! Jika
jarak AB = 250 cm, tentukan cepat rambat gelombang tersebut!
sumbersoal:ModifikasiSoalUNSMPTahun2010/2011
Pembahasan:
Pada gambar di atas terdapat 1 gelombang (satu gelombang terdiri atas satu
bukit dan satu lembah) dengan panjang 250 cm (jarak AB). Untuk menentukan
cepat rambat gelombang (v) harus ditentukan terlebih dahulu panjang gelombang
(?), serta frekuensi (f) atau periode gelombangnya (T).

Panjang satu gelombang (?) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap
satu periode.
Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan
waktu (satu detik). Perhatikan gambar, untuk membentuk satu gelombang
ditempuh dalam waktu 2 sekon. Sehingga frekuensi gelombangnya adalah :

Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya satu


gelombang. Pada gambar, untuk membentuk satu gelombang diperlukan
waktu 2 sekon, sehingga periode gelombang :

Untuk menentukan cepat rambat gelombang dapat menggunakan rumus :

atau

Soal2
Getaran gempa merambat dengan kecepatan 75 km/s dengan frekuensi 30 Hz.
Tentukan panjang gelombang getaran gempa tersebut!
sumbersoal : Ulangan Harian IPA Fisika Kelas 8 SMP 2 Pegandon.
Pembahasan:

Soal3

Sebuah slinki yang diberi usikan membentuk gelombang longitudinal dengan laju 1
m/sekon. Jika dalam waktu 6 sekon terbentuk tiga rapatan dan tiga regangan,
tentukan :
a. Periode
b. Panjang gelombang
c. Frekuensi
sumbersoal : Ulangan Harian IPA Fisika Kelas 8 SMP 2 Pegandon.
Pembahasan:
Pada gambar terlihat ada 3 buah gelombang (1 gelombang = 1 rapatan dan 1
regangan) dengan v = 1 m/s.
a. Periode

b. Panjang gelombang

c. Frekuensi
alah satu ujung seutas kawat digetarkan harmonic oleh tangkai sehingga getaran tersebut
merambat ke kanan sepanjang kawat dengan cepat rambat 10 m/s. Ujung kawat mula-mula
digetarkan keatas dengan frekuensi 5 Hz dan amplitude 0,01 m. Tentukan :

a.) persamaan umum gelombang


b.) kecepatan dan percepatan partikel di titik x = 0,25 m pada saat kawat telah bergetar 0,1
sekon

c.) sudut fase dan fase gelombang di titik x = 0,25 m pada saat ujung kawat telah bergetar 0,1
sekon.

d.) Beda fase antara titik dengan x= 0,50 m dan x=0,75 m

Penyelesaian

Diketahui : v = 10 m/s, f = 5 HZ, A= 0,01 m

Ditanyakana :

a.) Y = ? ,

b.) Vp=? ap = ?, saat x = 0,25 m t = 0,1 s

c.) = ..? = ? , saat x = 0,25 m dan t = 0,1 s

d.) = ..? x = 0,5 m dan x= 0,75 m

Jawab

a.) Y = A sin (t kx), w = 2 f= 2. 5 = 10, = v/f = 20/5 = 2 m

k = 2/ = 2/2 =

Y = 0,01 Sin (10t x) = 0,01 Sin (10t x)

b.) Kecepatan partikel Vp = ? dan ap = ?

Vp = dy/dt = d(0,01 Sin (10t x)/dt

Vp = 0,01 . 10 Cos (10t -x) = 0,1 Cos (10x 0,1 0,25) = 0,1 Cos 0,75

= 0,1 Cos 135o = -0,05 2 m/s

ap = dvp/dt = d (0,1 Cos (100,1 0,25)/dt = 2 Yp

= -(10)2 x 0,01 Sin (10t x) = -2 sin 135o = -2 2 m/s2

c) p = (10t x) = 180o (100,1 0,25) = 180o (0,75) = 45o x 3 = 135o


= fase gelombang = /360o = 135o/360o = 3/8

d) = x/ = 0,75 0,50/2 = 1/8

Gelombang berjalan :

1. Ciri dari gelombang berjalan adalah

2. salah satu ujung seutas kawat digetarkan harmonic oleh tangkai sehingga getaran
tersebut merambat ke kanan sepanjang kawat dengan cepat rambat 10 m/s. Ujung
kawat mula-mula digetarkan keatas dengan frekuensi 5 Hz dan amplitude 0,01 m.
Tentukan persamaan umum gelombang

Jawaban :

1. gelombang yang memiliki amplitudo yang tetap setiap saat disebut


gelombang berjalan

2. a.) Y = A sin (t kx), w = 2 f= 2. 5 = 10, = v/f = 20/5 = 2 m

k = 2/ = 2/2 =

Y = 0,01 Sin (10t x) = 0,01 Sin (10t x)

Gelombang Berjalan :

1. Seutas dawai mempunyai panjang 0,6 meter. Jika tegangan dawai diatur sedemikian
sehingga kecepatan gelombangnya 120 m/s, maka frekuensi dasarnya adalah .
2. Gelombang stasioner di bagi menjadi

Jawaban :

1. Panjang dawai (L) = 0,6 meter


Kelajuan gelombang (v) = 120 m/s.
Ditanya :
Frekuensi dasar (f1) ?
Jawab :
Rumus frekuensi dasar (f1) gelombang stasioner atau gelombang berdiri di mana kedua
ujung dawai terikat :
f1 = v / 2L
Frekuensi dasar (f1) gelombang adalah :
f1 = 120 / (2)(0,6) = 120 / 1,2 = 100 hz
2. Gelombang stasioner dibagi menjadi dua, yaitu gelombang stasioner akibat pemantulan
pada ujung terikat dan gelombang stasioner pada ujung bebas.

Você também pode gostar